Você está na página 1de 8

Departemen Keperawatan Jiwa

ANALISIS JURNAL

OLEH
Kelompok 1

Nurul hijriahni rahman


Nur ridha sasmitha
Nurul oktaviana
Hasanuddin
Wahyuni

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIV


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019

ProfesiNers UIN AlauddinMakassar Kelompok I Angkatan XIV Tahun 2019


ANALISIS JURNAL

Judul Jurnal: Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik Terhadap Kemampuan


Mengontrol Marah Pada Pasien Dengan Perilaku Kekerasan Di
Ruang Melati Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB

Kata kunci : Terapi Relaksasi Autogenik, Kemampuan Mengontrol Marah


Penulis : I Made Eka Santosa, Yahya Ulumuddin

Telaah Step 1 (FokusPenelitian)


Problem
Perilaku marah merupakan salah satu jenis perilaku yang

dianggap sebagai perilaku dasar dan bersifat survival. Semua orang

dari semua budaya mempunyai perilaku marah namun marah yang

berlebihan dapat memperburuk kesehatan. Secara fisik perilaku

marah dan mudah tersinggung dapat menyebabkan masalah kesehatan

diantaranya insomnia, melemahnya sistem imun, diabetes, hipertensi

serta jantung. Marah pada kasus yang lebih parah terutama pada

penderita hipertensi, dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah

hingga kematian mendadak (Aditya, 2013; Gemilang, 2013)

Menurut Triantoro (2012) bahaya marah dijelaskan oleh para

ahli psikologi antara lain dapat dilihat dari tiga perspektif. Pertama,

bahaya fisiologis dari aspek medis menurut para ahli, marah dan

kekecewaan akan mempengaruhi kesehatan seseorang.Kedua

disamping melemahkan jasmani, marah juga berimplikasi negatif dari

segi psikologis. Marah akan menciptakan berbagai akibat psikologis

yang membahayakan.Ketiga marah pada seseorang dapat

mengakibatkan biaya sosial yang sangat mahal baginya. Watak

pemarah menyebabkan hubungan disharmonis, seperti putusnya

hubungan dengan orang yang dicintai, putusnya persahabatan,

ProfesiNers UIN AlauddinMakassar Kelompok I Angkatan XIV Tahun 2019


kehilangan pekerjaan bahkan sampai penganiayaan dan pembunuhan

karena ujung dari kasus marah.


Intervensi Tehnik yang dapat dilakukan untuk mengurangi prilaku
kekerasan diantaranya adalah tekhnik relaksasi, alasannya adalah
jika melakukan kegiatan dalam kondisi dan situasi yang relaks,
maka hasil dan prosesnya akan optimal. Relaksasi merupakan upaya
untuk mengendurkan ketegangan jiwa. Salah satu cara terapi
relaksasi adalah terapi autogenik. Autogenik memiliki makna
pengaturan sendiri. Autogenik merupakan salah satu contoh dari
tekhnik relaksasi yang berdasarkan konsentrasi pasif dengan
menggunakan persepsi tubuh (misalnya, tangan merasa hangat dan
berat) yang difasilitasi oeh sugesti diri sendiri (Setter, 2002 dalam
Subagio, Adi., 2013)
Comparison Tidak ada intervensi pembanding dalam penelitian tersebut

intervensi

Outcome Setelah diberikan terapi Relaksasi autogenik, responden yang


sebelumnya tidak mampu mengikuti perintah dari perawat,
perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik,
sulit berkomunikasi dengan orang lain, rasa ingin marah masih
belum bisa di kontrol, merasa kesepian menjadi sedikit bisa
berkomunikasi dengan orang lain tetapi responden terkadang masih
terlihat marah dan kemampuan responden dalam merespon dalam
pemberian terapi
Kemampuan mengontrol marah pada responden pasien perilaku
kekerasan sebelum diberikan terapi relaksasi autogenik terdapat
respon positif sebanyak 10 responden (50%) dan respon negatif 10
responden (50%). Setelah diberikan terapi relaksasi autogenik
terdapat perubahan kemampuan mengontrol marah menjadi respon
positif sebanyak 16 responden (80%) dan respon negatif 4 responden
(20%). Terjadi perubahan kemampuan responden ke arah yang
positif.

ProfesiNers UIN AlauddinMakassar Kelompok I Angkatan XIV Tahun 2019


Dari hasil uji analisa data menggunakan uji paired samples t test
yang didapatkan adalah nilai p value = 0,000. Dengan p-value <0,05
maka H0 ditolak sehingga ada pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik
terhadap kemampuan mengontrol marah pada pasien dengan perilaku
kekerasan di Ruang Melati Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB.

Telaah Step 2 (Validitas)

Recruitment Populasi pada pasien perilaku kekerasan dalam penelitian


ini berjumlah 163 pasien dari bulan Januari sampai bulan Maret
2017 di Ruang Melati Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 responden dengan
pasien perilaku kekerasan sesuai dengan kriteria inklusi di Ruang
Melati Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik Nonprobability sampling dengan sampling
insidental.
PenelitianQuasi Eksperiment dengan menggunakan one
group pre test-post test design
Maintenance Kelompok responden mendapatkan perlakuan berupa terapi
relaksasi autogenik selama 20 menit perhari yang diberikan 3
hari berturut-turut setiap hari. Setelah itu dilakukan pengukuran
kemampuan mengontrol marah.
Measurement Instrument menggunakan lembar observasi, analisa data
menggunakan Uji Paired Samples T-Test.

Telaah Step 3 (Aplikabilitas) :

Teknik relaksasi memiliki manfaat bagi pikiran kita, salah satunya untuk
meningkatkan gelombang alfa (α) di otak sehingga tercapailah keadaan rileks,
peningkatan konsentrasi serta peningkatan rasa bugar dalam tubuh. di Ruang Melati
RSJ Mutiara Sukma Mataram dengan. Ada pengaruh pemberian therapi autogenik

ProfesiNers UIN AlauddinMakassar Kelompok I Angkatan XIV Tahun 2019


terhadap kemampuan mengontrol marah pada pasien RPK di Ruang Melati RSJ
Mutiara Sukma Mataram

Kelebihan:

1. Pembahasaan dijelaskan secara rinci


2. Termasuk jurnal yang baik yang mempunyai abstrak, pendahuluan, metode,
hasil dan pembahasan, kesimpulan serta daftar pustaka
3. Abstrak jelas, sehingga dengan membaca abstraknya saja pembaca dapat
mengetahui hasil dari penelitian tersebut
Kekurangan:

1. Tidak menjelaskan tahapan-tahapan proses terapi autogenik

ProfesiNers UIN AlauddinMakassar Kelompok I Angkatan XIV Tahun 2019


LANGKAH-LANGKAH RELAKSASI AUTOGENIK
1. Persiapan klien

Menurut Saunders (2007) ada tiga posisi dasar dalam melakukan relaksasi
autogenik yaitu duduk di kursi, menyandar di atas kursi, atau berbaring di
lantai. Pada posisi berbaring prinsipnya sama dengan dengan yang
dikemukakan dalam National Safety Council (2004) memungkinkan gravitasi
untuk mendukung . Posisi tidur merupakan posisi tubuh terbaik melakukan
relaksasi autogenik :
a) Sebaiknya dengan berbaring dilantai berkarpet atau tempat tidur
b) Kedua tangan disamping tubuh dan telapak tangan menghadap ke atas dan
tungkai lurus sehingga tumit di permukaan lantai
c) Bantal tipis diletakkan dibawah kepala atau lutut menyangga dan punggung
lurus.

2. Konsentrasi dan kewaspadaan


a. Ketika pertama kali melakukan latihan ini yang akan dirasakan adalah bahwa
pikiran menerawang ke hal-hal yang tampaknya lebih penting
b. Konsentrasi dalam latihan ini adalah hanya disini dan untuk saat ini, terutama
dalam keadaan tubuh saat itu.
c. Jika pada awalnya menemukan pikiran lain yang berusaha mengalihkan pikiran
tersebut, kemudian fokuskan kembali pikiran pada kewaspadaan tersebut.
(National Safety Counsil, 2004)
3. Fase Relaksai Autogenik
Latihan ini diawali dengan menarik nafas dalam dengan cara:
a. Memejamkan mata dan bernafas dengan pelan (menarik nafas melalui hidung
dan keluarkam melalui mulut)
b. Irama yang konstan dapat dipertahankan dengan menhitung dalam hati dan
lambat setiap inhalasi (“hirup, dua, tia”) dan ekshalasi (“hembuskan, dua, tiga”)
c. Pada saat perawat mengajarkan tehnik ini, akan sangat membantu bila
menhitung dengan keras bersama klien pada awalnya.

ProfesiNers UIN AlauddinMakassar Kelompok I Angkatan XIV Tahun 2019


d. Ulangi prosedur 3-5 kali (Saunders, 2006).

Setelah nafas dalam, maka dilanjutkan untuk masuk enam fase relaksasi

autogenik (Shinozaki et al, 2010 ; Saunders, 2006).

Fase Fokus Kalimat sugesti


1 Sensasi berat melalui tangan dan a. Lengan dan tangan kananku terasa
kaki dimulai dari tangan dan kaki berat 1x
yang dominan b. Lengan dan tangan kiriku terasa
berat 1x
c. Kaki dan tungkai kananku terasa
berat 1x
d. Kaki dan tungkai kiriku terasa berat
1x
e. Lengan dan tungkaiku terasa berat
1x
2 Sensai Hangat melalui tangan dan a. Lengan dan tangan kananku terasa
kaki dimulai dari tangan dan kaki hangat 1x
yang dominan b. Lengan dan tangan kiriku terasa
terasa hangat 1 x
c. Kaki dan tungkai kananku terasa
hangat 1x
d. Kaki dan tungkai kiriku terasa
hangat 1 x
e. Lengan dan tungkai terasa hangat
1x
3 Sensasi hangat dan rileks area a. Jantungku terasa hangat 5x
jantung b. Denyut jantungku terasa hangat
dan rileks 5x
c. Denyut jantungku pelan dan rileks
5x
4 Sensai rileks pada pernafasan a. Nafasku pelan dan rileks 5x

ProfesiNers UIN AlauddinMakassar Kelompok I Angkatan XIV Tahun 2019


b. Nafasku tenang dan nyaman 5x
5 Sensasi hangat pada abdomen
a. Perutku terasa tenang dan rileks 5x

6 Sensasi dingin pada kepala a. Kepalaku terasa dingin 5x


b. Keseluruhan tubuhku tenang dan
rileks

ProfesiNers UIN AlauddinMakassar Kelompok I Angkatan XIV Tahun 2019

Você também pode gostar