Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A
DENGAN MASALAH UTAMA : HALUSINASI DENGAR
DIRUANG VIII ( IRAWAN)
RSJD Dr.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
Oleh:
SUHARTI
1008051
SEMARANG
2011
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. A
DENGAN MASALAH UTAMA : HALUSINASI DENGAR
DIRUANG VIII ( IRAWAN)
RSJD Dr.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
a. Nama : Tn. A
b. Umur : 27 tahun
c. Jenis kelamin : laki-laki
d. Alamat : Ds. Dracik Rt. 04/03 proyo selatan Batang
e. Pekerjaan : Tidak bekerja
f. Pendidikan : SMK
g. Diagnosa medis :
Identitas Penaggung jawab:
a. Nama : Tn. R
b. Umur :-
c. Alamat : Ds. Dracik Rt. 04/03 proyo selatan Batang
d. Pekerjaan : Karyawan Swasta
e. Hubungan : Kakak ipar
Ruang rawat : VIII ( Irawan )
Tanggal Masuk : 07 April 2011
Tangal Pengkajian : 18 April 2011
2. Alasan masuk
Tn.A mengamuk, dan merusak barang, ngomong sendiri
3. Faktor predisposisi dan presipitasi
a. Faktor predisposisi
1) Keluarga mengatakan Sdr. A pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya dan pernah dirawat di Sp.Kj purbalingga.
2) Keluarga dan Sdr. A mengatakan tidak pernah mengalami
penganiayaan fisik dan seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga
dan tindakan kriminal.
3) Klien dan keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang
mengalami gangguan jiwa.
b. Faktor presipitasi
1) Sdr. A mengatakan ada yang mengajak ngomong terus, sumber suara
dari hati.
MK: Halusinasi dengar
4. Pengkajian fisik
a. Tanda-tanda vital tanggal 18 april 2011
TD: 110/70 mmHg
HR: 80 x/ menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36, 8oC
Tanda-tanda vital tanggal 19 april 2011
TD: 110/70 mmHg
HR: 80 x/ menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36, 5oC
Tanda-tanda vital 20 april 2011
TD: 120/80 mmHg
HR: 80 x/ menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36oC
b. Ukuran:
TB: 165 cm
BB: 50 kg
c. Sdr. A mengatakan tidak ada keluhan penyakit apapun yang dirasakan
selama klien dirawat di RSJD Amino Gondohutomo. Pernah merasa kaku
pada mulutnya (tidak bisa menutup,namun sebentar sudah sembuh)
d. Pemeriksaan fisik (Head to toe):
Kepala :Rambut pendek, warna hitam, bersih, tidak ada jejas dan
nyeri tekan.
Mata :Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, bola mata
berwarna hitam.
Hidung :Bersih, simetris kanan kiri, tidak ada jejas dan
pengeluaran cairan dari hidung.
Mulut : Bersih dan tidak ada jejas.
Thorax :Pengembangan dada simetris ka=ki, palpasi:
pengembangan dada simetris ka=ki, perkusi: sonor dan
suara nafas vesikuler
Jantung : Ictus cordis tak tampak, terdengar bunyi S1 dan S2
murni.
Abdomen :Cekung, timpani dan tidak ada nyeri tekan dan tidak
ada masa
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas atas : CR= < 2 detik. Tidak terdapat kelemahan.Kekuatan
otot: 5/5 dan 5/5.
Ekstremitas bawah : CR= < 2 detik. Tidak terdapat kelemahan.Kekuatan
otot: 5/5 dan 5/5.
Integumen : tidak ada jejas dimanapun, turgor kulit < 2 detik dan
kulit lembap.
5. Pengkajian psikososial
a. Genogram
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: hubungan perkawinan
: anak
: sudah meninggal
: klien
Lab klinik:
Diabetes
Glukosa: 92 mg/ dl (76-110)
Faal ginjal
Ureum: 12 mg/ dl (10-50)
Creatinin: 0,86 mg/ dl (0,50,-1,40)
Uric acid: 4,9 mg/ dl (2,5-7,0)
Faal hati
SGOT: 15,9 U/ L (0,0 – 33,0)
SGPT: 19,6 U/ L (0,0-46,0)
Total Protein: 6,5 g/ dl (6,4-8,3)
Albumin: 3,9 mg/ dl (3,4-4,8)
Globulin: 2,5 mg/ dl (3,0-3,5)
Lemak
Cholesterol: 130 mg/ dl (130-200)
Trigliserida: 53 mg/ dl (0-200)
B. ANALISA DATA
No. Data Masalah TTD
1. Data Subyektif: Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan harti
Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lingkungan
lain karena dianggap ngomong sendiri, ingin
mengacak-acak lingkungannya.
Data Obyektif:
Sdr. A tampak sedikit tegang, dan gelisah, banyak
bergerak
2. Data Subyektif: Gangguan persepsi sensori: Halusinasi dengar harti
Sdr. A mengatakan kalau setiap saat sering
mendengar suara – suara yang menyuruhnya untuk
berbuat baik seperti sholat, terkadang menyuruh
hal-hal buruk dan suara yang tidak sopan. Suara
tersebut biasanya didengar ± 3x/ hari.
Data Obyektif:
Klien bersikap seperti mendengar atau melihat
sesuatu
Sdr. A terkadang tampak senyum-senyum sendiri
selama proses wawancara berlangsung. Dan
mengatakan suara itu dari hati
3. Data Subyektif: Menarik Diri harti
Keluarga mengatakan Sdr. A selama dirumah
mempunyai teman dekat tetapi tidak menjadi tempat
untuk berkeluh kesah selama ada masalah. Dan
Keluarga mengatakan apabila Sdr. A ada masalah
dia cenderung memendamnya dan jarang bercerita
dengan teman lain. Sdr. A mengatakan apabila saya
mempunyai masalah saya tidak mau
membicarakannya dengan orang lain karena saya
merasa enggan dan tidak enak.
Keluarga mengatakan setelah Sdr. A sakit Sdr. A
menjadi suka menyendiri dikamar yang cenderung
gelapan, jarang berbicara dengan orang lain kecuali
kalau ada keperluan dan menghabiskan waktu
luangnya untuk tiduran dikamar tersebut.
Setelah Sdr. A sakit Sdr. A menjadi tertutup untuk
berhubungan dengan orang lain.
Sdr. A mengatakan apabila dia mendengar suara-
suara tersebut dia lebih suka menyendiri untuk
menghilangkan suara-suara tersebut.
Tn. A mengatakan tidak berdaya jika suara-
suara itu muncul, klien malu bertemu dan
berhadapan dengan orang lain
Data Obyektif:
Sdr. A selama diruangan cenderung menyendiri,
diam, jarang ngobrol dengan teman lain.
Sdr. A bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri.
Serasi yang ditunjukkan dengan klien berespon saat
diajak humor ketika wawancara berlangsung.
C. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
2. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi dengar
3. Menarik diri
D. PATWAYS
Menarik diri
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUK 3 : 3.1 Setelah 3x interaksi klien 3.1 Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang
Klien dapat menyebutkan tindakan dilakukan jika terjadi halusinasi
mengontrol yang biasanya dilakukan (tidur,marah,menyibukkan diri dll)
halusinasinya untuk mengendalikan 3.2 Diskusikan cara yang digunakan klien
halusinasinya. Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian
3.2 Setelah 3x interaksi klien Jika cara yang diogunakan maladaptif
menyebutkan cara baru diskusikan kerugian cara tersebut
mengontrol halusinasi 3.3 Diskusikan cara baru untuk memutus atau
3.3 Setelah 3x interaksi klien mengontrol timbulnya halusinasi :
dapat memilih dan Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata
memperagakan cara (saya tidak mau mendengar pada saat
mengatasi halusinasi halusinasi terjadi)
dengar Menemui orang lain (perawat/teman/anggota
3.4 Setelah 3x interaksi klien keluarga) untuk menceritakan halusinasinya
melaksanakan cara yang Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan
telah dipilih untuk sehari-hari yang telah disusun
mengendalikan Meminta keluarga atau teman atau perawat
halusinasinya menyapa jika sedang berhalusinasi
3.5 Setelah 3x pertemuan klien 3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan
mengikuti terapi aktivitas dan latih untuk mencobanya
kelompok 3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang
dipilih dan dilatih
3.6 Pantau pelaksanaan yang telah dipilih atau dilatih,
jika berhasil beri pujian
3.7 Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas
kelompok, orentasi realita, stimulasi persepsi
TUK 4 : 4.1 Setelah 3x pertemuan 4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan
Klien dapat keluarga, keluarga (waktu,tempat dan topik)
dukungan dari menyatakan setuju untuk 4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan
keluarga dalam mengikuti pertemuan keluarga/kunjungan rumah)
mengontrol dengan perawat Pengertian halusinasi
halusinasi 4.2 Setelah 3x interaksi Tanda dan gejala halusinasi
keluarga menyebutkan Proses terjadinya halusinasi
pengertian, tanda dan Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga
gejala, proses terjadinya untuk memutus halusinasi
halusinasi dan tindakan Obat-obatan halusinasi
untuk mengendalikan Cara merawat anggota keluarga yang
halusinasi halusinasi dirumah (beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri, makan bersama, bepergian
bersama, memanta7u obat-obatan, dan cara
pemberiaannya untuk mengaatasi halusinasi
Beri informasi waktu kontrol kerumah sakit
dan bagaimana cara mencari bantuan jika
halusinasi tidak dapat diatasi dirumah
TUK 5: 5.1 Setelah 3x interaksi 5.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan
Klien dapat menyebutkan : kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis,
memanfaatkan Manfaat minum obat cara, efek terapi dan efek samping penggunaan
obat dengan baik Kerugian tidak minum obat
obat 5.2 Pantau klien saat penggunaan obat
Nama, warna, dosis, 5.3 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan
efek terapi dan efek benar
samping obat 5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
5.2 Setelah 3x interaksi klien konsultasi dengan dokter
mendemonstrasikan 5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter
penggunaan obat dengan atau perawat jika terjadi hal-hal yang tidak
benar diinginkan
5.3 Setelah 3x interaksi klien
menyebutkan akibat
berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter
G. CATATAN KEPERAWATAN
Jam/ Tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Tanda
tangan
18/ 04/ 2011 Gg. Persepsi sensori: Kolaborasi: S: harti
07.30 WIB Halusinasi dengar Obat: Klien mengatakan nama saya A nama
CPZ: 2x100mg panggilan terserah: F atau A atau R boleh. Asal
10.00 WIB HLP: 2x2,5mg saya dari batang. Klien mapu mengulangi
THP: 2x2 mg nama panggilan perawat dan asal institusi
SP1P: perawat. Klien mangatakan setiap saat sering
1. Membina hubungan saling mendengar suara-suara yang menyuruhnya
percaya kepada klien: untuk berbuat yang baik,seperti sholat,
Memperkenalkan nama terkadang menyuruh hal yang jahat, dan
perawat menyurh hal yang tidak sopan, suara itu
Nama panggilan perawat biasnya muncul saat klien sendirian dan klien
Asal institusi biasanya keluar mencari tempat yang sepi
untuk menghilangkan suara-suara tersebut.
Tujuan interaksi
Kadang suara itu muncul lama, terkadang
Menunjukkan sikap empati
hanya sebentar, Klien mengatakan mau
kepada klien selama interaksi
melakukan cara untuk menolak halusinasi
2. Membuat kontrak waktu untuk
karena klien ingin segera untuk
interaksi
menghilangkannya
3. Membantu pasien mengenal
O:
halusinasi, frekuensi terjadinya
Klien mau menyebutkan namanya, mau
halusinasi, waktu terjadinya
berjabat tangan, klien duduk bersampingan
halusinasi, hal yang dilakukan
10.00 WIB dengan perawat, tampak sedikit tegang, dan
klien ketika halusinasi terjadi.
gelisah, banyak gerak selama interaksi, klien
4. Menjelaskan cara-cara
terkadang senyum-senyum sendiri ketika
mengontrol halusinasi
interaksi, afek tumpul (klien berespon ketika
5. Mengajarkan klien untuk
diajak bercanda perawat), kontak mata klien
control halusinasi dengan cara
menolak halusinasi/ tidak dapat dipertahankan ketika interaksi.
menghardik.
6. Menciptakan lingkungan yang A:
tenang untuk istirahat klien Klien mampu menjalin hubungan saling
7. Membuat kontrak waktu yang percaya kepada perawat
akan datang (SP2P), tujuan Klien mampu mengenali halusinasinya
interaksi, tempat interaksi. dengan cara klien menyebutkan jenis
halusinasi, ferkuensi terjadinya halusinasi,
waktu terjadinya halusinasi dan cara yang
dilakukan klien ketika halusinasi terjadi,
klien tidak menolak ketika akan diajari cara
untuk mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik.
Klien belum mampu mempertahankan
kontak mata ketika interaksi.
P:
1. Perawat:
Validasi BHSP pada klien
Ajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara kedua : bercakap-cakap
dengan orang lain
2. Klien:
Ingat nama panggilan perawat diinteraksi
selanjutnya pada waktu yang telah
disepakati
Ingat jenis halusinasi yang dialami klien
19/ 04/ 2011 Gg. Persepsi sensori: Kolaborasi: S: harti
07.30 WIB Halusinasi dengar Obat: Klien mengatakan jika ada suara-suara itu
CPZ: 2x100mg muncul langsung mencari teman untuk diajak
HLP: 2x2,5mg mengobrol, dan mengatakan pikirannya
THP: 2x2 mg bingung dan ingin pulang tidak kerasan di RS
10.30 WIB SP2P: ini karena seperti dikekang tidak bisa bebas
1.Membina hubungan saling seperti dirumah. Klien mengatakan masalah
percaya kepada klien: yang sekarang saya rasakan adalah saya sering
Mengingatkan kembali nama mendengar suara-suara dari hati yang gak tentu
11.00 WIB perawat datangnya. Klien mengatakan mau melakukan
Nama panggilan perawat cara untuk mengusir suara-suara yang muncul.
Asal institusi O:
Tujuan interaksi Klien mau berjabat tangan dengan perawat,
Menunjukkan sikap empati klien mau duduk sampingan dengan
kepada klien selama interaksi perawat, klien tampak bingung, gelisah dan
2. Mengingatkan kontrak waktu tampak tidak fokus selama interaksi.
untuk interaksi yang sudah Klien tidak menolak cara untuk bercakap-
dijanjikan pada SP1P dan cakap dengan oraang lain.
tujuan interaksi A:
3. Melatih pasien mengontrol Klien mampu menjalin hubungan saling
halusinasi dengan cara kedua : percaya kepada perawat
bercakap-cakap dengan orang Klien mampu mempraktekkan cara untuk
lain mengontrol halusinasi yang diajarkan
4. Menciptakan lingkungan yang perawat.
tenang untuk istirahat klien P:
5. Membuat kontrak waktu yang 1. Perawat:
akan datang (SP3P), tujuan Validasi BHSP pada klien
interaksi, tempat interaksi Ajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara melaksanakan aktivitas
terjadwal
2. Klien:
Ingat nama panggilan perawat diinteraksi
selanjutnya pada waktu yang telah
disepakati
Ingat cara mengontrol halusinasi dengan
cara bercakap-cakap dengan orang lain
20/ 04/ 2011 Gg. Persepsi sensori: Kolaborasi: S: harti
O7.30 WIB Halusinasi dengar Obat: Klien mengatakan kegiatan setiap pagi adalah
CPZ: 2x100mg sholat terus olahraga, mandi, kemudian makan
00.08 WIB HLP: 2x2,5mg bersama, kemudian keluar ruangan sampai
THP: 2x2 mg dengan jam 11.30, makan siang, kemudian
SP3P: masuk ruangan untuk tidur, sore keluar
1. Memvalidasi hubungan saling sebentar kemudian makan dan masuk ruangan
percaya kepada klien: lagi. Klien mengatakan ingin cepet pulang,
Menanyakan kembali nama klien mengatakan perasaanya senang. Klien
perawat mengatakan tadi masih mendengar bisikan-
Nama panggilan perawat bisikan suara yang sering mangganggunya.
Asal institusi O:
Klien mau berjabat tangan dengan perawat,
Tujuan interaksi
klien mau duduk bersampingan dengan
Menunjukkan sikap empati
perawat, kontak mata klien tidak dapat
kepada klien selama interaksi
10.00 WIB dipertahankan, klien tidak menolak ketika
2. Menanyakan dan
diajak berdiskusi masalah halusiansinya dan
mengingatkan kontrak waktu,
klien sudah tidak tampak gelisah.
tempat dan tujuan untuk
A:
interaksi
3. Melatih pasien mengontrol Klien mampu menjalin hubungan saling
percaya
halusinasi dengan cara ketiga :
melaksanakan aktivitas Klien mampu menyebutkan jadwal
terjadwal kegiatan sehari-harinya
4. Menciptakan lingkungan yang P:
tenang untuk istirahat klien 1. Perawat:
5. Membuat kontrak waktu yang Validasi BHSP pada klien
akan datang (SP3P), tujuan Ajarkan pasien menggunakan obat secara
interaksi, tempat interaksi teratur
2. Klien:
Ingat nama panggilan perawat diinteraksi
selanjutnya pada waktu yang telah
disepakati
Ingat jenis aktivitas terjadwalnya.
21/04/2011 Gg. Persepsi sensori: Kolaborasi: S: harti
Jam 07.30 Halusinasi dengar Obat: Klien mengatakan baru melaksanakan
CPZ: 2x100mg sebagian jadwal kegiatannya karena jadwal
HLP: 2x2,5mg tersebut baru dibuat, sehingga belum bisa
THP: 2x2 mg dilakukan semua. Klien mengatakan sehari dia
SP4P: minum obat sehari 2 kali, yaitu pagi dan
1. Memvalidasi hubungan saling malam. Klien mengatakan senang karena
percaya kepada klien: diajari tentang tata cara minum obat dengan
Menanyakan kembali nama benar, yaitu benar obat, benar dosis, benar
perawat waktu, benar orang, benar cara minumnya.
Nama panggilan perawat Klien mengatakan sebisa mungkin tidak akan
Asal institusi putus obat sebelum diijinkan dari dokter.
Tujuan interaksi O:
Klien tampak menyebutkan obat-obatnya
Menunjukkan sikap empati
dengan benar: CPZ, HLP dan THP
kepada klien selama
A:
interaksi
2. Menanyakan dan Klien mampu menyebutkan jenis obat
dengan benar
mengingatkan kontrak waktu,
tempat dan tujuan untuk Klien belum mampu menyebutkan 5 benar
interaksi dalam meminum obat
3. Melatih pasien menggunakan P:
obat secara teratur 1. Perawat
4. Menciptakan lingkungan yang Validasi pelaksanaan minum obat klien
tenang untuk istirahat klien 2. Klien
Minum obat secara teratur dengan berpacu
pada 5 Benar