Você está na página 1de 8

Minggu, 27 Maret 2016

MAKALAH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (PP NO 33 TAHUN 2012)

MAKALAH
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
(PP NO 33 TAHUN 2012)

Disusun Oleh :
Nama : Irawati Ratnasari
Kelas : A 12.1
Nim : 1515009

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah ...........................................................1
1. 3 Tujuan ..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asi Eksklusif ...................................................3
2.2 Kebaikan Asi Dan Menyusui ............................................3
2.3 Manfaat Asi Untuk Bayi ..................................................5
2.4 Proses Terbentuknya Asi ..................................................5
2.5 PP Dalam Pemberian Asi Eksklusif .................................5
2.6 Tujuan Pemberian Asi Menurut PP ..................................8
2.7 Contoh Kasus Tentang Asi Eksklusif ...............................9
Dan Sanksi Bagi Yang Melanggar
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................8
3.2 Saran .................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN
1. 4 LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup,
produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak,
menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung
atau tidak langsung dari masalah izi berkurang.
Tidak ada perdebatan teoritis konsepsional di kalangan akademis atau para ahli tentang
manfaat ASI. Manfaat ASI tidak diragukan sehingga pada kondisi normal, menyusui adalah yang
terbaik bagi bayi. Beberapa perdebatan terkait ASI, diantaranya adalah tentang pendirian Bank
ASI, pendonor dan penerima ASI dengan agama yang berbeda, pembayaran bagi yang
menyusukan.
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 mengenai
Pemberian ASI Eksklusif telah disahkan. Ini tentu menjadi sebuah kabar gembira bagi para ibu,
khususnya ibu menyusui yang mendambakan dapat memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara
eksklusif kepada buah hati tercintanya. Pengesahan PP Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian
ASI eksklusif telah diputuskan 1 Maret 2012.
Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif, perlu dukungan berbagai pihak mulai dari
Pemerintah, Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota, Penyelenggara Pelayanan Kesehatan, Tenaga
Kesehatan, masyarakat serta keluarga terdekat ibu.
1. 5 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah peraturan pemerintah dalam pemberian Asi Eksklusif pada bayi.

1. 6 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pemberian asi eksklusif.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian asi ekslusif.
b. Mengetahui manfaat pemberian asi eksklusif pada bayi.
c. Mengetahui peraturan pemerintah dalam pemberian asi eksklusif pada bayi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.8 Pengertian Asi Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-
garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi
bayinya.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
eksklusif ini. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang
pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pada
tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI
eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.
2.9 Kebaikan Asi Dan Menyusui
ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:
a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.
Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk :
1) Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
2) Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan
mensintesa beberapa jenis vitamin.
3) Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
4) Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium,
magnesium.
c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan
pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus,
lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan
keuntungan bagi ibu, yaitu :
1) Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya.
2) Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi
perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.
3) Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian
keukuran sebelum hamil.
4) Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
5) Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan
kehamilan).
6) Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.
7) Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga
8) Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya.
9) Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi sebanyak
ketika mengalami menstruasi.
10) Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih
langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan.

2.10 Manfaat Asi Untuk Bayi


Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada
bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi
dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama
kehidupannya. Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi,
karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi.
Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI). Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan
bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat. ASI
disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk
sapi.
2.11 Proses Terbentuknya Asi
Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses laktasi mencakup :
1) Mammogenesis : Terjadi pertumbuhan payudara baik dari ukuran maupun berat dari payudara
mengalami peningkatan.
2) Laktogenesis :
 Tahap 1 (kehamilan akhir) : Sel alveolar berubah menjadi sel sekretoris
 Tahap 2 (hari ke-3 hingga ke-8 kelahiran) : Mulai terjadi sekresi susu, payudara menjadi penuh
dan hangat. Kontrol endokrin beralih menjadi autokrin.
3) Galaktopoiesis
4) Involution

2.12 PP Dalam Pemberian Asi Eksklusif


Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu
(ASI) Eksklusif, susu formula bayi adalah susu yang secara khusus diformulasikan sebagai
pengganti ASI untuk bayi sampai berusia 6 bulan.Susu formula bayi merupakan “makanan
khusus” yang dapat digunakan oleh bayi untuk menggantikan ASI atau disebut Pengganti ASI
(PASI). Susu formula atau susu botol merupakan susu sapi yang susunan nutrisinya diubah
menyerupai ASI hingga dapat diberikan kepada bayi tanpa menimbulkan efek samping.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa susu formula bayi merupakan pengganti
ASI dimana seharusnya ASI diberikan kepada bayi dari mulai lahir sampai berusia 6 bulan atau
yang dikenal sebagai ASI eksklusif.Menurut Pasal 6 PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian
Air Susu Ibu Eksklusif, setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada
bayi yang dilahirkannya.ASI Eksklusif merupakan pemberian ASI ibu kepada bayi dari mulai
bayi tersebut lahir sampai dengan usia 6 bulan. Sedangkan susu formula bayi seharusnya
diberikan setelah bayi berumur 6 bulan. Susu formula dapat diberikan kepada bayi dengan usia
dibawah 6 bulan jika ada pertimbangan tertentu. Dalam Pasal 7 PP No. 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif disebutkan bahwa, ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 tidak berlaku dalam hal terdapat: a. indikasi medis; b.ibu tidak ada; atau
c. ibu terpisah dari bayi. Atas dasar pertimbangan tersebut, Pasal 15 PP No. 33 Tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif menjelaskan bahwa, dalam hal pemberian ASI
Eksklusif tidak dimungkinkan berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,
bayi dapat diberikan susu formula bayi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, seharusnya bayi mendapatkan
ASI Eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, bukan diberikan susu formula.
Namun saat ini banyak ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan
menggantinya dengan susu formula bayi. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor, yaitu faktor
pekerjaan, faktor pendidikan / pengetahuan, factor pengiklanan susu formula, dan lain-lain.
Faktor pengiklanan susu formula di media masa dan media cetak dapat
menghambat program ASI Eksklusif di Indonesia. Hal ini dikarenakan promosi-promosi susu
formula tersebut mengakibatkan ibu cenderung memberikan susu formula dibandingkan dengan
ASI Eksklusif. Padahal dari segi komposisi pun jauh lebih baik ASI Eksklusif dari pada susu
formula. Dan buruknya lagi, iklan-iklan susu formula dapat ditemukan di fasilitas pelayanan
kesehatan seperti puskesmas dalam bentuk kalender, jam dinding, pengukur tinggi badan, poster
dan lain-lain. Bahkan terkadang ada tenaga medis yang memberikan dan mempromosikan susu
formula kepada ibu-ibu. Sedangkan promosi susu formulamdi fasilitas pelayanan kesehatan dan
oleh tenaga kesehatan tidak diperbolehkan dan sudah diatur dalam peraturan. Telah dijelaskan
dalam Pasal 17 ayat (1) PP No. 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, setiap tenaga kesehatan dilarang memberikan susu
formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI
Eksklusif kecuali dalam hal diperuntukkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15. Dalam Pasal
17 ayat (2) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif pun dijelaskan
bahwa, setiap tenaga kesehatan dilarang menerima dan/atau mempromosikan susu formula bayi
dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif.
Sedangkan untuk fasilitas pelayanan kesehatannya dijelaskan dalam Pasal
18 ayat (1) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif,
penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang memberikan susu formula bayi dan/atau
produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif kepada ibu bayi
dan/atau keluarganya, kecuali dalam hal diperuntukkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.
Dalam Pasal 18 ayat (2) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
pun dijelaskan bahwa, penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang menerima dan/atau
mempromosikan susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat
program pemberian ASI Eksklusif.
Jika tenaga kesehatan melanggar peraturan tersebut maka akan dikenakan
Pasal 29 ayat (1) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif, setiap tenaga kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17, Pasal 21 ayat (1), dan Pasal 23 ayat (1),
dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa: a.teguran lisan; b. teguran
tertulis; dan/atau c. pencabutan izin.
Dan jika fasilitas pelayanan kesehatan yang melanggar, maka akan dikenakan Pasal 29 ayat
(2) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, setiap penyelenggara
fasilitas pelayanan kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan, pengurus organisasi profesi di
bidang kesehatan serta produsen dan distributor susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya
yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), ayat (2),dan
ayat (4), Pasal 19, Pasal 21 ayat (1), Pasal 23 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4),Pasal 25 ayat (1) dan
ayat (2), serta Pasal 26 ayat (1) dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang
berupa: a. teguran lisan; dan/atau b.teguran tertulis.
Pemberian ASI EKSKLUSIF telah masuk ke dalam PP. No.33 tahun 2013 yang dilampirkan
dalam pasal 6 dan pasal 9, sebagai berikut :
Pasal 6
Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan Asi Eksklusif kepada bayi yang
dilahirkannya.
Pasal 9
1) Tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukan inisiasi
menyusu dini terhadap bayi yang baru lahir kepada ibunya paling singkat selama 1(satu) jam.
2) Inisiasi menyusu dini sebagaimana yang yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara
meletakkan bayi secara tengkurap didada atau diperut ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit
ibu.

2.13 Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Eksklusif Telah Diterbitkan Sejak 1 Maret 2012.
Tujuan PP tersebut adalah untuk :
1) Menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai
dengan berusia 6 (enam) bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya;
2) Memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya; dan
3) Meningkatkan peran dan dukungan Keluarga, masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah
terhadap pemberian ASI Eksklusif.

2.14 Contoh Kasus Tentang Asi Eksklusif Dan Sanksi Bagi Yang Melanggar
Contoh kasus :
Seorang Ny.R berumur 28 tahun datang ke klinik bidan A, Ny.R mengeluh bahwa 3 hari setelah
melahirkan ASi Ny.R tidak bisa keluar, dan Ny.R mengatakan payudaranya terasa sakit dan
mengeras. Karena Ny.R merasa kasihan terhadap anaknya kemudian Ny.R befikir ingin
memberikan susu formula terhadap bayinya.Ny.R bertanya kepada bidan di klinik bahwa ia ingin
memberikan susu formula kepada bayinya karena Asinya tidak keluar,dan bidan pun
memberikan izin Ny.R untuk memberikan susu formula kepada bayinya. Bidan A menawarkan
persediaan susu formula yang ada di klinik.
Sanksi :
1. Masyarakat akan memasang bendera hitam di depan rumah si bidan. Betapa malunya, bila nekat
diturunkan pangkatnya.
Bendera hitam itu dapat dimaknai sebagai noda yang mencoreng nama baik si bidan.
2. Sanksi itu diberikan bertahap dari teguran lisan, tertulis, hingga pencabutan izin (Bagian V,
Pasal 14).

BAB III
PENUTUP
3.3 KESIMPULAN
1) Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus diberikan pada bayi sampai
bayi berusia 6 bulan tanpa makanan pendamping.
2) Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi
umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan
cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.
3) Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 mengenai Pemberian ASI
Eksklusif telah disahkan. Ini tentu menjadi sebuah kabar gembira bagi para ibu, khususnya ibu
menyusui yang mendambakan dapat memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada
buah hati tercintanya. Pengesahan PP Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif
telah diputuskan 1 Maret 2012.

3.4 SARAN
1) Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang ASI dan menyusui
kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil tentang gizi dan perawatan payudara selama
masa kehamilan, sehingga produksi ASI cukup.
2) Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin, Posyandu di
dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan dan ibu
menyusui tentang ASI dan menyusui.
DAFTAR PUSTAKA
a. Jakarta.1997(Online)(http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/1377/1/BK1
997-Sept32.pdf diakses 10 Februari 2012)
b. Notoatmodjo, Soekidjo.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Pener
bit Rineka Cipta.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Republik Indonesia tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif
d. Roesli, Utami.2008. Inisiasi Menyusui Dini plus Asi Eksklusif. Penerbit Pustaka Bunda.

Você também pode gostar