Você está na página 1de 18

ALAT UKUR EVAPORASI DAN INFILTRASI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Rekayasa Hidrologi
Yang dibina oleh Bapak Tonny Hermawanto, ST.,MT.

Oleh :
Dhea Octa Ekadella (1722201005)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Oktober 2018
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah


memberikan rahmat dan karuniaNya pada saya. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Alat Ukur Evaporasi dan Infiltrasi”, untuk
memenuhi tugas matakuliah Rekayasa Hidrologi. Tidak lupa saya menyampaikan
terima kasih kepada.

1. Bapak Tonny Hermawanto selaku dosen pembina mata kuliah


Rekayasa Hidrologi.
2. Teman-teman Teknik Sipil angkatan 2017 atas kerjasamanya.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang
telah membantu demi terselesaikannya makalah ini dengan
lancar. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
kalian, amin.

Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan


yang terdapat di dalamnya, untuk itu saya sangat mengharapkan adanya kritikan
dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir
kata saya berharap semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca dan peneliti selanjutnya.

Blitar, 31 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iii
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB 2 ................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................ 2
I. Definisi Evaporasi ............................................................................................. 2
II. Alat Ukur Evaporasi dan Cara Kerjanya ................................................... 4
III. Devinisi Infiltrasi ........................................................................................... 9
IV. Alat Ukur Infiltrasi dan Cara Kerjanya ................................................... 10
BAB III............................................................................................................................. 13
PENUTUP.................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Proses Evaporasi .......................................................................................... 3


Gambar 2. 2. Panci Bundar Besar ..................................................................................... 5
Gambar 2. 3. Hook Gauge ................................................................................................. 6
Gambar 2. 4. Steel Well .................................................................................................... 6
Gambar 2. 5. Thermometer Air dan Thermometer Maximum / Minimum ....................... 7
Gambar 2. 6. Cup Counter Anemometer ........................................................................... 8
Gambar 2. 7. Penakar Hujan ............................................................................................. 8
Gambar 2. 8. Single Ring Infiltrometer ........................................................................... 11
Gambar 2. 9. Double Ring Infiltrometer ......................................................................... 11
Gambar 2. 10. Lysimeter ................................................................................................. 12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaporasi dan infiltrasi merupakan tahapan proses daur atau siklus hidrologi.
Evaporasi adalah proses penguapan air yang ada di permukaan bumi karena
adanya energi matahari. Sumbernya bisa bermacam-macam. Mulai dari perairan
di laut, danau, sungai, bahkan tanah. Titik-titik air ini berubah menjadi uap air dan
naik ke lapisan atmosfer.
Sedangkan infiltrasi adalah proses masuk atau terserapnya air hujan kedalam
tanah. Setelah air-air hasil presipitasi jatuh, tentu tidak semuanya langsung
mengarah ke dalam tanah, namun ada yang mengarah ke danau, sungai, atau
aliran air. Air-air tersebut kemudian akan kembali mengalami fase evaporasi, dan
terjadi daur hidrologi kembali.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evaporasi ?
2. Apa alat pengukur evaporasi dan bagaimana cara kerjanya ?
3. Apa yang dimaksud dengan infiltrasi ?
4. Apa alat pengukur infiltrasi dan bagaimana cara kerjanya ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi evaporasi.
2. Untuk mengetahui alat pengukur evaporasi dan juga cara kerjanya.
3. Untuk mengetahui definisi infiltrasi.
4. Untuk mengetahui alat pengukur infiltrasi dan juga cara kerjanya.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

I. Definisi Evaporasi
Evaporasi secara umum dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu: (1)
evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami, dan (2)
evaporasi yang dimaknai dengan proses penguapan yang timbul akibat diberikan
uap panas (steam) dalam suatu peralatan. Evaporasi dapat diartikan sebagai proses
penguapan daripada liquid (cairan) dengan penambahan panas (Robert B. Long,
1995).

Daur hidrologi dimulai dengan adanya evaporasi. Evaporasi adalah proses


penguapan air yang ada di permukaan bumi karena adanya energi matahari.
Sumbernya bisa bermacam-macam. Mulai dari perairan di laut, danau, sungai,
bahkan tanah. Titik-titik air ini berubah menjadi uap air dan naik ke lapisan
atmosfer.

Evaporasi adalah proses berpindahnya air dari permukaan tanah dan air
menjadii uap air atau gas ke atmosfer. Evaporasi air melalui stomata daun adalah
transpirasi, sedangkan evapotranspirasi terjadi pada lahan atau perairan yang
tertutup vegetasi.

Dalam daur atau siklus hidrologi, air akan selalu mengalami perputaran dan
juga perubahan wujud atau bentuk selama siklus hidrologi tersebut berlangsung.
Air akan mengalami gerakan dan juga perubahan wujud secara berkelanjutan.
Perubahan- perubahan ini meliputi wujud cair, gas, dan juga padat. Ada hal yang
sangat penting yang berpengaruh terhadap keberlangsungannya siklus hidrologi
ini, yakni sinar matahari.

Evaporasi mengubah air berwujud cair menjadi air yang berwujud gas
sehingga memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi
panas matahari (misalnya saat musim kemarau), jumlah air yang menjadi uap air
dan naik ke atmosfer bumi juga akan semakin besar.

2
Panas, yaitu energi, harus hadir untuk terjadinya penguapan. Ini adalah energi
yang memecah ikatan molekul air yang bergabung. Hal ini menjelaskan mengapa
air menguap dengan mudah saat mencapai titik didih daripada titik beku, tingkat
penguapan sangat lambat.

Penguapan terjadi ketika tingkat penguapan lebih tinggi dari tingkat


penguapan. Ketika tingkat penguapan dan tingkat penguapan ini sama, saturasi
terjadi. Tingkat kelembaban di udara biasanya pada 100% selama saturasi.
Kondensasi, yang merupakan kebalikan dari penguapan, terjadi ketika jumlah
udara yang jenuh didinginkan di luar titik embun. Titik embun mengacu pada
suhu di mana udara didinginkan di bawah tekanan terus menerus sehingga
menjadi jenuh penuh dengan air. Sebagai soal fakta penguapan ekstrak panas dari
atmosfer. Itu menjelaskan efek pendinginan yaitu penguapan air dari kulit pada
tubuh manusia.

Penelitian menunjukkan bahwa laut, sungai, danau, dan samudra berkontribusi


sekitar 90% dari kelembaban atmosfer melalui penguapan sedangkan transpirasi
dari tanaman memberikan kontribusi 10%. Hanya sedikit dari uap memasuki
atmosfer melalui sublimasi. Sublimasi adalah proses di mana air berubah dari
bentuk padat, yaitu es, menjadi gas/uap.

Gambar 2. 1. Proses Evaporasi

3
II. Alat Ukur Evaporasi dan Cara Kerjanya
Proses evaporasi sebenarnya terdiri dari dua peristiwa yang berkelanjutan,
yaitu :
a. Interface evaporation yaitu transformasi dari air menjadi uap air yang
berada di permukaan air.
b. Vertical Vaportransfer yaitu pemindahan udara yang kenyang uap air dari
interfaceke atmosfer. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan adalah
kelembabanudara, tekanan udara, kecepatan angin, lama penyinaran
matahari, temperatur air,kedalaman air, luas permukaan air, kualitas air,
topografi, dan iklim.

Besarnya nilai evaporasi dapat diperoleh baik dengan cara pengukuran


langsungmaupun secara empiris. Pengukuran langsung dilakukan dengan
menggunakan alat-alat pengukur evaporasi. Sedangkan perhitungan evaporasi
secara empiris dengan menggunakan model rumus yang ditemukan oleh para ahli
hidrologi / meteorologi. Salah satu rumus empiris yang cukup populer dan
seringdigunakan adalah rumus Thornweite.

Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas


permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang
sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya.
Pengukuran evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan
perlengkapan sebagai berikut :

1. Panci Bundar Besar


Terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karat. Panci ini mempunyai garis
tengah 122 cm dan tingginya 25,4 cm.

4
Gambar 2. 2. Panci Bundar Besar

2. Hook Gauge
Suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci.
Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara
pembacaannya berlainan. Untuk jenis cassella, terdiri dari sebuah batang
yang berskala, dan sebuah sekrup yang berada pada batang tersebut,
digunakan untuk mengatur letak ujung jarum pada permukaan air dalam
panci. Sekrup ini berfungsi sebagai micrometer yang dibagi menjadi 50
bagian. Satu putaran penuh dari micrometer mencatat perubahan ujung
jarum setinggi 1 mm. Hook gauge buatan Perancis mempunyai micrometer
yang dibagi menjadi 20 bagian. Dalam satu bagian menyatakan perubahan
tinggi jarum 0,1 mm, berarti untuk satu putaran penuh, perubahan tinggi
jarum sebanyak 2mm

5
Gambar 2. 3. Hook Gauge

3. Still Well
Bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan
mempunyai 3 buah kaki. Pada tiap kaki terdapat skrup untu menyetel/
mengatur kedudukan bejana agar letaknya horizontal. Pada dasar bejana
terdapat sebuah lubang, sehingga permukaan air dalam bejana sama tinggi
dengan permukaan air dalam panci. Bejana digunakan selain untuk tempat
meletakkan hook gauge, juga membuat permukaan air dalam bejana
menjadi tenang dibandingkan dengan pada panci, sehingga penyetelan
ujung jarum dapat lebih mudah dilakukan.

Gambar 2. 4. Steel Well

6
4. Thermometer Air dan Thermometer Maximum / Minimum
Thermometer air merupakan jenis thermometer biasa yang dipasang tegak
dengan menggunakan klem. Letak bola thermometer di bawah permukaan
air. Dengan demikian suhu air dapat diketahui hanya pada waktu
dilakukan pembacaan. Floating maximum dan minimum thermometer
digunakan untuk mencatat suhu maximum dan minimumair yang terjadi
dalam 24 jam. Pada umumnya alat ini terdiri dari sebuah pipa gelas yang
berbentuk huruf U dengan dua buah bola pada kedua ujungnya.
Thermometer dipasang pada rangka baja non magnetis yang terapung
sdikit di bawah permukaan air oleh pelampung aluminium. Kedua bola
thermometer dilindungi terhadap radiasi. Indeks dibuat dari gelas dengan
sumbu besi dan mempunyai pegas sehingga dapat dipengeruhi gaya
magnet. Suhu maximum ditunjukkan oleh kanan index dalam tabung atas.
Suhu minimum ditunjukkan oleh ujung kanan indeks dalam tabung bawah.
Magnet batang digunakan untuk menyetel kedudukan index setelah suhu
dibaca

Gambar 2. 5. Thermometer Air dan Thermometer Maximum / Minimum

5. Cup Counter Anemometer


Alat ini dipasang sebelah selatan dekat pusat panci, dengan mangkok-
mangkoknya sedikit lebih tinggi. Terutama sekali digunakan untuk
mengukur banyaknya angin selama 24 jam.

7
Gambar 2. 6. Cup Counter Anemometer

6. Pondasi / Alas
Dibuat dari kayu dicat sehingga tahan terhadap cuaca dan rayap. Bagian
ata kayu dicat putih untuk mengurngi penyerapan radiasi sinar matahari.

7. Penakar hujan biasa


Untuk memperoleh data curah hujan, yang digunakan dalam menentukan
penguapan pada hari-hari hujan. Penakar hujan dipasang +2m dari
evaporimeter.

Gambar 2. 7. Penakar Hujan

8
III. Devinisi Infiltrasi
Infiltrasi dapat diartikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui
permukaan tanah. Banyaknya aisr yang masuk ke dalam tanah selama waktu
tertentu disebut laju infiltrasi. Laju infiltrasi akan menurun sesuai dengan lamanya
waktu infiltrasi berlangsung, dan setelah waktu tertentu jumlah air yang masuk
kedalam tanah akan konstan, pada saat itu berarti kapasitas infiltrasi telah tercapai.

Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum pada saat tanah jenuh air.
Kondisi tersebut dapat tercapai pada saat air yang diberikan melenihi kemampuan
resapan tanah. Kapasitas infiltrasi bersifat dinamis yang dapat berubah-ubah
sebagai respon terhadap perubahan-perubahan penutupan vegetasi, suhu, dan
pengelolaan hutan (Lee, 1990).

Kapasitas infiltrasi dapat berubah dari waktu ke waktu. Beberapa faktir internal
dan eksternal yang berpengarruh terhadap kapasitas infiltrasi adalah :

1. Factor yang mempengaruhi air untuk tetap tinggal disuatu tempat sehingga
air mendapat kesempatan untuk berinfiltrasi antara lain ;

a. Dalamnya genangan diatas permukaan tanah dan tebal lapisan yang


jenuh
b. Kelembaban tanah / kandungan awal
c. Vegetasi
d. Topografi
e. Intensitas hujan
f. Kekerasan permukaan

2. Factor yang mempengaruhi proses masuknya air ke dalam tanah antara lain:

a. Pemampatan tanah oleh urah hujan, orang, dan hujan


b. Penyumbatan oleh bahan yang halus (bahan endapan)
c. Struktur dan tekstur tanah
d. Udara yang terdapat dalam tanah
e. Mutu air

9
f. Suhu udara
g. Adanya kerak di permukaan

Diantara sifat fisik tanah yang erat hubungannya dengan infiltrasi adalah tekstur
dan struktur tanah. Kedua sifat fisik tanah ini menentukan proporsi pori makro dan
mikro dalam tanah. Tanah yang bertekstur pasir mempunyai proporsi pori makro
yang lebih besar, yang berperan untuk mengalirkan air dan udara ke dalam tanah,
sedangkan tanah-tanah yang bertekstur liat didominasi oleh pori-pori mikro atau
pori kapiler yang kurang memberi kesempatan air untuk masuk kedalam tanah. Laju
aliran air dalam pori-pori kapiler dibatasi oleh gaya kapiler, dimana lajunya
berbanding terbalik dengan diameter pori-pori. Selama air yang tersedia masih
melebihi daya absorbsinya, laju infiltrasi akan terus menurun dan jika telah
mencapai limitnya berarti infiltrasi akan berlangsung terus sesuia dengan kecepatan
absorbsi meksimum tanah tersebut dan pada saat itulah kapasitas infiltrasi mulai
tercapai.

IV. Alat Ukur Infiltrasi dan Cara Kerjanya

1. Single Ring Infiltrometer


Merupakan silinder baja atau bahan lain berdiameter antara 25-30 cm dan
panjang alat ukur kurang dari 50 cm. Percobaan infiltrometer dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :

 tanah yang akan di letakan infiltrometer harus di bersihkan.


 tanah yang terkelupas dapat di buang.
 silinder di tempatkan tegak lurus dan ditekan ke dalam tanah ,
sehingga bersisa 10 cm diatas permukaan tanah.

10
Gambar 2. 8. Single Ring Infiltrometer

2. Double Ring Infiltrometer


Pengukuran dengan menggunakan daouble ring infiltrometer pada
umumnya sama dengan single ring infiltrometer. Perbedaanya pada alat ini
terdapat 2 buah silinder, dengan diameter luar kurang lebih dua kali
diameter dalam.

Gambar 2. 9. Double Ring Infiltrometer

3. Lysimeter
Merupakan alat pengukur berupa tangki beton yang ditanam dalam tanah
diisi tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi
dengan fasilitas drainage dan pemberian air. Dengan persamaan neraca air
(waterbalance) seperti berikut :

P+I=D+E S

11
Keterangan :

I = pemberian (supply) air

D = air yang dikeluarkan

E = penguapan (evapotranspirasi)

S = tampungan air dalam tanah.

Gambar 2. 10. Lysimeter

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaporasi adalah proses penguapan air yang ada di permukaan bumi
karena adanya energi matahari. Sumbernya bisa bermacam-macam. Mulai dari
perairan di laut, danau, sungai, bahkan tanah. Titik-titik air ini berubah
menjadi uap air dan naik ke lapisan atmosfer.

Alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi adalah evaporimeter.


Pengukuran evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan
perlengkapan sebagai berikut : Panci Bundar Besar, Hook Gauge, Steel Well,
Thermometer Air dan Thermometer Maximum / Minimum, Cup counter
Anemometer, Pondasi / Alas, dan Penakar Hujan.

Infiltrasi dapat diartikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah


melalui permukaan tanah. Banyaknya aisr yang masuk ke dalam tanah selama
waktu tertentu disebut laju infiltrasi.

Alat-alat untuk mengukur curah hujan antara lain Single Ring


Infiltrometer, Doble Ring Infiltrometer, dan Lysimeter.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca mengetahui tentang
evaporasi, infiltrasi dan alat pengukur evaporasi serta infiltrasi. Diharapkan
pula dengan adanya makalah ini pembaca lebih memahami proses evaporasi
dan proses infiltrasi.
Akan tetapi makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan
saran dari pembaca sangat kami butuhkan guna pembuatan makalah kami
berikutnya yang lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Astuti Soedjoko, Sri, dkk. 2016. Hidrologi Hutan : Dasar-Dasar, Analisis, dan
Aplikasi. Yogyakarta : Gajah Mada Unversity Press.
Ruang Guru. 2018. Hidrologi di https://blog.ruangguru.com/hidrologi (diakses 17
Oktober 2018)
Luka Maura. 2015. Siklus Hidrologi Infiltrsi di
http://materi-kunci.blogspot.com/2015/11/infiltrasi-adalahproses-
meresapnya-air.html (diakses 04 November 2018)
Dimas Editya. 2010. Alat Pengukur Penguapan (Evaporimeter Panci Terbuka) di
http://dimas-zone.blogspot.com/2010/10/alat-pengukur-penguapan-
evaporimeter.html (diakses 04 November 2018)
Tedi Mulyadi. 2015. Penjelasan Proses Penguapan di
https://budisma.net/2015/04/pengertian-dan-proses-penguapan-
evaporasi.html (diakses 04 November 2018)
Denny Setia Purnama. 2015. Pengukuran Evaporasi di
http://www.academia.edu/11678492/Pengukuran_Evaporasi (diakses 04
November 2018)
Ken Pandu Negara. 2016. Siklus Hidrologi, Pengertian, Proses, Gambar, dan
Penjelasannya di http://www.ebiologi.net/2016/03/siklus-hidrologi-
pengertian-proses.html (diakses 04 November 2018)
Wikipedia. 2016. Penguapan di https://id.wikipedia.org/wiki/Penguapan (diakses
04 November 2018)

14

Você também pode gostar