Você está na página 1de 2

G.

Analisis Data

1. Sifat Otomatis dan Ritmis Jantung


Pada perlakuan pertama ini katak di single pitch, kemudian dibuka rongga dadanya.
Lalu perikardium dibuka. Denyut jantung dihitung per menit. Denyut jantung katak
yang terhitung adalah 55 denyut per menit.
Pada perlakuan kedua, jantung katak dipisahkan dari tubuh dan diletakkan dalam
cawan petri yang berisi larutan ringer. Kemudian denyut jantung dihitung per menit
sambil diamati apakah denyutnya berirama atau tidak. Denyut jantung yang terhitung
adalah 68 denyut per menit.
Pada perlakuan ketiga, sinus venosus dipisah dari jantung, lalu diamati dan dihitung
denyutnya per menit. Apabila tidak berdenyut, pelan-pelan disentuh dengan batang
gelas. Denyut jantung yang terhitung 57 denyut per menit.
Pada perlakuan keempat, atrium dari ventrikel dipisahkan lalu diamati apakah
masing-masing bagian itu masih berdenyut dan dihitung denyut per menit.
Terhitungh atrium 0 denyut begitu pula dengan ventrikel juga 0 denyut.
2. Pengaruh faktor fisik dan kimia terhadap aktivitas jantung
Pada perlakuan ini, katak di single pitch, kemudian rongga dibuka sehingga jantung
terlihat jelas. Perikardium dibuka sehingga jantung nampak jelas. Kemudian
menghitung denyut jantung per menit. Denyut jantung yang terhitung ialah 47 denyut
per menit.
Perlakuan kedua, jantung ditetesi dengan larutan ringer 50C kemudian menghitung
denyut jantung per menit. Denyut jantung yang terhitung adalah 44 denyut per menit.
Perlakuan ketiga, membuang larutan ringer dingin menggunakan pipet diganti dengan
ringer dengan suhu normal. Lalu diamati sampai terlihat denyut jantung mendekati
normal.
Perlakuan keempat, jantung ditetesi dengan larutan ringer 400C, lalu menghitung
denyut jantung permenit. Denyut jantung yang terhitung 63 denyut per menit.
Perlakuan kelima, membuang larutan ringer panas menggunaka pipet diganti dengan
larutan ringer normal. Diamati sampai terlihat denyut jantung mendekati normal.
Perlakuan keenam, jantung ditetesi dengan asetilkolin, menghitung denyut jantung
per menit. Denyut jantung yang terhitung adalah 41 denyut per menit.
Perlakuan ketujuh, membuang larutan asetilkolin diganti dengan larutan ringer
normal menggunakan pipet. Diamati sampai denyut jantung normal.
Perlakuan kedelapan, jantung ditetesi dengan adrenalin, kemudian menghitung
denyut jantung per menit. Denyut jantung yang terhitung adalah 61 denyut per menit.
Perlakuan kesembilan, larutan adrenalin dibuang dan diganti dengan larutan ringer
normal. Diamati sampai terlihat denyut jantung normal.
3. Perlakuan ion terhadap aktivitas jantung
Pada perlakuan ini katak disingle pitch, kemudian dibuka rongga dadanya dan
dihitung denyut jantungnya per menit. Denyut jantung yang terhitung adalah 57
denyut per menit.
Perlakuan kedua, jantung dipisahkan dari tubuh dan diletakkan dalam cawan petri
yang berisi larutan ringer. Lalu dihitung denyut jantung permenit. Diamati apakah
denyutnya berirama atau tidak. Lalu dengan cara yang sama, jantung diberi perlakuan
dengan CaCl2 1%, NaCl 0,7%, dan KCl 0,9%. Hasilnya, saat diberi CaCl2 1% adalah
71 denyut per menit, NaCl 0,7% 65 denyut per menit, dan KCl 0,9% 69 denyut per
menit.

Você também pode gostar