Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
Rizky Guspita Fitri
G1B216023
Dosen Pembimbing
Ns. Nurhusna S. Kep. M. Kep
Ns. Andika Sulistiawan S. Kep. M. Kep
1
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Z DENGAN CHF
(CONGESTIVE HEART FAILURE) DI RUANG JANTUNG
RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
Nama Mahasiswa : Rizky Guspita Fitri
NMP : G1B216023
Tgl. Pengkajian : 03 Januari 2017 Tgl. MRS : 01 Januari 2017
Jam pengkajian : 10.00 wib Pasien datang : 23.00 wib
Ruang/kelas : Jantung/III No RM : 845531
A. PENGKAJIAN
a) Identitas
1. Identitas pasien
Nama : Ny. Z
Umur : 69 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Status : Sudah menikah
Alamat : Rt 19 Kel. Kenali besar kec.alam barajo
2. Identitas penangung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Rt 19 Kel. Kenali besar kec.alam barajo
Hubungan dengan klien : Anak
2
b) Keluhan Utama Masuk Rumah Sakit
Klien masuk RS dengan keluhan sesak nafas dan pusing yang disertai nyeri pada
dada.
c) Diagnosis Medis
CHF+ HT
d) Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan 2 hari yang lalu klien mengeluh nyeri dada, sesak nafas,
pusing. Kejadian ini terjadi pada malam hari waktu klien sedang bersantai dan
istirahat bersama keluarga sambil menonton TV tiba-tiba dada klien terasa nyeri
yang menjalar ke punggung, dan sesak nafas sehingga klien sulit untuk bernafas,
sehingga keluarga memutuskan untuk membawa klien ke RSUD Raden
Mattaher dan masuk keruang UGD. Beberapa jam kemudian klien di pindahkan
ke ruang jantung. Pada saat di lakukan pengakjian pada tanggal 03 Januari 2017,
klien mengatakan masih sesak nafas, klien mengatakan dada berdebar-debar,
sesak bertambah bila beraktivitas, klien mengeluh kepalanya pusing, klien
mengatakan badan terasa lemas dan merasa cepat lelah. Klien tampak lemah,
klien tampak sesak, aktivitas klien tampak di bantu oleh keluarga dan petugas
kesehatan, klien tampak pucat.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan memiliki riwayat hipertesi, klien tidak memiliki riwayat
alergi obat.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa dalam anggota keluarga tidak ada yang pernah
mengalami penyakit seperti penyakit yang dialami sekarang.
3
Genogram :
Keterangan :
: Anak Perempuan
: Anak Laki-laki
: Meninggal
: Klien
4
2. Pola Metabolik Nutrisi
BB 45 kg, TB 150 cm, IMT 20
5
Ambulasi/berjalan √
f) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
- Keadaan umum sedang
- Tingkat kesadaran composmentis
6
- GCS 15 (E = 4, M = 6, V = 5)
- BB 45 kg, TB 150 cm, IMT 20
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1 Tekanan Darah 140/100 mmHg 100/60-140/90mmHg
2 Nadi 110 x/i 70-100x/i
3 Respirasi 28 x/i 16-20x/i
4 Suhu 36,20 C 36,6-37,20 C
3. Pengkajian Primer
a) Airway
Sumbatan/penumpukan secret (-),
b) Breathing
Sesak (+), RR 28x/i, wheezing (-), krekles (-), ronchi (-), saturasi O2 99 %
c) Circulation
TD 140/100 mmHg, Nadi 110 x/i, S : 36,2 0C, takikardi, CTR <3 detik
7
4. Telinga/Pendengaran
Bentuk dan posisi simetris, fungsi pendengaran baik (jika dipanggil klien
langsung memberi respon), tidak ada cairan yang keluar dari telinga,
peradangan (-) dan klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Serumen dalam batas normal.
b. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan Rambut (Normal)
Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan dan lesi, tidak ada luka dan
bekas luka pada kulit kepala, tidak ada kelainan pada kepala, oedema (-),
Kebersihan kepala bagus.
2. Leher (Normal)
Simetris antara kiri dan kanan. Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar
getah bening dan tiroid, distensi vena jugularis (-)
c. Pemeriksaan Thorax/Dada
1. Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, Batuk (-), sesak nafas
(+), tidak menggunakan alat bantu dalam bernapas. penggunaan otot
bantu nafas (-), retraksi intercostal (-), cyanosis (-), pernapasan cuping
hidung (-), pernafasan bibir mencucu (-),
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, Pemeriksaan taktil/ vocal
fermitus getaran anatara kanan dan kiri teraba (sama)
Perkusi : Bunyi normal (sonor).
Auskultasi : Vesikuler (+/+), whezing (-), ronchi (-).
2. Jantung
Inspeksi : Sesak nafas (+),iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Nyeri dada (-) iktus kordis teraba, pulsasi pada
dinding toraks teraba lemah.
Perkusi :
- Batas-batas jantung normal adalah :
- Batas atas : ICS II
- Batas bawah : ICS V
8
- Batas Kiri : ICS V Mid Clavikula Sinistra
- Batas Kanan : ICS IV Mid Sternalis Dextra
Auskultasi : BJ I/II , reguler, murmur (+), gallop (-).
d. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, skatrik (-), asites (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal, frekuensi peristaltic usus
16x/i
Palpasi : asites (-), nyeri tekan (-), massa (-), limpa, hati dan
ginjal tidak teraba, tidak ada nyeri tekan ataupun nyeri lepas pada
appendik.
Perkusi : Terdengar bunyi timpani.
e. Pemeriksaan Ekstremitas
1. Ekstremitas Atas
Inspeksi : Bentuk simetris, kuku bersih, oedema (-), lesi (-).
Palpasi : edema (-), nyeri (-), akral dingin
2. Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Bentuk simetris, oedema (-), sianosis (-), lesi/luka (-).
Palpasi : Oedema (-), nyeri (-), CTR < 3 detik, akral dingin
9
1 : (Sedikit) Tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada
tahanan sewaktu jatuh. Kontraksi otot dapat di palpasi tanpa
gerakkan persendian.
2 : (Buruk) Mampu menahan tegak yang berarti mampu menahan
gaya gravitasi (saja), tapi dengan sentuhan akan jatuh. Tidak
mampu melawan gaya gravitasi “gerakkan pasif”.
3 : (Sedang) Mampu menahan tegak walaupun sedikit didorong
tetapi tidak mampu melawan tekanan/dorongan dari pemeriksa.
Hanya mampu melawan gaya gravitasi.
4 : (Baik) Kekuatan kurang dibandingkan sisi lain. Mampu
menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan sedang.
5 : (Normal) Kekuatan utuh. Mampu menggerakkan persendian
dalam lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahan penuh.
g. Pemeriksaan Kulit/Integument
Inspeksi : Lesi (-), jaringan parut (-), kulit kering (-), oedema (-),
sianosis (-)
Palpasi : Tekstur kasar, nyeri tekan (-), pitting edema pada
ekstremitas bawah (-), turgor/kelenturan kulit baik
g) Pemeriksaan Penunjang
NILAI
No. PARAMETER HASIL SATUAN
RUJUKAN
Pemeriksaan laboratorium tanggal 01 januari 2017
1. FAAL GINJAL
Ureum 42,1 1,5-39 mg/dl
L : 0,9-1,3
Kreatinin 1,6 mg/dl
P : 0,6-1,1
L 3,5 – 7,2
Asam Urat mg/dl
P 2,6 – 6,0
Pemeriksaan laboratorium tanggal 01 januari 2017
10
2. PEMERIKSAAN
ELEKTROLIT
142,46 135 - 148 mmol/L
Natrium (Na)
Kalium (K) 3,44 3,5 - 5,3 mmol/L
i) Keseimbangan Cairan
Cairan Masuk (intake) Cairan Keluar (output)
Tanggal Keseimbangan
P S M Jumlah P S M Jumlah
14.12.16 - - 640 640 1500 1500 -860
15.12.16 420 130 290 840 100 1000 400 1500 -660
16.12.16
17.12.16
11
B. DATA FOKUS
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengeluh masih sesak nafas 1. Klien tampak lemah
2. Klien mengatakan batuk 2. Klien tampak sesak
3. Klien mengatakan sesak bertambah bila 3. Aktivitas klien tampak di bantu
klien beraktivitas oleh keluarga dan petugas
4. Klien mengatakan dada berdebar-debar, kesehatan
5. Klien mengeluh kepalanya pusing 4. Klien tampak pucat
6. Klien mengatakan badan terasa lemas dan 5. Penggunaan otot bantu nafas (+)
merasa cepat lelah 6. Konjungtiva ananemis (+)
7. Takikardi
8. akral dingin
9. murmur (+)
10. TD 140/100 mmHg
11. N 110 x/i
12. RR 28 x/i
C.ANALISA DATA
12
3. Klien tampak pucat
4. Konjungtiva ananemis (+)
5. Takikardi
6. Akral dingin
7. murmur (+)
8. N 110 x/i
2. Ds : Keletihan Ketidakefektifan Pola
1. Klien mengeluh masih sesak nafas Nafas
2. Klien mengatakan sesak
bertambah bila klien beraktivitas
Do:
1. Klien tampak sesak
2. Penggunaan otot bantu nafas (+),
3. RR 28 x/i
13
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
14
E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny.z Nama Mahasiswa : Rizky Guspita F
Ruang : Bedah Nim : G1B216023
No R.M : 845531
No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional Paraf
1. Dx1,Penurunan curah Tujuan : 1) Evaluasi nyeri dada 1) Untuk mengetahui adanya
Tujuan : dalam waktu (intensitas, durasi, lokasi) gangguan perfusi ke
jantung bd perubahan
3x24 diharapkan pompa koroner/jantung
kontraktilitas dd klien jantung efektif dan curah 2) Kelainan irama jantung
jantung adekuat dengan 2) Catat adanya disritmia. menunjuukan adanya
mengeluh sesak nafas,
Kriteria hasil : kegawatan.
klien mengatakan batuk, 1) Tanda-tanda vital
dalam batas normal 3) S1 dan S2 mungkin lemah
klien mengeluh kepalanya
TD 120/80 mmhg 3) Auskultasi bunyi jantung, karena menurunnya kerja
pusing, klien mengatakan N 70-100x/i kaji irama jantung. pompa. Irama Gallop umum (S3
dada berdebar-debar, klien RR 16-20x/i dan S4) dihasilkan sebagai
2) Disritmia terkontrol aliran darah keserambi yang
mengatakan badan terasa atau hilang distensi. Murmur dapat
3) Klien melaporkan menunjukkan
lemas dan merasa cepat
penurunan episode Inkompetensi/stenosis katup.
lelah, klien tampak lemah, dispnea 4) Dapat memonitor setiap
4) Klien ikut serta dalam 4) Ukur TTV tiap jam hemodinamik secara cepat
klien tampak sesak, klien
aktivitas yang perubahan 5) Penurunan curah jantung dapat
tampak pucat, konjungtiva mengurangi beban 5) Palpasi nadi perifer menunjukkan menurunnya nadi
kerja jantung. radial, popliteal, dorsalis, pedis
ananemis (+), takikardi,
dan posttibial. Nadi mungkin
murmur (+) cepat hilang atau tidak teratur
untuk dipalpasi dan pulse
akral dingin, N110 x/i.
alternan.
6) tubuh tidak mampu lagi
6) Pantau TD mengkompensasi dan hipotensi
tidak dapat normal lagi.
7) Stres dapat meningkatkan TD
15
7) Anjurkan untuk mengurangi dan memperburuk kondisi
stress dan istirahat pasien.
8) Pucat menunjukkan
8) Kaji kulit terhadap pucat dan menurunnya perfusi perifer
sianosis sekunder terhadap tidak
adekuatnya curah jantung; Area
yang sakit sering berwarna biru
atau belang karena peningkatan
kongesti vena.
9) Monitor balance cairan 9) Untu mengetahui keseimbangan
cairan dan memonitor kelebihan
cairan
10) Berikan oksigen tambahan 10) Meningkatkan sediaan oksigen
dengan kanula nasal/masker untuk kebutuhan miokard untuk
dan obat sesuai indikasi melawan efek hipoksia/iskemia.
11) Kolaborasi pemeriksaan 11) Untuk mengetahui kemungkinan
laboratorium (elektrolit) gangguan elektrolit sebagai
penyebab aritmia
12) Kolaborasi Pemberian obat 12) Banyak obat dapat digunakan
Furosemide, ramipril, untuk meningkatkan volume
sekuncup, memperbaiki
kontraktilitas dan menurunkan
kongesti.
2. Dx 2, Ketidakefektifan Tujuan : 1) Kaji penyebab gangguan 1) Untuk menentukan tindakan
pola nafas bd keletihan dd Setelah dilakukan tidakan pola nafas yang harus dilakukan
Klien mengeluh masih keperawatan selama 1x24 selanjutnya
sesak nafas, Klien jam pola nafas efektif 2) Kaji respirasi dan nadi 2) Untuk menentukan tindakan
mengatakan sesak kriteria hasil : secara berkala selanjutnya
bertambah bila klien 1) Klien tidak sesak 3) Atur posisi semi fowler 3) Posisi powler akan
beraktivitas, Klien tampak 2) RR dalam batas meningkatkan ekspansi paru
sesak, Penggunaan otot normal 16-24 x/i optimal. Istirahat akan
bantu nafas (+), RR 28 x/i mengurangi kerja jantung dan
menurunkan tekanan darah
4) Ajarkan cara nafas efektif 4) Hemat energi sehingga mafas
16
5) Kolaborasi tidak semakinberat
Pemberian O2 5) Kolaborasi :
Pemberian O2 meningkatkan
oksigen alveolar yang dapat
memperbaiki hipoksemia
jaringan
3 Dx3, Intoleransi aktivitas Tujuan : dalam waktu 1. Periksa tanda vital sebelum 1. Hipotensi ortostatik dapat
bd ketidak seimbangan 3x24 jam masalah dan segera setelah aktivitas, terjadi dengan aktivitas karena
antara suplai oksigen dan keperawatan aktivitas khususnya bila klien efek obat (vasodilasi),
kebutuhan oksigen dd klien meningkat teratasi menggunakan perpindahan cairan (diuretik)
klien mengatakan sesak dengan criteria hasil: vasodilator,diuretik dan atau pengaruh fungsi jantung.
bertambah bila klien 1) Mendemonstrasikan penyekat beta. 2. Penurunan/ketidakmampuan
beraktivitas, klien peningkatan toleransi 2. Catat respons miokardium untuk
mengatakan badan terasa 2) aktivitas yang dapat kardiopulmonal terhadap meningkatkan volume
lemas dan merasa cepat diukur/maju dengan aktivitas, catat takikardi, sekuncup selama aktivitas
lelah, klien tampak sesak, 3) frekuensi disritmia, dispnea dapat menyebabkan
aktivitas klien tampak di jantung/irama dan TD berkeringat dan pucat. peningkatan segera frekuensi
bantu oleh keluarga dan dalam batas normal 3. Tingkatkan istirahat, batasi jantung dan kebutuhan oksigen
petugas kesehatan, TD pasien dan kulit aktivitas juga peningkatan kelelahan dan
140/100 mmHg, N 110 x/I, hangat, merah muda, 4. Anjurkan klien untuk kelemahan.
RR 28x/i dan kering. menghindari peningkatan 3. Menentukan respon klien
tekanan abdominal. terhadap aktivitas
5. Ajarkan klien bagaimana 4. Menurunkan kerja
menggunakan teknik miokard/konsumsi oksigen,
mengontrol pernafasan. menurunkan risiko komplikasi.
6. Batasi pengunjung sesuai 5. Manuver Valsava seperti
dengan keadaan klinis klien. menahan napas, menunduk,
7. Bantu aktivitas sesuai batuk keras dan mengedan
dengan keadaan klien dan dapat mengakibatkan
jelaskan pola peningkatan bradikardia, penurunan curah
aktivitas bertahap. jantung yang kemudian disusul
17
8. Evaluasi peningkatan dengan takikardia dan
intoleran aktivitas. peningkatan tekanan darah
9. Implementasi program 6. Pernafasan dapat
rehabilitasi jantung/aktivitas meminimalkan kerja
. kardiopulmonal
7. Keterlibatan dalam
Rasional : pembicaraan panjang dapat
melelahkan klien tetapi
kunjungan orang penting dalam
suasana tenang bersifat
terapeutik
8. Mencegah aktivitas berlebihan;
sesuai dengan kemampuan
kerja jantung.
9. Dapat menunjukkan
peningkatan dekompensasi
jantung daripada kelebihan
aktivitas.
10. Peningkatan bertahap pada
aktivitas menghindari kerja
jantung/konsumsi oksigen
berlebihan. Penguatan dan
perbaikan fungsi jantung
dibawah stress, bila fungsi
jantung tidak dapat membaik
kembali
18