Você está na página 1de 18

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Z DENGAN CHF


(CONGESTIVE HEART FAILURE) DI RUANG JANTUNG
RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh:
Rizky Guspita Fitri

G1B216023

Dosen Pembimbing
Ns. Nurhusna S. Kep. M. Kep
Ns. Andika Sulistiawan S. Kep. M. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2016

1
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Z DENGAN CHF
(CONGESTIVE HEART FAILURE) DI RUANG JANTUNG
RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
Nama Mahasiswa : Rizky Guspita Fitri
NMP : G1B216023
Tgl. Pengkajian : 03 Januari 2017 Tgl. MRS : 01 Januari 2017
Jam pengkajian : 10.00 wib Pasien datang : 23.00 wib
Ruang/kelas : Jantung/III No RM : 845531

A. PENGKAJIAN
a) Identitas
1. Identitas pasien
Nama : Ny. Z
Umur : 69 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Status : Sudah menikah
Alamat : Rt 19 Kel. Kenali besar kec.alam barajo
2. Identitas penangung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Rt 19 Kel. Kenali besar kec.alam barajo
Hubungan dengan klien : Anak

2
b) Keluhan Utama Masuk Rumah Sakit
Klien masuk RS dengan keluhan sesak nafas dan pusing yang disertai nyeri pada
dada.
c) Diagnosis Medis
CHF+ HT
d) Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan 2 hari yang lalu klien mengeluh nyeri dada, sesak nafas,
pusing. Kejadian ini terjadi pada malam hari waktu klien sedang bersantai dan
istirahat bersama keluarga sambil menonton TV tiba-tiba dada klien terasa nyeri
yang menjalar ke punggung, dan sesak nafas sehingga klien sulit untuk bernafas,
sehingga keluarga memutuskan untuk membawa klien ke RSUD Raden
Mattaher dan masuk keruang UGD. Beberapa jam kemudian klien di pindahkan
ke ruang jantung. Pada saat di lakukan pengakjian pada tanggal 03 Januari 2017,
klien mengatakan masih sesak nafas, klien mengatakan dada berdebar-debar,
sesak bertambah bila beraktivitas, klien mengeluh kepalanya pusing, klien
mengatakan badan terasa lemas dan merasa cepat lelah. Klien tampak lemah,
klien tampak sesak, aktivitas klien tampak di bantu oleh keluarga dan petugas
kesehatan, klien tampak pucat.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan memiliki riwayat hipertesi, klien tidak memiliki riwayat
alergi obat.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa dalam anggota keluarga tidak ada yang pernah
mengalami penyakit seperti penyakit yang dialami sekarang.

3
Genogram :

Keterangan :

: Bapak dan Ibu (orang tua)

: Anak Perempuan

: Anak Laki-laki

: Meninggal

: Orang yang tinggal serumah

: Klien

4. Riwayat pekerjaan dan pola hidup


Klien tidak berkerja, klien hanya sebagai ibu rumah tangga yang mengurus
rumah dan anak-anak.

e) Sebelas Pola Kesehatan Fungsional Gordon


1. Pola Manajemen Kesehatan dan Persepsi Kesehatan
Klien saat ini di rawat di ruang kelas III instalasi rawat inap jantung RSUD
Raden Mattaher Jambi, klien di diagnose CHF. Klien mengatakan bahwa
dia ingin sembuh dari penyakitnya, Klien juga berusaha untuk tetap
semangat dalam menjalani hidupnya

4
2. Pola Metabolik Nutrisi
BB 45 kg, TB 150 cm, IMT 20

Sebelum sakit Saat sakit


Makan Minum Makan Minum
Frekuensi : 2x sehari 6-8 gelas sehari Frekuensi : 3x sehari 2-3 gelas sehari
Jenisa): M
nasi, sayur, Air putih dan Jenis : nasi, sayur, Air putih
lauk teh lauk
i
Porsi : 1 porsi Jumlah ± 1800 Jumlah : 1/4 porsi Jumlah ± 450 cc
habis n cc habis
Diit khusus : tidak - Keluhan : - -
u
ada
m
3. Pola Eliminasi

Sebelum sakit Saat sakit


BAB BAK BAB BAK
Frekuensi : sehari Frekuensi: 3-4x Frekuensi: 1 x sehari Frekuensi:
sekali /hari terpasang kateter
Konsistensi : lembek, Warna Konsistensi : lembek Warna
bauk khas fess : kuning : kuning
Warna : kuning Produksi : Warna : -kecoklatan Produksi : ±
kecoklatan 1500

4. Pola Aktivitas Latihan


Klien mengatakan aktivitas sehari-hari di rumah klien dilakukan secara
mandiri. Selama di rawat di rumah sakit aktivitas klien di bantu keluarga
dan petugas.
Kempuan perawatan diri :
Skor : 0) mandiri, 1) dibantu sebagian, 2) perlu bantuan ornag lain, 3) perlu
abntuan orang lain dan alat, 4) tergantung/tidak mampu
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi √
Bepakaian/berdandan √
Eliminasi √
Mobilisasi √
Makan √

5
Ambulasi/berjalan √

5. Pola Istirahat Tidur


Keterangan Selama di rumah Selama di rumah sakit
Jumlah jam tidur siang 1 jam 1 jam
Jumlah jam tidur siang 6-7 jam Hanya 4-5 jam
Gangguan tidur Tidak ada Sesak nafas

6. Pola Persepsi Kognitif


Klien tidak mengalami gangguan panca indra semua masih berfungsi
dengan baik, kesdaran composmentis, keadaan umum sedang, orientasi
waktu dan tempat baik.
7. Pola Konsep Diri Persepsi Diri
Klien berharap agar penyakitnya cepat sembuh dan dapat kembali
beraktivitas seperti biasanya.
8. Pola Hubungan Peran
Klien merupakan ibu rumah tangga. Hubungan klien dan keluarga tampak
baik dan harmonis, Klien di temani anaknya. Begitu juga hubungan klien
dan petugas kesehatan terjalin baik dan harmonis
9. Pola Reproduksi Seksualitas
Klien mengatakan tidak memiliki keluhan di organ reproduksinya
10. Pola Toleransi Terhadap Stress Koping
Setiap ada masalah dibicarakan dengan keluarga dan petugas kesehatan
11. Pola Keyakinan Nilai
Klien yakin bahwa penyakit yang diideritanya adalah cobaan yang di
berikan oleh allah SWT. Klien berharap agar penyakitnya cepat sembuh.

f) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
- Keadaan umum sedang
- Tingkat kesadaran composmentis

6
- GCS 15 (E = 4, M = 6, V = 5)
- BB 45 kg, TB 150 cm, IMT 20
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1 Tekanan Darah 140/100 mmHg 100/60-140/90mmHg
2 Nadi 110 x/i 70-100x/i
3 Respirasi 28 x/i 16-20x/i
4 Suhu 36,20 C 36,6-37,20 C

3. Pengkajian Primer
a) Airway
Sumbatan/penumpukan secret (-),
b) Breathing
Sesak (+), RR 28x/i, wheezing (-), krekles (-), ronchi (-), saturasi O2 99 %
c) Circulation
TD 140/100 mmHg, Nadi 110 x/i, S : 36,2 0C, takikardi, CTR <3 detik

4. Pemeriksaan Head To Toe


a. Pemeriksaan Wajah
1. Mata
Visus atau ketajaman penglihatan kanan dan kiri bagus. Tidak
menggunakan alat bantu melihat, tidak strabismus, pupil isokor, dan tidak
ada udema palpebra. Kanan kiri simetris, peradangan tidak ada, luka (-),
benjolan (-), bulu mata tidak rontok, konjungtiva ananemis (-), sklera
anikterik (-).
2. Hidung
Bentuk dan posisi simetris, tidak terdapat kotoran/sekret. Fungsi
penciuman normal. Tidak terdapat peradangan pada mukosa dan tidak
ada polip.
3. Mulut dan Gigi
Mukosa bibir tampak kering, tidak ada peradangan pada mulut, gigi palsu
(-), gigi lengkap, karies (+), bau (-) kebersihan cukup. Fungsi pengecapan
normal (klien bisa membedakan rasa manis, asin, asam, dan pahit).

7
4. Telinga/Pendengaran
Bentuk dan posisi simetris, fungsi pendengaran baik (jika dipanggil klien
langsung memberi respon), tidak ada cairan yang keluar dari telinga,
peradangan (-) dan klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Serumen dalam batas normal.
b. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan Rambut (Normal)
Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan dan lesi, tidak ada luka dan
bekas luka pada kulit kepala, tidak ada kelainan pada kepala, oedema (-),
Kebersihan kepala bagus.
2. Leher (Normal)
Simetris antara kiri dan kanan. Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar
getah bening dan tiroid, distensi vena jugularis (-)
c. Pemeriksaan Thorax/Dada
1. Paru-paru
 Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, Batuk (-), sesak nafas
(+), tidak menggunakan alat bantu dalam bernapas. penggunaan otot
bantu nafas (-), retraksi intercostal (-), cyanosis (-), pernapasan cuping
hidung (-), pernafasan bibir mencucu (-),
 Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, Pemeriksaan taktil/ vocal
fermitus getaran anatara kanan dan kiri teraba (sama)
 Perkusi : Bunyi normal (sonor).
 Auskultasi : Vesikuler (+/+), whezing (-), ronchi (-).
2. Jantung
 Inspeksi : Sesak nafas (+),iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Nyeri dada (-) iktus kordis teraba, pulsasi pada
dinding toraks teraba lemah.
 Perkusi :
- Batas-batas jantung normal adalah :
- Batas atas : ICS II
- Batas bawah : ICS V

8
- Batas Kiri : ICS V Mid Clavikula Sinistra
- Batas Kanan : ICS IV Mid Sternalis Dextra
 Auskultasi : BJ I/II , reguler, murmur (+), gallop (-).
d. Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi : Bentuk simetris, skatrik (-), asites (-)
 Auskultasi : Bising usus (+) normal, frekuensi peristaltic usus
16x/i
 Palpasi : asites (-), nyeri tekan (-), massa (-), limpa, hati dan
ginjal tidak teraba, tidak ada nyeri tekan ataupun nyeri lepas pada
appendik.
 Perkusi : Terdengar bunyi timpani.
e. Pemeriksaan Ekstremitas
1. Ekstremitas Atas
 Inspeksi : Bentuk simetris, kuku bersih, oedema (-), lesi (-).
 Palpasi : edema (-), nyeri (-), akral dingin
2. Ekstremitas Bawah
 Inspeksi : Bentuk simetris, oedema (-), sianosis (-), lesi/luka (-).
 Palpasi : Oedema (-), nyeri (-), CTR < 3 detik, akral dingin

f. Pemeriksaan Gerak Motorik


Kanan Atas 5 5 Kiri Atas

Kanan Bawah 5 5 Kiri Bawah


Keterangan:
0 : (Tidak ada) Otot sama sekali tidak mampu bergerak, tampak
berkontraksi, bila lengan/tungaki dilepaskan, akan jatuh 100%
pasif. Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu melawan
dengan tahan penuh.

9
1 : (Sedikit) Tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada
tahanan sewaktu jatuh. Kontraksi otot dapat di palpasi tanpa
gerakkan persendian.
2 : (Buruk) Mampu menahan tegak yang berarti mampu menahan
gaya gravitasi (saja), tapi dengan sentuhan akan jatuh. Tidak
mampu melawan gaya gravitasi “gerakkan pasif”.
3 : (Sedang) Mampu menahan tegak walaupun sedikit didorong
tetapi tidak mampu melawan tekanan/dorongan dari pemeriksa.
Hanya mampu melawan gaya gravitasi.
4 : (Baik) Kekuatan kurang dibandingkan sisi lain. Mampu
menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan sedang.
5 : (Normal) Kekuatan utuh. Mampu menggerakkan persendian
dalam lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahan penuh.
g. Pemeriksaan Kulit/Integument
 Inspeksi : Lesi (-), jaringan parut (-), kulit kering (-), oedema (-),
sianosis (-)
 Palpasi : Tekstur kasar, nyeri tekan (-), pitting edema pada
ekstremitas bawah (-), turgor/kelenturan kulit baik

g) Pemeriksaan Penunjang

NILAI
No. PARAMETER HASIL SATUAN
RUJUKAN
Pemeriksaan laboratorium tanggal 01 januari 2017
1. FAAL GINJAL
Ureum 42,1 1,5-39 mg/dl
L : 0,9-1,3
Kreatinin 1,6 mg/dl
P : 0,6-1,1
L 3,5 – 7,2
Asam Urat mg/dl
P 2,6 – 6,0
Pemeriksaan laboratorium tanggal 01 januari 2017

10
2. PEMERIKSAAN
ELEKTROLIT
142,46 135 - 148 mmol/L
Natrium (Na)
Kalium (K) 3,44 3,5 - 5,3 mmol/L

Chlorida (Cl) 106,64 98 - 110 mmol/L

Calcium (Ca) 1,44 1,19 - 1,23 mmol/L


Pemeriksaan laboratorium tanggal 03 januari 2017

3. Glukosa puasa 137


126 mg/dl
Glukosa post
145
parandial (PP) 200 mg/dl
4. Pemeriksaan Enzim ng/ml
CKMB 0,00-3,74
4,55
Troponin I 1,84 ≤ 0,1 ng/ml

h) Terapi dan Tindakan


a. Terpasang O2 3 L/i
b. Terpasang infuse RL 10 tpm
c. Terapi Obat

Nama obat Cara pemberian Dosis Frekuensi


candesartan Oral 8 mg 1x1
Laxadyn syrup 1x1
Spironolakton Oral 12,5 mg 1x1
alprazolam Oral 0,5 mg 1x1
cpg Oral 75 mg 1x1
Aspilet Oral 80 mg 1x1
simuastatin Oral 20 mg 1x1
Ranitidine Injeksi 2x1
Furosemid Injeksi 2x1
Arixtra Injeksi 1x2,5

i) Keseimbangan Cairan
Cairan Masuk (intake) Cairan Keluar (output)
Tanggal Keseimbangan
P S M Jumlah P S M Jumlah
14.12.16 - - 640 640 1500 1500 -860
15.12.16 420 130 290 840 100 1000 400 1500 -660
16.12.16
17.12.16

11
B. DATA FOKUS
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengeluh masih sesak nafas 1. Klien tampak lemah
2. Klien mengatakan batuk 2. Klien tampak sesak
3. Klien mengatakan sesak bertambah bila 3. Aktivitas klien tampak di bantu
klien beraktivitas oleh keluarga dan petugas
4. Klien mengatakan dada berdebar-debar, kesehatan
5. Klien mengeluh kepalanya pusing 4. Klien tampak pucat
6. Klien mengatakan badan terasa lemas dan 5. Penggunaan otot bantu nafas (+)
merasa cepat lelah 6. Konjungtiva ananemis (+)
7. Takikardi
8. akral dingin
9. murmur (+)
10. TD 140/100 mmHg
11. N 110 x/i
12. RR 28 x/i

C.ANALISA DATA

No Symtomp Etiologi Problem


1. Ds : Perubahan Penurunan Curah
1. Klien mengeluh sesak nafas Kontraktilitas Jantung
2. Klien mengatakan batuk
3. Klien mengeluh kepalanya pusing
4. klien mengatakan dada berdebar-
debar
5. Klien mengatakan badan terasa
lemas dan merasa cepat lelah
Do:
1. Klien tampak lemah
2. Klien tampak sesak

12
3. Klien tampak pucat
4. Konjungtiva ananemis (+)
5. Takikardi
6. Akral dingin
7. murmur (+)
8. N 110 x/i
2. Ds : Keletihan Ketidakefektifan Pola
1. Klien mengeluh masih sesak nafas Nafas
2. Klien mengatakan sesak
bertambah bila klien beraktivitas
Do:
1. Klien tampak sesak
2. Penggunaan otot bantu nafas (+),
3. RR 28 x/i

3. DS : Ketidak seimbangan Intoleransi aktivitas


1. Klien mengatakan sesak antara suplai
bertambah bila klien beraktivitas oksigen dan
2. Klien mengatakan badan terasa kebutuhan oksigen
lemas dan merasa cepat lelah
Do :
1. Klien tampak sesak
2. Aktivitas klien tampak di bantu
oleh keluarga dan petugas
kesehatan
3. TD 140/100 mmHg
4. N 110 x/i
5. RR 28x/i

13
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama klien : Ny. Z Nama mahasiswa : Rizky Guspita F


Ruang : Jantung NPM : G1B216023
No R.M : 845531
No Tgl dan jam Diagnosa Keperawatan paraf
1 15-12-2016 Penurunan curah jantung bd perubahan kontraktilitas dd
Jam 11.30 klien mengeluh sesak nafas, klien mengatakan batuk, klien
mengeluh kepalanya pusing, klien mengatakan dada
berdebar-debar, klien mengatakan badan terasa lemas dan
merasa cepat lelah, klien tampak lemah, klien tampak sesak,
klien tampak pucat, konjungtiva ananemis (+), takikardi,
akral dingin, murmur (+),N110 x/i.
2 15-12-2016 Ketidakefektifan pola nafas bd keletihan dd Klien mengeluh
Jam 11.30 masih sesak nafas, Klien mengatakan sesak bertambah bila
klien beraktivitas, Klien tampak sesak, Penggunaan otot
bantu nafas (+), RR 28 x/i
3 15-12-2016 Intoleransi aktivitas bd ketidak seimbangan antara suplai
Jam 11.30 oksigen dan kebutuhan oksigen dd klien mengatakan sesak
bertambah bila klien beraktivitas, klien mengatakan badan
terasa lemas dan merasa cepat lelah, klien tampak sesak,
aktivitas klien tampak di bantu oleh keluarga dan petugas
kesehatan, TD 140/100 mmHg, N 110 x/I, RR 28x/i

14
E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny.z Nama Mahasiswa : Rizky Guspita F
Ruang : Bedah Nim : G1B216023
No R.M : 845531
No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional Paraf
1. Dx1,Penurunan curah Tujuan : 1) Evaluasi nyeri dada 1) Untuk mengetahui adanya
Tujuan : dalam waktu (intensitas, durasi, lokasi) gangguan perfusi ke
jantung bd perubahan
3x24 diharapkan pompa koroner/jantung
kontraktilitas dd klien jantung efektif dan curah 2) Kelainan irama jantung
jantung adekuat dengan 2) Catat adanya disritmia. menunjuukan adanya
mengeluh sesak nafas,
Kriteria hasil : kegawatan.
klien mengatakan batuk, 1) Tanda-tanda vital
dalam batas normal 3) S1 dan S2 mungkin lemah
klien mengeluh kepalanya
 TD 120/80 mmhg 3) Auskultasi bunyi jantung, karena menurunnya kerja
pusing, klien mengatakan  N 70-100x/i kaji irama jantung. pompa. Irama Gallop umum (S3
dada berdebar-debar, klien  RR 16-20x/i dan S4) dihasilkan sebagai
2) Disritmia terkontrol aliran darah keserambi yang
mengatakan badan terasa atau hilang distensi. Murmur dapat
3) Klien melaporkan menunjukkan
lemas dan merasa cepat
penurunan episode Inkompetensi/stenosis katup.
lelah, klien tampak lemah, dispnea 4) Dapat memonitor setiap
4) Klien ikut serta dalam 4) Ukur TTV tiap jam hemodinamik secara cepat
klien tampak sesak, klien
aktivitas yang perubahan 5) Penurunan curah jantung dapat
tampak pucat, konjungtiva mengurangi beban 5) Palpasi nadi perifer menunjukkan menurunnya nadi
kerja jantung. radial, popliteal, dorsalis, pedis
ananemis (+), takikardi,
dan posttibial. Nadi mungkin
murmur (+) cepat hilang atau tidak teratur
untuk dipalpasi dan pulse
akral dingin, N110 x/i.
alternan.
6) tubuh tidak mampu lagi
6) Pantau TD mengkompensasi dan hipotensi
tidak dapat normal lagi.
7) Stres dapat meningkatkan TD

15
7) Anjurkan untuk mengurangi dan memperburuk kondisi
stress dan istirahat pasien.
8) Pucat menunjukkan
8) Kaji kulit terhadap pucat dan menurunnya perfusi perifer
sianosis sekunder terhadap tidak
adekuatnya curah jantung; Area
yang sakit sering berwarna biru
atau belang karena peningkatan
kongesti vena.
9) Monitor balance cairan 9) Untu mengetahui keseimbangan
cairan dan memonitor kelebihan
cairan
10) Berikan oksigen tambahan 10) Meningkatkan sediaan oksigen
dengan kanula nasal/masker untuk kebutuhan miokard untuk
dan obat sesuai indikasi melawan efek hipoksia/iskemia.
11) Kolaborasi pemeriksaan 11) Untuk mengetahui kemungkinan
laboratorium (elektrolit) gangguan elektrolit sebagai
penyebab aritmia
12) Kolaborasi Pemberian obat 12) Banyak obat dapat digunakan
Furosemide, ramipril, untuk meningkatkan volume
sekuncup, memperbaiki
kontraktilitas dan menurunkan
kongesti.
2. Dx 2, Ketidakefektifan Tujuan : 1) Kaji penyebab gangguan 1) Untuk menentukan tindakan
pola nafas bd keletihan dd Setelah dilakukan tidakan pola nafas yang harus dilakukan
Klien mengeluh masih keperawatan selama 1x24 selanjutnya
sesak nafas, Klien jam pola nafas efektif 2) Kaji respirasi dan nadi 2) Untuk menentukan tindakan
mengatakan sesak kriteria hasil : secara berkala selanjutnya
bertambah bila klien 1) Klien tidak sesak 3) Atur posisi semi fowler 3) Posisi powler akan
beraktivitas, Klien tampak 2) RR dalam batas meningkatkan ekspansi paru
sesak, Penggunaan otot normal 16-24 x/i optimal. Istirahat akan
bantu nafas (+), RR 28 x/i mengurangi kerja jantung dan
menurunkan tekanan darah
4) Ajarkan cara nafas efektif 4) Hemat energi sehingga mafas

16
5) Kolaborasi tidak semakinberat
 Pemberian O2 5) Kolaborasi :
 Pemberian O2 meningkatkan
oksigen alveolar yang dapat
memperbaiki hipoksemia
jaringan
3 Dx3, Intoleransi aktivitas Tujuan : dalam waktu 1. Periksa tanda vital sebelum 1. Hipotensi ortostatik dapat
bd ketidak seimbangan 3x24 jam masalah dan segera setelah aktivitas, terjadi dengan aktivitas karena
antara suplai oksigen dan keperawatan aktivitas khususnya bila klien efek obat (vasodilasi),
kebutuhan oksigen dd klien meningkat teratasi menggunakan perpindahan cairan (diuretik)
klien mengatakan sesak dengan criteria hasil: vasodilator,diuretik dan atau pengaruh fungsi jantung.
bertambah bila klien 1) Mendemonstrasikan penyekat beta. 2. Penurunan/ketidakmampuan
beraktivitas, klien peningkatan toleransi 2. Catat respons miokardium untuk
mengatakan badan terasa 2) aktivitas yang dapat kardiopulmonal terhadap meningkatkan volume
lemas dan merasa cepat diukur/maju dengan aktivitas, catat takikardi, sekuncup selama aktivitas
lelah, klien tampak sesak, 3) frekuensi disritmia, dispnea dapat menyebabkan
aktivitas klien tampak di jantung/irama dan TD berkeringat dan pucat. peningkatan segera frekuensi
bantu oleh keluarga dan dalam batas normal 3. Tingkatkan istirahat, batasi jantung dan kebutuhan oksigen
petugas kesehatan, TD pasien dan kulit aktivitas juga peningkatan kelelahan dan
140/100 mmHg, N 110 x/I, hangat, merah muda, 4. Anjurkan klien untuk kelemahan.
RR 28x/i dan kering. menghindari peningkatan 3. Menentukan respon klien
tekanan abdominal. terhadap aktivitas
5. Ajarkan klien bagaimana 4. Menurunkan kerja
menggunakan teknik miokard/konsumsi oksigen,
mengontrol pernafasan. menurunkan risiko komplikasi.
6. Batasi pengunjung sesuai 5. Manuver Valsava seperti
dengan keadaan klinis klien. menahan napas, menunduk,
7. Bantu aktivitas sesuai batuk keras dan mengedan
dengan keadaan klien dan dapat mengakibatkan
jelaskan pola peningkatan bradikardia, penurunan curah
aktivitas bertahap. jantung yang kemudian disusul

17
8. Evaluasi peningkatan dengan takikardia dan
intoleran aktivitas. peningkatan tekanan darah
9. Implementasi program 6. Pernafasan dapat
rehabilitasi jantung/aktivitas meminimalkan kerja
. kardiopulmonal
7. Keterlibatan dalam
Rasional : pembicaraan panjang dapat
melelahkan klien tetapi
kunjungan orang penting dalam
suasana tenang bersifat
terapeutik
8. Mencegah aktivitas berlebihan;
sesuai dengan kemampuan
kerja jantung.
9. Dapat menunjukkan
peningkatan dekompensasi
jantung daripada kelebihan
aktivitas.
10. Peningkatan bertahap pada
aktivitas menghindari kerja
jantung/konsumsi oksigen
berlebihan. Penguatan dan
perbaikan fungsi jantung
dibawah stress, bila fungsi
jantung tidak dapat membaik
kembali

18

Você também pode gostar