Você está na página 1de 5

ISSN 0852-405X Jurnal Penelitian UNIB, Vol. X, No 2, Juli 2004, Hlm.

114 - 118 114

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN UNTUK SUKSES DAN


KETEKUNAN BELAJAR MAHASISWA PROGRAM D-II
PGSD PRAJABATAN UPP 01 FKIP FISIP UNIB
TAHUN AKADEMIK 2002/2003

Resnani
Program D-II PGSD FKIP Universitas Bengkulu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebutuhan untuk sukses, tingkat ketekunan belajar, dan untuk
mengetahui korelasi (hubungan) antara tingkat kebutuhan untuk sukses dan tingkat ketekunan belajar mahasiswa
Program D-II PGSD FKIP Unib Tahun Akademik 2002/2003. Metode penelitian yang digunakan adalah teknik
analisis korelasi product moment. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa D-II PGSD FKIP UNIB Th.
Akademik 2002/2003. Sampel penelitian adalah sampel penuh yaitu semua populasi yang berjumlah 43 siswa
dijadikan sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan untuk sukses termasuk
kategori sedang, dengan angka rata-rata 46.06. Tingkat ketekunan belajar termasuk kategori sedang dengan rata-
rata 43.9. Terdapat korelasi antara kebutuhan untuk sukses dan ketekunan belajar mahasiswa Program D-II PGSD
FKIP UNIB Tahun. Akademik 2002/2003 dengan koefisien korelasi sebesar 0.547.
Kata kunci : kebutuhan untuk sukses, ketekunan belajar, mahasiswa.

PENDAHULUAN bakat, baiknya materi yang akan diajarkan,


lengkapnya sarana belajar, namun siswa tidak
Belajar adalah suatu proses perubahan mempunyai motivasi dalam belajar, maka
tingkah laku sebagai hasil interaksi individu proses belajar tidak akan belangsung dengan
dengan lingkungan. Sebagai suatu proses, optimal. Ini berari motivasi belajar me-
berarti bahwa berhasil tidaknya seorang rupakan daya penggerak bagi seseorang un-
dalam belajar akan dipengaruhi oleh banyak tuk melakukan aktivitas belajar, termasuk
faktor. Secara garis besar, faktor yang dapat bagi mahasiswa Program D-II PGSD Pra-
mempengaruhi hasil belajar seseorang jabatan UPP 01 FKIP Unib Tahun Akademik
dikelompokkan ke dalam dua bagian yakni, 2002/2003.
faktor intern dan faktor ektern. Faktor inter Atkinson (1965) mengemukakan bahwa
adalah segala faktor yang bersumber dari salah satu faktor penting dan menjadi daya
dalam diri pribadi orang yang belajar, seperti penggerak bagi seseorang untuk belajar ialah
IQ, bakat, minat, motif, sikap, perhatian, keinginannya memenuhi kebutuhan untuk
ketekunan, dan sebagainya. Sedangkan faktor sukses dan kebutuhan untuk menjauhi ke-
ekstern adalah segala faktor yang bersumber gagalan dalam belajar. Dengan demikian,
dari luar diri pribadi orang yang belajar, jika seseorang memiliki kebutuhan sukses
seperti lingkungan keluarga, lingkungan se- yang tinggi, maka ia akan bekerja keras dan
kolah, lingkungan masyarakat, kurikulum, te- tekun dalam belajar. Seseorang akan mela -
naga pengajar, metode pembelajar, sarana, kukan suatu perbuatan karena dirasakan ada-
prasarana belajar, dan sebagainya. nya suatu kebutuhan. Sehubungan dengan ini
Dari berebagai faktor tersebut di atas, Sarlito (1983) mengemukakan bahwa per-
faktor motivasi belajar mempunyai pengaruh buatan dimulai dengan adanya lapar atau
penting bagi keberhasilan belajar seseorang. takut. Keadaan tidak seimbang ini tidak me-
Sehubungan dengan ini Elida (1989) menya- nyenangkan bagi individu yang bersang-
takan bahwa betapa pun baiknya potensi anak kutan, sehingga timbul kebutuhan untuk me-
yang meliputi kemampuan intelektual atau niadakan ketidakseimbangan itu, misalnya
Resnani 115

mencari makanan atau mencari perlindungan. kebutuhan untuk sukses yang tinggi ada
Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan kecenderungan akan melakukan aktivitas
dorongan atau motif untuk berbuat. Dari pen- belajar dengan penuh ketekunan. Dengan
dapat ini terkandung makna bahwa kebu- kata lain, mahasiswa yang memiliki tingkat
tuhan itu merupakan kekurangan yang me- ketekunan belajar yang tinggi merupakan
merlukan pemenuhan. Sebagaimana dikemu- salah satu pertanda bahwa ia atau mereka
kakan oleh Partini (1984) bahwa kebutuhan memiliki kebutuhan untuk sukses yang
(need) dapat dipandang sebagai kekurangan tinggi.
adanya sesuatu, dan ini menuntut segera pe- Ada beberapa indikator yang mencer-
menuhannya, untuk segera mendapatkan ke- minkan mahasiswa memiliki kebutuhan
seimbangan. Situasi kekurangan ini berfungsi untuk sukses yang tinggi, antara lain: tidak
sebagai suatu kekuatan, dorongan atau alasan cepat berputus asa bila menemui kesulitan
yang menyebabkan seseorang bertindak un- dalam belajar; tidak cepat puas terhadap
tuk memenuhi kebutuahn. prestasi yang telah dicapai; terbuka dalam
Apabila teori di atas dikaitkan dengan menerima kritikan; selalu berkeinginan untuk
studi mahasiswa, maka kesuksesan dalam meningkatkan hasil belajar; berkeinginan un-
studi dapat dipandang sebagai suatu ke- tuk mencapai hasil belajar yang terbaik; tidak
butuhan. Dengan merasakan kesuksesan da- cepat merasa jenuh/bosan; sangat berke-
lam studi sebagai suatu kebutuhan, akan me- inginan untuk menyelidiki hal-hal baru; dan
ngarahkan aktivitas mahasiswa yang ber- sangat berkeinginan untuk menegakkan di-
sangkutan untuk meraih kesuksesan tersebut. siplin dan lain sebagainya (Elida,1989).
Dalam rangka meraih kesuksesan itu, tentu Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan
tidak ada cara lain kecuali belajar dengan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai be-
tekun. Dalam kaitanya dengan ketekunan rikut: (1) untuk mengetahui tingkat kebu-
belajar, kebutuhan untuk sukses dapat di- tuhan untuk sukses mahasiswa Program D-II
pandang sebagai daya penggerak bagi se- PGSD Prajabatan UPP 01 FKIP UNIB Tahun
seorang mahasiswa sehingga ia melakukan Akademik 2002/20033. (2) untuk mengetahui
aktivitas belajar yaitu belajar dengan tekun. tingkat ketekunan belajar mahasiswa Pro-
Oleh karena itu, kebutuhan untuk sukses gram D-II PGSD Prajabatan UPP 01 FKIP
dapat pula dikatakan sebagai motivasi be- UNIB Tahun Akademik 2002/2003. (3) un-
lajar. Kebutuhan untuk sukses adalah identik tuk mengetahui korelasi (hubungan) antara
dengan kebutuhan berprestasi. tingkat kebutuhan untuk sukses dan tingkat
Setiap mahasiswa berbeda kebutuhan ketekunan belajar mahasiswa Program D-II
berprestasi. Ada mahasiswa yang memiliki PGSD Prajabatan UPP 01 FKIP UNIB Tahun
kebutuhan berprestasi tinggi dan ada pula Akademik 2002/2003.
yang tendah. Mahasiswa memiliki kebutuhan
berprestasi tinggi kalau keinginan untuk METODE PENELITIAN
sukses benar-benar berasal dari dalam diri
sendiri. Mahasiswa yang memiliki kebutuhan Penelitian ini menerapkan metode deskriptif
berprestasi rendah cenderung takut gagal dan kuantitatif. Untuk menganalisis data tentang
kurang mau menanggung resiko dalam men- tingkat kebutuhan untuk sukses dan tingkat
capai prestasi yang lebih tinggi (Elidah, ketekunan belajar digunakan teknik analisis
1989). angka rata-rata. Untuk menganalisis hu-
Lebih lanjut Elida (1989) menge- bungan antara kebutuhan untuk sukses dan
mukakan bahwa kebutuhan untuk berprestasi tingkat ketekunan belajar mahasiswa digu-
dapat menjadi suatu faktor yang bermotivasi nakan teknik korelasi product moment.
dalam belajar. Atas pendapat ini dapat Populasi dalam penelitian ini adalah se-
dikatakan bahwa mahasiswa yang memiliki luruh mahasiswa Program D-II PGSD Pra-
Kebutuhan untuk sukses dan ketekunan belajar mahasiswa 116

jabatan UPP 01 FKIP UNIB Tahun Aka- Penelitian ini membuktikan bahwa ting-
demik 2002/2003 yang berjumlah 43 ma- kat kebutuhan untuk sukses dan tingkat ke-
hasiswa. Sampel penelitian diambil sampel tekunan belajar mahasiswa Program D-II
penuh yakni semua populasi dijadikan PGSD Prajabatan UPP 01 FKIP Unib Tahun
sampel penelitian. Hal ini sejalan dengan Akademik 2002/2003 adalah sedang dengan
pendapat Arikunto (1986) yang menyatakan angka rata-rata masing-masing sebesar 46.06
bahwa untuk sekedar ancer-ancer dalam pe- dan 43.9. Sungguh pun angka rata-rata
ngambilan sampel apabila sampelnya kurang tingkat kebutuhan untuk sukses sebesar 46.06
100, lebih baik diambil semua sehingga dan angka rata-rata ketekunan belajar 43.9
penelitiannya merupakan penelitian populasi. tersebut telah termasuk kategori sedang, akan
Pengumpulan data dilakukan melalui angket, tetapi masih relatif jauh dari standar mak-
baik data mengenai kebutuhan untuk sukses simal pada kategori sedang yaitu 54.
maupun data tentang ketekunan belajar. Kebutuhan untuk sukses dapat dipandang
sebagai salah satu faktor yang dapat me-
HASIL DAN PEMBAHASAN nguatkan motivasi belajar seorang maha-
siswa. Selanjutnya motivasi belajar yang kuat
Analisis data dilakukan untuk menjawab tiga akan menjadi daya dorong tersendiri bagi
permasalahan penelitian, yakni: (1) data seorang mahasiswa untuk melakukan ke-
tentang tingkat kebutuhan untuk sukses, (2) giatan belajar secara tekun, yang dalam hal
data tentang tingkat ketekunan belajar, dan ini disebut dengan ketekunan belajar. Pene-
(3) data tentang korelasi antara tingkat litian ini juga membuktikan bahwa terdapat
kebutuhan untuk sukses dan tingkat kete- korelasi antara tingkat kebutuhan untuk
kunan belajar. sukses dan tingkat ketekunan belajar maha-
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh siswa Program D-II PGSD Prajabatan UPP
hasil sebagai berikut: (1) Dari 43 mahasiswa 01 FKIP UNIB Tahun Akademik 2002/2003
yang diberi angket tentang kebutuhan untuk dengan koefisien korelasi sebesar 0.547. Atas
sukses diperoleh jumlah skor sebesar 1.428. dasar ini dapat dikatakan bahwa seseorang
Setelah dicari rata-rata diperoleh angka rata- mahasiswa memiliki tingkat kebutuhan untuk
rata sebesar 46.06. Angka tersebut ini ter- sukses yang tinggi, ada kecenderungan akan
masuk pada kategori sedang. (2) Dari 43 menunjukkan tingkat ketekunan belajar yang
mahasiswa yang diberi angket tentang kete- tinggi pula.
kunan belajar diperoleh jumlah skor sebesar Oleh karena kebutuhan untuk sukses di-
1.362. Setelah dicari rata-rata diperoleh pandang sebagai motivasi belajar, maka sa-
angka rata-rata sebesar 43.9. Angka tersebut ngat diperlukan adanya upaya untuk mem-
ini termasuk pada kategori sedang. (3) De- bangkitkan motivasi belajar. Elida (1989)
ngan menggunakan teknik analisis korelasi menyatakan bahwa ada beberapa cara untuk
product moment dengan rumus angka kasar, membangkitkan motivasi belajar, di anta-
diperoleh rhitung sebesar 0.547. Setelah di- ranya adalah memberikan penghargaan, per-
banding dengan harga kritik korelasi (rt) saingan atau kompetisi, hadiah dan hukuman,
dengan n = 43 pada taraf signifikan 0.05 serta pemberitahuan tentang kemajuan be-
sebesar 0.355 dan pada taraf signifikan 0.01 lajar.
sebesar 0.456, ternyata rhitung sebesar 0.547 Menurut Cumbo In Elida, 1989) peng-
tersebut lebih besar. Ini berarti terdapat kore- hargaan sangat efektif untuk memotivasi dan
lasi (hubungan) positif antara tingkat kebu- dalam mengerjakan tugas, baik tugas-tugas
tuhan untuk sukses dengan ketekunan belajar yang harus dikerjakan dengan segera maupun
mahasiswa Program D-II PGSD Prajabatan tugas-tugas yang berlangsung terus menerus.
UPP 01 FKIP UNIB Tahun Akademik 2002/ Teori ini diperlukan juga bagi mahasiswa.
2003.
Resnani 117

Memupuk persaingan atau kompetisi rupa sehingga mahasiswa mudah dan senang
antar mahasiswa lebih banyak berpengaruh mempelajarinya; (c) memilih dan
terhadap kepribadian mahasiswa. Akan lebih menggunakan media pembelajaran yang
baik jika dibentuk persaingan antardiri sen- efektif untuk meningkatkan motivasi belajar
diri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara para mahasiswa; dan (d) memanfaatkan
memberi kesempatan kepada para mahasiswa evaluasi sebagai umpan balik bagi usaha
untuk mengenal kemajuan-kemajuan yang peningkatan hasil belajar mahasiswa se-
telah dicapai sebelumnya dan apa yang dapat lanjutnya. Untuk keperluan ini maka evaluasi
dicapai pada waktu berikutnya. Selanjutnya harus dilakukan secara terencana untuk
hadiah sebagai upaya memotivasi mahasiswa mengetahuan kemajuan belajar mahasiswa.
dapat menja di penguat tingkah laku maha-
siswa. Sedangkan hukuman lebih banyak
memberi pengaruh psikologis yang negatif KESIMPULAN
dibandingkan dengan motivasi yang ditim- Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke-
bulkannya. William In Elida (1989) menya- butuhan untuk sukses dan tingkat ketekunan
takan bahwa memang ada kemungkinan hu- belajar mahasiswa Program D-II PGSD
kuman meningkatkan proses belajar siswa, Prajabatan UPP 01 FKIP UNIB Tahun
namun siswa akan berhenti belajar jika hu- Akademik 2002/2003 termasuk kategori
kuman ditiadakan. sedang dengan angka rata-rata masing-
Crow dan Smith In Elida (1989) me- masing 46.06 dan 43.9. Selanjutnya terdapat
ngemukakan bahwa akan timbul kegem- korelasi positif antara kebutuhan untuk
biraan dan keinginan untuk lebih meningkat sukses dan tingkat ketekunan belajar
kegiatan belajar dalam diri siswa, jika ia mahasiswa Program D-II PGSD Prajabatan
mengetahui kemajuan yang telah dicapainya. UPP 01 FKIP UNIB Tahun Akademik
Berbagai eksperimen yang dilakukan menyo- 2002/2003 dengan koefisien korelasi sebesar
kong keyakinan di atas, bahwa seiring de- 0.547. Oleh kerena kebutuhan untuk sukses
ngan diketahuinya kemajuan nyata yang telah sebagai motivasi belajar mempunyai
dperoleh siswa, maka usaha berikutnya akan hubungan yang berarti (signifikan) dengan
terangsang. ketekunan belajar mahasiswa, maka sangat
Berdasarkan uraian di atas, dapat dike- diperlukan adanya upaya oleh dosen untuk
mukakan bahwa di dalam membangun moti- menumbuhkembangkan atau membangkitkan
vasi secara efektif yang penting dilakukan motivasi belajar mahasiswa.
adalah mempelajari kebutuhan mahasiswa Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
secara individual, sedalam dan seluas mung- disarankan kepada para pengajar (dosen)
kin sehingga tenaga pengajar dapat menyu- sebagai berikut: (a) dosen hendaknya dapat
sun strategi pembelajaran yang sesuai dengan mengenal lebih dalam tentang karakteristi
kebutuhan mahasiswa. Dosen perlu menge- mahasiswa secara individual untuk dijadikan
tahui secara pasti berapa dan siapa yang bahan pertimbangan dalam menyusun
tinggi, sedang, dan rendah. strategi pembelajaran; (b) dosen dalam
Selain cara-cara yang telah dikemukakan proses pembelajaran hendaknya dapat
di atas, ada beberapa cara lain yang dapat senantiasa meningkatkan keterlibatan para
dilakukan oleh dosen dalam rangka menum- mahasiswa. Hal ini dapat ditempuh dengan
buhkembangkan kebutuhan untuk sukses, di menggunakan metode pembelajaran yang
antaranya adalah (a) mewujudkan prosedur dianggap efektif dalam melibatkan para
pembelajaran yang melibatkan mahasiswa mahasiswa, seperti diskusi, tanya jawab, dan
secara aktif, seperti diskusi, tanya jawab, pemberian tugas; (c) dosen hendanyak
penberian tugas, dan sebagainya; (b) meng- menciptakan kondisi lingkungan belajar yang
organisasikan materi perkuliahan sedemikian menyenangkan sehingga membangkitkan
Kebutuhan untuk sukses dan ketekunan belajar mahasiswa 118

kegairahan mahasiswa untuk melakukan Elida Prayitno. 1989. Motivasi dalam


kegiatan belajar secara tekun, misalnya Belajar. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti,
dengan cara memberikan kesempatan yang Proyek Pengembangan LPTK.
luas kepada mahasiswa untuk bertanya atau
mengemukakan pendapat; (d) Kepada maha- Sudjana. 1984. Statistik. Bandung: PT
siswa yang mencapai prestasi yang belajar Tarsito.
yang tinggi, hendaknya diberi penghargaan.
Penghargaan dapat bersifat verbal maupun Sutrisno Hadi. 1986. Statistik Jilid II.
material. Yogyakarta: Yayasan penerbitan Fakultas
Psikologi UGM.
DAFTAR PUSTAKA Sarlito, Wirawan, Sarwono. 1983. Teori-
Arkinson, J.W. 1965. The Mainspring of teori Psikologi Sosial. Jakarta: CV. Rajawali.
Achievement Oriented Activy. In J.D
Krumboltz (Ed). Learning and the Education Siti Partini Suardiman. 1984. Psikologi
Procecc. Chicago: Rian Mc. Mally Pendidikan. Yogyakarta: FIP-IKIP.

Você também pode gostar