Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
10
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1.2. Etiologi
DHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus dan ditularkan oleh nyamuk
Aedes Aegypti. Di Indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue
yang termasuk dalam grup B dari arthropedi borne viruses ( Arbovirus ), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4. Infeksi oleh salah satu serotype menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype
bersangkutan, tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipr lain. Virus dengue ini terutama ditularkan
melalui vector nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies
lain kurang berperan. Jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh Indonesia kecuali di ketinggian lebih dari
1000 m di atas permukaan laut. Perkembangan hidup nyamuk Aedes Aegypti dari telur hingga dewasa
memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta
memilih dari manusia untuk memotong telurnya. Sedangkan nyamuk jantan tidak dapat menghisap darah,
melainkan hidup Dari sari bunga tumbuh-tumbuhan. Umur nyamuk Aedes Aegypti betina sekitar ± 2
minggu. ( Hadinegoro, 1999 )
2.1.3. Patofisiologi
Virus dengue masuk pertama kali ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk, terinfeksi oleh virus
dengue untuk pertama kalinya atau mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Saat virus masuk
kedalam peredaran darah melalui gigitan nyamuk, terjadi infeksi virus dengue yang akan merangsang
endotoxin,selanjutnya merangsang zat pyrogen dan endogen, mengakibatkan interleukin 1, menggeser set
point dari titik normal, sehingga terjadi menggigil, demam, dan terjadi hipertermia mendadak. Dari
hipertermi akan meningkatkan stress, merangsang keluarnya histamine, menyebabkan peningkatan HCI,
mengiritasi lambung, terjadi mual dan penurunan nafsu makan, masukan yang tidak adekuat sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi yaitu kurang dari kebutuhan tubuh.
2.1.6. Penatalaksanaan
Bila anak diduga atau sudah didiagnosa medis DHF, maka hal yang harus dilakukan adalah :
a. Tirah baring
b. Beri makanan yang lunak. Apabila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak 1, - 2 liter
dalam 24 jam ( susu, air, dengan gula atau sirup ). Atau air tawar yang ditambahkan dengan garam saja.
c. Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Hiperpireksia dapat diberikan kompres es di kepala, ketiak dan
inguinal. Antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminoferen, eukinin, atau dipiron. Hindari pemberian
asetol karena bahaya pendarahan.
d. Pemberian cairan intravena pada anak tanpa renjatan dilakukan bila anak terus menerus muntah, sehingga
tidak mungkin diberi makanan peroral atau didapatkan nilai hematokrit yang terus meningkat ( >40vol% ).
Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan
glukosa 5 % dalam 1/3 larutan NaCl 0,9% dengan jumlah tetesan 16 x/ menit.
2.1.7. Prognosis
Jumlah pasien demam berdarah di RSUD Suwondo Pati, Jawa Tengah, meningkat. Dalam satu bulan
terakhir tercatat 200 lebih pasien menjalani perawatan. Dua di antaranya meninggal dunia.
Data dari rumah sakit menunjukan, setiap hari tercatat lima pasien baru demam berdarah masuk. Akibat
membludaknya pasien, rumah sakit terpaksa memfungsikan selasar, lorong ruangan, dan ruang transit UGD
untuk merawat pasien demam berdarah.
Wakil Direktur RSUD Suwondo, Tuti Ingniaty, menyampaikan, sejak awal tahun 2016 hingga Kamis 7
Januari, jumlah pasien demam berdarah yang masih menjalani perawatan sebanyak 44 orang. Penderita
demam berdarah didominasi anak-anak di bawah 12 tahun.
2.1.8. Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes Aegypti.
Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
a. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang
nyamuk, pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat pengembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan
manusia.
b. Biologis
Pengendalian biologis dengan menggunakan ikan pemakan jentik ( ikan cupang )
c. Kimiawi
Pengendalian kimiawi antara lain :
1) Pengasapan/fogging berguna untyk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
2) Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam, dan
lain-lain.
Menurut Nanda, diagnose keperawatan dinyatakan dengan benar adalah sebagai berikut :
a. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolism
Batasan Karakteristik
Konvulsi
Kulit kemerahan
Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
Kejang
Takikardi
Takipnea
Kulit terasa hangat
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
Batasan Karakteristik
Perubahan status mental
Penurunan tekanan darah
Penurunan tekanan nadi
Penurunan volume nadi
Penurunan turgor kulit
Penurunan turgor lidah
Pengeluaran haluaran urine
Penurunan pengisian vena
Membrane mukosa kering
Kulit kering
Peningkatan hematokrit
Peningkatan suhu tubuh
Peningkatan frekuensi nadi
Peningkatan konsentrasi urine
Penurunan berat badan tiba-tiba
Haus
Kelemahan
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan
Batasan Karakteristik
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
Berat badan turun 20 % atau lebih di bawah berat badan ideal
Kerapuhan kapiler
Diare
Kehilangan rambut berlebihan
Bising usus hiperaktif
Kurang makanan
Kurang informasi
Kurang minat pada makanan
Penurunan berat badan denagn asupan makanan adekuat
Kesalahan konsepsi
Kesalahan informasi
d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi
Batasan Karakteristik
Perilaku hiperbola
Ketidakakuratan mengikuti perintah
Ketidakakuratan melakukan tes
Perilaku tidak tepat
Pengungkapan masalah
Nanda ( 2009 ) dan Doenges ( 2000 ), menyatakan bahwa rencana tindakan keperawatan yang dapat
disusun untuk setiap diagnose adalah :
a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
Tujuan : Mempertahankan suhu tubuh normal dengan criteria hasil suhu tubuh 35,50-37,00c
Kriteria hasil : Suhu tubuh antara 36 – 370 c, membrane mukosa basah, nyeri otot hilang
Rencana :
1) Ukur tanda-tanda vital ( suhu )
Rasional : Suhu 38,90c-41,10c, menunjukkan proses penyakit infeksi akut
2) Berikan kompres hangat
Rasional : Kompres hangat akan terjadi perpindahan panas konduksi
3) Tingkatkan intake cairan
Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi dengan criteria hasil mata tidak cekung, membrane mukosa
tetap lembab, turgor kulit baik
Kriteria hasil : Turgor kulit baik, kulit tidak kering, membrane mukosa tetap lembab
Rencana :
1) Observasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam
Rasional : Penurunan sirkulasi darah dapat terjadi dari peningkatan kehilangan cairan mengakibatkan
hipotensi dan takikardia
2) Observasi dan cata intake dan output
Rasional :Menunjukkan status volume sirkulasi,terjadinya/perbaikan perpindahan cairan, dan respon
terhadap terapi
3) Timbang berat badan
Rasional : Mengukur keadekuatan penggantian cairan sesuai fungsi ginjal
4) Monitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam
Rasional : Mempertahankan keseimbangan cairan/elektrolit
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan
Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuat dengan criteria hasil berat badan stabil atau meningkat
Rencana :
1) Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
Rasional : Mengganti kehilangan vitamin karena malnutrisi/anemia
2) Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering secara
bertahap
Rasional : Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan
3) Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama
Rasional : Mengawasi penurunan berat badan
4) Pertahankan kebersihan mulut klien
Rasional : Mulut yang bersih meningkatkan selera makan dan pemasukan oral
5) Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit
Rasional : Meningkatkan motivasi klien untuk makan
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Kasus
An. D berumur 4 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 20 September 2016. Ibu klien mengatakan anaknya
mengalami demam secara mendadak naik turun disertai mual, muntah dan tidak adanya nafsu makan
selama 5 hari. Ibu klien mengatakan bahwa sudah lama mengalami demam tetapi ia hanya menganggap
demam biasa.
3.1. Pengkajian
3.1.1. Identitas klien
An. D ( perempuan ) berumur 3 tahun beragama islam dengan beralamatkan Ds. Gadingrejo RT 02 RW 01
Juwana , masuk rumah sakit pada tanggal 20 september 2016. Klien mulai dikaji pada tanggal
21 September 2016 dan di diagnose medis DHF, dengan hasil laborat Hb : 11,1 mg / dl , HT : 39,5 %
Leucosit : 9800 sel/mm3 , trombosit : 65000 sel/mm3
3.1.2. 3.1.2 Identitas orang tua
Nama ibu dari An. W adalah Ny. A berusia 30 tahun. Pendidikan terkhir ibu klien adalah SLTA. Sehari-
hari ibu klien bekerja sebagai wiraswasta. Ny. A sendiri beragama islam dan bertempat tinggalDs.
Gadingrejo RT 02 RW 01 Juwana.
3.1.3. Riwayat kesehatan klien
a. Keluhan utama
“ Anak saya demam tanpa sebab “
b. Riwayat penyakit sekarang
Sebelumnya klien belum pernah masuk rumah sakit rawat inap. Klien demam kira-kira selama 3 hari mulai
tanggal 17 September 2016, paginya klien di kompres dan sudah tidak panas lagi pada siang hari. Namun
ternyata sore hari badan klien demam kembali. Ibu klien langsung membawa ke rumah sakit karena
khawatir dengan keadaan anknya.
c. Riwayat penyakit lalu
1) Prenatal Care
Pemeriksaan kehamilan rutin di bidan praktek, selama hamil tidak ada keluhan atau penyakit yang ibu
alami. Ibu klien tidak pernah terpapar dengan radiasi. Berat badan selama kehamilan 62 kg.
2) Natal
Ibu melahirkan di rumah sakit. Jenis persalinan normal.
3) Post natal
Kondisi bayi saat lahir tidak ada cacat. Klien lahir dengan BB : 18 Kg, PB : 101 Cm. Sebelumnya tidak
pernah menderita penyakit seperti sekarang.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Setahun yang lalu kakak kandungnya dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama.
5) Riwayat imunisasi
Klien mendapatkan imunisasi polio pada umur 1 bulan dan reaksinya adalah demam. Imunisasi terakhir
pada umur 3 bulan dengan mendapatkan imunisasi DPT.
6) Riwayat tumbuh kembang
A. Pertumbuhan Fisik
a. BB saat sakit : 16 kg
b. BB sebelum sakit : 18 kg
c. PB : 101 cm
B. Perkembangan tiap tahap
a. Berguling : 6 bulan
b. Merangkak : 9 bulan
c. Duduk : 10 bulan
d. Mengeluarkan suara : 1 tahun
C. Riwayat nutrisi
a. Pemberian asi
Klien menyusui setelah lahir, klien mendapatkan asi langsung dari ibu. Lama pemberian asi ± 1 tahun
b. Pemberian susu formula
Klien diberi susu formula sejak umur 5 bulan sampai sekarang
c. Perubahan pola nutrisi tiap tahap usia – sekarang
Klien usia 0 – 5 bulan mendapatkan asi eksklusif. Umur 6 – 10 bulan mendapat asi dan bubur. Umur 11 –
16 bulan mendapatkan asi dan bubur TIM. Umur 3 tahun sampai sekarang mendapatkan nasi, telur, sayur
dan lain – lain.
d. Riwayat psikososial
Klien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan seorang adiknya. Klien tidur bersama dengan sang
adik. Sehari – hari klien bermain dengan adiknya karena klien tidak mempunyai kegiatan khusus.
e. Riwayat spiritual
Anggota keluarga klien rajin dalam beribadah
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
KU : sedang, kesadaran komposmentis
2) Tanda – tanda vital
Nadi : 126x/menit
Suhu : 380 C
Pernafasan : 28x/menit
3) Antropometri
A. BB : 16 Kg
B. TB : 101 cm
C. Lingkar kepala : 39 cm
D. Lingkar lengan atas : 16 cm
E. Lingkar dada : 51 cm
F. Lingkar perut : 52 cm
4) Sistem pernapasan
Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada tumor teraba, gerakan dada saat bernafas simetris.
5) Kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis, tidak ada sianosis, bibir kering
6) Sistem pencernaan
Kemampuan menelan klien baik, tidak ada kembung, mukosa bibir kering.
7) Sistem indra
Mata : konjungtiva tidak anemis
Hidung : Tidak ada secret
Telinga : Daun telinga keadaannya semistris, fungsi pendengaran baik.
8) Sistem syaraf
A. Tingkat kesadaran komposmentis
B. Gerakan tubuh lemah
C. Fungsi sensorik klien baik pada sentuhan benda tajam dan benda dingin dengan menolaknya
9) Sistem integemen
Rambut : warna hitam, terlihat bersih
Kulit : akral hangat, tidak terdapat gatal – gatal
Kuku : warna merah muda, tidak mudah patah dan bersih
h. Terapi
Amoxsan : 3 x 500 mg
Sanmol : 3 x ½ sendok
Vometa ; 3 x ½ sendok
IVFD RL : 28 Tetes / menit
Menggigil
Demam
2 DS : “ anak saya sering Tubuh yang telah Defisit volume
kehausan, badannya digigit nyamuk cairan
lemah sekali, dia gelisah“ Virus masuk ke
DO : dalam aliran darah
1). Kulit kering Infeksi virus dengue
2). Membran mukosa Terbentuknya
kering kompleks antibody
3). Peningkatan Aktivasi system
frekuensi nadi komplemen C3a dan
4). Penurunan turgor C5a
kulit Menyerang sel
trombosit
Pelepasan histamine
san serotonin
Permeabilitas kapiler
meningkat
Kebocoran plasma
Ekstravasi cairan
vaskuler
Rejatan hipovolemik
Defisit volume
cairan
Kurang nafsu makan
Intake nutrisi kurang
Akumulasi gas
Perut kembung
Mual muntah
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
3. DS : “ anak saya tidak Ketidak
mau makan karena tidak seimbangan nutrisi
ada nafsu, perutnya kurang dari
sakit,BAB terus, ada kebutuhan tubuh
sariawan “
DO : 1) Berat badan 20 3.1.6. Diagnosa keperawatan
% dibawah berat badan 1. Peningkatan suhu tubuh
ideal berhubungan dengan
2). Stretorea peningkatan laju
3). Bising usus hiperaktif metabolism
4). Tonus otot menurun DS : “ Badan anak saya
hangat, kulitnya merah-
merah, dan kadang kejang-
kejang”
DO : 1). Konvulsi
2). Peningkatan suhu tubuh
diatas kisaran normal
4 DS : “ Bagaimana Masuk rumah sakit
3). Takikardia
keadaan anak saya sus, Kurang terpaparnya 4). Takipnea
sakitnya parah atau tidak, Informasi
saya takut sekali jika 2. Defisit volume cairan
Infosmasi kurang
anak saya kenapa- berhubungan dengan
kenapa“ peningkatan kehilangan
DO : 1). Ketikakuratan cairan aktif
mengikuti perintah DS : “ anak saya sering
2). Ketidakakuratan kehausan, badannya lemah
performa uji sekali, dia gelisah“
DO : 1). Kulit kering
2). Membran mukosa kering
3). Peningkatan frekuensi nadi
4). Penurunan turgor kulit
3. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan butuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan
DS : “ anak saya tidak mau makan karena tidak ada nafsu, perutnya sakit,BAB terus, ada sariawan “
DO : 1) Berat badan 20 % dibawah berat badan ideal
2). Stretorea
3). Bising usus hiperaktif
4). Tonus otot menurun
Tentukan kemampuan
dan kemauan untuk Porsi lebih kecil
belajar dapat meningkatkan
masukan
Jelaskan rasional
pengobatan, dosis, efek
samping dan pentingnya
minum obat sesuai resep
12.45
21 September 2016
DX 2
S : “ anak saya hanya minum sedikit “
O : - Mukosa bibir kering, minum sehari 1-2 gelas
A : Volume cairan tidak adekuat
P : Lanjutkan intervensi
1) Mengobservasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam
2) Mengobservasi dan cata intake dan output
3) Menonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam
21 Sepetember 2016
DX 3
S : “ anak saya belum mau makan “
O : BB 16,0 kg
A : Kebutuhan nutrisi tidak adekuat
P : Lanjutkan intervensi
1) Menimbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi
2) Memberikan kebersihan mulut terutama sebelum makan
3) Mengkolaborasi dengan tim ahli gizi
21 september 2016
DX 4
S : “ saya sudah mengetahui tentang penyakit anak saya “
O : Ibu klien melakukan tindakan mandiri dan tidak terlihat bingung
A : Pengetahuan adekuat
P : Pertahankan intervensi
22 September 2016
DX 2
S : “ anak saya sedikit minum sus “
O : minum 3-4 gelas /hari, turgor kulit jelek
A : volume cairan tidak adekuat
P : Lanjutkan intervensi
1) Mengobservasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam
2) Mengobservasi dan cata intake dan output
3) Menonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam
22 September 2016
DX 3
S : “ anak saya makan sedikit saja “
O : berat badan 17 kg, makan setengah dari porsi yang disediakan
A : Nutrisi tidak adekuat
P :Lanjutkan intervensi
1) Menimbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi
2) Memberikan kebersihan mulut terutama sebelum makan
3) Mengkolaborasi dengan tim ahli gizi
HARI 3 : 23 September 2016
DX 1
S : “ anak saya sudah tidak panas lagi badannya “
O : suhu tubuh 36,5 c
A : Suhu tubuh kembali normal
P : Pertahankan intervensi
DX 2
S : “ anak saya sudah mau dan sering minum sus “
O : Klien minum 5-6 gelas / hari
Klien tidak ada muntah
A : Volume cairan adekuat
P : pertahankan intervensi
DX 3
S : “ anak saya sudah mau makan sus “
O : Klien menghabiskan porsi makan yang disediakan
Klien tidak ada muntah
Berat badan klien 18 kg
A : Nutrisi terpenuhi/ adekuat
P : Pertahankan intervensi
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
a. Pada pengkajian yang penulis lakukan didapatkan data yang menunjukkan gejala DHF, adanya demam
tinggi, badan lemas, mukosa bibir kering disertai sedikit minum dan tidak nafsu makan. Terjadi penurunan
berat badan hingga 2 kg. Klien di diagnose medis DHF akibat terinfeksi virus dengue melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti.
b. Pada diagnose keperawatan yang penyusun dapatkan pada An. W ada 4 diagnosa yaitu : Hipertermi
berhubungan dengan peningkatan laju metabolism, defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mencerna makanan, defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi.
c. Intervensi keperawatan yang telah disusun semua berdasarkan standar asuhan keperawatan. Pada diagnose
hipertermi intervensi yang dibuat adalah Ukur tanda-tanda vital ( suhu ), Berikan kompres hangat,
Tingkatkan intake cairan. Diagnosa deficit volume cairan intervensi yang dibuat adalah Observasi tanda-
tanda vital paling sedikit setiap tiga jam, dan Observasi dan cata intake dan output. Diagnosa perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh intervensi yang dibuat adalah Timbang berat badan, Monitor
pemberian cairan melalui intravena setiap jam, Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi,
Ciptakan lingkungan yang nyaman, Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk
meningkatkan kualitas intake nutrisi, Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan
teknik porsi kecil tapi sering secara bertahap, Anjurkan kebersihan oral, Timbang berat badan setiap hari
pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama.Diagnosa defisiensi pengetahuan intervensi yang
dibuat adalah Tentukan kemampuan dan kemauan untuk belajar, Jelaskan rasional pengobatan, dosis, efek
samping dan pentingnya minum obat sesuai resep, Beri pendidikan kesehatan mengenai penyakit DHF.
d. Implementasi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah diagnose hipertermi berhubungan
dengan peningkatan laju metabolism tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah mengukur tanda-
tanda vital ( suhu ), memberikan kompres hangat, meningkatkan intake cairan. Diagnosa deficit volume
cairan tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah mengobservasi tanda-tanda vital paling sedikit
setiap tiga jam, dan mengobservasi dan cata intake dan output. Diagnosa perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah menimbang berat badan, memonitor
pemberian cairan melalui intravena setiap jam, menimbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi,
menciptakan lingkungan yang nyaman, memberikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk
meningkatkan kualitas intake nutrisi, menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan
teknik porsi kecil tapi sering secara bertahap, menganjurkan kebersihan oral, menimbang berat badan setiap
hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama. Diagnosa defisiensi pengetahuan tindakan yang
dilakukan untuk mengatasinya adalah menentukan kemampuan dan kemauan untuk belajar, menjelaskan
rasional pengobatan, dosis, efek samping dan pentingnya minum obat sesuai resep, dan tidak lupa
memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit DHF.
e. Pada tahap akhir, yaitu evaluasi disimpulkan bahwa 4 diagnosa yang ada telah diatasi semua selama tiga
hari perawatan pada An. W yaitu diagnose. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolism,
ditandai dengan suhu tubuh kembali normal 36,5 C. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif ditandai dengan tidak muntah lagi dan minum 5-6 gelas/hari. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan ditandai dengan berat
badan kembali normal 18 kg,tidak ada muntah, dan menghabiskan porsi makan yang disediakan. Defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi ditandai dengan dapat
melakukan tindakan mandiri, mengerti tentang penyakit anaknya.
4.2. Saran
a. Hendaknya institusi meyediakan referensi yang terbaru untuk meningkatkan kemampuan penulis sehingga
dapat memecahkan adanya masalah yang ada di rumah sakit.
b. Hendaknya masyarakat dapat menyebutkan tanda-tanda DHF sehingga komplikasi DHF dapat
diidentifikasi sedini mungkin.
c. Hendaknya profesi keperawatan dapat menjamin kompetensi profesi perawat melalui uji kompetensi yang
dilakukan pada setiap perawat sehingga perawat terampil dalam memberikan asuhan keperawatan.
AFTAR PUSTAKA