Você está na página 1de 66

BAB VIII

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)


Manajemen Penunjang Layanan Klinis
DISUSUN OLEH :
TIM POKJA VIII :

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


PUSKESMAS SUPPA
TAHUN 2016
BAB VIII. MANAJEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS (MPLK)
Surat Keputusan
NO EPISODE JUDUL NO SK
SK tentang jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang
1 8.1.1 Episode 1
tersedia
SK tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan
2 8.1.3 Episode 1
lab
SK tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan
3 8.1.3 Episode 1
lab untuk pasien urgen (cito)
SK tentang jenis reagensia esensial dan bahan lain yang harus
4 8.1.5 Episode 1
tersedia

SK tentang menyatakan kapan reagensia tidak tersedia (batas


5 8.1.5 Episode 2
buffer stock untuk melakukan order)

6 8.1.6 Episode 1 SK nilai yang menjadi rujukan hasil pemeriksaan lab

7 8.1.7 Episode 1 SK tentang pengendalian mutu laboratorium

8 8.1.7 Episode 5 SK tentang PME

9 8.1.8 Episode 4 SK tentang penanganan dan pembuangan bahan berbahaya

10 8.2.1 Episode 3 SK penanggung jawab pelayanan obat

SK tentang penyediaan obat yang menjamin ketersediaan


11 8.2.1 Episode 4
obat

12 8.2.1 Episode 5 SK tentang pelayanan obat 24 jam

13 8.2.2 Episode 1 SK tentang persyaratan petugas yang berhak memberi resep

SK tentang persyaratan petugas yang berhak menyediakan


14 8.2.2 Episode 2
obat
SK tentang pelatihan bagi petugas yang diberi kewenangan
15 8.2.2 Episode 3
menyediakan obat tetapi belum sesuai persyaratan
BAB VIII. MANAJEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS (MPLK)
Standar Prosedur Operasional (SPO)
NO EPISODE JUDUL NO SPO

1 8.1.1 Episode 1 SPO pemeriksaan laboratorium

SPO permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen,


2 8.1.2 Episode 1
pengambilan dan penyimpanan spesimen

3 8.1.2 Episode 2 SPO pemeriksaan Lab

4 8.1.2 Episode 3 SPO pemantauan pelaksanaan prosedur Lab

5 8.1.2 Episode 4 SPO penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil

6 8.1.2 Episode 5 SPO pelayanan diluar jam kerja

7 8.1.2 Episode 6 SPO pemeriksaan Lab yang beresiko tinggi

8 8.1.2 Episode 7 SPO kesehatan dan keselamataan kerja bagi petugas

9 8.1.2 Episode 8 SPO penggunaan alat pelindung diri

SPO pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung


10 8.1.2 Episode 8
diri

11 8.1.2 Episode 9 SPO pengelolaan bahan berbahaya dan beracun

12 8.1.2 Episode 9 SPO pengelolaan limbah hasil pemeriksaan Lab

13 8.1.2 Episode 10 SPO pengelolaan reagen

14 8.1.2 Episode 11 SPO pengelolaan limbah

SPO pemantauan waktu penyampaian hasil


15 8.1.3 Episode 2
pemeriksaan Lab untuk pasien urgen/gawat darurat
SPO pelaporan hasil pemeriksaan Lab yang kritis,
16 8.1.4 Episode 1
rekam medis
SPO pelaporan hasil pemeriksaan Lab yang kritis,
17 8.1.4 Episode 2
penetapan nilai ambang kritis untuk tiap tes
SPO pelaporan hasil pemeriksaan Lab yang kritis,
18 8.1.4 Episode 3
rekam medis

19 8.1.4 Episode 5 SPO monitoring

20 8.1.5 Episode 3 SPO penyimpanan dan distribusi reagensia

21 8.1.5 Episode 5 SPO pelabelan

22 8.1.6 Episode 4 SPO evaluasi terhadap rentang nilai


23 8.1.7 Episode 1 SPO pengendalian mutu laboratorium

24 8.1.7 Episode 2 SPO kalibrasi dan validasi instrumen

25 8.1.7 Episode 4 SPO perbaikan

26 8.1.7 Episode 6 SPO rujukan laboratorium

27 8.1.7 Episode 7 SPO PMI dan PME

SPO pelaporan program keselamatan dan pelaporan


28 8.1.8 Episode 3
insiden

29 8.1.8 Episode 4 SPO tentang penanganan bahan berbahaya

30 8.1.8 Episode 5 SPO penerapan manajemen resiko Lab

SPO orientasi prosedur dan praktek


31 8.1.8 Episode 6
keselamatan/keamanan kerja
SPO pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru,
32 8.1.8 Episode 7 bahan berbahaya, peralatan baru, bukti pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan
SPO penilaian, pengendalian, penyediaan dan
33 8.2.1 Episode 1
penggunaan obat

34 8.2.1 Episode 2 SPO penyediaan dan penggunaan obat

SPO tentang penyediaan obat yang menjamin


35 8.2.1 Episode 4
ketersediaan obat
SPO evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium,
36 8.2.1 Episode 7
hasil evaluasi dan tindak lanjut
SPO evaluasi kesesuaian peresepan dengan
37 8.2.1. Episode 8
formularium, hasil evaluasidan tindak lanjut

38 8.2.2 Episode 4 SPO peresepan, pemesanan, dan pengelolaan obat

SPO menjaga tidak terjadinya pemberian obat


39 8.2.2 Episode 5 kadaluarsa, pelaksanaan FIFO dan FEFO, kartu
stok/kendali

40 8.2.2 Episode 7 SPO peresapan psikotropika dan narkotika

SPO penggunaan yang dibawa sendiri oleh


41 8.2.2 Episode 8
pasien/keluarga
SPO pengawasan dan pengendalian penggunaan
42 8.2.2 Episode 9
psikotropika dan narkotika

43 8.2.3 Episode 1 SPO penyimpanan obat

44 8.2.3 Episode 3 SPO pemberian obat kepada pasien dan pelabelan

45 8.2.3 Episode 4 SPO pemberian informasi penggunaan obat


SPO pemberian informasi tentang efek samping obat
46 8.2.3 Episode 5
atau efek yang tidak diharapkan

47 8.2.3 Episode 6 SPO tentang petunjuk penyimpanan obat di rumah

48 8.2.3 Episode 7 SPO penanganan obat kadaluarsa/rusak

49 8.2.3 Episode 8 SPO pengananan obat kadaluarsa/rusak

50 8.2.4 Episode 1 SPO pelaporan efek samping obat

SPO pencatatan, pemantauan, pelaporan efek samping


51 8.2.4 Episode 3
obat, KTD

52 8.2.4. Episode 4 SPO tindak lanjut efek samping obat dan KTD

SPO identifikasi dan pelaporan kesalahan pemberian


53 8.2.5 Episode 1
obat dan KNC
SPO penyediaan obat-obat emergensi di unit
54 8.2.6 Episode 1
pelayanan

55 8.2.6 Episode 2 SPO penyimpanan obat emergensi di unit pelayanan

SPO monitoring penyediaan obat emergensi di unit


56 8.2.6 Episode 3
kerja
SPO tentang jenis dan pelaksanaan pelayanan
57 8.3.1 Episode 1
radiodiagnostik

58 8.3.1 Episode 2 SPO pelayanan radiodiagnostik

59 8.3.2 Episode 1 SPO penanganan radiasi

SPO tentang pemenuhan standard dan peraturan


60 8.3.2 Episode 3
perundangan penggunaan peralatan radiodiagnostik
SPO penanganan dan pembuangan bahan infeksius
61 8.3.2 Episode 4
dan berbahaya

62 8.3.2 Episode 5 SPO manajemen risiko pelayanan radiodiagnostik

SPO penggunaan peralatan khusus untuk mengurangi


63 8.3.2 Episode 5
risiko radiasi

64 8.3.2 Episode 6 SPO program orientasi

SPO pendidikan untuk prosedur baru dan bahan


65 8.3.2 Episode 7
berbahaya

66 8.3.4 Episode 2 SPO monitoring ketepatan waktu

67 8.3.6 Episode 3 SPO penyimpanan dan distribusi perbekalan

68 8.3.6 Episode 4 SPO monitoring ketersediaan perbekalan

69 8.3.7 Episode 4 SPO monitoring adinistrasi radiodiagnostik


70 8.4.2 Episode 1 SPO tentang akses terhadap rekam medis

71 8.4.3 Episode 3 SPO penyimpanan rekam medis

SPO penilaian kelengkapan dan ketepatan isi rekam


72 8.4.4 Episode 2
medis

73 8.4.4 Episode 3 SPO kerahasian rekam medis

74 8.5.1 Episode 1 SPO pementauan lingkungan fisik puskesmas

SPO pemeliharaan dan pemantauan instalasi listrik, air,


75 8.5.1 Episode 2
ventilasi, gas dan system lain
SPO jika terjadi kebakaran, ketersediaan APAR,
76 8.5.1 Episode 3 pelatihan penggunaan APAR, pelatihan jika terjadi
kebakaran
SPO pemantauan,pemeliharaan, dan perbaikan sarana
77 8.5.1 Episode 4
dan peralatan
SPO inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan
78 8.5.2 Episode 1
penggunaan bahan berbahaya

79 8.5.2 Episode 2 SPO pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya

SPO pemantauan pelaksanaan kebijakan dan prosedur


80 8.5.2 Episode 3
penanganan bahan berbahaya
SPO pemantauan pelaksanaan kebijakan dan prosedur
81 8.5.2 Episode 4
penanganan limbah berbahaya
SPO memisahkan alat yang bersih dan alat yang kotor,
alat yang memerlukan sterilisasi, alat yang
82 8.6.1 Episode 1
membutuhkan perawatan lebih lanjut (tidak siap
pakai)

83 8.6.1 Episode 2 SPO sterilisasi

SPO pemantauan berkala pelaksanaan prosedur


84 8.6.1 Episode 3
pemeliharaan dan sterilisasi instrument

85 8.6.1 Episode 4 SPO tentang bantuan peralatan

SPO control peralatan, testing, dan perawatan secara


86 8.6.2 Episode 2
rutin untuk peralatan klinis yang digunakan

87 8.6.2 Episode 4 SPO penggantian dan perbaikan alat yang rusak

SPO penilaian kualifikasi tenaga dan penetapan


88 8.7.1 Episode 2
kewenangan
BAB VIII. MANAJEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS

Standar
8.1 Pelayanan laboratorium tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan pengkajian
pasien, serta memenuhi standar, hukum dan peraturan yang berlaku.
8.2 Obat yang tersedia dikelola secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien.
8.3 Pelayanan radiodiagnostik disediakan sesuai kebutuhan pasien, dilaksanakan oleh
tenaga yang kompeten, dan mematuhi persyaratan perundangan yang berlaku.
8.4 Kebutuhan data dan informasi asuhan bagi petugas kesehatan, pengelolaan saran,
dan pihak terkait diluar organisasi dapat dipenuhi melalui proses yang baku.
8.5 Lingkungan pelayanan mematuhi persyaratan hukum, regulasi dan perizinan
yang berlaku.
8.6 Peralatan dikelola dengan tepat.
8.7 Terdapat proses rekrutmen, retensi pengembangan dan pendidikan berkelanjutan
tenaga klinis yang baku.
8.1.1 a SK tentang jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia, SPO pemeriksaan
laboratorium, brosur pelayanan lab
8.1.1 b Pola ketenagaan, persyaratan kompetensi, ketentuan jam buka pelayanan
8.1.1 c Persyaratan kompetensi analis/petugas lab
8.1.1 d Persyaratan kompetensi petugas yang melakukan interpertasi hasil pemeriksaan
lab
PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG
PUSKESMAS SUPPA
Alamat : Jln. A. Monjong Suppa Telp. (0421) 3313704 Kode Pos 91272

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUPPA


NOMOR : / SK / PKM-SP / II / 2016
TENTANG
JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG TERSEDIA
PUSKESMAS SUPPA
TAHUN 2016

KEPALA PUSKESMAS
MENIMBANG a. Bahwa penyelenggaraan laboratorium kesehatan di Indonesia
diselenggarakan oleh berbagai jenis laboratorium dan pada berbagai
jenjang upaya pelayanan kesehatan, yang diantaranya diselenggarakan
oleh laboratorium Puskesmas.
b. Bahwa agar mampu menjawab tuntunan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang tepat, akurat, dan profesional, laboratorium Puskesmas
harus meningkatkan mutu pelayanan serta dapat menyesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b perlu ditetapkan dengan keputusan kepala Puskesmas Suppa.

MENGINGAT 1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan (lembaran


Negara Republik Indonesia tahun 2009 nomor 144, tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia nomor 5063)
2. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 364 / MENKES / SK / III / 2003
tentang laboratorium kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1647 / MENKES / PER / 2005
tentang pedoman jejaring pelayanan laboratorium kesehatan.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : Keputusan Kepala Puskesmas Suppa tahun 2016 tentang jenis-jenis
pemeriksaan laboratorium yang tersedia di Puskesmas Suppa
KEDUA : Peraturan tentang jenis-jenis pemeriksaan laboratorium sebagaimana
tersebut dalam lampiran keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali
apabila ada kekeliruan dikemudian hari.

Ditetapkan Di Suppa,
Pada tanggal 2016
KEPALA PUSKESMAS SUPPA
KABUPATEN PINRANG

dr. H. SYAMSUL HANAR


Pangkat : Penata Tk.I
NIP. 19811013 200801 1 013
Tembusan Kepada YTH :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Pinrang
2. Arsip
Lampiran : Surat Keputusan Kepala Puskesmas Suppa
Nomor : / SK / TU-SP / /2016
Tanggal :

JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG TERSEDIA


DI PUSKESMAS SUPPA

1. Hb
2. Gula darah sewaktu (GDS)
3. Cholesterol
4. Asam Urat
5. Golongang Darah
6. DDR/Malaria
7. Reduksi
8. Protein/Albumin
9. Plano Test
10. TB
11. Widal Test

KEPALA PUSKESMAS SUPPA


KABUPATEN PINRANG

dr. H. SYAMSUL HANAR


Pangkat : Penata Tk. I
NIP. 19811013 200801 1 013
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Prosedur pemeriksaan Laboratorium

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

A. PENGERTIAN 1. Analis
Adalah seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan
analis kesehatan yang bertugas melakukan pemeriksaan dan
bertanggungjawab penuh terhadap seluruh kegiatan
laboratorium.
2. Formulir Pemeriksaan
Adalah lembaran permintaan jenis-jenis pemeriksaan
laboratorium yang dibuat oleh dokter yang di dalamnya
berisikan nama, umur, tanggal, dan jenis pemeriksaan yang
dikehendaki.
3. Sampel
Adalah setiap specimen yang diambil dari tubuh pasien yang
digunakan untuk suatu pemeriksaan tertentu guna mengetahui
dan membantu diagnosis suatu penyakit.

B. TUJUAN Panduan dalam pelaksanaan pelayanan di laboratorium agar


berjalan dengan tertib dan teratur yang dimulai sejak pasien
datang menyerahkan formulir pemeriksaan sampai dengan selesai
diperiksa.

C. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.


2. UU No. 29 Tahun 2004 tentang praktek kedokteran.
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 128 Tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas.
4. PERMENPAN dan RB No. 35 Tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintah.

D. REFERENSI 1. Penuntun laboratorium klinik, R. Gandasubrata, Penerbit Dian


Rakyat.
2. Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis, Depkes
RI.

E. PERLENGKAPAN / PERSIAPAN 1. Alat pemeriksaan Lab.


PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

F. PROSEDUR BAGAN ALIR

A. Persiapan Sebelum Pelayanan


Sebelum melakukan pelayanan
disiapkan lebih dulu buku register, Persiapan sebelum
formulir, hasil formulir TB 04, TB 05,
juga alat-alat yang dibutuhkan untuk pelayanan
melakukan pemeriksaan.
B. Penerimaan Formulir
Pasien yang menyerahkan formulir
dilakukan pemeriksaan terhadap
kelengkapan formulir meliputi ; nama
dokter, umur pasien serta jenis
Penerimaan Formulir
pemeriksaan, perhatian juga
persyaratan terhadap jenis setiap
pemeriksaan. Misal ; apakah pasien
sudah puasa untuk pemeriksaan
kolestrol dan gula darah, urine pagi
untuk pemeriksaan kehamilan dan
sebagainya. Pengambilan Sampel
C. Pengambilan Sampel
Pasien dipanggil, formulir dibaca
dengan seksama. Ambil sampel sesuai
dengan jenis pemeriksaan yang
dikehendaki. Berikan pengarah
kepada pasien setelah sampel
diambil. Misal ; untuk gula post Pemeriksaan
prodigal dianjurkan makan dan dua
jam kemudian diambil darahnya.
D. Pemeriksaan
Sampel yang telah diambil dan diberi
nomor sesuai nomor register
kemudian dilakukan pemeriksaan Penyerahan Hasil
sesuai jenis pemeriksaan yang
diinginkan. Pastikan jumlahnya sesuai
dengan persyaratannya. Catat waktu
saat dilakukan jenis pemeriksaan yang
memerlukan akurasi waktu dengan
timer. Nama dan hasil pemeriksaan
dimasukkan dalam buku register
laboraturium atau buku TB 04 untuk
pemeriksaan sputum BTA.
E. Penyerahan Hasil
Sebelum meneyerahkan formulir
dibaca kembali apakah semua sudah
terisi dengan lengkap. Berikan
formulir hasil laboratorium dan
disarankan kembali pada dokter
pengirimnya.

G. DOKUMEN TERKAIT 1. SPO Prosedur Pelayanan Puskesmas

1. UGD
H. UNIT TERKAIT 2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
8.1.2 a SPO permintaan pemeriksaan, penerimaan spesiamen, pengambilan dan
penyimpanan specimen.

8.1.2 b SPO pemeriksaan lab.

8.1.2 c SPO pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan lab, hasil pemantauan, tindak
lanjut pemantauan.

8.1.2 d SPO penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil, hasil evaluasi dan tindak lanjut
hasil evaluasi.

8.1.2 e SPO pelayanan di luar jam kerja.

8.1.2 f SPO pemeriksaan lab yang berisiko tinggi.

8.1.2 g SPO kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas.

8.1.2 h SPO penggunaan alat pelindung diri, SPO pemantauan terhadap penggunaan alat
pelindung diri.

8.1.2 i SPO pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, SPO pengelolaan limbah hasil
pemeriksaan lab.

8.1.2 j SPO pengelolaan reagen.

8.1.2 k SPO pengelolaan limbah.


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Permintaan Pemeriksaan Spesimen

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
PERMINTAAN PEMERIKSAAN SPECIMEN
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

Permintaan pemeriksaan laboratorium rawat jalan adalah suatu


A. PENGERTIAN prosedur untuk menerima permintaan pemeriksaan pasien rawat
jalan dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan pasien.
1. Memudahkan diagnosis pasien agar dapat diberikan
B. TUJUAN pengobatan sesuai dengan penyakitnya atau keluhannya.
2. Pelayanan penunjang berjalan secara sistematik.
1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
C. KEBIJAKAN
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
1. Dirjen Bina Upaya Kesehatan (2014), Pedoman Penyusunan
D. REFERENSI Dokumen Akreditasi FKTP, Jakarta.
2. Lampiran PERMENKES RI No. 46 tahun 2015
E. ALAT DAN BAHAN 1. Program kegiatan laboratorium
PERMINTAAN PEMERIKSAAN SPECIMEN
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

F. PROSEDUR BAGAN ALIR


1. Bagian Keperawatan (Poli/UGD/KIA)
Cuci Tangan
menuliskan data pasien.
2. Jika pasien berada di ruang UGD, maka
petugas laboratorium mengambil
sampel/bahan, sesuai dengan formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium. Pasien Poliklinik Pasien UGD Pasien KIA
3. Jika pasien dari poli klinik maka
perawat/petugas poli klinik
mengantarkan pasien tersebut ke
bagian laboratorium dengan membawa
formulir permintaan pemeriksaan Petugas Petugas Petugas
mengantarkan ke mengambil sampel mengantarkan ke
laboratorium yang berisikan data
ruang laboratorium pemeriksaan ruang laboratorium
pasien dengan identitas lengkap.
4. Jika pasien dari KIA maka petugas /
bidan KIA mengantarkan pasien
tersebut ke bagian laboratorium
dengan membawa formulir permintaan Mencocokkan data Mencocokkan data
pemeriksaan laboratorium yang pasien dan pasien dan
berisikan data pasien dengan identitas permintaan permintaan
pemeriksaan pemeriksaan
lengkap.
5. Petugas laboratorium mencocokkan
data pemeriksaan pasien dengan
permintaan pemeriksaan.
6. Petugas laboratorium mengambil Petugas mengambil Petugas mengambil
sampel/bahan pada pasien sesuai sampel sampel
dengan prosedur pengambilan sampel pemeriksaan pemeriksaan
untuk pemeriksaan yang tercantum
pada formulir permintaan pemeriksaan Sampel / bahan
laboratorium. pemeriksaan
7. Petugas laboratorium harus
memberikan salam terlebih dahulu
kepada pasien, sambil menanyakan
identitas pasien dengan yang
tercantum pada formulir permintaan Menyiapkan
pemeriksaan laboratorium, sambil lamanya waktu
menjelaskan pemeriksaan apa yang pemeriksaan
akan dilakukan.
8. Petugas laboratorium
menginformasikan lamanya waktu
yang diperlukan dalam pemeriksaan Data pasien diisi
tersebut serta memastikan bahwa pada buku register
sampel/bahan tersebut memenuhi laboratorium
syarat untuk diperiksa.
9. Petugas laboratorium menyampaikan
salam kembali kepada pasien dan
mengucapkan terima kasih.
10. Data pasien pada formulir permintaan Analisa
bahan/sampel
pemeriksaan laboratorium dicatat pada
pemeriksaan
buku register laboratorium.
PERMINTAAN PEMERIKSAAN SPECIMEN
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Data pasien dengan permintaan pemeriksaan harus diperhatikan

1. SOP Pengambilan Specimen


H. DOKUMEN TERKAIT
2. SOP Penerimaan Specimen

1. Poli Umum
I. UNIT TERKAIT 2. UGD
3. KIA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Penerimaan Specimen

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
PENERIMAAN SPECIMEN
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

A. PENGERTIAN Specimen adalah bahan yang diperoleh dari pasien yang digunakan
untuk menegakkan diagnose serta perkembangan pengobatan
terhadap suatu penyakit yang dapat berupa darh, sputum, dan
cairan tubuh.
Penerimaan specimen adalah proses dalam penerima bahan,
pemeriksaan di laboratorium yang akan digunakan sebagai bahan
pemeriksaan.
B. TUJUAN Sebagai acuan bagi petugas laboratorium dalam penerima specimen
di laboratorium.
C. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
D. REFERENSI 1. Dirjen Bina Upaya Kesehatan (2014), Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi FKTP, Jakarta.
2. Lampiran PERMENKES RI No. 46 tahun 2015
3. Tim Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI Jakarta 2007 “Pedoman
Pengambilan, Penyimpanan, Pengemasan, dan Pengiriman
Specimen Darah”, 1 Oktober 2015.
http://www.riskesdas.litbag.depkes.go.id/download/PedomanBi
omedis.pdf
E. PERLENGKAPAN/PERSIAPAN 1. Alat Pelindung Diri (APD)
PENERIMAAN SPECIMEN
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

F. PROSEDUR BAGAN ALIR

1. Petugas mencuci tangan


Menggunakan Menerima
2. Petugas menggunakan APD Cuci Tangan
APD spesimen
3. Petugas menerima specimen di
laboratorium
4. Petugas memeriksa data specimen
nama, umur, jenis kelamin serta Memeriksa data
jenis permintaan pemeriksaannya spesimen
5. Petugas melakukan peniaian Pengambilan Tidak Penilaian
specimen sesuai dengan jenis darah kapiler spesimen
pemeriksaan
6. Petugas laboratorium menerima
specimen yang telah dinilai serta
menolak soesimen yang tidak Pengambilan
memenuhi syarat pemeriksaan Specimen diterima
specimen ulang
7. Petugas memberitahukan specimen
yang ditolak kepada pengantar
specimen untuk dilakukan Pemeriksaan
pengambilan specimen kembali. Laboratorium
8. Petugas melakukan pengolahan
specimen yang diterima.
9. Melakukan pemeriksaan
laboratorium. Buku register Petugas
10.Hasil pemeriksaan dicatat di buku serta blanko menyerahkan
register laboratorium serta blanko hasil hasil
hasil pemeriksaan. pemeriksaan pemeriksaan
11.Petugas membuang sampah medis
pada tempatnya.
12.Petugas mencuci tangan
13.Petugas menyerahkan hasil Membuang sampah
pemeriksaan. medis

Cuci tangan

G. HAL-HAL YANG PERLU 1. Perlunya ketelitian dalam melakukan penilaian specimen sesuai jenis
DIPERHATIKAN pemeriksaan
2. Pencatatn hasil pemeriksaan dan dokumentasi

1. SOP pengambilan specimen


H. DOKUMEN TERKAIT
2. SOP penyimpanan spesimen

1. Poli Umum
2. Poli Gigi
I. UNIT TERKAIT 3. UGD
4. KIA
5. Rawat Inap
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Pengambilan Specimen

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
PENGAMBILAN DARAH VENA
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

Pengambilan darah vena adalah suatu pengambilan darah yang


diambil pada pembuluh darah vena vosca cubitti, vena saphena
A. PENGERTIAN magna/vena supervicial yang lain cukup besar untuk mendapatkan
sampel darah yang baik dan representative dengan menggunakan
spoit atau vacutainer
Untuk mendapatkan sampel darah vena sebagi bahan untuk
B. TUJUAN kebutuhan salah satu pemeriksaan laboratorium seperti hematologi,
kimia darah dan sebagainya.
1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
C. KEBIJAKAN
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
1. Dirjen Bina Upaya Kesehatan (2014), Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi FKTP, Jakarta.
D. REFERENSI 2. Lampiran PERMENKES RI No. 46 tahun 2015 Tentang Puskesmas
3. Gandasoebrta, R, 2008, Penuntun Laboratorium Klinik, Edisi 5,
Dian Rakyat : Jakarta
1. Alat :
a. Tornuquit
b. Tabung EDTA
E. ALAT DAN BAHAN 2. Bahan :
a. Kapas alcohol
b. Spoit
c. Plaster
PENGAMBILAN DARAH VENA
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

F. PROSEDUR BAGAN ALIR


1. Petugas mencuci tangan Menyiapkan alat Memberitahu
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan maksud dan
Cuci Tangan & bahan fungsi
bahan fungsi vena
tindakan kepada
3. Diberikan pengertian kepada pasien pena
pasien
yang akan diambil darah maksud dan
tujuan tindakan Lengan pasien/area Mengatur
4. Petugas mengatur posisi pasien fungsi vena
5. Lengan pasien/area fungsi vena dibendung dengan posisi pasien
dibendung dengan torniqiut, agar vena tourniqiut
terlihat jelas.
6. Ujung telunjuk jari meraba vena
(palpasi) vena yang akan ditusuk
7. Dilakukan disinfeksi dengan kapas Memilih area Membersihkan
alcohol 70% pada bagian vena yang penusukan area penusukan
akan ditusuk daniarkan hingga kering
8. Tusuk vena pasien dengan
spoit,dengan arah lubang jarum Menusukkan Membuka tutup
menghadap keatas jarum jarum
9. Petugas mengobservasi ada tidak
darah dalam spoit
10. Jika tidak ada darah petugas
mengganti penusukan ketempat lain. Menekan tempat
11. Petugas menekan area penusukan Ada darah penusukan dengan
dengan kapas alcohol dalam spoit Tarik kembali kapas alcohol /
12. Jika ada darah tarik pengisap spoit jarum pasang plester
sampai jumlah volume darah didapat
seperlunya dan kepalan tangan pasien
dibuka dan tourniquet dibuka. Tarik pengisap Menekan tempat
13. Petugas mencabut jarum.
penusukan dengan
14. Petugas menekan tempat penusukan spoit Mencabut jarum kapas alcohol
dengan kapas alkhohol.
15. Kemudian pasang plester
16. Darah dialirkan ke dalam tabung yang
telah disediakan. Memberitahu
17. Petugas memberitahu kepada pasien kepada pasien
bahwa tindakan telah selesai. bahwa tindakan Darah dialirkan ke
18. Petugas membuang sampah medis telah selesai dalam tabung
pada tempatnya.
19. Petugas merapikan alat dan bahan.
20. Petugas mencuci tangan. Membuang
sampah medis

Cuci tangan
PENGAMBILAN DARAH VENA
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Jangan menggunakan ikatan pembendung terlalu lama,
pembendungan yang terlalu lama dapat mengakibatkan
homokonsentrasi setempat.
2. Pengambilan darah vena tidak diperbolehkan dilakukan di jalur infuse.
3. Tidak dianjurkan pengambilan darah yang terlalu lama (tidak sekali
tusuk dapat pembuluh darah vena).
H. DOKUMEN TERKAIT 1. SPO pengambilan darah vena
2. SPO pengambilan darah caliper
I. UNIT TERKAIT 1. Poli Umum
2. Poli Gigi
3. UGD
4. KIA
5. Rawat Inap
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Penyimpanan Specimen

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
PENYIMPANAN SPECIMEN
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

A. PENGERTIAN Specimen adalah bahan yang diperoleh dari pasien yang digunakan
untuk menegakkan diagnose serta perkembangan pengobatan
terhadap suatu penyakit yang dapat berupa darah, sputum dan
cairan tubuh.
Penyimpanan specimen adalah bahan pemeriksaan yang disimpan
dengan aturan tertentu jika pemeriksaan tidak dilakukan segera
atau specimen harus dikirim ke laboratorium lain.
B. TUJUAN Sebagai bahan acuan bagi petugas laboratorium dalam
penyimpanan sampel.
C. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
D. REFERENSI 1. Dirjen Bina Upaya Kesehatan (2014), Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi FKTP, Jakarta.
2. Lampiran PERMENKES RI No. 46 tahun 2015 Tentang Puskesmas
3. Tim Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI Jakarta 2007 “Pedoman
Pengambilan, Penyimpanan, Pengemasan, san Pengiriman
Specimen Darah”, 1 Oktober 2015
http://www.riskesdes.litbug.depkes.go.id/download/PedomanBio
medis.pdf
E. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Pelindung Diri (APD)
2. Freezer
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Pemantauan Pelaksanaan Prosedur Pemeriksaan Lab

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
PUSKESMAS Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
SUPPA NIP.19811013 200801 1 013
Halaman

A. PENGERTIAN Pemantauan pelaksanaan prosedur adalah kegiatan yang dilakukan


dalam menilai pelaksanaan pemeriksaan laboratorium yang dapat
dilakukan oleh tenaga/tekhnisi laboratorium yang lebih kompeten.
B. TUJUAN Untuk memperoleh hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat dan
akurat.
C. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
D. REFERENSI 1. Dirjen Bina Upaya Kesehatan (2014), Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi FKTP, Jakarta.
2. Lampiran PERMENKES RI No. 46 tahun 2015 Tentang Puskesmas
3. DC.Hardanto.”Proses Pengendalian Mutu Laboratorium”
http://mutiaramutiaracinta.wordpress.com/tag/laboratorium-
klinik/1 Oktober 2015
E. ALAT DAN BAHAN 1. Pulpen
2. Buku
3. Petugas laboratorium terkait
PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
PUSKESMAS Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
SUPPA NIP.19811013 200801 1 013
Halaman

F. PROSEDUR BAGAN ALIR


1. Petugas / tekhnisi laboratorium
melakukan pemeriksaan. Petugas/tekhnisi
2. Petugas / tekhnisi laboratorium yang laboratorium yang lebih
lebih kompoten melakukan Petugas laboratorium kompeten melakukan
pemantauan terhadap jalannya melakukan pemeriksaan pemantauan terhadap
pemeriksaan laboratorium jalannya pemeriksaan
3. Untuk pemeriksaan DDR preparat
yang telah diperiksa dikirim ke pusat
(Lakbes, Penyelia Malaria) untuk
dilakukan crosscheck preparat. Untuk pemeriksaan DDR
4. Hasil crosscheck akan dilaporkan ke preparat yang telah
badan kesehatan pengirim masing- diperiksa, dikirim ke
masing sebagai bahan evaluasi jika pusat (Lakbes, Penyelia
ditemukan kesalahan. Malaria) untuk
dilakukan crosscheck
preparat

Hasil crosscheck akan


dilaporkan ke badan
kesehatan pengirim
masing-masing sebagai
bahan evaluasi jika
ditemukan kesalahan
G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium harus
dilakukan oleh tenaga / tekhnisi yang lebih kompeten.
H. DOKUMEN TERKAIT 1. SPO pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium,
hasil pemantauan dan tindak lanjut pemantauan.
I. UNIT TERKAIT 1. Laboratorium
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Penilaian Ketepatan Waktu Penyerahan Hasil

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
PUSKESMAS Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
SUPPA NIP.19811013 200801 1 013
Halaman

A. PENGERTIAN 1. Ketepatan waktu penyerahan hasil adalah suatu kondisi dimana


pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan tepat waktu dengan
mengeluarkan hasil pemeriksaan yang akurat sesuai dengan
standar pelayanan laboratorium.
2. Evaluasi hasil adalah pemeriksaan hasil laboratorium yang
kemudian melakukan pengecekan ulang keadaan sampai yang
telah diperiksa serta kemungkinan lainnya yang dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
3. Tindak lanjut hasil evaluasi adalah melaporkan hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan sesuai dengan prosedur pemeriksaan kepada
dokter pemeriksa atau pasien yang bersangkutan apabila sudah
tidak ditemukan adanya faktor yang menyebabkan terjadinya
kesalahan pemeriksaan namun jika kemungkinan terdapat
kesalahan maka pemeriksaan harus diulang.
B. TUJUAN Sebagai bahan acuan bagi petugas laboratorium dalam melakukan
penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil, evaluasi serta tindak
lanjutnya.
C. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
D. REFERENSI 1. Dirjen Bina Upaya Kesehatan (2014), Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi FKTP, Jakarta.
2. Lampiran PERMENKES RI No. 46 tahun 2015 Tentang Puskesmas
3. Arie Jumhari. ”Pemantapan Mutu Laboratorium Kesehatan”
http://arieinfoworld.wordpress.com/2012/10/22/pemantapan-mutu-
laboratorium-kesehatan/.2 Oktober 2015
E. ALAT DAN BAHAN 1. Pulpen
2. Buku
3. Petugas laboratorium terkait
PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
PUSKESMAS Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
SUPPA NIP.19811013 200801 1 013
Halaman

F. PROSEDUR BAGAN ALIR


1. Petugas laboratorium melakukan Hb, Ul, Glu, AU,
pemeriksaan. Melakukan Chol CHOD-
Chol, kurang dari
2. Waktu pemeriksaan untuk Hb sahli, pemeriksaan PAP 30 Menit
10 menit
urine lengkap, glokusa, asam urat,
cholesterol kurang dari 10 menit.
3. Untuk pemeriksaan cholesterol Chol CHOD-
metode CHOD-PAP memerlukan PAP 30 Menit
waktu 30 menit.
4. RDT Malaria dengan DDR memerlukan Evaluasi hasil
waktu sampai 60 menit. pemeriksaan
5. Sebelum mengeluarkan hasil sesuai
dengan standar pelayanan
laboratorium dilakukan terlebih Memeriksa kembali keadaan sampel
dahulu evaluasi terhadap hasil serta kemungkinan lainnya yang
pemeriksaan. dapat menyebabkan terjadinya
6. Evaluasi dilakukan dengan cara kesalahan pemeriksaan
memeriksa kembali keadaan sampel
serta kemungkinan lainnya yang dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan Ditemukan Tindak lanjut
pemeriksaan. kesalahan hasil evaluasi
7. Kemudian tindak lanjut hasil evaluasi
dilakukan dengan cara menulis hasil Hasil
pemeriksaan pada buku registrasi jika pemeriksaan
Tidak ditemukan
sudah tidak ditemukan kesalahan dicatat di buku
kesalahan
pada hasil pemeriksaan. registrasi
8. Namun jika ditemukan kesalahan dilaporkan
maka dilakukan pemeriksaan ulang.
Pemeriksaan
ulang

G. HAL-HAL YANG PERLU Setiap pemeriksaan yang dilakukan harus dilakukan evaluasi hasil agar
DIPERHATIKAN hasil pemeriksaan yang dikeluarkan oleh laboratorium akurat dan tepat.
H. DOKUMEN TERKAIT SPO penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil
I. UNIT TERKAIT Laboratorium
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Pelayanan Diluar Jam Kerja

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
PELAYANAN DILUAR JAM KERJA LABORATORIUM
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

A. PENGERTIAN Pelayanan diluar jam kerja laboratorium adalah pelayanan


laboratorium yang dilakukan untuk pasien yang masuk melalui jalur
IGD (Instalasi Gawat Darurat) maupun pasien rawat inap yang harus
segera ditangani karena keadaan darurat yang mengharuskan
tindakan pemeriksaan laboratorium cito.
B. TUJUAN Sebagai pedoman petugas laboratorium untuk melaksanakan
pelayanan diluar jam kerja.
C. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
D. REFERENSI 1. Dirjen Bina Upaya Kesehatan (2014), Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi FKTP, Jakarta.
2. Lampiran PERMENKES RI No. 46 tahun 2015 Tentang Puskesmas
E. ALAT DAN BAHAN 1. Semua alat dan bahan pemeriksaan laboratorium
2. ATK
PELAYANAN DILUAR JAM KERJA LABORATORIUM
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

F. PROSEDUR BAGAN ALIR


1. Dokter melakukan anamnesa tentang
pemeriksaan laboratorium terhadap Dokter Petugas IGD/Rawat Petugas
pasien. melakukan Inap menghubungi Laboratorium ke
2. Petugas IGD/rawat inap anamnesa petugas Lab Puskesmas
menghubungi tenaga laboratorium
untuk melakukan pemeriksaan. Petugas Lab
3. Petugas laboratorium datang ke
menanyakan
Puskesmas untuk melakukan
jenis permintaan
pemeriksaan.
4. Petugas laboratorium menanyakan
Petugas Lab menyiapkan
jenis permintaan pemeriksaan.
perlengkapan pemeriksaan
5. Petugas laboratorium menyiapkan
perlengkapan untuk melakukan
pemeriksaan. Petugas Lab
6. Petugas laboratorium mengambil mengambil
sampel untuk pemeriksaan. sampel
7. Petugas laboratorium melakukan
pemeriksaan.
Petugas Lab Melaporkan
8. Petugas laboratorium melaporkan
melakukan hasil
hasil pemeriksaan kepada petugas
pemeriksaan pemeriksaan
IGD/rawat inap.

G. HAL-HAL YANG PERLU Pemeriksaan dilakukan setelah dokter melakukan anamnesa dan atas
DIPERHATIKAN anjuran pemeriksaan laboratorium oleh dokter.
H. DOKUMEN TERKAIT SPO pelayanan diluar jam kerja laboratorium
I. UNIT TERKAIT 1. UGD
2. KIA
3. Rawat inap
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Pemeriksaan Laboratorium Yang Berisiko Tinggi

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG BERESIKO TINGGI
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

A. PENGERTIAN Pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi adalah pemeriksaan


yang meliputi sampel / specimen infeksius yang dapat menular
dengan mudah kepada pemeriksa / petugas laboratorium.
B. TUJUAN Sebagai bahan acuan dalam pemeriksaan laboratorium yang
beresiko tinggi.
C. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
D. REFERENSI 1. Dirjen Bina Upaya Kesehatan (2014), Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi FKTP, Jakarta.
2. Lampiran PERMENKES RI No. 46 tahun 2015 Tentang
Puskesmas
3. Panduan pelayanan laboratorium
E. ALAT DAN BAHAN Alat Pelindung Diri (APD)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG BERESIKO TINGGI
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

F. PROSEDUR BAGAN ALIR


1. Dokter melakukan pemeriksaan
terhadap pasien. Meminta
Pemeriksaan Dicurigai adanya
2. Dicurigai adanya penyakit menular pemeriksaan
pasien penyakit menular
sperti Hepatitis, HIV, Sifilis ataupun laboratorium
penyakit lainnya (diagnose sementara)
3. Dokter meminta pemeriksaan Petugas Lab mengetahui
laboratorium. diagnose sementara pasien
4. Petugas laboratorium mengetahui
diagnose sementara pasien.
5. Petugas laboratorium menggunakan Petugas Lab Memperlakukan
Petugas mengambil
APD. menggunakan bahan sebagai
specimen
6. Petugas laboratorium mengambil APD bahan infeksius
sampel / specimen.
7. Petugas laboratorium memperlakukan
Mencatat hasil Membuang sampah Melakukan
bahan / specimen sebagai bahan
pemeriksaan medis pemeriksaan
infeksius.
8. Petugas laboratorium melakukan
pemeriksaan.
Melaporkan hasil
9. Petugas laboratorium melakukan
sampah medis. pemeriksaan
10.Petugas laboratorium mencatat hasil
pemeriksaan di buku register.
11.Petugas lanoratorium melaporkan Cuci Tangan
hasil pemeriksaan.
12.Petugas mencuci tangan.
G. HAL-HAL YANG PERLU Petugas laboratorium perlu mengetahui diagnose sementara penyakit
DIPERHATIKAN pasien yang berisiko tinggi.
H. DOKUMEN TERKAIT SPO pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi.
I. UNIT TERKAIT Laboratorium.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Petugas

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PETUGAS
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

A. PENGERTIAN Upaya pemberian dan perlindungan kesehatan dan keselamatan


kerja bagi masyarakat pekerja yang bertujuan untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja,
mencegah timbulnya gangguan kesehatan, melindungi pekerja dari
bahaya kesehatan, serta menempatkan pekerja di lingkungan kerja
yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja.
B. TUJUAN 1. Meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan Puskesmas dan
memecahkan masalah kesehatan kerja di wilayah kerja
Puskesmas.
2. Teridentifikasi permasalahan kesehatan kerja di wilayah
Puskesmas.
3. Teridentifikasi potensi masyarakat di sekitar Puskesmas.
4. Terlaksananya pelayan kesehatan kerja yang berkualitas.
5. Terselenggaranya kemitraan dengan para pengadil dalam
pelayanan kesehatan kerja dasar.
6. Terselenggaranya koordinasi lintas program dan lintas sektor
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja.
7. Terbentuknya unit pelayanan kesehatan pekerja dasar di
kawasan Puskesmas.
C. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
D. REFERENSI Ilmu Kesehatan Masyarakat “dr. Indah etjhsn”
E. ALAT DAN BAHAN Alat Pelindung Diri (APD)
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PETUGAS
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

F. PROSEDUR BAGAN ALIR


1. Identifikasi potensi berbahaya :
Untuk mengetahui adanya potensi Identifikasi
bahaya dari suatu peralatan, proses,
potensi berbahaya
lingkungan kerja, material, atau
kegiatan kerja. Analisis / penilaian
2. Analisis / penilaian resiko : resiko
Proses untuk menentukan prioritas
Evaluasi
pengendalian terhadap tingkat
kecelakaan akibat kerja atau penyakit resiko
akibat kerja. Pemeriksaan Pengendalian
3. Evaluasi resiko : kesehatan resiko
Membandingkan tingkat resiko yang
ada dengan criteria yang ada.
4. Pengendalian resiko :
a) Eliminasi (menghilangkan bahaya)
b) Substitusi (mengganti)
Diagnose dini
c) Rekayasa (engineering) Pelayanan
d) Pengendalian administrasi kesehatan umum,
e) Pemakaian alat pelindung diri kuratif, dan
(APD)
rehabilitasi Promosi
5. Pemeriksaan kesehatan sebelum
bekerja, berkala dan khusus (sebelum Pelayanan IGD kesehatan
mutasi, setelah sakit/cuti panjang,
kejadian luar biasa) dan purna bhakti
(menjelang pension/PHK).
6. Diagnose dan pengobatan segera PAK Pencegahan
atau KAK dapat dideteksi melalui kecelakaan
keluhan, anamnesis, pemeriksaan fisik
dan penunjang lainnya.
7. Pelayan instalasi gawat darurat.
8. Pelayanan kesehatan umum, kuratif, Surveilans
dan rehabilitasi.
lingkungan kerja
9. Promosi kesehatan di tempat kerja
(PKDTK) termasuk psikososial dan gizi
kerja.
10.Pencegahan kecelakaan.
11.Surveilans lingkungan kerja. Pencatatan,
12.Surveilans kesehatan kerja. pelaporan, dan
13.Pencatatan, pelaporan, dan dokumentasi
dokumentasi.
G. HAL-HAL YANG PERLU Resiko / dokter / tenaga kesehatan yang terlatih kesehatan kerja tersedia
DIPERHATIKAN data penyakit akibat kerja, dan kecelakaan akibat kerja.
H. DOKUMEN TERKAIT Prosedur tentang keamanan kerja
I. UNIT TERKAIT 1. Dokter / perawat yang terlatih kesehatan kerja.
2. Semua pegawai / petugas di lingkungan kerja.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Petugas Laboratorium

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PETUGAS LABORATORIUM
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

A. PENGERTIAN Semua yang berhubungan tentang keselamatan kerja laboratorium dalam


penggunaan APD serta penanganan sampel yang beresiko menular dan
juga bahan berbahaya bagi petugas laboratorium.
B. TUJUAN Untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dalam laboratorium.
C. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
D. REFERENSI 1. http://www.depkes.go.id/downloads/Kesehatan%20kerja%20%20La
bkes.PDF
2. http://www.bimbingan.org/keselamatandiLaboratorium.htm
E. ALAT DAN BAHAN Alat Pelindung Diri (APD)
F. PROSEDUR BAGAN ALIR
1. Membuat paradigma bahwa
semua specimen yang masuk ke
dalam laboratorium adalah
specimen yang beresiko, baik dari
segi penularan langsung maupun Specimen
tidak langsung, sehingga petugas Menggunakan
(Sampel) APD
laboratorium akan melakukan
safety pada semua specimen.
2. Melakukan pengecekan kondisi
hand skun yang dipakai apakah
telah waktunya diganti atau hand
skun dalam keadaan sobek.
3. Jas laboratorium hasrus selalu
tersedia untuk mengurangi infeksi Memeriksa alat
Membersihkan
pemeriksaan yang sifatnya mudah dan bahan yang
alat dan bahan
menguap oleh panas dan terbawa digunakan
udara.
4. Memberlakukan standar
kebersihan setelah selesai
melakukan suatu pemeriksaan
laboratorium.
G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN APD yang sifatnya tidak selalu diperbaharui harus dipantau kebersihannya,
contohnya jas laboratorium.
H. DOKUMEN TERKAIT 1. Koordinator pelayanan klinis
2. Tim pengadaan barang Puskesmas
I. UNIT TERKAIT Laboratorium.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Penggunaan Alat Pelindung Diri

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
SOP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

A. PENGERTIAN Penggunaan alat pelindung diri adalah menggunakan alat pelindung


diri sebelum masuk pintu laboratorium dan sebelum melakukan
pekerjaan sampai selesai melakukan pekerjaan yakni pemakaian jas
lab, sarung tangan, sepatu, dan masker.
B. TUJUAN Untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja, kontaminasi, bahan
patologi, hygiene di laboratorium, demi tercapainya kesehatan dan
keselamatan kerja.
C. KEBIJAKAN / DASAR HUKUM Alat pelindung diri ini dipakai saat memasuki ruang laboratorium
untuk mulai kerja dan segera dilepas setelah pekerjaan
laboratorium selesai.
D. REFERENSI Suma’mur, 1994, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan
Kerja, Jakarta : CV. Haji Masgung.
E. PROSEDUR 1. Sebelum masuk pintu ruang laboratorium jas lab segera dipakai
dan kancing baju ditutup.
2. Rambut jika panjang diikat.
3. Sepatu yang tertutup bagian depannya segera dipakai.
4. Gunakan sarung tangan sebelum mulai kerja.
5. Masker segera dipasang untuk menutupi bagian mulut dan
hidung sehingga terlindung dari gas berbahaya, bahan patologi,
percikan zat kimia.
6. Setelah selesai bekerja di ruang laboratorium masker yang tidak
sekali pakai segera dilepas dan dikembalikan ke tempat semula
sedangkan masker yang sekali pakai segera dibuang ke tempat
yang sesuai.
7. Sarung tangan yang setelah digunakan segera dicuci dengan
desinfektan, dilepas dan yang sekali pakai segera dibuang di
tempat sampah sedang yang bukan sekali pakai disimpan di
tempat semula.
8. Cuci tangan sebelum melepas sepatu.
9. Sepatu dilepas dan dikembalikan ke tempat semula.
10. Jas lab segera dilepas, dan dikembalikan ke tempat semula.
11. Segera keluar dari ruang lab.
F. UNIT TERKAIT UGD, Poli Gigi, Loket, KIA, dan Perawatan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Pemantauan Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
SOP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

A. PENGERTIAN Penggunaan alat pelindung diri adalah menggunakan alat pelindung


diri sebelum masuk pintu laboratorium dan sebelum melakukan
pekerjaan sampai selesai melakukan pekerjaan yakni pemakaian jas
lab, sarung tangan, sepatu, dan masker.
B. TUJUAN Untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja, kontaminasi, bahan
patologi, hygiene di laboratorium, demi tercapainya kesehatan dan
keselamatan kerja.
C. KEBIJAKAN / DASAR HUKUM Alat pelindung diri ini dipakai saat memasuki ruang laboratorium
untuk mulai kerja dan segera dilepas setelah pekerjaan
laboratorium selesai.
D. REFERENSI Suma’mur, 1994, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan
Kerja, Jakarta : CV. Haji Masgung.
E. PROSEDUR 1. Sebelum masuk pintu ruang laboratorium jas lab segera dipakai
dan kancing baju ditutup.
2. Rambut jika panjang diikat.
3. Sepatu yang tertutup bagian depannya segera dipakai.
4. Gunakan sarung tangan sebelum mulai kerja.
5. Masker segera dipasang untuk menutupi bagian mulut dan
hidung sehingga terlindung dari gas berbahaya, bahan patologi,
percikan zat kimia.
6. Setelah selesai bekerja di ruang laboratorium masker yang tidak
sekali pakai segera dilepas dan dikembalikan ke tempat semula
sedangkan masker yang sekali pakai segera dibuang ke tempat
yang sesuai.
7. Sarung tangan yang setelah digunakan segera dicuci dengan
desinfektan, dilepas dan yang sekali pakai segera dibuang di
tempat sampah sedang yang bukan sekali pakai disimpan di
tempat semula.
8. Cuci tangan sebelum melepas sepatu.
9. Sepatu dilepas dan dikembalikan ke tempat semula.
10. Jas lab segera dilepas, dan dikembalikan ke tempat semula.
11. Segera keluar dari ruang lab.
F. UNIT TERKAIT UGD, Poli Gigi, Loket, KIA, dan Perawatan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

A. PENGERTIAN Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau
beracun yang karena sifat atau konsentrasinya atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dapat mencemarkan atau
merusak lingkungan hidup dan dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya.
B. TUJUAN 1. Mencegah terjadinya pencemaran dan gangguan kesehatan
yang berasal dari limbah B3.
2. Meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas.
C. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
D. REFERENSI “Pedoman Penatalaksanaan Pengelolaan Limbah Padat dan Limbah
Cair di Puskesmas”, DEPKES.
E. ALAT DAN BAHAN Alat Pelindung Diri (APD)
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

F. PROSEDUR BAGAN ALIR


1. Pengumpulan limbah B3
a) Petugas mengumpulkan limbah
B3 wajib menggunakan sarung
tangan, masker, dan sepatu
khusus.
b) Limbah B3 diletakkan di tempat
yang disediakan dengan tanda
(khusus) dengan menggunakan Pengelolaan Pengumpulan
lastic yang berbeda warna.
c) Limbah B3 diangkat oleh petugas, Limbah B3 Limbah B3
lalu dikumpulkan di tempat
penyimpanan sementara (TPS)
2. Penyimpanan Limbah B3
a) Tempat penyimpanan sementara
(TPS) limbah B3 yang telah berisi
limbah B3 yang dipisahkan sesuai
dengan jenisnya sebelum
dimusnahkan.
b) Pengangkutan limbah B3 dilakuka
Penanganan Penyimpanan
3-4 kali dalam sebulan oleh
petugas
Limbah B3 Limbah B3
3. Penanganan limbah B3
a) Petugas memakai alat dan
perlengkapan khusus.
b) Limbah B3 diberi tanda sesuai
jenisnya.
c) Limbah B3 dikemas dan
ditempatkan sesuai dengan
jenisnya.
G. HAL-HAL YANG PERLU Pengelolaan limbah B3 berdasarkan karakteristik limbah
DIPERHATIKAN
H. DOKUMEN TERKAIT 1. Buku bahan inventarisir bahan berbahaya.
2. Form Monitooring bahan berbahaya.
I. UNIT TERKAIT 1. Perawatan
2. UGD
3. Laboratorium
4. KIA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Pengelolaan Limbah Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS (LABORATORIUM)
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

A. PENGERTIAN Pengelolaan limbah medis adalah suatu bidang yang berhubungan


dengan pengaturan terhadap penimbulan, penyimpanan
(sementara), pengumpulan, pemindahan, dan pengangkutan,
pemprosesan dan pembuangan sampah.
B. TUJUAN Sebagai acuan petugas sanitasi di UPTD Puskesmas dalam
melaksanakan penanganan dan pengolahan libah medis dan non
medis.
C. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
D. REFERENSI “Pedoman Penatalaksanaan Pengelolaan Limbah Padat dan Limbah
Cair di Puskesmas”, DEPKES.
E. ALAT DAN BAHAN 1. Alat : Incenerator
2. Bahan : Safety Box
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS (LABORATORIUM)
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

F. PROSEDUR BAGAN ALIR


1. Petugas melakukan pemilihan sampah
/ limbah cair dan padat, medis dan Petugas melakukan Sampah medis berupa
non medis. pemilihan
sampah/limbah cair dan jarum suntik dimasukkan
2. Sampah medis berupa jarum suntik
padat, medis dan non
dimasukkan ke dalam safety box. ke dalam safety box
medis
3. Untuk sampah non medis setiap
harinya petugas kebersihan
mengambil sampah dari ruang
pelayanan kemudian dikumpulkan di
tempat pengumpulan sampah Setiap 2 hari sekali petugas Untuk sampah non medis
sementara. kebersihan mengambil setiap harinya petugas
sampah dari tempat kebersihan mengambil
4. Setiap 2 hari sekali petugas pengumpulan sampah sampah dari ruang pelayanan
kebersihan mengambil sampah dari kemudian dikumpulkan di
sementara untuk dibuang
tempat pengumpulan sampah tempat pengumpulan sampah
sementara untuk dibuang ke TPA. ke TPA
sementara
G. HAL-HAL YANG PERLU 1. Selalu memasukkan alat suntik bekas ke dalam wadah tertentu
DIPERHATIKAN (disposafety box) segera setelah pemakaian.
2. Selalu menggunakan alat suntik sekali pakai yang baru untuk setiap
satu penyuntikan ( 1 alat suntik = 1 pasien ).
3. Tidak boleh menggunakan kembali alat suntik yang telah dipakai
untuk mrnyuntik pasien ataupun hanya dengan mengganti jarumnya
saja.
4. Tidak melepas / mengganti dan menutup kembali jarum suntik bekas
sebelum dimasukkan ke dalam disposafety box.
5. Tidak memegang jarum suntik yang telah digunakan tanpa proteksi
yang aman, semisal sarung tangan dari karet.
H. DOKUMEN TERKAIT 1. Buku bahan inventarisir bahan berbahaya.
2. Form Monitooring bahan berbahaya.
I. UNIT TERKAIT 1. Petugas Sanitarian
2. Pengelola Barang
3. Petugas Laboratorium
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Pengelolaan Reagen

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
PENGELOLAAN REAGEN
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

A. PENGERTIAN Penyimpanan reagen adalah suatu tindakan penyimpanan bahan


reagensia sesuai dengan sifat reagen masing-masing. Keadaan suatu
wadah atau tempat yang memiliki criteria dimana reagen tersebut
disimpan di dalamnya. Reagen tersebut awet dan efek yang
ditimbulkan reagen tersebut tidak menimbulkan gejala-gejala
negative baik di dalam maupun di luar laboratorium.
B. TUJUAN Agar reagen tersebut tetap awet dan efek yang ditimbulkan reagen
tidak menimbulkan gejala-gejala negative baik di dalam maupun di
luar laboratorium.
C. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
D. REFERENSI 1. http://hmtl.itb.ac.id/wordpress/wpcontent/uploads/2011/03/
diktatB32010.pdf
2. http://www.bsn.or.id/files/kan/accreditation/DPLP_2006_SR0
2persyaratan_tambahan_lab_uji_biologi_dan_kimia.pdf
E. ALAT DAN BAHAN Surat laporan penerimaan barang.
PENGELOLAAN REAGEN
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

F. PROSEDUR BAGAN ALIR


1. Member label di setiap reagen untuk
membedakan reagen lama dan reagen
Menggunakan
baru.
2. Pelabelan berfungsi untuk Pelabelan reagen lama
menghindari kadaluarsanay reagen
lama dikarenakan petugas
laboratorium mendahulukan reagen
baru padahal reagen lama masih
dapat digunakan. Pemilihan
3. Reagen dilabeli agar petugas mudah reagen
memilih reagen yang akan digunakan
dalam pemeriksaan.
G. HAL-HAL YANG PERLU 1. Botol yang gelap / berwarna coklat, hal ini dilakukan agar dapat
DIPERHATIKAN terhindar dari sinar matahari.
2. Wadah reagen tidak bocor.
3. Wadah reagen harus bermulut kecil dan tertutup rapat.
4. Wadah reagen harus berbahan dasar dari kaca.
5. Wadah reagen harus steril.
H. DOKUMEN TERKAIT 1. Koordinator pelayanan klinis
2. Tim keselamatan pasien Puskesmas
3. Koordinator gudang Puskesmas
I. UNIT TERKAIT Laboratorium
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Pengelolaan Limbah

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS (LABORATORIUM)
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

A. PENGERTIAN Pengelolaan limbah medis adalah suatu bidang yang berhubungan


dengan pengaturan terhadap penimbulan, penyimpanan
(sementara), pengumpulan, pemindahan, dan pengangkutan,
pemprosesan dan pembuangan sampah.
B. TUJUAN Sebagai acuan petugas sanitasi di UPTD Puskesmas dalam
melaksanakan penanganan dan pengolahan libah medis dan non
medis.
C. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
D. REFERENSI “Pedoman Penatalaksanaan Pengelolaan Limbah Padat dan Limbah
Cair di Puskesmas”, DEPKES.
E. ALAT DAN BAHAN 1. Alat : Incenerator
2. Bahan : Safety Box
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS (LABORATORIUM)
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

F. PROSEDUR BAGAN ALIR


1. Petugas melakukan pemilihan sampah
/ limbah cair dan padat, medis dan Petugas melakukan Sampah medis berupa
non medis. pemilihan
sampah/limbah cair dan jarum suntik dimasukkan
2. Sampah medis berupa jarum suntik
padat, medis dan non
dimasukkan ke dalam safety box. ke dalam safety box
medis
3. Untuk sampah non medis setiap
harinya petugas kebersihan
mengambil sampah dari ruang
pelayanan kemudian dikumpulkan di
tempat pengumpulan sampah Setiap 2 hari sekali petugas Untuk sampah non medis
sementara. kebersihan mengambil setiap harinya petugas
sampah dari tempat kebersihan mengambil
4. Setiap 2 hari sekali petugas pengumpulan sampah sampah dari ruang pelayanan
kebersihan mengambil sampah dari kemudian dikumpulkan di
sementara untuk dibuang
tempat pengumpulan sampah tempat pengumpulan sampah
sementara untuk dibuang ke TPA. ke TPA
sementara
G. HAL-HAL YANG PERLU 1. Selalu memasukkan alat suntik bekas ke dalam wadah tertentu
DIPERHATIKAN (disposafety box) segera setelah pemakaian.
2. Selalu menggunakan alat suntik sekali pakai yang baru untuk setiap
satu penyuntikan ( 1 alat suntik = 1 pasien ).
3. Tidak boleh menggunakan kembali alat suntik yang telah dipakai
untuk menyuntik pasien ataupun hanya dengan mengganti jarumnya
saja.
4. Tidak melepas / mengganti dan menutup kembali jarum suntik bekas
sebelum dimasukkan ke dalam disposafety box.
5. Tidak memegang jarum suntik yang telah digunakan tanpa proteksi
yang aman, semisal sarung tangan dari karet.
H. DOKUMEN TERKAIT 1. Buku bahan inventarisir bahan berbahaya.
2. Form Monitooring bahan berbahaya.
I. UNIT TERKAIT 1. Petugas Sanitarian
2. Pengelola Barang
3. Petugas Laboratorium
PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG
PUSKESMAS SUPPA
Alamat : Jln. A. Monjong Suppa Pinrang 91272

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUPPA


NOMOR : / SK / PKM-SP / / 2016
TENTANG
WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
TAHUN 2016

KEPALA PUSKESMAS
MENIMBANG a. Bahwa penyelenggaraan laboratorium kesehatan di Indonesia diselenggarakan oleh berbagai
jenis laboratorium dan pada berbagai jenjang upaya pelayanan kesehatan, yang diantaranya
diselenggarakan oleh Laboratorium Puskesmas
b. Bahwa untuk mewujudkan mutu dan standar pelayanan laboratorium klinik perlu
menetapkan waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium Puskesmas Suppa
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b perlu
ditetapkan dengan keputusan Kepala Puskesmas Suppa.

MENGINGAT 1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan (lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2009 nomor 144, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia nomor
5063)
2. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 364/MENKES/PER/2003 tentang Laboratorium
Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1647/MENKES/PER/2005 tentang Pedoman Jejaring
Pelayanan Laboratorium

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUPPA TENTANG WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
KESATU : Peraturan tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium sebagaimana
tersebut dalam lampiran keputusan ini
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali apabila ada
kekeliruan di kemudian hari.

Ditetapkan Di Suppa,
Pada tanggal 2016
KEPALA PUSKESMAS SUPPA
KABUPATEN PINRANG

dr. H. SYAMSUL HANAR


Pangkat :
NIP. 19811013 200801 1 013
Tembusan Kepada YTH :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Pinrang
2. Arsip
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Pemantauan Waktu
Penyampaian Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Untuk Pasien Urgen / Gawat Darurat

Ditetapkan kepala

Puskesmas Suppa

dr. H. SYAMSUL HANAR


NIP. 19811013 200801 1 013

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Jln. A. Monjong Suppa
SUPPA-PINRANG 91272
8.1.3.a SK tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan
laboratorium, SK tentang waktu penyampaian laporan hasil
pemeriksaan laboratorium untuk pasien urgen (cito)
PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG
PUSKESMAS SUPPA
Alamat : Jln. A. Monjong Suppa Telp. (0421) 3313704 Kode Pos 91272

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUPPA


NOMOR : / SK / PKM-SP / / 2016
TENTANG
WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PUSKESMAS SUPPA
TAHUN 2016

KEPALA PUSKESMAS
MENIMBANG a. Bahwa penyelenggaraan laboratorium kesehatan di Indonesia diselenggarakan oleh berbagai
jenis laboratorium dan pada berbagai jenjang upaya pelayanan kesehatan, yang diantaranya
diselenggarakan oleh Laboratorium Puskesmas
b. Bahwa agar mampu menjawab tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
tepat, akurat, dan professional, Laboratorium Puskesmas harus meningkatkan mutu
pelayanan serta dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b perlu
ditetapkan dengan keputusan Kepala Puskesmas Suppa.

MENGINGAT 1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan (lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2009 nomor 144, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia nomor
5063)
2. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 364/MENKES/PER/2003 tentang Laboratorium
Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1647/MENKES/PER/2005 tentang Pedoman Jejaring
Pelayanan Laboratorium

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : Keputusan Kepala Puskesmas Suppa tahun 2016 tentang waktu penyampaian laporan hasil
pemeriksaan laboratorium yang tersedia di Puskesmas Suppa
KESATU : Peraturan tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium sebagaimana
tersebut dalam lampiran keputusan ini
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali apabila ada
kekeliruan di kemudian hari.

Ditetapkan Di Suppa,
Pada tanggal 2016
KEPALA PUSKESMAS SUPPA
KABUPATEN PINRANG

dr. H. SYAMSUL HANAR


Pangkat : Penata Tk.I
NIP. 19811013 200801 1 013

Tembusan Kepada YTH :


1. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Pinrang
2. Tim Akreditasi Kabupaten
3. Arsip
Lampiran : Surat Keputusan Kepala Puskesmas Suppa
Nomor : / SK / TU-SP / /2016
Tanggal : 2016

WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Hematologi
a. Pemeriksaan HB : 5-10 menit
2. Kimia Klinik
a. Gula darah sewaktu : 3-5 menit
b. Pemeriksaan gula darah puasa : 3-5 menit
c. Pemeriksaan gula darah 2 jam PP : 3-5 menit
3. Imunologi
a. Pemeriksaan typoid : 20-30 menit
4. Pemeriksaan urine : 3-5 menit
a. Reduksi : 3-5 menit
b. Albumin : 3-5 menit
5. Pemeriksaan golongan darah : 5 menit
6. Plano test : 5-15 menit
7. Parasitologi
a. Pemeriksaan RDT malaria : 20-25 menit
b. Pemeriksaan DDR : 45-60 menit
8. Pemeriksaan CITO
a. Pemeriksaan HB : 5 menit
b. Pemeriksaan GDS : 3 menit
c. Pemeriksaan asam urat : 3 menit
d. Pemeriksaan cholesterol : 5 menit
e. Pemeriksaan RDT malaria : 15-20 menit

KEPALA PUSKESMAS SUPPA


KABUPATEN PINRANG

dr. H. SYAMSUL HANAR


Pangkat :
NIP. 19811013 200801 1 013
PEMANTAUAN DAN PENYAMPAIAN HASIL LABORATORIUM
No. SPO Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Suppa
No. Revisi
SPO Tgl Terbit
Tgl Efektif dr. H. Syamsul Hanar
PUSKESMAS
Halaman NIP.19811013 200801 1 013
SUPPA

A. PENGERTIAN Ketepatan waktu pemeriksaan adalah lamanya jenjang waktu yang


dibutuhkan pasien dalam memperoleh hasil setiap pemeriksaan
laboratorium.
B. TUJUAN Untuk mengetahui lamanya hasil diagnose akhir yang dikeluarkan oleh
laboratorium.
C. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan Puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
D. REFERENSI http://www.depkes.go.id/downloads/Kesehatan%20kerja%20%20Labkes.
PDF
E. PERLENGKAPAN / PERSIAPAN 1. Alat dan bahan pemeriksaan
2. Timer
F. PROSEDUR BAGAN ALIR
1. Lama ketepatan waktu pemeriksaan
tergantung dari jenis pemeriksaan Ketepatan waktu Hasil
yang diminta. pemeriksaan pemeriksaan
2. Hasil pemeriksaan sputum
memerlukan waktu sehari sejak
penyerahan sampel dahak kepada
laboratorium.
3. Hasil pemeriksaan Hb, protein urine, Hasil pemeriksaan
cholesterol, urid acid, serta gula kurang dari
darah memerlukan waktu kurang 10 menit
dari 10 menit.
G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Waktu pemeriksaan
H. DOKUMEN TERKAIT Koordinator pelayanan klinis
I. UNIT TERKAIT Petugas Laboratorium.

Você também pode gostar