Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Muslim Indonesia merupakan Laboratorium ke-5 dari lima Laboratorium di Fakultas Farmasi
yang didirikan pada tanggal 24 April 2004 bertempat di gedung eks Ruangan Perpustakaan
Fakultas Kedokteran UMI. Pada tahun 2012 semua laboratorium pindah dan dipusatkan di
4.1.5 Penelitian
Penelitian oleh Tim Dosen dan Mahasiswa telah dilakukan yaitu penelitian yang didanai
DIKTI yaitu HIBAH Bersaing, Penelitian Dosen Muda. Penelitian PKM Penelitian, PKM-
Kewirausahaan dan PKM-Artikel Ilmiah dengan topik penelitian yaitu aktivitas antimikroba dari
tumbuhan, hewan maupun bioata laut, isolasi bakteri endosimbion maupun fungi endofit dari
tumbuhan maupun hewan. Penelitian mahasiswa untuk penyelesaian studi (skripsi) yaitu deteksi
gen bakteri tertentu dan deteksi gen resisten, uji potensi antibiotika, sensitivitas antibiotika dan
sebagainya.
Peneliti yang melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi UMI selain dari
mahasiswa Fakultas Farmasi UMI, juga dari mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas
melakukan penelitian di Laboratorium ini adalah Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin, Program Studi Farmasi Fakultas MIPA
Universitas Islam Makassar, Program Studi Farmasi Fak. MIPA Univ. Pancasakti, Program Stdi
DIII Gigi Poltekes Makassar, Prodi Ilmu Kelautan STITEK Balik Diwa Makassar. Penyelasian
4.1.6 Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi UMI adalah kegiatan
akademik dan non akademik. Kegiatan akademik yang dilakukan adalah praktikum, penelitian,
Bandung di Bandung)
2. Prof. Dr. Subagus Wahyuono, M.Sc., Apt (Dekan Fak. Farmasi Universitas Gadjah Mada di
Yogyakarta)
3. Prof. Dr. Elly Wahyuddin, DEA., Apt (Dekan Fak. Farmasi Universitas Hasanuddin di
Makassar)
4. Prof. Dr. dr. Irawan Yusuf, Ph.D (Dekan Fak. Kedokteran Universitas Hasanuddin di
Makassar)
Kegiatan non akademik adalah :
1. Lomba Karya Ilmiah Remaja Tingkat SMU/sederajat se Sulawesi Selatan
2. Micro Talent
3. Microbiology Futsal Competition
4. Microbiology Volley Ball Competition
BAB V
Tabel 5.1.1 Zona Hambat Minimal Ekstrak bawang Putih terhadap bakteri Salmonella
Grafik 5.1.1 Perbandingan Zona Hambat Minimal Ekstrak bawang Putih terhadap
Dari konsentrasi 50%, 75% dan 100% di dapatkan dari Ekstrak bawang putih (Allium
sativum) yang di ekstrak dengan konsentrasi 50% didapatkan zona hambat yang terbentuk
dengan interpretasi intermedia, pada konsentrasi 75% zona hambat yang terbentuk masih dengan
interpretasi intermedia, sedangkan pada konsentrasi 100% sudah merupakan antibakteri yang
sensitif terhadap bakteri Salmonella Thypii. Pada konsentrasi 75% dan 100% memperlihatkan
zona hambat yang terbentuk lebih besar daripada konsentrasi 50%. Sebagai kontrol positif
interpretasi sensitif pada bakteri uji. Interpretasi zona hambat ditentukan berdasarkan tabel acuan
interpretasi zona hambat. Zona hambat <14mm dikatakam resisten, 15-22 mm intermediate dan
>23 mm sensitif.
Gambar 5.1.1.a Replikasi 1. Zona hambat ekstrak bawang putih (Allium sativum) yang terbentuk
pada konsentrasi 50%, 75%, 100%, kontrol (+) dan kontrol (-) terhadap bakteri
Salmonella thypii.
Gambar 5.1.1.b Replikasi 2. Zona hambat ekstrak bawang putih (Allium sativum) yang terbentuk
pada konsentrasi 50%, 75%, 100%, kontrol (+) dan kontrol (-) terhadap bakteri
Salmonella thypii.
Gambar 5.1.1.c Replikasi 3. Zona hambat ekstrak bawang putih (Allium sativum) yang terbentuk
pada konsentrasi 50%, 75%, 100%, kontrol (+) dan kontrol (-) terhadap bakteri
Salmonella thypii.
5.1.2 Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (allium sativum) terhadap Pertumbuhan bakteri
Salmonella tyhii dengan Uji Normalitas One-Sample Kolmogrovo-Smirnov Test dan Uji
Dilakukan uji statistic normalitas dan homogentias pengaruh ekstrak bawang putih untuk
memenuhi syarat dilkukanya Uji One Way Anova untuk mengetahui apakah ekstrak bawang
putih memiliki pengaruh terhadap bakteri Salmonella typhii. Uji Normalitas One-Sample
menunjukan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.534 > 0.05, terlihat bahwa uji normalitas dikatakan
normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statistic, dilakukannya uji ini untuk
memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari varians yang sama. Uji
Levene Statistic dikatakan homogen apabila p>0.05, berdasarkan data yang ada Sig. 134 > 0.05
Hasil
2.498 3 8 .134
5.1.3 Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (allium sativum) terhadap Pertumbuhan bakteri
Dilakukan uji statistik pengaruh ekstrak bawang putih terhadap pertumbuhan bakteri
Salmonella tyhii dengan uji komperatif variable numerik. Setelah melakukan uji normalitas dan
homogentias didapatkan hasil memenuhi syarat untuk dilakukannya Uji One Way Anova yang
berfungsi untuk membedakaan rerat lebih dari dua kelompok data dengan cara membandingkan
variansnya. Pada Uji One Way Anova didapatkan hasil bermakna karena p<0,05, dari hasil
tersebut menyatakan bahwa perbedaan dari setiap konsentrasi memiliki perbedaan yang
signifikan.
ANOVA
Hasil
Total 1310.839 11
5.1.3 Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (allium sativum) terhadap Pertumbuhan bakteri
Selanjutnya dilakukan uji hasil statistik analisis Post Hoc dengan menggunakan Analisis
apakah didapatkan perbedaan yang bermakna dari setiap konsentrasi. Berdasarkan uji hasil
statistik analisis Post Hoc dengan menggunakan uji Mann-Whitney didapatkan bahwa terdapat
perbedaan yang bermkna antara setiap konsentrasi dengan kontrol potitif berupa Kloramfenikol
dengan nilai signifikan 0.05. Dari hasil Uji Post Hoc Analisis Multikomporasi Mann-Whitney
didapatkan perbedaan yang bermakna antara setiap konsentrasi. Dapat dikatakan bahwa ekstrak
bawang putih memiliki pengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella tyhii dan
konsentrasi ekstrak bawang putih 100% lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Kloramfenikol
50% 273 0.00* 0.00*
75% 273 0.01* 0.00*
100% 0.00* 0.01* 0.00*
(+) 0.00* 0.00* 0.00*
Kloramfeniko
5.2. Pembahasan
Uji efektifitas ekstrak bawang putih (Allium sativum) sebagai antibakteri terhadap
Salmonella thypii secara in vitro menggunakan metode true eksperimental post test dengan disk
diffution yang dilakukan di Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia periode waktu mulai
terhadap pertumbuhan koloni bakteri Salmonella thypii. Kemudian diameter zona bening atau
hambat yang terbentuk tersebut di ukur dengan menggunakan jangka sorong dan dinyatakan
satuan meter milimeter (mm). Semakin besar/luas zona hambat yang terbentuk maka
mengindifikasikan bahwa semakin besar pula aktifitas anti bakteri ekstrak bawang putih (Allium
sativum).
Diameter zona hambat yang terbentuk oleh variasi konsentrasi (50%, 75% dan 100%)
ekstrak bawang putih (Allium sativum) pada koloni bakteri salmonella thypii yang dibandingkan
dengan zona hambat bening disekitar paper disc yang berisi antibiotik kloramfeniko; 500mg.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi efektif ekstrak
bawang putih (Allium sativum) sebagai antibakteri terhadap Salmonella thypii dan zona hambat
yang dihasilkan oleh variasi konsentrasi ekstrak bawang putih (Allium sativum).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada percobaan replikasi 1, ekstrak bawang
putih (Allium sativum) dengan konsentrasi 50% menunjukkan hasil zona hambat minimal
(ZHM) dengan interpretasi intermediate yakni dengan diameter rata-rata 16.20 mm, sedangkan
madu dengan konsentrasi 75% menunjukkan hasil ZHM dengan interpretasi intermediate dengan
diameter rata-rata 19.0 mm, dan pada konsentrasi 100% menujukkan hasil ZHM dengan
interpretasi sensitif dengan diameter rata-rata 23.89 mm serta pada kontrol positif (+)
menunjukkan hasil ZHM dengan interpretasi sensitif dengan diameter rata-rata 37.07 mm.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada percobaan replikasi 2, ekstrak bawang
putih (Allium sativum) dengan konsentrasi 50% menunjukkan hasil zona hambat minimal
(ZHM) dengan interpretasi intermediate yakni dengan diameter rata-rata 16.95 mm, sedangkan
madu dengan konsentrasi 75% menunjukkan hasil ZHM dengan interpretasi intermediate dengan
diameter rata-rata 17.59 mm, dan pada konsentrasi 100% menujukkan hasil ZHM dengan
interpretasi sensitif dengan diameter rata-rata 25.29 mm serta pada kontrol positif (+)
menunjukkan hasil ZHM dengan interpretasi sensitif dengan diameter rata-rata 34.01 mm.
Sedangkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada percobaan replikasi 3, ekstrak
bawang putih (Allium sativum) dengan konsentrasi 50% menunjukkan hasil zona hambat
minimal (ZHM) dengan interpretasi intermediate yakni dengan diameter rata-rata 17.60 mm,
sedangkan madu dengan konsentrasi 75% menunjukkan hasil ZHM dengan interpretasi
intermediate dengan diameter rata-rata 18.29 mm, dan pada konsentrasi 100% menujukkan hasil
ZHM dengan interpretasi sensitif dengan diameter rata-rata 24.10 mm sedangkan pada kontrol
positif (+) menunjukkan hasil ZHM dengan interpretasi sensitif dengan diameter rata-rata 38.22
mm. Pada ketiga replikasi kontrol negatif (-) menandakaan tidak adanya reaksi atau zona hambat
Konsentrasi 50%, 75%. Dan 100% yang digunakaan dalam penelitian ini menunjukan
perbedaan luas zona hambat yang terbentuk. Pada konsentrasi 50% pada ketiga replikasi
memberikan hasil dari tabel acuan zona hambat minimal adalah intermediet dengan hasil rata-
rata 15-22 mm begitu pun yang terjadi pada konsentrasi 75%. Sedangkan pada konsentrasi 100%
di dapatkan hasil sensitive dengan rata-rata minimal zona hambat >23 mm, tetapi dalam hal ini
kontrol positif yang digunakaan yaitu kloramfenikol tetap memberikan hasil sensitive yang lebih
tinggi dibandingkan dengan konsentrasi 100% ekstrak bawang putih (allium sativum).
Interpretasi zona hambatan ditentukan berdasarkan tabel acuan menurut CLSI (Clinical
Terbentuknya zona hambat mikroba terhadap pertumbuhan bakteri disebabkan oleh Allisin
yang terkandung dalam ekstrak bawang putih memiliki aktifitas sebaga antibakteri dengan
menghambat sintesis DNA, RNA, dan protein penting untuk pertumbuhannya. Selain itu, minyak
atsiri dapat menganggu proses pembentukan membran sel, ajoene yang juga memiliki fungsi
yang sama terhadap allisin namun dengan cara yang lambat, Mekanisme kerja flavonoid juga
dapat merusak membran sel dengan cara menghambat sintesis molekul. Flavonoid juga dapat
mendepolarisasi membran sel dan menghambat siklus DNA, RNA maupun protein yang sudah
diobservasi pada salmonella tyhii. Selain itu flavonoid dapat menghambat sintesis asam nukleat,
menghambat fungsi sitoplasma dan menghambat metabolisme energi, pada bakteri hal inilah
yang dapat menggangu metabolisme bakteri dan dapat menyebabkan gangguan pada
Berdasarkan dari penelitian terdahulu bawang putih yang dibentuk menjadi ekstrak juga
memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan beberapa bakteri, hal ini yang dibuktikan oleh
Hindi (2013). Dalam penelitiannya dengan menggunakan metode well diffusion menunjukan
bahwa ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 50% dapat menghambat pertumbuhan 5 bakteri
dan 9 bakteri gram negarif yaitu P.aerogenossa, Pseudomonas fluresence, proteus vulgaris,
adalah konsentrasi yang digunakan, media pertumbuhan bakteri yang digunakaan oleh Maya
Damayanti(2014) adalah agar darah sedangkan penelitan ini menggunakan medium nutrient
agar dan bakteri yang digunakan oleh Maya Damayanti adalah bakteri Propionibacterium acnes.
Selain itu Maya Damayanti juga menggunakan konsentrasi yang lebih banyak yaitu konsentrasi
5%, 20%, 55%, 75%, dan 100% sedangkan penelitian ini hanya menggunakan konsentrasi 50%,
Berdasarkaan hasil uji penelitian di atas, dapat dinyatakaan bahwa dengan meningkatnya
konsentrasi larutan ekstrak bawang putih (Allium sativum) menujukan terjadi kenaikan dari
diameter zona hambat, hal ini menunjukan bahwa pertambahan konsentrasi larutan ekstrak
bawang putih (Allium sativum) berbanding lurus dengan bertambah kuatnya zona hambat
pertumbuhan bakteri. Namun, dapat disimpulkan bahwa ektrak bawang putih (allium sativum)
BAB VI
6.1. Kesimpulan
1. Ekstrak Bawang putih (Allium sativum) memiliki sifat antibakteri terhadap bakteri
Salmonella tyhii dengann pelarut etanol 90% menunjukan bahwa bawang putih dapat
zona hambat ketiga replikasi yang digunakaan 24.42 mm . Pada konsentrasi 75%
mendapatkan hasil rata-rata 18.28 mm dan 50% mnunjukan hasil rata-rata pada ketiga
Salmonella typhi berdasarkan tabel acuan menurut CLSI (Clinical and Laboratory
and Standards Institute 2013 pada konsentrasi 1005 tergolong respon hambat yang
kuat (sesitif) sedangkan pada konsentrasi 50% dan 75% tergolong respon hambat yang
sedang (intermediet).
4. Hasil Uji Satistik Post Hoc Analisis Multikomporasi menunjukan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna antara setiap konsentrasi larutan bawang putih (allium
6.2. Saran
1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan zat aktif dari bawang
antivirus.
Daftar Kepustakaan
1. Knmore. Protection against pylory and other bacterial infections by garlic. [Internet].
ordinalpos=1&itool=EntrezSystem2.PEntrez.Pubmed.Pubmed_ResultsPanel.Pubmed_RV
AbstractPlusDrugs1
3. Syamsiah IS T. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih Raja Antibiotik Alami. Jakarta:
4. Hindi KKN. In vitro Antibacteriaa Activit of aquatic Garlic Extract, Apple Vineger- Garlic
5. Brooks GF, Butel JS, Morse S. Medical Microbiology. Appleton & Lange; 2004.
6. Darmawati S. Keanekaragamaan genetic Salmonella typhi. J Kesehataan.
2009;Vol.2(No.1).
7. Shulman T., Phair J., Sommers H. Dasar Biologis dan Klinis Penyakit Infeksi. Edisi ke-4.
8. S N, Et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 3rd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1996.
435-342 p.
9. Mirza S. The Prevalence and clinical featurs of multi-drug resistent salmonella typhi
10. Anonim. Bacground Document the diagnosis, treatment and prevention of thyfoid fever,
Communicablr Disease Survilance and response vaccins and biologicals [Internet]. WHO.
11. RI, DEPKES. Laporan Hasil Riset Dasar (RISKESDAS) 2007. Jakarta; 2008.
12. Brooks GF. Mikrobiologi Kedokteran: Jawetz, Melnick & Adleberg. 23rd ed. Medical
Microbiology; 2004.
14. Hermawan UE, Ahmad DS, D. Senyawa Organosulfur Bawang Putih ( Allium Sativum)
http://www.jrthorns.com/Challem/garlic.html
16. Butt M., Sultan M. Garlic: nature’s protection agains physiological treats. Critical Riview
17. North CQ. Allicin-the Smell of health [Internet]. Universty of Oxford. 2001 [cited 2016
18. Atmadja DS. Bawang Putih untuk Kesehataa (Terjemahan dari Garlic for Health,
20. Garlic. English Garlic Allium Sativum [Internet]. Available from: www. henriettesherbal.
21. Katria Y. Ekstrak dan Identifikasi Komponen Sulfida Pada Bawang Putih. Universitas
23. Yuhua WF., S E. Terapi Jahe dan Bawang Putih. Jakarta: Taramedia & Restu Agung;
24. Cobas, Cardella A, Soria AC, Martinez MC, Villamiel M. Compereshive Survey Of Garlic
25. Damayanti Maya. Uji Efektifitas larutan Bawang putih terhadap pertumbuhan bakteri
http://emedicine.medscape.com/article/228174-overview
27. Warna G, Sulistia. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007. 585-587
p.
28. Sundoyono A. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta; 2008. 550-551 p.
29. Khopkar S.M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas indonesia Press Jakarta;
31. Depertement Kesehatan RI. Parameter Standard Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta;
2000.
32. Achten, V., Franken, M., dan Singh, A. M., 2008, Jatropha Biodiesel Production and Use,
Biomass Bioenerg.
33. B. Ichsan Zanuar Efek Antiibakteri Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap
Surakarta;2009
34. Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). 2006. Performance Standards for
Vol.26
35. WHO (World Health Organization). Background Doc : The diagnosis, treatment and
Situasi terkini di Asia, Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah dan Indonesia. Majalah
Kedokteran Indonesia.[serial online] 2007 Mar 3 [cited 2014 Sep 20]; 57 (3): [75-79].
Available from :
URL:http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/490/49 1
online] 2012 May 24 [Cited 2014 Sep 21] 7: [32-39]. Available from :
URL:http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstrea
m/handle/123456789/3265/PENGGUNAAN%20ANTIBIOTIKA%20SECARA
%20RASI ONAL.pdf?sequence=1
from:URL:http://www1.bpkpenabur.or.id/jelajah/08/biologi1.htm
41. Lawson, L.D., D.K. Ransom, and B.G. Hughes. 1992. Inhibition of whole blood platelet-
http://www.iasj.net/iasj?func=fulltext&a Id=34826
- Onyeagba R, Uogbogu O, Okeke C. .Studies on the antimicrobial effects of garlic
(Allium sativum Linn), ginger (Zingiber officinale Roscoe) and lime (Citrus aurantifolia
Linn). Afr J Biotech. [serial online] 2004 Oct 24 [Cited 2014 Sep 20]; 10: [552-554].
e/article1380873779_Onyeagba
conjunctivitis. JNOA. [serial online] 2005 Des 20 [Cited 2014 Sep 21]; 12: [20-22].
icle/download/64453/52237
Pseudomonas aeruginosa. J Med Plants Res. [Serial online] 2009 May 17 [cited 2014 Sep
e/article1380374626_EL-mahmood.pdf
- Ramadanti I A. Uji aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang Putih (Allium satvum L.)
Dipenogoro; 2008.
activities of garlic (Allium sativum L.) extracts in various localities in Pakistan. Afr J
Plant Sci.[serial online] 2014 Feb 7 [Cited 2014 Sep 20]; 8: [298306]. Available from :
URL : http://www.academicjournals.org/article/article1403521690_Gulfraz%20et%20a
l.pdf
44. Deresse D. Antibacterial effect of garlic (Allium sativum) on Staphylococcus aureus: An
in vitro study. Asian J Med Sci. [serial online] 2010 Oct 11 [cited 2014 Sep 20]; 2: [62-
46. Nugroho T. Uji Aktifitas Antibakteri pada Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum Linn)
Malang
47. Wuryanti., Murnah., Uji Ekstrak Bawang Bombay Terhadap Antibakteri Gram Negatf
Pseudomonas aerogenosa Dengan Metode Difusi Cakram. Jurnal Sains & Matematika
Juli 2009.
48. Kurniawati, N. 2010. Sehat & Cantik Alami berkat Khasiat Bumbu Dapur. Qanita.
49. Sunarjono, H dan Soedomo, P. 1983. Budidaya Bawang Merah (Allium ascalonicum L.).
50. Garlic boosts hydrogen sulfi de to relax arteries. Science daily [Internet]. 2007 Oct 17
www.sciencedaily.com/releases/2007/10/071016131534.htm.
51. Hadisahputra, S., Harahap, U. 1994. Biokimia Dan Farmakologi Antibiotik. USU Press,