Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NIM : 170342615585
Off :F
Menurut para ahli, cinta merupakan kesenangan jiwa, pelipur hati, membersihkan akal, dan
menghilangkan rasa gundah gulana yang menyebabkan seseorang bisa memperbaiki diri, membuat
manis kata-kata, menumbuhkan perilaku mulia,dan memperhalus perasaan. Perasaan cinta
merupakan perasaan yang manusiawi dan bersumber dari fitrah yang diciptakan oleh lawan jenis
ketika seseorang tersebut sudah mencapai pemikiran dan fisik yang matang. Cinta pada dasarnya
bersifat netral yang dapat bernilai positif dan negatif tergantung pada cara penyampaiannya
sehingga agama memnerikan aturan dan pedoman agar membawa dampak yang positif bagi
manusia.
Penyaluran rasa cinta yang tepat yaitu melalui pernikahan, karena pada pernikahan segala
interaksi yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dinilai halal dan bisa mendapatkan pahala
bila dilakukan karena Allah, jika interaksi tersebut dilakukan diluar pernikahan maka bentuk
interaksi tersebut bisa dikatakan terlarang karena dalam islam aktivitas saling memandang,
berbicara berdua atau mungkin melakukan hal yang lebih dari aktivitas tersebut dapat
menimbulkan hal yang negatif bagi individu, keluarga, maupun masyarakat sekitar. Bukan hanya
hubungan cinta laki-laki dengan perempuan diluar pernikahan yang dilarang oleh agama islam
tetapi juga hubungan cinta pada sesama jenis. Pada Q.S. Al-A’raf:80-84 menyebutkan bahwa azab
yang dahsyat ditimpakan kepada kaum nabi Luth yang berperilaku homo seksual.
Secara bahasa pernikahan yaitu berhimpunan sedangkan dalam Al-Qur’an pernikahan
menggunakan kata zawwaja yang berarti menjadikan berpasangan dan menurut UU perkawinan
no 1 tahun 1974 pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan yang
bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal yang dilakukan karena Allah SWT.
Sebelum dewasa dorongan untuk berpasangan sudah timbul dan menjadi sangat kuat ketika
seseoranng tersebut sudah mencapai kedewasaannya, agar dorongan tersebut dapat berdampak
positif maka dalam islam dianjurkan untuk dilanjutkan dalam pernikahan.
Melakukan pernikahan memiliki tujuan yang berkaitan dengan aspek sosial, psikologi, dan
agama. Tujuan tersebut diantaranya yaitu memelihara keberlangsungan manusia, yang
dimaksudkan dalam pernikahan berfungsi untuk sarana memelihara keberlangsungan gen
manusia, alat reproduksi dan regenerasi dari masa ke masa. Dengan demikian pernikahan dapat
memakmurkan hidup dan melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah SWT. Tujuan selanjutnya
yaitu pernikahan adalah tiang agama keluarga yang teguh dan kokoh, terdapat beberapa manfaat
dalam pernikahan contohnya yaitu dapat menyegarkan jiwa , hati tenang, dan memperkuat ibadah.
Tujuan pernikahan yang lainnya yaitu dapat mengontrol hawa nafsu. Nikah dapat menjaga diri dan
menjauhkan diri dari dampak yang negative dan juga dapat menyalurkan nafsu manusia dengan
cara yang benar.
Dalam pernikahan seseorang harus mempertimbangkan pendamping hidupnya kelak. Pada
umumnya seseorang memilih pendamping hidupnya dengan cara pandang duniawi contohnya
kekayaan, kedudukan, dan fisik. Tetapi dalam ajaran islam kriteria utama dalam memilih
pendamping hidup adalah agama serta akhlak yang baik sehingga dapat membawa ketenangan dan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat bagi pasangannya dan anak-anaknya kelak. Seorang laki-laki
boleh menjadikan kekayaan, kedudukan dan kecantikan sebagai kriteria pendamping hidup,
namun kriteria tersebut tidak dijadikan sebagai syarat yang utama. Selain kriteria yang dianjurkan
dalam agama, seorang laki-laki juga harus mempertimbangkan latar belakang keluarganya.