Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Memberikan Pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar
asuhan keperawatan yang tepat.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai
keinginan yang terus menerus untuk mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan
3. Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan
yang optimal sehingga dapat memuaskan pasien
4. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan, dan
hangat sehingga memberikan kesan yang positif
5. Memberikan pelayanan informasi kesehatan dengan tepat pada pasien
dan keluarga, sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga
C. Ruang Lingkup
Untuk tiap-tiap puskesmas akan mempunyai ruang perawatan
dengan nama sendiri – sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan
fasilitas yang diberikan oleh pihak puskesmas kepada pasiennya.
Standar Unit Kerja Rawat Inap di puskesmas meliputi Ruang rawat
pasien, ruang jaga perawat, ruang administrasi, ruang dokter, ruang
perawat, ruang linen kotor, kamar mandi/toilet,. Adapun kondisi unit
rawat inap di Puskesmas Parigi terdiri dari:
Ruang Pasien rawat inap .
Ruangan untuk pasien yang memerlukan asuhan keperwatan dan
pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam.
Ruang Administrasi
Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya
pelayanan pasien di ruang rawat inap.Ruangan ini menjadi satu
dengan ruang pelayanan poli umum. Kegiatan di ruangan ini
meliputi : Tempat serah terima pasien baru dan pulang,
pendatanganan surat pernyataan keluarga pasien ( apabila
diperlukan persetujuan pengobatan, tindakan perawatan).
Kamar mandi / toilet
Fasilitas diatur kebutuhan dan harus dijaga kebersihannya karena
dengan kamar mandi/toilet yang bersih.
Berikut ini adalah daftar kualifikasi SDM di unit kerja Rawat Inap,adapun
daftar kualifikasi ketenagaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
2. Kuantitas SDM
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap Puskesmas Parigi berdasarkan
shift. Tenaga kerja di unit Rawat Inap saat ini berjumlah yang memegang
tanggung jawab sebagai
Tenaga kerja di unit Rawat Inap ini berkerja dengan jadwal sebagai berikut :
A. Bangunan
a. Lokasi
Bangunan rawat inap terletak pada lokasi yang tenang , aman, dan nyaman
serta memiliki aksesibilitas atau pencapaian dari sarana penunjang rawat
inap. Ruang rawat inap, yang terdiri dari ruang Cempaka untuk pasien laki-
laki dan ruang Sakura untuk perempuan dan anak-anak.
b. Denah dan Ukuran Ruang Rawat Inap
Kamar Kamar
mandi mandi
TT
TT TT
TT TT
TT TT
Pintu Pintu
LOGISTIK
A. Pengertian
Manajemen Instalasi rawat inap dan unit pelayanan lain yang
terlibat dalam penggunaanasesmen pasien merupakan penyelenggaraan
pengurusan bahan habis pakai dan formulirformulirpendukung
terhadap kebutuhan asesmen pasien dan barang untuk
memenuhikebutuhan pelayanan di puskesmas secara teratur dalam
kurun waktu tertentu secara cermatdan tepat dengan biaya seefisien
mungkin.
B. Tujuan
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam
jumlah yang tepat dan kualitas yang baik pada waktu yang
dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional di atas tercapai,
dengan biaya yang rendah
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh
gangguan yangmenyebabkan hilang atau kurang, rusak, pemborosan,
penggunaan tanpa hak sehinggadapat mempengaruhi pembukuan
atau sistem akuntansi.
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah sistim yang sudah dijalankan di
Puskesmas untukmemberikan jaminan keselamatan paien sehingga
kepercayaan pasien terhadap pelayan Rawat Inap meningkat.Keselamatan
pasien termasuk asesmen resikopasien.Pelaporan setiap kali terjadi
insident dianalisis dan ditindak lanjuti dengan implementasi yang dapat
berulangnya kembali insident tersebut sehingga dapat meminimalkan
resiko terhadappasien.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh tindakanpelayanan yang tidak seharusnya atau
seharusnya dikerjakan tidak dilaksanakan.Selain ituagar tercipta budaya
keselamatan pasien.
A. Pendahuluan
HIV/ AIDSetelah menjadi ancaman global.Ancaman penyebaran HIV
menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan
gejala.Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu
virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang
terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik
ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada
dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak
langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah,
dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani,
cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat
terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi
darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama
kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan
cairan-cairan tubuh tersebut.
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus
Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat
menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian
kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.Virus ini
tidak menyebar melalui makanan atau kontak biasa, tetapi dapat
menyebar melalui darah atau cairan tubuh dari penderita yang terinfeksi.
Seorang bayi dapat terinfeksi dari ibunya selama proses kelahirannya.
Juga dapat menyebar melalui kegiatan seksual,penggunaan berulang
jarum suntik, dan transfusidarah dengan virus di dalamnya.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas
memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menalankan prosedur
yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya
pencegahan penyebaran infeksi dikenal sejak dikenalnya melalui “
kewaspadaan umum” atau “ universal precaution” yaitu dimulai sejak
dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “ petugas
kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan
melakukan kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24jam secara
terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi terpajan
infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja
maksimal.
B. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
dapat melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran
infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan
tempat kerjanya, untuk menghindari paparan tersebut, setiap petugas
harus merupakan prinsip “Universal Precaution”.