Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh:
Nur Azizah Dwi Fitriani
B1801030
Dosen Pengampu:
Suyami, M. Kep. Ns. Sp. Kep. Anak
Mata Kuliah :
Keperawatan Anak 2
B. PENYEBAB
Lebih dari 30% penyebab premature tidak diketahui. Faktor-faktor yang bisa jadi
penyebab antara lain sebagai berikut:
1. Faktor ibu.
Penyakit pada ibu: pre-eklampsi/eklampsi, HAP, diabetes, nefritis akut, usia ibu <16
tahun atau >35 tahun, perokok, peminum, incompetent serviks, dan sebagainya.
2. Faktor janin.
Hidramion, ketuban pecah dini, gemelli, kelainan kromosom, dan sebagainya.
3. Faktor lain.
Tingkat kehidupan sosial ekonomi yang rendah, gizi yang kurang, terkontaminasi
dengan zat-zat beracun, pemeriksaan antenatal yang sangat minim, trauma antenatal,
plasenta previa, dan sebagainya.
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
1. Kehamilan
- Malformasi Uterus
- Kehamilan ganda
- TI. Servik Inkompeten
- KPD
- Pre eklamsia
- Riwayat kelahiran premature
- Kelainan Rh
2. Penyakit
- Diabetes Maternal
- Hipertensi Kronik
- UTI
- Penyakit akut lain
3. Sosial Ekonomi
- Tidak melakukan perawatan prenatal
- Status sosial ekonomi rendah
- Malnutrisi
- Kehamilan remaja
Faktor Resiko Persalinan Prematur :
1. Resiko Demografik
- Ras
- Usia (<> 40 tahun)
- Status sosio ekonomi rendah
- Belum menikah
- Tingkat pendidikan rendah
2. Resiko Medis
- Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
- Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
- Anomali uterus
- Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
- Resiko kehamilan saat ini : Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil,
masalah-masalah plasenta (misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan
abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly
janin
3. Resiko Perilaku dan Lingkungan
- Nutrisi buruk
- Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
- Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
- Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
4. Faktor Resiko Potensial
- Stres
- Iritabilitas uterus
- Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
- Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
- Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
- Defisiensi progesteron
- Infeksi
(Bobak, Ed 4. 2005)
C. MANIFESTASI KLINIS
Ciri-ciri bayi prematur:
1. Berat badan <dari 2500gr, panjang badan kurang dari 45cm, lingkar kepala kurang dari
33cm, lingkar dada kurang dari 30cm.
2. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
3. Kepala lebih besar daripada badan.
4. Kulit: tipis transparan, rambut lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga, dan
lengan.
5. Lemak subkutan kurang.
6. Otot hipotonik lemah.
7. Reflex tonus otot masih lemah, reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk belum
sempurna.
8. Tulang rawan dan daun telinga immature (elastic daun telinga masih kurang sempurna).
9. Pernapasan tak teratur bisa terjadi apnea(gagal napas).
10. Ekstremitas: paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus.
11. Kepala tidak mampu tegak.
12. Pernapasan sekitar 45-50kali/menit, dan frekuensi nadi 100-140/menit.
13. Sering anemia.
14. Genetalia belum sempurna, labio minora belum tertutup oleh labia mayora dan pada
laki-laki testis belum turun.
15. Garis pada telapak kaki belum jelas dan kulit teraba halus.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
2. Pemantauan gas darah arteri
Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 – 70 mmHg dan kadar PaCO2
35 – 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 – 94 %.
3. Kimia darah sesuai kebutuhan
v Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1 – 3 hari adalah 14,5 – 22,5 gr/dl
v Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
v LED darah lengkap untuk anak – anak
Menurut :
Westerfreen : 0 – 10 mm/jam
Wintrobe : 0 – 13 mm/jam
v Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm³. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi dari 6.000 –
225.000/ mm³.
v Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 – 100.000/ mm³.
v Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)
Adalah 14 – 27 mEq/ L
v Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 – 3 hari)
Adalah 4,0 – 6,6 juta/mm³.
v MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
MCH darah lengkap : 31 – 37 pg/ sel
MCV darah lengkap : 95 – 121 µm³
v Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 – 7,5
4. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan
5. Penyimpangan darah tali pusat
E. KOMPLIKASI
Fungsi organ-organ bayi premature belum sempurna seperti bayi aterm, karena itu banyak
mengalami kesulitan untuk hidup di luar uterus. Makin pendek masa kehamilan, makin
kurang sempurna organ-organ sehingga komplikasi dan tingkat angka kematian makin
tinggi. Komplikasi umum pada bayi prematur:
1. Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan
usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok
2. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring. (Whaley
& Wong, 1995)
3. Duktus Arteriosus Paten (PDA)
4. Necrotizing Enterocolitas (NEC)
(Bobak, 2005)
F. PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prematur belum diketahui secara jelas. Data
statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki sosial
ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada ibu hamil karena tidak
melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama
kehamilan, infeksi pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus
kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda, mempunyai kebiasaan
merokok dan mengkonsumsi alkohol juga menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor
tersebut bisa menyebabkan terganggunya fungsi plasenta menurun dan memaksa
bayiuntuk keluar sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi yang cukup
maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur memerlukan perawatan
yang sangat khusus untuk memungkinkan bayi beradaptasi dengan lingkungan luar.
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau
minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam
pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang
perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks
terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek
kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1
kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm,
riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau
bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya.
(Kapita selekta, 2000)
Pathway
G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Meningkatkan fungsi pernapasan optimal
2. Mempertahankan lingkungan termal yang netral
3. Mencegah atau menurunkan resiko terhadap potensial komplikasi
4. Mempertahankan homeostatis melalui regulasi nutrisi dan hidrasi
5. Membantu mengembangkan unit keluarga sehat
H. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Sirkulasi
Nadi apikal mungkin cepat / tidak teratur dalam batas normal (120 sampai 160 dpm)
murmur jantung yang dapat menandakan duktus arteriosus paten (PDA)
b. Makanan / Cairan
Berat badan kurang dari 2500 g
c. Neurosensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut
Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh : sutura mungkin mudah di
gerakan, fontanel mungkin besar / terbuka lebar
Umumnya terjadi edema pada kelopak mata, mata mungkin merapat
Reflek tergantung pada usia gestasi
d. Pernafasan
Apgar score mungkin rendah
Pernafasan dangkal, tidak teratur, pernafasan diafragmatik intermiten (40-60 x/mnt)
mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal subternal, sianosis ada.
Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrom distres pernafasan
(RDS)
e. Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah
Menangis mungkin lemah
Wajah mungkin memar, mungkin kaput suksedaneum
Kulit transparan
Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh
Ekstremitas tampak edema
Garis telapak kaki terlihat
Kuku pendek
f. Seksualitas
Persalinan / kelahiran tergesa-gesa
Genetalia ; Labia minora lebih besar dari labia mayora dengan kritoris menonjol
testis pria tidak turun, rugae mungkin banyak / tidak ada pada skrotum
g. Data Penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi,
sianosis, apnea.
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan perkembangan
otot, penurunan energi / kelelahan.
c. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar Hb dalam darah.
d. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang koordinasi
reflek mengisap dan menelan.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif
3. Perencanaan Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi
Rencana Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Observasi pernafasan 1. Mengetahui frekuensi,
keperawatan selama 1x24 jam seperti cuping hidung, pola,suara napas pasien
diharapkan pertukaran gas dispnea, dan ronkhi 2. Mengkompensasi
pasien kembali normal dengan 2. Observasi status penurunan kontraktilitas
kriteria hasil: jantung ventrikuler
1. Tidak terdapat (frekuensi,pola,suara 3. Meningkatkan volume
dispnea jantung) sekuncup, memperbaiki
2. Nilai AGD dalam 3. Observasi pemberian kontraktilitas dan
rentang normal oksigen dan catat setiap penurunan kongesti
3. Pasien tidak sesak jam ubah sisi alat setiap 4. Mencegah pasien
lagi 3-4 jam menjadi sianosis dan
4. Tidak terjadi 4. Pantau warna kulit dan tetap mempertahankan
sianosis mukosa bibir suhu tubuh pasien dalam
keadaan hangat
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan, keterbatasan
perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan
Rencana Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Observasi frekuensi 1. Mengetahui status
keperawatan selama 1x24 jam pernafasan dan pola nafas pernapasan klien
diharapkan pola napas pasien (pernafasan, tonus otot dan 2. Meningkatkan
kembali normal dengan kriteria warna kulit) pengembangan paru
hasil: 2. Posisikan bayi terlentang 3. Merangsang bayi agar
1. Respirasi Rate 30-60 dengan gulungan kain di mau menangis sehingga
x/menit bawah bahu pengembangan paru
2. Tidak terdapat
3. berikan rangsangan táctil diharapkan akan
penggunaan otot-otot
4. kolaborasi: mengembang secara
bantu napas
Berikan O2 = ½ sempurna
3. Tidak bernapas dengan
4. Membantu memperlancar
liter
cuping hidung
pernapasan pada bayi
Berikan obat
aminofilin 2 x
0,15 cc
d. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan imaturitas produksi enzim.
Rencana Tujuan Intervensi Rasional
setelah diberikan askep selama 1. Pantau dan 1. Mengidentifikasi
5x24 jam diharapkan nutrisi dokumentasikan haluaran indikasi/perkembangan
klien terpenuhi dengan kriteria tiap jam secara adekuat dari hasil yang diharapkan
hasil : 2. Membantu menentukan
1. Pasien menghabiskan 2. Timbang BB klien berat badan yang ideal
50-100cc asi atau susu 3. Berikan susu sedikit tapi 3. Mengurangi anoreksia,
formula sering mual dan muntah
2. Tidak mengalami 4. Catat status nutrisi 4. Berguna dalam
anoreksia, mual, muntah paasien: turgor kulit, mendefinisikan derajat
3. Menunjukkan timbang berat badan, masalah dan intervensi
peningkatan berat badan integritas mukosa mulut, yang tepat dalam
kemampuan menelan, pengawasan kefektifan
adanya bising usus, obat, kemajuan
riwayat mual/rnuntah atau penyembuhan
diare. 5. Mengukur keefektifan
5. Monitor intake dan output nutrisi dan cairan
secara periodik. 6. Menentukan jenis diet dan
6. Catat adanya anoreksia, mengidentifikasi
mual, muntah, dan pemecahan masalah untuk
tetapkan jika ada meningkatkan nutrisi.
hubungannya dengan
medikasi.
4. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan adalah langkah keempat dalam proses keperawatan dengan
melaksanakan tindakan keperawatan yang disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan
yang telah disusun.
5. Evaluasi :
a) Pertukaran gas kembali normal
b) Pola napas kembali normal
c) Perfusi jaringan pasien kembali normal
d) Bayi dapat menunjukan penambahan berat badan (2x 20-30 gr/hr)
e) Bayi tidak mengalami infeksi