Você está na página 1de 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING AND EXTENDING (CORE)


TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI KONSEP MOL KELAS X SMA
NEGERI 10 KOTA TERNATE

ARTIKEL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S1) Program Studi Pendidikan Kimia

JUMYATI SUNARDI
03291411081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2018

1
2
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, AND EXTENDING (CORE)
TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI KONSEP MOL SMA NEGERI 10
KOTA TERNATE
Jumyati Sunardi 1), Deasy Liestianty2), Ahmad Muchsin Jayali3)
Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Khairun

ABSRTAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Kooperatif Tipe Connecting, Organizing, Reflecting and Extending (CORE)
terhadap hasil belajar siswa pada materi konsep mol, mengetahui besar pengaruh
model pembelajaran Kooperatif Tipe Connecting, Organizing, Reflecting and
Extending (CORE) terhadap hasil belajar siswa pada materi konsep mol dan untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Connecting,
Organizing, Reflecting and Extending (CORE) terhadap keterampilan berpikir
kritis siswa pada materi konsep mol kelas X SMA Negeri 10 Kota Ternate. Jenis
penelitian yang digunakan yaitu pre-eksperiment designs dengan desain penelitian
One Group Pretest-Postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan siswa kelas X SMA Negeri 10 Kota Ternate. Sampel dalam
penelitian ini adalah kelas X MIPA III berjumlah 21 siswa dengan teknik
pengambilan sampel, yaitu proposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk
hasil belajar yaitu berupa soal essay sebanyak 10 item dan lembar observasi untuk
keterampilan berpikir kritis siswa. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis uji
sign dengan menggunakan SPSS 22.Uji hipotesis hasil belajar siswa dalam
penelitian ini diperoleh nilai signifikansi Paired sampel t test, thitung > ttabel (thitung =
12, 039 > ttabel = 1,683) dan hasil uji hipotesis keterampilan berpikir kritis siswa
dalam penelitian ini diperoleh nilai uji signifikan berdasarkan kolom exact pada
uji nonparametrik yaitu < 0,05 (0,00) maka model pembelajaran kooperatif tipe
connecting, organizing, reflecting and extending (CORE) berpengaruh terhadap
keterampilan berpikir kritis, sementara hasil belajar siswa memiliki besar
pengaruh berdasarkan nilai gain adalah 0,45 (45%).
Kata Kunci: CORE, Keterampilan berpikir kritis, hasil belajar, konsep mol dan
uji sign

3
THE EFFECT OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE
CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING AND EXTENDING
(CORE) ON CRITICAL THINKING SKILLS AND STUDENT LEARNING
OUTCOMES OF MOLE CONCEPT IN CLASS X SMA
NEGERI 10 TERNATE

Jumyati Sunardi 1), Deasy Liestianty2), Ahmad Muchsin Jayali3)


Department of Chemistry Faculty Teacher Training and Education Khairun
University

ABSTRACT
This research was conducted to find out the influence of Cooperative Type
Connecting, Organizing, Reflecting and Extending (CORE) model of student
learning outcomes of mole concepts, to know the influence of Cooperative Type
Connecting, Organizing, Reflecting and Extending (CORE) model of learning on
mole concept material and to know the influence of Cooperative Learning Model
Type Connecting, Organizing, Reflecting and Extending (CORE) to student’s
critical thinking skill in class X mole concept of SMA Negeri 10 Ternate. The
type of research used is pre-experiment designs with One Group Pretest-Postest
design research design. Population in this research is all student of class X SMA
Negeri 10 Ternate City. The sample in this study is class X MIPA III amounted to
21 students with sampling technique, namely proposive sampling. The instrument
used for learning outcomes is essay as much as 10 items and observation sheet for
student’s critical thinking skills. The data obtained then analyzed the sign test
using SPSS 22. The Hypothesis test of student learning result in this research
obtained value of significance Pairet sample t test, tcount > ttable (tcount = 12, 039 >
ttable = 1,683) and hypothesis test results of critical thinking skills of students in
this study obtained significant test scores based on the exact column in the
nonparametric test that is <0.05 (0.00) then the type of connecting, organizing,
reflecting and extending (CORE) cooperative learning model influences critical
thinking skills while student learning outcomes have a large influence based on
the gain value is 0.45 (45%).
Keyword: CORE, critical thinking skills, learning outcomes, mole concepts and
sign test
PENDAHULUAN

Pembelajaran kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam


(IPA)yang terkesan sulit. Salah satu faktor penyebab pembelajaran kimia terkesan
sulit adalah bahwa beberapa konsep dalam kimia bersifat abstrak serta dikarekan
kimia memiliki perbendaharaan kata yang khusus, dimana mempelajari kimia
seperti mempelajari ilmu baru. Selain itu juga terdapat pemahaman konsep,
perhitungan dan hafalan yang sukar untuk dipahami. Pelajaran kimia yang

4
dianggap sulit untuk dikuasi yaitu salah satunya pada materi stoikiometri
khususnya pada konsep mol (Utami.B,dkk: 2015). Konsep mol merupakan materi
kimia dari submateri stoikiometri yang memiliki banyak konsep serta analisis
dalam perhitungan yang sulit untuk dikuasi. Sehingga untuk mengatasi kesulitas
ini, harus adanya model pembelajaran yang sesuai dengan materi konsep mol.
Ada berbagai model yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran. Salah satu
model pembelajaran itu adalah Kooperatif tipe CORE (Connecting, Organizing,
Reflecting , Extending).

Model pembelajaran kooperatif tipe CORE adalah suatu model


pembelajaran yang mencakup empat aspek kegiatan, yaitu Connecting,
Organizing, Reflecting, Extending. Kooperatif tipe CORE ini lebih menekankan
pada kemampuan berpikir siswa untuk menghubungkan, mengorganisasikan,
mendalami, mengola dan serta mengembangkan informasi yang didapat. Dalam
model ini aktivitas berpikir sangat ditekankan kepada siswa. Siswa dituntut untuk
dapat berpikir kritis terhadap informasi yang didapatnya (Arsa,dkk : 2015).

Berpikir merupakan suatu proses inkuiri, investigasi dan pencarian secara


intens berbagai informasi yang berkaitan dengan objek yang dicari. Proses
berpikir yang dilakukan secara disiplin dengan aktif dan penuh hati-hati dalam
merumuskan sesuatu, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi informasi yang diperoleh dari suatu sumber atau dihasilkan dari
hasil observasi, pengalaman, refleksi, penalaran dan menjadikan hasil proses
berpikir tersebut sebagai petunjuk untuk membuat suatu keyakinan dan tindakan
atas sesuatu, hal ini merupakan proses berpikir yang dikenal dengan istilah
berpikir kritis. Abrami, dkk (2015) dalam Hakim, dkk (2018) menyatakan bahwa
berpikir kritis adalah proses yang dilakukan dengan maksud tertentu, mengambil
keputusan melalui proses disiplin diri dalam menginterpretasi, menganalisis,
mengevaluasi dan menarik kesimpulan dari informasi yang menjadi dasar
keputusan, sekaligus memberi penjelasan atas alasan yang mendukung keputusan
tersebut. Oleh karena beberapa masalah dalam proses mengajar, sekiranya kita
diharuskan mengatur kelas agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam

5
menerima materi dengan membuat semua siswa aktif dan berpartisipasi dalam
proses pembelajaran.
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen.
Dengan desain penelitian, yaitu One Gruop Pretest-Posttest.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 10 Kota Ternate. Waktu penelitian
dilaksanakan pada tahun ajaran 2017/2018 semester genap yang disesuaikan
dengan jam mata pelajaran di sekolah.
3.Populasi dan Sample
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X SMA
Negeri 10 Kota Ternate berjumlah 105 siswa yang terdistribusi dalam 5 kelas dan
teknik pengambilan sampel dengan cara simple proposive sampling. Sampel
dalam penelitisn ini adalah kelas X IPA III berjumlah 21 siswa.
4. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah penguasaan materi konsep mol
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Connecting,
Organizing, Reflecting and Extending (CORE).
5. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi dalam
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan pembelajaran, dan pengolahan data.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Connecting, Organizing, Reflecting and Extending
(CORE) terhadap keterampilan berpikir dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan teknik tes tertulis berbentuk soal essay sebanyak 10 item sedangkan
keterampilan berpikir kritis menggunakan lembar observasi yang terdiri dari 4
indikator.

6
7. Teknik Analisis Data
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
analisis, yakni uji normalitas. Setelah dinyatakan normal maka dilanjutkan uji
hipotesis. Hasil belajar ranah kognitif diuji hipotesis dengan uji sign yang
dilanjutkan dengan menggunakan rumus skor gain untuk menghitung besar
pengaruh peningkatan hasil belajar siswa sedangkan hasil keterampilan berpikir
kritis menggunakan uji nonparametric pada kolom Exact Sig untuk mengetahui
pengaruhnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Untuk mengetahui adanya pengaruh hasil belajar siswa X3 IPA SMA
Negeri 10 Kota Ternate digunakan tes soal berupa essay sebanyak 10 soal yang
telah divalidasi isi oleh 2 tim ahli dan diperoleh hasil persentase sebesar 83,3%
yang artinya 10 soal tersebut dapat digunakan. Berikut dapat dilihat hasil analisis
persentase rata-rata tiap validator pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil analisis persentase rata-rata tiap validator
No Aspek yang dinilai Nilai Rata-rata
Validator Validator
1 2
1 Materi 100% 75% 87,5%
2 Bahasa 91,67% 75% 83,35%
3 Konstruksi 100% 75% 87,5%
4 Waktu 75% 75% 75%
Jumlah 333, 35

Total rata-rata 83,3%

(Sumber: Data penelitian yang diolah)


a. Analisis Data
Berdasarkan uji prasyarat analisis yang dilakukan dengan bantuan
software SPSS versi 22 bahwa data terdistribusi normal untuk hasil kognitif dan
tidak terdistribusi normal untuk keterampilan berpikir kritis, maka untuk
mengetahui pengaruh hasil belajar siswa (kognitif) dianalisis menggunakan uji

7
parametric (Pairet sampel t test ) dan uji nonparametric (Exact Sig). Untuk hasil
uji normalitas kognitif dapat dilihat pada Tabel 2 dan keterampilan berpikir kritis
dapat dilihat pada Tabel 3:
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Kognitif
Kelas Variabel Signifikansi
MIA III Kemampuan kognitif
siswa
Pretest 0,200
Postest 0,133
(Sumber : Data penelitian yang diolah)
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas KBK
Kelas Variabel Signifikansi
MIA III Kemampuan kognitif
siswa
Pretest 0, 05
Posttest 0, 00
(Sumber: Data penelitian yang diolah)
Kemudian dilanjutkan pada pengujian hipotesis menggunakan uji Pairet
sampel t test dan uji nonparametric (Exact Sig) dengan bantuan software SPSS
versi 22 yang dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4 Hasil Uji Pairet sampel t test Pada Ranah Kognitif
Variabel Df T
Kognitif Siswa 0,05 41
Thitung 12, 039
Ttabel 1,683
(Sumber: Data penelitian yang diolah)

Perhitungan uji peningkatan hasil belajar siswa setelah mengetahui

pengaruh hasil belajar siswa dengan menggunakan nilai gain agar dapat

mengetahui besar pengaruh hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan

penggunaan model pembelajaran tipe Connecting, Organizing, Reflecting and

Extending (CORE) pada materi konsep mol. Nilai gain yang diperoleh setelah

dianalisis nilai rata-rata hasil belajar siswa yang terdapat pada kelas eksperimen

sebesar 0,45 dengan kategori sedang. Nilai gain hasil belajar siswa pada

8
penggunaan model pembelajaran CORE berdasarkan hasil pretest dan posttest

masing-masing ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Hasil Analisis Nilai Gain (g)


Hasil belajar Pretest Postest Nilai Gain Kategori
siswa (g)
Nilai terendah 5 25 0,22 Rendah
Nilai tertinggi 27 77 1,04 Tinggi
Rata-rata 18,19 43,43 0,45 Sedang
(Sumber: data penelitian yang diolah)
Selanjutnya untuk uji hipotesis keterampilan berpikir kritis siswa,

menggunakan uji nonparametrik karena datanya tidak berdistribusi normal. Hasil

uji hipotesis KBK bisa dilihat pada tabel 6.

Tabel 6 Hasil Uji Hipotesis KBK


Posttest-Pretest
Exact Sig. (2-tailed) .000b
(Sumber: Data penelitian yang diolah)
2. Pembahasan
Hasil belajar siswa pada ranah kognitif ini diukur dengan menggunakan
instrumen berupa soal pretest dan postest dalam bentuk soal essay 10 nomor yang
diberikan ke kelas X MIA III yang merupakan kelas eksperimen. Hasil analisis
data berupa pretest dan postest digunakan untuk menjawab hipotesis dalam
penelitian ini.
Tabel 7 Deskripsi data hasil pretest dan posttest Kognitif
Kelas Eksperimen
No Keterangan
Pretest Posttest
1 Jumlah Siswa 21 21
2 Nilai Rata-Rata 18,19 43,43
3 Nilai Maksimum 27 77
4 Nilai Minimum 5 27
(Sumber: Data penelitian yang diolah)

9
Tabel 8 Deskripsi data hasil pretest dan posttest KBK
Kelas Eksperimen
No Keterangan
Pretest Posttest
1 Jumlah Siswa 21 21
2 Nilai Rata-Rata 17,48 45,33
3 Nilai Maksimum 33 99
4 Nilai Minimum 4 24
(Sumber: Data penelitian yang diolah)
Tabel 7 dan 8 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest lebih
rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata posttest. Peningkatan hasil belajar
siswa dapat diketahui dari pada hasil nilai rata-rata posttest yang jauh lebih tinggi
daripada hasil nilai rata-rata pretest. Hasil belajar dan KBK yang diperoleh setelah
melakukan kegiatan pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa tampak dari
pemahaman, pengetahuan, atau keterampilan yang dimiliki siswa. Peningkatan
atau perubahan hasil belajar ini disebabkan pada kelas eksperimen dimana model
pembelajaran CORE yang digunakan membuat siswa cenderung antusias
mempelajari materi konsep mol.
Perbedaan hasil belajar kognitif di uji dengan menggunakan uji statistik
berjenis parametrik dengan uji Pairet sampel t test dan hasil KBK diuji
menggunakan statistik berjenis parametrik dengan uji sign. Tetapi sebelum
diajukan uji tersebut dilakukan pengujian normalitas data dengan bantuan
software SPSS versi 22 yang dilihat pada kolom uji Kolmogrov – Smirnov
menunjukkan bahwa data pretest berdistribusi normal (0,200>0,05) maka H0
ditolak dan Ha diterima begitu juga pada data posttest berdistribusi normal
(0,133>0,05). Sedangkan untuk hasil KBK, data pretest berdistribusi normal
(0,05=0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima dan data posttest tidak berdistribusi
normal (0,01<0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Pengujian uji hipotesis dengan uji statistic berjenis parametric untuk
kognitif dan untuk KBK berjenis non parametric dengan uji Pairet sampel t test
dan uji sign juga dengan bantuan software SPSS versi 22, maka uji hipotesisnya
KBK diperoleh pada kolom Exact Sign adalah 0,000 dengan taraf signifikan α =
0,05 yang adalah <0,05 maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran

10
kooperatif tipe CORE terhadap konsep mol pada siswa kelas X3 IPA SMA Negeri
10 Kota Ternate. Selanjutnya agar dapat mengetahui besar pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe CORE pada materi konsep mol maka dilakukan
analisis nilai gain pada kelas eksperimen. Hasil analisis skor gain pada kelas
eksperimen, yakni sebesar 0,45 atau 45% dengan kategori sedang.
Hasil nilai gain yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
hasil belajar pada materi konsep mol siswa kelas eksperimen yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran CORE dengan. Berdasarkan hasil uji
statistik dan juga hasil analisis skor gain pada kelas eksperimen, peningkatan hasil
belajar siswa pada materi konsep mol pada kelas eksperimen dapat terlihat baik
dan dikategorikan sedang. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tersebut
diantaranya karena pada model pembelajaran kooperatif tipe CORE yang dalam
proses pembelajarannya menggunakan LKS, sangat terlihat keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran. Keaktifan siswa dapat dilihat dari perhatian siswa terhadap
penjelasan guru serta penjelasan kepada anggota dalam kelompok, kerja sama
dalam kelompok, dan saling membantu dalam menyelesaikan kuis yang diberikan
oleh guru. Model pembelajaran kooperatif tipe CORE dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada konsep mol karena penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe CORE menuntut siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran walaupun
dalam berkelompok sekalipun. Model pembelajaran CORE membuat siswa lebih
akif dalam belajar. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe CORE menurut
Jampel, dkk (2015) adalah siswa merasa lebih percaya diri karena mereka bisa
menyelesaikan masalah berdasarkan ide yang dituangkan dan merasa bangga saat
bisa mempresentasikan cara pemecahan masalahnya didepan kelas. Selain itu,
menurut Putra, (2013) dalam Jampel, dkk (2015) model CORE dapat
menanamkan konsep baru dengan mengaitkan pada konsep lama dan menganut
teori kontruktivisme dimana siswa membangun pengetahuannya sendiri tentang
konsep tersebut sehingga siswa dapat lebih paham.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe CORE membuat kegiatan pembelajaran berlangsung
dengan aktif, menimbulkan hubungan kerja sama yang baik antar teman

11
kelompok, menimbulkan keberanian di dalam diri siswa untuk mampu
mengemukakan pendapat sehingga meningkatkan hasil belajar siswa dengan
dibuktikan hasil posttest pada kelas eksperimen serta membantu siswa mengingat
kembali materi lama.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Connecting, Organizing,
Reflecting and Extending (CORE) terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil
belajar siswa pada materi konsep mol kelas X3 SMA Negeri 10 Kota Ternate.
Besar pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Connecting,
Organizing, Reflecting and Extending (CORE) terhadap hasil belajar siswa pada
materi konsep mol kelas X3 SMA Negeri 10 Kota Ternate, yaitu sebesar 45%.

DAFTAR PUSTAKA
Utami, B, dkk. 2015. Pengaruh model problem solving dan student teams
achievement divisions (STAD) berkombinasi Drill and Practice dengan
memperhatikan kemampuan matematika terhadap prestasi belajar siswa.
Vol (4), No.4. ISSN 2337-9995.
Hakim, dkk. 2018. Pengaruh model pembelajaran core terhadap kemampuan
berpikir kritis dan disposisi matematis ditinjau dari kemampuan awal
matematika siswa sma negeri di jakarta timur. JPPM Vol (11) No. 1.
Arsa, dkk. 2015. Penerapan model core (connecting, organizing, reflecting,
extending) meningkatkan hasil aktivitas belajar perakitan komputer kelas
X tkj2 SMK Negeri 3 Singaraja. Vol (4) , No.1.
Jampel, N, I, dkk. 2015. Pengaruh penerapan model core terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika dengan kovariabel penalaran sistematis
pada siswa kelas iii gugus raden ajeng kartini kecamatan denpasar barat .
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia,Vol (5), No. 1.

12

Você também pode gostar