Você está na página 1de 6

NAMA : MESSY HENNY SUPRIYANI

NIM : SR1721100
KELAS : 1B
PRODI : S1 KEPERAWATAN
MATA KULIAH : KEPERAWATAN DASAR 1 (KD1)

ANATOMI GINJAL

A. ANATOMI
1. Pengertian:
Ginjal berjumlah 2 buah, berat + 150 gr (125 – 170 gr pada Laki-laki, 115 – 155 gr pada
perempuan); panjang 5 – 7,5 cm; tebal 2,5 – 3 cm.Pada posisi berdiri letak ginjal kanan lebih
rendah daripada ginjal kiri.
2. Struktur Ginjal
Bila dibuat irisan memanjang dari medial ke lateral tampak dua bagian Cortex/substantia
kortekalis sebelah luar dan medulla/substantia medullaris sebelah dalam.
a. Corteks
1) Tampak agak pucat
2) Terdapat :
a) Corpusculi Renalis/korpus renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman)
b) Tubuli Contorti
c) Permulaan Tubulus Collectus
d) Tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distalis.

b. Medull
Terdiri dari 9-14 bangunan berbentuk piramid disebut Piramid Renalis, ujung piramid akan
menjadi Colix Minor, beberapa Colix Minor bergabung menjadi Colix Major, beberapa Colix
Major bergabung menjadi Pelvis Renalis dan berlanjut sebagai ureter. Di dalamnya terdiri dari
tubulus rektus, lengkung Henle/Ansa Henle, sebagian pars descendens dan pars ascendens
tubulus Henle dan tubulus pengumpul (ductus colligent).

c. Nefron
Unit fungsional ginjal disebut nefron. Secara mikroskopis ginjal terdiri
dari Nefron berjumlah + 2,4 Juta. Nefron terdiri dari :
 Glomerolus, dimana terjadi proses filtrasi
 Tubulus, dimana cairan filtrasi diubah menjadi urin
Tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal yang bermuara pada
tubulus pengumpul(ductus colligent). Di sekeliling tubulus ginjal tersebut terdapat pembuluh
kapiler, yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan menuju glomerulus) serta kapiler
peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal).
Secara morfologis, ada 2 macam nefron:
 Nefron Cortical
Terdapat di 2/3 bagian luar Cortex, +85% jumlah Nefron mempunyai Loop Henle pendek
dikelilingi kapiler disebut Peritubuler Kapiler, atau degan kata lain nefron di mana korpus
renalisnya terletak di korteks yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian
lengkung Henle yang terbenam pada medula.
 Nefon Juxta Medullary
Dekat ke arah Medulla + 15% dari Nefron. Glomerolus lebih besar, loop Henle lebih panjang
dikelilingi kapiler peritubulus disebut Vasa Retca atau dengan kata lain, nefron di mana korpus
renalisnya terletak di tepi medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam
medula dan pembuluh-pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta.
1) Glomerolus
Renalis memvascularisasi ginjal setelah bercabang-cabang akhirnya menuju masing-masing
Nefron dalam bentuk Arteriolle Afferent dan memasuki tubulus yang mengalami invagensesi
yang disebut Capsula Bowmani dan membentuk kapiler. Capsula Bowmani dan capiler ini
disebutGlomerolus. Capiler ini meninggalkan Glomerolus dan membentuk Arteriolle Efferent,
Arteriolle Efferent ini membentuk kapiler yang mengelilingi tubulus
2) Tubulus Ginjal
Setelah mengalami filtrasi, cairan akan ditampung dan mengalami berbagai proses di tubulus
ginjal.
(a) Tubulus Proximalis
Menampung hasil filtrasi Glomerolus, berkelok-kelok disebut Tubulus Contortus Proximalis
(b) Loop of Henle : kelanjutan tubulus proximalis tidak berkelok, terdiri dari :
(1) Pars Descenden, dibagi bagian tebal dan tipis
(2) Pars Ascenden, dibagi 2 bagin tebal dan tipis
(3) Ansa Henle : pertemuan pars Ascenden dan Descenden berupa lengkungan.
(c) Tubulus Distalis, berkelok-kelok dan berakhir menjadiTubulus Arcuatus yang bermuara
ke dalam Tubulus Colectivus bergabung menjadi Ductus Papillaris Bellinidan menjadi Calix
Minor
(d) Aparatus Justa Glomerolus merupakan sel ginjal yang menghasilkan Renin. Sel ini
terdapat pada epithel tunik,media arteriole afferent di tempat arteriole ini memasuki glomerolus.

d. Ureter
1) Terdiri dari 2 pipa yang masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih.
2) Lapisan dinding ureter terdiri dari :
(a) Lapisan luar (Jaringan ikat/fibrosa)
(b) Lapisan tengah (otot polos)
3) Lapisan dinding ureter terjadi gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang mendorong urine
melalui ureter.
4) Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal
(filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter
yang terletak retroperitoneal (organ pencernaan berada posterior dari peritoneum
parieta ; pankreas, ginjal, sebagian duodenum dan kolon, serta aorta abdominal.), masing-masing
satu untuk setiap ginjal.

e. Vesika Urinaria/Kandung kemih/ Buli-buli


1) Sebuah kantung dengan otot yang mulus dan berfungsi sebagai penampung air seni yang
berubah-ubah, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui
mekanisme relaksasi sphincter. Karenanya kandung kemih dapat mengembang dan mengempis.
2) Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain
seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik
dan saraf.
f. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih. Berfungsi menyalurkan
air kemih keluar.
Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang menghubungkankantung kemih ke lingkungan luar
tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau ekskresi dan
sistem seksual. Pada pria, berfungsi juga dalam sistem reproduksi.

B. FISIOLOGI
1. Fungsi Ginjal :
a. Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah.
b. Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion
hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau
alkalis pada pH 8.
c. Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang
melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.
d. Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air
akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan
umpan balik negatif. Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin, untuk
menekan sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal.
Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98%.
2. Mekanisme dasar fungsi ginjal
Pada dasarnya fungsi utama ialah membersihkan plasma darah dari zat-zat yang tidak
berguna bagi tubuh dengan cara :

a. Filtrasi
1) Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler
glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang
tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
2) Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping
darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma
darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat
melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
3) Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung
asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya

b. Reabsorbsi
Mekanisme reabsorbsi:
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus
kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan
urea.Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap
melalui peristiwa difusi, sedangkan air melaluiperistiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada
tubulus proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam
amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan
bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan
menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.
Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.

c. Sekresi
Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus
kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam
tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam
urat dan kalium serta ion-ion hidrogen.

d. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus
distal. Urine yg telah terbentuk (urine sekunder), dari tubulus kontortus distal akan turun
menuju saluran pengumpul (duktus kolektivus), selanjutnya urine dibawa ke pelvis renalis. Dari
pelvis renalis, urine mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang
merupakan tempat penyimpanan sementara bagi urine. Jika kantong kemih telah penuh terisi
urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan
keluar melalui uretra.Komposisi urine yang dikeluarkan meliputi air, garam, urea, dan sisa
substansi lainnya seperti pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada
urine. Warna urine setiap orang berbeda dan biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang
dikonsumsi, aktivitas yang dilakukan, ataupun penyakit. Warna normal urine adalah bening
hingga kuning pucat.

Hal-hal yang mempengaruhi produksi urine:


1. Jumlah air yang diminum
Jika seseorang banyak minum air maka kosentrasi protein darah akan turun. Darah menjadi
terlalu encer, sehingga sekresi ADH terhalang. Maka penyerapan air oleh dinding tubulus kurang
efektif, sehingga, terbentuk urin yang banyak.Dan Apabila kita tidak minum air seharian, maka
konsentrasi (kadar) air dalam darah menjadi rendah. Hal ini akan merangsang hipofisis
mengeluarkan ADH. Hormon ini akan meningkatkan reabsorpsi air di ginjal sehingga volume
urine menurun.
2. Hormone Anti Deuretik
Hormon ini dihasilkan kelenjar hipofisis bagian posterior. Sekresi ADH dikendalikan oleh
konsentrasi air dalam darah.Hormon antidiuretik mempengaruhi proses penyerapan air oleh
dinding tubulus. Bila sekresi ADH banyak, penyerapan air oleh dinding tubulus akan meningkat,
sehingga urin yang terbentuk sedikit. Sebaliknya jika sekresi ADH kurang, maka penyerapan air
oleh dinding tubulus menurun, sehingga dihasilkan banyak urin.
3. Suhu
Jumlah dan type makanan merupakan faktor Ketika suhu panas atau banyak mengeluarkan
keringat, konsentrasi air dalam darah turun mengakibatkan sekresi ADH meningkat sehingga
urin yang di hasilkan sedikit. Sebaliknya jika suhu udara dingin konsentrasi air dalam darah naik
sehingga menghalangi sekresi ADH maka produksi urin banyak.
4. Diet dan intake
Jumlah dan type makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi output urine, seperti
protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar, kopi meningkatkan pembentukan
urine intake cairan dari kebutuhan, akibatnya output urine lebih banyak.
5. Saraf,rangsang saraf renalis akan menyempitkan arteriole aferent,aliran darah
berkurang,filtrasi kurang afektif,urine sedikit.
6. Stress dan emosi dapat menimbulkan produksi urine menjadi meningkat.
C. AUTOREGULASI GINJAL
Perubahan arteri menyebabkan perubahan jelas dalam pengeluaran urine, tekanan ini dapat
berubah dari sekecil 75mmHg sampai setinggi 160mmHg. Hal ini menyebabkan perubahan yang
sangat kecil atas laju filtrasi glomerolus, karena nefron memerlukan laju filtrasi glomerolus yang
optimum jika ia melakukan fungsinya. Laju filtrasi glomerolus lebih besar/kecil 5% dapat
menyebabkan pengaruh yang besar yaitu kehilangan cairan yang berlebihan kedalam urine.
Eksresi produk – produk yang diperlukan sangat kecil. Fungsi autoregulasi:Mencegah perubahan
drastic pada GFR.

Você também pode gostar