Você está na página 1de 32

TUGAS GEOGRAFI DESA KOTA

“Analisis Wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten


Lamongan”

Oleh :

Arum Asanti (114274203)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan penulis berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang
penulis jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam
dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-
cita serta harapan yang ingin penulis capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Analisis Wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan”.

Terima kasih sebelum penulis ucapkan kepada Dosen matakuliah


Geografi Ekonomi yaitu Ibu Dra. Wiwik Sri Utami, MP di Jurusan Geografi,
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya dan Kepala Desa Desa
Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan beserta perangkatnya yang
mempermudah penulis dalam mencarikan data monografi Desa Dlanggu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak memiliki


kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dalam tata bahasa dan
pengkonsolidasian.Untuk itu besar harapan penulis bila ada kritik dan saran
yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah penulis dilain
waktu, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembacanya.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada


khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Surabaya, 2013

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara yang berkembang yaitu Negara yang memiliki jumlah


pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi namun memiliki kualitas
sumberdaya manusia yang rendah termasuk di dalamnya adalan Negara
Indonesia.Indonesia secara terus menerus mengalami perkembangan yang di
sebabkan karena kondisi-kondisi fisik pada daerah perkotaan maupun pada
daerah pedesaan ataupun pada daerah terbelakang. Dalam perkembangannya,
suatu wilayah mengalami pekembangan dari jumlah penduduk, pendapatan
ekonomi, pendidikan, penggunaan lahan dan sarana prasarana yang ada.
Apabiala dalam suatu wilayah memiliki sumberdaya alam yang baik dan
memiliki kualitas sumber daya manusia yang potensial maka secara otomatis
akan bisa memanfaatkan sumber daya alam tersebut sehingga wilayah tersebut
bisa di jadikan tumpuan dari wilayah yang lain.

Ada beberapa kota-kota tertentu yang sekarang mempunayai fungsi


sebagai pusat perdaganagan yang mulanya merupakan kota yang berfungsi
sebagai pusat keagamaan atau pusat pemerintahan. Yang dapat dikatakan
bahwa kota kota tersebut memiliki fungsi yang tunggal. Terdapat beberapa cara
yang dilakukan dalam mengklasifikasikan kota, yang didapatkan melalui usaha
yang bersifat sugestif dimana fungsi yang dianggap paling menonjol diantara
kegiatan-kegiatan yang ada, digunakan sebagai dasar klasifikasi

Desa dalam kehidupan sehari-hari atau secara umum sering di istilahkan


dengan kampung,yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian
kota,yang di huni sekelompok masyrakat di mana sebagian besar mata
pencaharianya sebagai petani sedangkan secara atmininistrastif desa adalah
yang terdiri dari satu atau lebih atau dusun di gabungkan hingga menjadi suatu
daerah yang berdiri sendiri atau berhak mengatur rumah tangga sendiri
(otonomi).yang memiliki fungsi sumber bahan pangan, penghasilan bahan
mentah, penghasil tenaga kerja, pusat-pusat industri kecil. pola persebaran desa
di sebabka karena adanya faktor Letak desa, Keadaan iklim, Kesuburan tanah,
Tata air, Keadaan ekonomi, dan Keadaan budaya.

Desa Dlanggu Kecamatan Dedet Kabupaten lamongan secara letak


geografis di sebalah utara Desa laladan, sebelah selatan Desa Sidokumpul,
sebelah barat Desa Gedongboyo untung, dan sebelah timur Desa Dinoyo.
Dimana jarak antara Desa Dlanggu dengan ke pusat kota Lamongan yaitu 3 km
di tempuh dalam 15 menit. Desa Dlanggu memiliki faktor-faktor yang dapat di
lihat dari segi ekonomi, pendidikan, kondisi fisik, social, budya dan
kelembagaan.

B. Rumusan Masalah

Dari Latar Belakang permasalahan di atas, dapat dirumuskan


masalah seperti berikut :

1. Apakah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamonggan


termasuk dalam kelompok Desa (rular), peralihan Desa – Kota
(Urban Fringe), atau kuta (Urban)?
2. Bagaimana Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamonggan
jika dianalisis menggunakan analisis SWOT?
3. Apakah wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamonggan tergolong Desa Swadaya, Desa Swakarya atau Desa
Swasembada?
C. Tujuan Pembahasan

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasannya


adalah sebagai berikut :

1. Agar dapat mengetahui Desa Dlanggu Kecamatan


Deket Kabupaten Lamonggan termasuk dalam
kelompok (rular), peralihan Desa – Kota (Urban
Fringe), atau kuta (Urban).
2. Agar dapat mengetahui potensi yang ada pada
wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamonggan jika di analisis dengan menggunakan
analisi SWOT.
3. Agar dapat mengetahui Desa Dlanggu Kecamatan
Deket Kabupaten Lamonggan tergolong Desa
Swadaya, Desa Swakarya atau Desa Swasembada.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Desa
1. Pengertian Desa Menurut Para Ahli

• Menurut R Bintarto,

Desa atau kota merupakan suatu hasil perwujudan geografis yang


ditimbulkan oleh unsur-unsur fisografis, sosial, ekonomi, politk dan
kultural yang terdapat pada suatu daerah serta memiliki hubungan
dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.

• Menurut Sutarjo Kartohadikusumo,

Desa adalah suatu kesatuan hukumdi mana bermukim suatu


masyarakat yang bekuasa dan masyarakat tersebut mengadakan
pemerintah sendiri.

Unsur-unsur dalam desa meliputi :

a. Daerah (Lingkungan geografis)


b. Penduduk, yang meliputi berbagai hal tentang kepududukan
seperti : jumlah, persebaran, mata pencaharian dll.
c. Tata kehidupan, meliputi segala hal yang menyangkut seluk
beluk kehidupan masyarakat desa.

• Menurut William ogburn & Nimkoff,

Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah


terbatas. (William ogburn & Nimkoff, )

• Menurut Misra

Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan


daerah pertanian dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara
50 – 1.000 are

• Paul H Landis

Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang


dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri sebagai berikut :
ü Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal
antra ribuan jiwa
ü Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan
terhadap kebiasaan
ü Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling
umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti
iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

• UU no. 5 tahun 1979

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah


penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;

• UU no. 22 tahun 1999

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki


kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan
berada di daerah Kabupaten

Secara umum desa dapat di artikan suatu wilayah yang ditempati


sekelompok masyarakat yang bersifat agraris, sosialis dan berhak
mengatur rumah tangga sendiri. Dalam menjalankan pemerintahan,
masyarakat desa dibagi ke dalam beberapa tingkat mulai dari kepala
desa, kepala dusun, ketua RW, ketua RT dan kepala keluarga.
Jabatan di desa merupakan sebuah kehormatan dan pemilik jabatan
akan dihormati dengan baik.

2. Fungsi Desa

ü Sebagai hinterland (penyangga kota)


ü Dari sudut ekonomi, sebagai lumbung bahan mentah
ü Pen-supplai tenaga kerja
ü Okupasi
3. Unsur Desa

ü Daerah
ü Penduduk
ü Tata Kehidupan

4. Ciri-ciri Desa

ü Kehidupan tergantung pada alam


ü Toleransi sosialnnya kuat
ü Adat-istiadat dan norma agama kuat
ü Kontrol sosialnya didasarkan pada hokum informal
ü Hubungan kekerabatan didasarkan pada Gemeinssehaft
(paguyuban)
ü Pola pikirnya irrasional
ü Struktur perekonomian penduduk bersifat agraris.

5. Klasifikasi Desa

Berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan


mengembangkan potensi yang dimilikinya,desa dapat
diklasifikasikan menjadi berikut ini :

a) Desa swadaya
Desa swadaya adalah suatu wilayah pedesaan yang hampir
seluruh masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhannya
dengan cara mengadakan sendiri.
Ciri-ciri desa swadaya :

1. Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya


2. Penduduknya jarang.
3. Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4. Bersifat tertutup.
5. Masyarakat memegang teguh adat.
6. Teknologi masih rendah.
7. Sarana dan prasarana sangat kurang.
8. Hubungan antarmanusia sangat erat.
9. Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.

b) Desa swakarya
Desa swakarya adalah desa yang sudah bisa memenuhi
kebutuhannya sendiri,kelebihan produksi sudah mulai dijual
kedaerah-daerah lainnya.
Ciri-ciri desa swakarya :

1. Adanya pengaruh dari luar sehingga mengakibatkan


perubahan pola pikir.
2. Masyarakat sudah mulai terlepas dari adat.
3. Produktivitas mulai meningkat.
4. Sarana prasarana mulai meningkat.
5. Adanya pengaruh dari luar yang mengakibatkan
perubahan cara berpikir.

c) Desa swasembada
Desa swasembada adalah desa yang lebih maju dan mampu
mengembangkan semua potensi yang ada secara
optimal,dengan ciri-ciri berikut :

1. Hubungan antarmanusia bersifat rasional.


2. Mata pencaharian homogen.
3. Teknologi dan pendidikan tinggi.
4. Produktifitas tinggi.
5. Terlepas dari adat.
6. Sarana dan prasarana lengkap dan modern.

6. Pola Persebaran Desa

1. Pola memanjang mengikuti jalan raya. Pola ini umumnya


terdapat di pedalaman
2. Pola mengikuti rel kereta api
3. Mengikuti garis pantai
4. Pola masyarakatPenyebarannya:

ü Terdapat di daerah pegunungan (dataran tinggi)


ü Daerah yang berelief kasar
ü Pola Desa Tersebar
ü Pola desa yang tidak teratur. Pola desa ini banyak
dijumpai di daerah Karst (Kapur)

B. Kota

1. Pengetian Kota

• Menurut Menteri Dalam Negeri RI NO. 4/1980


1. Kota adalah suatu wilayah yang mempunyai batas
administrasi wilayah
2. Kota adalah lingkungan kehidupan yang mempunayi cirri
non-agraris

• Secara Geografis
Kota adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh
unsure-unsur alami dan non-alami dengan gajala pemusatan
penduduk tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat
penduduknya individualistis dan materialistis.

• Prof. Bintarto

Kota adalah suatu bentangan budaya yang ditimbulkan


oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejalanya
pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan
yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan
daerah belakangnya (sub urban).

2. Ciri Fisik Kota

ü Adanya sarana ekonomi


ü Gedung pemerintahan
ü Alun-alun
ü Tempat parker
ü Sarana rekreasi
ü Sarana olah raga
ü Komplek perumahan

3. Ciri-Ciri Kota

ü Adanya keanekaragaman penduduk


ü Sikap penduduk bersifat individualistic
ü Hubungan sosial bersifat Gesselsehaft (Patembayan)
ü Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk komplek-
komplek tertentu
ü Norma agama tidak ketat
ü Pandangan hidup kota lebih rasional

4. KLASIFIKASI KOTA

A. Menurut Jumlah Penduduk

1. Kota Kecil =penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa


2. Kota sedang =penduduknya antara 50.000-100.000 jiwa
3. Kota besar =penduduknya antara 100.000-1.000.000 jiwa
4. Metropolitan =penduduknya antara 1.000.000-5.000.000
jiwa
5. Megapolitan =penduduknya lebih dari 5.000.000 jiwa

B. Menurut tingkat perkembangan

1. Tahap eopolis adalah tahap perkembangan desa yang sudah


teratur dan masyarakatnya merupakan peralihan dari pola
kehidupan desa kea rah kehidupan kota.
2. Tahap polis adalah suatu daerah kota yang sebagian
penduduknya masih mencirikan sifat-sifat agraris.
3. Tahap metropolis adalah suatu wilayah kota yang ditandai
oleh penduduknya sebagaian kehidupan ekonomi masyarakat
ke sector industri.
4. Tahap megapolis adalah suatu wilayah perkotaan yang
terdiri dari beberapa kota metropolis yang menjadi satu
sehingga membentuk jalur perkotaan.
5. Tahap tryanopolis adalah suatu kota yang ditandai dengan
adanya kekacauan pelayanan umum, kemacetan lalu-lintas,
tingkat kriminalitas tinggi.
6. Tahap necropolis (Kota mati) adalah kota yang mulai
ditinggalkan penduduknya.

C. Desa-Kota

1. Pengertian

• Prof. Bintarto
Penjabaran suatu region sebagai wilayah peralihan sebagai tempat
bermukim masyarakat wilayah pinggir kota dan dengan demikian
juga mencakup semua aspek interaksi, perilaku sosial dan struktur
fisik secara spasial.
BAB III

PEMBAHASAN

1. Peta Penggunaan Lahan Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten


Lamongan
2. Hasil Analisis Per-grid (dengan menggunakan ukuran grid 1
X 1 cm) Peta Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan

No Grid Penggunaan Lahan Keterangan


Kedesaan
1 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
2 Tidak Terbangun: Sawah
Kekotaan
3 Terbangun: Jalan Raya
Kedesaan
4 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
5 Tidak Terbangun: Sawah,
Kedesaan
6 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
7 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
8 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
9 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
10 Tidak Terbangun: Sawah,
Kekotaan
11 Terbangun:Jalan Raya
Kedesaan
12 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
13 Tidak Terbangun: Sawah
Kekotaan
14 Terbangun: Rumah
Kedesaan
15 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Raya
Kedesaan
16 Tidak Terbangun: Sawah,Jalan Raya
Kedesaan
17 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
18 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
19 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
20 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
21 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Raya
Kedesaan
22 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
23 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Raya
Kedesaan
24 Terbangun, Jalan Raya
Kedesaan
25 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
26 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
27 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
28 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
29 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
30 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
31 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
32 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
33 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
34 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Raya
Kedesaan
35 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Raya
Kedesaan
36 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
37 Tidak Terbangun: Sawah,Jalan Raya
Kedesaan
38 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
39 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
40 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
41 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
42 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
43 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
44 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
45 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
46 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
47 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
48 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
49 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
50 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
51 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
52 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
53 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan
Kekotaan
54 Terbangun: Rumah
Kekotaan
55 Terbangun: Rumah
Kedesaan
56 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan
Kedesaan
57 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan
Kedesaan
58 Tidak Terbangun: Sawah,
Kedesaan
59 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
60 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
61 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan
Kedesaan
62 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan
Kekotaan
63 Terbangun: Rumah
Kekotaan
64 Terbangun: Rumah
Kedesaan
65 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
66 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
67 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
68 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
69 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
70 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
71 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
72 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
73 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
74 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
75 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
76 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
77 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
78 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
79 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
80 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
81 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
82 Tidak Terbangun: Sawah
83 Terbangun: Jalan Raya Kekotaan
Kedesaan
84 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
85 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
86 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
87 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
88 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
89 Tidak Terbangun: Sawah
90 Terbangun: Rumah, Jalan Raya Kekotaan
Kedesaan
91 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
92 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
93 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
94 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
95 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
96 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
97 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
98 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
99 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
100 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
101 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
102 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
103 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
104 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
105 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
106 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
107 Tidak Terbangun: Sawah
Kekotaan
108 Terbangun: Rumah
Kekotaan
109 Terbangun: Rumah, Jalan
110 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan
111 Terbangun: Rumah,Jalan Raya Kekotaan
112 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan
Kekotaan
113 Terbangun: Rumah, Jalan Raya
Kekotaan
114 Terbangun: Rumah, Jalan Raya
Kekotaan
115 Terbangun: Rumah, Jalan Raya
Kekotaan
116 Terbangun: Rumah, Jalan Raya
Kekotaan
117 Terbangun: Jalan Raya
Kekotaan
118 Terbangun: Jalan Raya
Kekotaan
119 Terbangun: Jalan Raya
Kekotaan
120 Terbangun: Jalan Raya
Kekotaan
121 Terbangun: Jalan Raya
Kekotaan
122 Terbangun: Jalan Raya
Kekotaan
123 Terbangun: Jalan Raya
Kedesaan
124 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
125 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
126 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
127 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
128 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
129 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
130 Tidak Terbangun: Sawah
131 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan
Kekotaan
132 Terbangun: Rumah, Jalan Raya, Makam
Kekotaan
133 Terbangun: Rumah, Jalan Raya
Kekotaan
134 Terbangun: Rumah, Jalan Raya
Kekotaan
135 Terbangun: Jalan Raya
Kekotaan
136 Terbangun: Jalan Raya
Kekotaan
137 Terbangun: Rumah, Jalan Raya
Kekotaan
138 Terbangun: Rumah, Jalan Raya
Kekotaan
139 Terbangun: Rumah, Jalan Raya
Kekotaan
140 Terbangun: Rumah, Jalan Raya,
Kedesaan
141 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
142 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
143 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
144 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
145 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
146 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
147 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
148 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
149 Tidak Terbangun: Sawah
150 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan Kedesaan
Kedesaan
151 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
152 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
153 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
154 Tidak Terbangun: Sawah, Jalan
Kekotaan
155 Terbangun: Rumah, Jalan Raya
Kekotaan
156 Terbangun: Rumah, Jalan Raya
Kekotaan
157 Terbangun: Rumah, Jalan Raya, Masjid
Kekotaan
158 Terbangun: Rumah, Jalan Raya, Sekolahan
Kekotaan
159 Terbangun: Rumah, Jalan Raya
Kekotaan
160 Terbangun: Rumah, Jalan Raya
Kekotaan
161 Terbangun: Rumah
Kekotaan
162 Terbangun: Rumah
Kekotaan
163 Terbangun: Rumah
Kedesaan
164 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
165 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
166 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
167 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
168 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
169 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
170 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
171 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
172 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
173 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
174 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
175 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
176 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
177 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
178 Tidak Terbangun: Sawah
Kekotaan
179 Terbangun: Rumah
Kekotaan
180 Terbangun: Rumah
Kekotaan
181 Terbangun: Rumah
Kekotaan
182 Terbangun: Rumah
Kekotaan
183 Terbangun: Rumah
Kekotaan
184 Terbangun: Rumah
Kekotaan
185 Terbangun: Rumah
Kekotaan
186 Terbangun: Rumah
187 Tidak Terbangun: Sawah Kedesaan
Kedesaan
188 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
189 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
190 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
191 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
192 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
193 Tidak Terbangun: Sawah
194 Terbangun: Rumah, Kekotaan
Kedesaan
195 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
196 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
197 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
198 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
199 Tidak Terbangun: Sawah
Kedesaan
200 Tidak Terbangun: Sawah

Identifikasi wilayah

Dari hasil grid yang diperoleh dengan menggunakan ukuran girid (1 X 1 )


cm, maka identifikasi wilayah Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan dapat dihitung sebagai berikut :

Diketahui : Jumlah Grid = 200


Jumlah Kedesaan = 150
Jumlah Kekotaan = 50
Ditanyakan : Sifat kekotaan? ( dihitung dengan menggunakan
metode grid )
Jawab : Rumus Perhitungan = Jumlah grid kekotaan
x100%
Jumlah grid keseluruhan

= x 100%

= 25

Kategori : . a. Sifat Kekotaan < 30 % :Desa (Rular)


b. Sifat Kekotaan 30 – 60 % :Desa–Kota (Urban Fringe)
c. Sifat Kekotaan > 60 % :Kota (Urban)

Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa wilayah Kelurahan


Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan termasuk kedalam
kategori Desa (Rular) hal ini dikarenakan hasil perhitungan yang telah
dilakukan Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan
memiliki sifat kedesaan sebesar 25% dan angka tersebut masuk ke dalam
kategori Desa (Rular) yang ketetapan nilainya >30 – 60%.
2. Analisis Potensi Kelurahan Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan dengan menggunakan analisis SWOT
Perumusan Rencana Strategis dalam pengembangan Kelurahan
Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan ke masa yang
akan datang dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunities, dan Threats) terhadap potensi Desa.
Untuk memberikan penilaian terhadap analisis SWOT ini digunakan 4
pertanyaan, yaitu:
1. Peluang eksternal terpenting apakah yang dimiliki?
2. Ancaman eksternal terpenting apakah yang dihadapi?
3. Apa kekuatan internal yang terpenting yang dimiliki?
4. Apa kelemahan terpenting yang ada?

Melalui analisis SWOT dapat mengidentifikasikan faktor-faktor internal


(kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan
ancaman) dalam upaya pengembangan Kelurahan Kraton Kecamatan
Maospati Kabupaten Magetan.
a. Strength ( kekuatan)\
Berdasarkan dari hasil pengamatan bahwa kondisi dan potensi
Kelurahan Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan, maka dapat diidentifikasi beberapa faktor yang menjadi
kekuatan internal sebagai berikut :
1. Kelurahan Kraton Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan
memiliki lahan pertanian yang dapat menghasilkan produk
tanaman pangan seperti padi dan ikan. Pola penggunan lahan
untuk sawah dan perikanan sebesar 362 Ha/m2. Pertanian 2300
Ha/M2 .Dalam sector pertanian ini sistem penanamannya adalah
secara bergantian pada musim penghujan di jadikan sebagai
lahan pertanian tampak dan pada musim kemarau di jadikan
sebagai lahan pertanian padi.
2. Tersedia sumber daya manusia (petani, Buruh tani, pemilik
usaha tani, pemilik usaha perikanan, buruh usaha perikanan,
montir, tukan batu, tukang kayu, tukang sumur, Tukang kue,
Dukun, tukang jahit, Tukang rias, Karyawan perusahaan swasta,
Karyawan perusahaan pemerintah, pengusaha perdagangan hasil
bumi, buruh jasa perdagangan hasil bumi, pemilik usaha
warung, PNS, TNI, PORLI, Dokter swasta, bidan swasta, Bidan
swasta, Perawat swasta, Dosen swasta, Guru swasta, Sopir,
wiraswasta, dan pembantu rumah tangga ). Suatu wilayah dapat
berkembang dengan baik tergantung dari beberapa faktor,
diantaranya tersedianya sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang baik.. Terdapat sarana dan prasarana desa seperti
jalan Kelurahan yang sudah diaspal, terdapat prasarana
kesehatan seperti polindes maupun rumah / kantor praktik dokter
dan juga prasarana pendidikan mulai dari SD, SMP, dan SMA.
Kondisi fisik desa yang lengkap merupakan suatu nilai tambah
bagi Kelurahan Dlanggu dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat terutama didalam pelayanan publik yang baik.
3. Tingkat pendidikan yang meningkat
di Desa Dlanggu 267 jiwa tamat SD, 767 jiwa tamat SLTP, 347
jiwa tamat SLTA, 33 jiwa tamat D-1, 34 jiwa tamat D-2, 43 jiwa
tamat D-3, 184 jiwa tamat S-1, 25 jiwa tamat S-2, dan 8 jiwa
tamat S-3. Dengan itu maka asumsi masyarakat untuk
memajukan desa sangant tinggi.
4. Terdapat sarana dan prasarana transportasi (jalan raya), Ekonomi
(pertokoan), Pendidikan (PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan
Pondok Pesantren), kesehatan (Polindes). Dengan adanya
fasilitas seperti ini maka akan menjadi nilai tambahan di Desa
Dlanggu di bandingkan dengan desa sekitarnya.
b. Weakness (kelemahan)
Selain mempunyai kelebihan suatu desa pasti mempunyai
kelemahan. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa kelemahan yang
ada di Kelurahan Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan diantaranya :
1. Kelangkaan pupuk dan mahalnya harga pupuk
Di Desa Dlanggu ini para petani sangat sulit untuk mendapatkan
pupuk begitupun harga pupuk yang begitu meningkat. Dan
pupuk merupakan bahan penting dalam system pertanian jika
pupuk tidak dapat di dapatkan dengan mudah maka hasil
pertanianpun akan mengalami penurunan.
2. Kurangnya mendapatkan air minum layak konsumsi
Masyarakat di Desa Dlanggu untuk air bersih yang layak di
konsumsi dari hasil pengelolahan desa kurang layak di konsumsi
oleh masyarakat dan masyarakat banyak menggunakan air dari
sumur.
3. Masih rendahnya keterampilan ibu rumah tangga
Masyarakat Desa Dlanngu kebanyakan para ibu rumah tangga
tidak memiliki pekerjaan karena mereka tidak memiliki daya
kreatifitas dan keterampilan yang tinggi sehingga mereka hanya
duduk diam di rumah.
c. Opportunities (peluang)
Peluang yang ada di Kelurahan Kraton Kecamatan Maospati
Kabupaten Magetan diantaranya adalah :
1. Di Desa Dlanggu yang sebagian besar lahan pertanian yang
berperpotensi maka dan aliran air sungai yang cukup maka di
jadikan sebagai lahan perikanan tambak yang di lakukan pada
musim penghujan dan di jadikan sebagai pertanian padi pada
musim kemarau.
2. Selain pada sector pertanian Sumber daya manusia pada Desa
Dlanggu cukup tinggi sehingga untuk memajukan desa lebih
muda, Potensi-potensi sumber daya manusia masyarakat dapat di
jadikan sumber tenaga ahli dalam pembangunan Desa Dlanggu.

a. Threats (ancaman)

Ancaman yang ada di Kelurahan Kraton Kecamatan Maospati


Kabupaten Magetan diantaranya adalah
1. Pertanian di Desa Dlanggu yang di hasilkan adalah Padi dan
ikan yang hampir sama dengan Desa tentangga dan panen yang
di lakuakan dalam waktu yang bersamaan sehingga adanya
persaingan dalam sector pemasaran di pasar pada umumnya.

Tabel 1. Strategi Pengembangan Desa Dlanggu Kecamatan Deket


Kabupaten Lamongan
Internal Strength Weakness
Eksternal (S) (W)
Opportunities (O) Strategi S – O Strategi W – O
Threats (T) Strategi S – T Strategi W – T

Setelah mengidentifikasi kondisi lingkungan internal (Strength dan


Weakness) dan lingkungan eksternal (Opportunities dan Threats) kemudian
dapat dianalisis untuk mensinergikan keempat factor tersebut sehingga
diasumsikan strategi yang terdiri dari:
1. Asumsi Strategi S-O ( Strength-Opportunity/Kekuatan-Peluang)
Asumsi strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara
kekuatan dan peluang. Asumsi Strategi S-O di Desa Dlanggu
Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan adalah Desa Dlanggu
mempunyai Strength atau kekuatan diantaranya adalah Potensi
sumber daya manusia yang memadai Selain itu peluang yang ada di
Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan diantaranya
adalah Lahan pertanian yang cukup luas dan berpotensi Dengan
ditunjang adanya sumber daya manusia yang meningkat maka
daerah ini lahan pertanian dapat di manfaatkan dengan sebaik-
baiknya sehingga menghasilkan produktivitas padi dan ikan yang
tinggi dan dapat bersaing dengan desa desa sekitarnya.
2. Asumsi Stategi S-T (Strength-Treath/Kekuatan-Ancaman)
Asumsi strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara kekuatan
dan ancaman, yaitu dengan cara mengoptimalkan kekuatan desa
untuk mengatasi ancaman yang datang dari lingkungan Eksternal.
Adapun strategi S – T yang ada di Desa Padasan Kecamatan Kerek
Kabupaten Tuban adalah :
ü Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan
adalah wilayah yang memiliki produktivitas yang tinggi
dalam bidang pertanian dengan itu maka akan adanya
persaingan yang ketat dengan produktifitas pertanian di
Desa sekitarnya.Dengan itu maka para petani Desa
Dlanggu mengoptimalkan produktivitas padi dan ikan
maka setidaknya dapat mengurangi tingkat ancaman dan
dapat bersaing dengan Desa sekitarnya.
3. Asumsi Strategi W-O (Weakness-Opportunity/Kelemahan-
Peluang)
Asumsi strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara
kelemahan dan peluang, yaitu dengan cara menangkap peluang
yang datang dari lingkungan eksternal untuk meminimalkan
kelemahan yang ada di Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan adalah
• Pada masyarakat Desa ini kebanyakan para ibu rumah
tangga tidak memiliki aktivitas yang khusus dan
bermanfaat selain para ibu-ibu yang bekerja di pasar ikan
lamongan. Kebanyakan para ibu rumah tangga tersebut
hanya duduk diam di rumah sebab mereka tidak memiliki
keterampilan yang khusus. Untuk itu dengan adanya
kelemahan seperti itu maka akan menangkap peluang
yaitu di adakanya penyuluhan pembekalan keterampilan
kepada ibu rumah tangga sehingga ibu rumah tangga
memiliki keterampilan khusus sehingga dapat
menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan
perekonomian desa dlanggu.
4. Asumsi strategi W-T (Weakness-Trheat/Kelemahan-Ancaman)
Asumsi strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara kekuatan
dan ancaman, yaitu dengan cara mengatasi berabagai kelemahan
desa untuk mengatasi ancaman yang datang dari luar dan
sebaliknya.
• Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan
memiliki kelemahan sulitnya untuk mendapatkan pupuk dan
mahalnya harga pupuk. Pupuk merupakan sarana yang
terpenting bagi para petani untuk meningkatkan daya
produktivitas hasil pertaniannya. Jika pupuk sulit di peroleh
para petani Desa Dlanggu maka akan tersaing dengan hasil
produktivitas pertanian di desa sekitarnya.

3 Penilaian Tingkat Perkembangan Desa Dlanggu Kecamatan Deket


Kabupaten Lamongan

FAKTOR INDIKATOR & DESKRIPSI


SKOR
E 1. Sektor pertanian (primer) Jadi skor yang diperoleh
Dari jumlah keseluruhan untuk faktor E (mata
penduduk adalah 4617 orang, pencaharian) adalah (E1)
2754 orang didalamnya bermata hal ini dikarenakan dari
pencaharian sebagai petani ketiga prosentase
maupun buruh tani. tersebut hanya sektor
tersier yang hasilnya
Prosentase = x 100 % diatas 55% yaitu sebesar
59,64%.

= 59,64%

2. Sektor jasa /
Telekomunikasi

(sekunder)

Jumlah orang yang bekerja di


bidang jasa adalah 416 jadi:

Prosentase = x 100 %
.

= 9,1%

3. Sektor
perdagangan/wiraswasta
(tertier)

Jumlah orang yang bekerja


sebagai swasta adalah 17
orang, sedangkan yang
berwiraswasta adalah 145
orang, jadi :

Prosentase = x 100 %

= 4,5%

Y Produksi Desa dalam satu tahun Produksi desa tinggi


1. Pertanian = Rp. karena total produksi >
1.556.600.000,00 100 juta / tahun
2. Peternakan = Rp. produksi yaitu sebesar
210.300.000,00 11.954.900.000,00
3. Perdagangan = Rp. Jadi skor ( Y3 )
549.000.000,00
4. Perikanan = Rp.
9.639.000.000,00

Total Produksi = Rp.


2.315.900.000,00
A Di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Dari data yang
Kabupaten Lamongan macam didapatkan, dengan
upacara yang masih ditemukan jumlah upacara adat yang
didaerah ini adalah : masih ada di Desa
1. Upacara Kelahiran Bayi Dlanggu Kecamatan
(tingkepan, selapan) Deket Kabupaten
2. Upacara Perkawinan Lamongan sebanyak 4
(lamaran, selapanan) macam maka skor nya
3. Upacara Kematian (3 hari, 7 adalah (A2)
hari, 40 hari, 100 hari,
setahun setelah kematian dan
1000 hari)
4. Upacara yangberhubungan
dengan panen sawah
(Wewet)

L Macam Kelembagaan yang terdapat Untuk faktor ke


di Desa Dlanggu Kecamatan Deket lembagaan yang ada di
Kabupaten Lamongan adalah Keluahan Kraton
sebagai berikut : Kecamatan Maospati
Kabupaten Magetan
1. Lembaga Pemerintahan (Kepala terdiri dari 5 lembaga,
desa, Musyawarah Desa dll). yaitu lembaga
2. Lembaga Perekonomian (KUD, pemerintahan, lembaga
BKD) : perekonomian, lembaga
Di Desa Dlanggu terdapat: social, lembaga
1) KUD :1 pendidikan ,lembaga
2) Koprasi Serojo :1 kesehatan, lembaga
3) Koperasi PNPM Mekarjaya :1 kesenian dan olahraga
4) BKD :1 dan lembaga keamanan.
Jadi jumlah skor untuk
3. Lembaga Sosial (LKD/LKK, faktor kelembagaan di
LKMD, PKK dll). kelurahan kraton adalah
Terdapat lembaga (L3) karena memiliki 7
kemasyarakatan yang di namakan lembaga
LKD/LKK dengan jumlah
pengurus 9 orang dengan ruang
lingkup kegiatan 2 yaitu legensi
dan pengawasan, LKMD jumlah
pengurus 11 orang dengan Ruang
lingkup kegiatan 2 yaitu
Kordinator RT dan Pemdes, PKK
jumlah pengurus 5 orang dengan
ruang lingkup kegiatan 2 yaitu
posyandu dan arisan.

4. Lembaga Pendidikan (BP3,


Pesantren, Madrasah dll) :
Terdapat sekolahan dari jenjang
pendidikan mulai dari pendidikan
usia dini sampai sampai dengan
Madrasah Aliyah atau sederajat.

5. Lembaga Kesehatan
(BKIA,Posyandu, Puskesmas
Pembantu)
Lembaga Kesehatan yang
terdapat di Desa Dlanggu berupa
Posyandu sejumlah 1 unit,
rumah/kantor praktik dokter 4
unit dan perawat.

6. Lembaga Kesenian dan Olahraga


(wayang, sarana olahraga dll)
Sarana Olahraga yang terdapat di
Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan antara lain
:
1) Lapanngan Volly :2
2) Lapangan Tenis :1
3) Lapangan Bulu Tangkis : 2
4) Meja Pingpong :2

7. Lembaga Keamanan yang ada di


Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan adalah
jumlah hansip yaitu 35 orang,
Satgas Linmas 35 orang, dan
Satpam Swakarsa 4 orang
dengan jumlah pos kamling 6
buah.

Pd Penduduk Desa Dlanggu yang tamat Jadi skor pendidikan


SD keatas adalah : yang didapatkan di
= x 100 % Kelurahan Kraton adalah
( Pd3 ) karena penduduk
yang tamat SD keatas
= 70,76%
prosentasenya di atas dari
30%, yaitu 70,76 %.
Gr Tahap swadaya dan gotong gotong Jika dilihat dari
royong yang terjadi di Desa penjelasan disamping
Dlanggu Kecamatan Deket mengenai keadaan
Kabupaten Lamongan adalah gotong royong yang ada
bersifat antara tersembunyi dan di gotong royong yang
manifest, hal ini di dilihat dari sifat terjadi di Desa Dlanggu
masyarakat yang ada di Dlanggu Kecamatan Deket
jika ada kegiatan gorong royong Kabupaten Lamongan
seperti membangun masjid, masih dapat dikatakan
memperbaiki jalan raya dengan bersifat antara manifest
menggunakan rapat musyawarah dan tersembunyi, jadi
bersama sebelum pembangunan itu skor untuk faktor gotong
di mulai. Setelah terjadi kesepakatan royong adalah ( Gr2 )
bersama dari rapat musyawarah
masyarakat tidak langsung
melakukan gotong royong akan
tetapi masih menunggu komando
dari pimpinan untuk memulai atau
untuk berpartisipasi dalam gotong
royong tersebut.
Prasarana Sarana dan Prasarana yang ada di Ø Desa Dlanggu
Desa Keluahan Kraton Kecamatan memiliki/dilalui
Maospati Kabupaten Magetan: jalan aspal, jalan
1) Prasarana Perhubungan makadam,
a. Jalan Desa semen/beton dan
b. Jalan antar Desa jalan tanah, jadi
c. Jalan kabupaten yang skor 50
melewati Desa

d. Jembatan
2) Prasarana Produksi Ø Desa Dlanggu
a. Industri Sedang 1 buah memiliki
b. Home Industry 162 buah bangunan air
3) Prasarana Pemasaran dengan saluran
a. Toko 61 buah tadah hujan, jadi
b. Warung 30 buah skor 5
4) Prasarana Sosial yang ada di Ø Tanaman desa
Desa Padasan kurang dipelihara
a. Gedung Pemerintahan Desa dan jarak tanam
Dlanggu (balai desa) : 1 cukup baik skor
buah 15
b. Gedung sekolah yang ada di Ø Desa Dlanggu
Desa Dlanggu , antara lain : mempunyai 2
• TK : 2 Gedung jenis prasarana
• Sekolah Dasar : 3 Gedung pemasaran yaitu
• SMP : 1 gedung toko/kios/warung

• SMA : 1 gedung serta koperasi jadi

c. Poliklinik 1 buah skor nya 15

d. Masjid 3 buah Ø Desa Dlanggu

e. Mushola 29 buah mempunyai 5


jenis prasarana
social yaitu
gedung
pemerintah desa,
gedung sekolah,
poliklinik desa,
Masjid dan
Mushola skor 25

Jadi total skor untuk


faktor sarana dan
prasarana yang ada di
Desa Dlanggu
Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan
adalah skor P3 karena
jumlah skor keseluruhan
110.

A. Rekapitulasi Nilai Skor

Adapun nilai untuk masing – masing faktor di Desa Dlanggu Kecamatan


Deket Kabupaten Lamongan yang akan digunakan untuk menentukan
pengklasifikasian dari desa tersebut adalah :

Macam Faktor Nilai


Faktor Ekonomi (E) 1
Faktor Produksi (Y) 3
Faktor Adat – istiadat (A) 2
Faktor Kelembagaan (L) 3
Faktor Pendidikan (Pd) 3
Faktor Gotong royong(Gr) 2
Faktor Sarana Prasarana (Ps) 3
JUMLAH ( 17

• Kriteria Rekapitulasi Nilai Skor


Kriteria yang sudah ditentukan guna untuk mengklasifikasikan apakah
daerah tersebut tergolong desa , desa – kota, atau kota adalah sebagai
berikut :
1. Jumlah nilai skor 7 – 11 tahap Desa Swadaya
2. Jumlah nilai skor 12 – 16 tahap Desa Swakarya
3. Jumlah nilai skor 17 – 21 tahap Desa Swasembada
PENUTUP

A. Kesimpulan
• Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa wilayah Kelurahan
Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan termasuk kedalam
kategori Desa (Rular) hal ini dikarenakan hasil perhitungan yang telah
dilakukan Kelurahan Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan
memiliki sifat kedesaan sebesar 25% dan angka tersebut masuk ke
dalam kategori Desa (Rular) yang ketetapan nilainya >30 – 60%.

• Berdasarkan analisis data dan perhitungan di atas dapat disimpulkan


bahwa Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan masuk
ke dalam kategori Desa Swasembada, hal ini dapat dilihat dari hasil
perhitungan melalui faktor – faktor (ekonomi, produksi, adat –
istiadat, kelembagaan, pendidikan, gotong royong, dan sarana
prasarana) dengan jumlah skor 17.
DAFTAR PUSTAKA

Monografi Desa Dlanggu Kec.Deket Kab. Lamongan Tahun 2012

Yunus, Hadi Sabri. 2010. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Você também pode gostar