Você está na página 1de 9

,ssN 2088-9798

,tuxxruuffi[J
JumatKrsefrntan,'/ot j,9,[o. 1, 94.ei 201i

EFEKTIFITAS TIRAH BARING TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI


DADA PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT (NON STEMD
DI RUANG DAHTIA RSUD NGANJUK

Trisnanto
Ida Ayu Dwi Puspita Rini

Staf Dosen
Stikes Satriya Bhakti Nganjuk

ABSTRACT

Acute Infark Miocard(Non Stemi) iis the death of miocard tissue because oJ tlte damage of coroner

miocard blood circulation. This ffect is leJt chest pain. Maintaning the Pain must be done as soon as
possible, one oJ than is totally bed rcst, to prcvent the activate oJ simpatism nerue. The aim oJ the reseatch is
to know the intensity of chest pain of acute itfarh miocard (Non Stemi) on bed rcst in Dahlia Hospital
Nganjuk.
This research ?re-experiment one Broup pte-test post-test design. The population is all oJ acute
use

InJark Miocard Acute (Non Stemi) cured in Dahlia RSUD Nganjuk oJ 20 patients, sample was amounted
15 rcspondents, samplinB was used accidental sampling. The independent variable is giving bed rest,
dependent vailable is loweilng chest pain, datc were analyzed by hsryothesis testin1 oJ wilcoxon with a 3
0,05.
From this researchJound that patient of chest pain with acute inJork miocard (Non Stemi) beJore bed
rest who have medium chut pain are 100%o (1 5 respons / patiens). AJter having bed rest 86 %o (13 persons)

Bot li1ht chest pain, and 14ok


(2 persons) still have medium chest pain. The resuh oJ hypothesis testinB
wilcoxon is showed J ,olu, = 0,000 1 d, = 0,05 thereJore Ho rcfused and Hl acceyted.

h is a hope that hospital make "protap" applying bed rest as nutse guidance in curing heatt coroner.
HopeJulty the next researcher to expand the research not only having bed rest oJ acute inJark miocard
Jor
(Non Stemi) patient but also to anothu patient but also to anothu Patients of anothet cases.

Keywords : Chest pain, l"j*k Miocard Acute (Non Stemi), Bed Rest.

PENDAHUTUAN penyempitan atau sumbatan arteri koroner


Penyakit Infark Miokard Akut sampai diakibatkan oleh arterosklerosis atau
saat ini tetap mendapat perhatian besar, penurunan aliran darah akibat syok atau
karena terbukti bahwa penyakit tersebut perdarahan. Nyeri dada bagian kiri adalah
sebagai salah satu Penyebab utama kematian keluhan pasien infark Miokard Akut yang
penyakit kardiovaskuler. Infark Miokard paling sering tampil dan dalam beberapa hal
Akut adalah kematian jaringan miokard dapat cukup gawat untuk dilukiskan sebagai
diakibatkan oleh kerusakan aliran darah nyeri yang paling buruk yang pernah
koroner miokard, yang disebabkan ketidak dialami pasien (Carpenito L, 2001). Infark
adekuatan aliran darah paling umum terjadi Miokard Akut merupakan suatu keadaan
gawat darurat jantung dengan manifestasi
JumatlQsefiatan,'/o[ i,9,{o. 1, *{.ei ZAfi

klinis berupa keluhan perasaan tak enak dirawat dengan penyakit Infark Miokard batasihannr
atau nyeri dada dengan iokasi khas Akut 121 dan jumlah yang meninggal 24 seluruh tubd
substernal atau kadang kala epigastrium orang, dari data tersebut menunjukkan Penanga
dengan ciri seperti di peras, perasaan adanya peningkatan mcrbiditas dan sedini mrmdl
seperti di ikat, perasaan terbakar, nyeri mortalitas setiap tahunnya. baring totel
tumpui, rasa penuh, berat atau tertekan. Proses dasar terjadinya Infark Miokard simpatik &
Pengobatan primer non farmakologi yang di Akut akibat trombus menyumbat aliran takikarfi, ra
berikan pada pasien penyakit jantung adalah darah arteri koroner yang di akibatkan oleh tekanan drC
Tirah Baring dengan tujuan agar jaringan arterosklerosis sehingga suplay nutrisi dan dapat m-t
yang mengalami infark membaik. Dengan OZ ke bagian distal terhambat. memperlua
demikian akan mengurangi insiden Alteroskierosis merupakan proses (Brunner &
terjadinya komplikasi perluasan daerah pembentukan plak (plak arterosklerotilc) baring .d
infark dan mengurangi ukuran akhir infark. akibat akumulasi beberapa bahan seperti kebutuhan r
Dari observasi penelitian di lapangan makrofag dan flag fibrosa yang mengandung meningkatb
beberapa pasien yang meninggal, padahai otot polos dan kolagen. Proses pecahnya perlu meqt
sudah dikatakan melewati masa kritis plak arterosklerosis atau kerak pada yang umum
(dalam tahap pemulihan). Sebagai akibat pembuluh darah sehingga terjadi akut, sehiqg
tidak melaksanakan bedrest yang di penyempitan dan menyebabkan angina intervensi Lc
anjurkan petugas kesehatan, banyak di pektoris tak stabil dan tak sampai Infark MioLr
antara mereka ngobrol dengan keluarga menimbulkan kematian jaringan. Trombus merupakan r
yang besuk, buang air besar di kamar mandi biasanya transien atau labil dan aktifitas I
sehingga pasien mengalami sesak dan menyebabkan oklusi sementara yang penghentian
kembali pada fase awal serangan lagi, berlangsung antara 10-20 mnt. Bila oklursi umummra d
sehingga mengakibatkan kematian jaringan menyebabkan kematian jaringan tetapi nyeri. KIia,
semakin meluas dan resiko terjadi kematian dapat di atasi oleh kolateral atau lisis dipersilahh
lebih tinggi. trombus yang cepat maka akan terjadi Non aktivitas 1Bn
Penyakit kardiovaskuler saat ini Stemi (tidak merusak seluruh lapisan Berdasrl
menempati urutan pertama penyebab miokard). Trombus yang terjadi dapat lebih tertarik rm
kematian di dunia, diperkirakan diseluruh persisten dan berlangsung sampai lebih dari judul "Ef&i
dunia Infark Miokard Akut pada tahun 2020 1 jam. Bila oklusi menetap dan tidak di Penurunan l

menjadi pembunuh pertama tersering yakni kompensasi kolateral maka keseluruhan Pasien Inf.*
sebesar 36o/a dari seluruh kematian. Di lapisan miokard mengalami nekrosis atau di Rumah Salft
Indonesia dilaporkan Infark Miokard Akut kenal juga dengan Stemi. Trombus yang
yang dikelompokkan (penyakit sistem terbentuk bersifat stabil dan persisten yang Tujuan kr
sirkulasi) merupakan penyebab utama dan menyebabkan perfusi miokard terhenti 1. Tujuanl
pertama dari seluruh kematian, yakni secara tiba-tiba yang berlangsung lebih 1
sebesar 26,4ah pibby P, 2002). Menurut jam dan menyebabkan nekrosis miokard Mengd
data dari Dinas Propinsi Jawa Timur tahun transmural sehingga dapat menyebabkan terhadap po
2011, dilaporkan bahwa angka kematian kematian. Penanganan nyeri dada pada pada pasir:n
akibat penyakit kardiovaskuler diperkirakan Infark Miokard Akut (Non Stemi) adalah Stemi) di X

Nganju-k.
53,5 per 10.000 penduduk pertahun. Dari untuk memaksimalkan curah jantung
data jumlah pasien yang dirawat di RSUD sementara beban jantung terbatas.
Nganjuk dengan penyakit Infark Miokard 2, Tujuanl
Meminimalkan beban kerja jantung dapat di
Akut pada tahun 2010 adalah 105 dan lakukan dalam berbagai cara salah satunya u. Me.#
jumlah pasien yang meninggal 15 orang. dengan bedrest, kerja Miokard dapat di pasien
Pada tahun 2011 jumlah penderita yang Sterm)
JunatlQsefiatan,'/o[ 3, !{o. 7, *Lei 2013

batasi hanya dengan penggunaan energi oleh Rumah Sakit Umum Daerah
seluruh tubuh (IPd. FKUI Jilid III) Nganjuk.
Penanganan rasa nyeri harus di lakukan b. Mengidentifikasi tingkat nyeri dada
sedini mungkin salah satunya dengan tirah pasien Infark Miokard Akut (Non
baring total, untuk mencegah aktivasi saraf Stemi) pasien setelah tirah baring di
simpatik karena dapat menyebabkan Rumah Sakit Umum Daerah
takikardi, vasokontriksi, dan meningkatkan Nganjuk.
tekanan darah yang pada tahap selanjutnya c. Menganalisis efektifitas tirah baring
dapat memperberat beban jantung dan terhadap Penurunan intensitas nyeri
memperluas kerusakan Miokardium dada pada pasien Infark Miokard Akut
(Brunner& Sudarth, 2002). Tujuan tirah (Non Stemi) di Rumah Sakit Umum
baring adalah untuk menurunkan Daerah Nganjuk.
kebutuhan oksigen jantung dan untuk
meningkatlan suplai Oksigen. Perawat METODOLOGI PENELITIAN
perlu mengetahui penatalaksanan medis Penelitian ini termasuk rancangan
yang umum dilakukan pada fase serangan penelitian Pra-eksperiman one-grouP Pre-
akut, sehingga perawat dapat memberikan test post-test designi{ikann, yaitu
intervensi keperawatan pada pasien dengan mengungkapkan hubungan sebab akibat
Infark Miokard Al<ut (NonStemi). Istirahat dengan cara melibatkan satu kelompok
merupakan cara efektif untuk membatasi sublek. Kelompok subjek diobservasi
aktifitas fisik. Pengurarigan atau sebelum dilakukan intervensi, kemudian
penghentian seluruh aktivitas pada diobservasi lagr setelah intervensi'
umummya akan mempercepat penghentian (Nursalam, 2003).
nyeri. Klien boleh diam tidak bergerak, Populasi dalam penelitian ini adalah
dipersilahkan duduk atau sedikit melakukan Semua pasien Infark Miokard Akut (Non
aktivitas (Brunner & Sudarth, 2OO2). Stemi) yang dirawat di Ruang Dahlia RSUD
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti Nganjuk sebanyak 20 responden. Sampel
tertarik untuk meiakukan penelitian dngan dalam penelitian ini adalah sebagian pasien
judul "Efektifitas Tirah Baring Terhadap Infark Miokard Akut (Non Stemi) yang
Penurunan Intensitas Nyeri Dada Pada dirawat di Ruang Dahlia RSUD Nganjuk
Pasien Infark Miokard Akut (Non Stemi) di yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 15
Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk". responden. 4 responden lain didiskualifikasi
karena 1 responden menggunakan terapi
Tujuan Penelitian sedatif, 2 responden berusia lebih dari 53
1. Tujuan Umum tahun, dan 1 responden tidak kooperatif.
Tehnik penga$bilan sampel dengan Accidental
Mengetahui efektifftas tirah baring Sampling, yaitu suatu teknik pengambilan
terhadap penurunan intensitas nyeri dada sampel dengan cara menetapkan siapa saja
pada pasien Infark miokard akut (Non yang. secara kebetulan bertemu dengan
Stemi) di Rumah Sakit Umum Daerah peneliti dapat digunakan sebagai sampel
Nganjuk. bila dipandang orang yang ditemui itu
cocok dan sesuai dengan kriteria inklusi.
Pada penelitian ini variable terdiri
2. Tujuan Khusus
dari yaitu variabel bebas adalah tirah baring.
a. Mengidentifikasi tingkat nyeri dada Dan variabie terikatnya adalah penurunan
pasien Infark Miokard akut (Non nyeri dada.
Stemi) pasien sebelum tirah baring di
I
{
j
);

!
Jumatrusefratan,,Vot i,9{o. 7, fuLei 2013 ;
I
!:1

Hasil Penelitian Pembahasan miokard


l. Tingkat intensitas nyeri dada pasien 1. Tingkat nyeri dada pasien Infark di
Infark Miokard Akut (Non Stemi) di Miokard Akut (NonSterni) di ruang
ruang Dahlia RSUD Nganjuk sebelum Dahlia Rumah Sakit Umum Nganjuk 2.7
diberikan tirah sebelum diberikan tirah baring Mi
Intensitas
Frekuensi (w Bahwa tingkat nyeri dada pasien
Nveri dada Infark Miokard Akut (Non Stemi) sebelum
Tidak nyeri 0 0
diberikan tirah baring seluruhnya daiam
Ringan t5 100
kategori sedang yaitu sebesar 100% (15) Infark
0 diberikan-
Sedang 0 responden. Pada penelitian ini faktor yang
dalam
Berat 0 0 mempengaruhi tingkat nyeri dada pasien
Infark Miokard Akut (Non Stemi) adalah (13)
Sangat berat 0 0
jenis kelamin responden yang sebagian yang
TOTAL 15 100
besar laki laki sebesar 73 o/o (11) pasien
adalah
2. Tingkat nyeri dada pasien Infark responden,
di
Miokard Akut (Non Stemi) di ruang Infark Miokard Akut (Non Stemi)
DahLia RSUD Nganjuk setelah diberikan adalah penyakit jantung yang disebabkan
tirah oleh karena sumbatan arteri koroner.
Intensitas Nyeri Frekuensi Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya (0,05)
VA
dada aterosklerotik pada dinding arteri koroner, kelamin
Tidak nyeri 0 0 sehingga menyumbat aliran darah ke Infark
Ringan 13 86 jaringan otot jantung (Corwin J Elisabeth Dahlia
Sedang ) t4 2A07>. Faktor resikoyang tidak dapat tirah

Berat 0 0 dirubah adalah hereditas/keturunan, usia


lebih dari 40 tahun, Ras, insiden lebih tidak
Sangat berat 0 0
tinggi responden berkulit hitam. Pria lebih
Total 15 100
sering daripada wanita(Tambayong J"r,
2001).Teori nyeri yang dikemukakan oleh kelamin
3. Efektifitas tirah baring terhadap
Brunner dan Suddarth (2002) dikatakan
penurunan intensitas nyeri dada pada berani
bahwa gerakan ftsik dan bekerja dalam
pasien Infark Miokard Akut (Non seorang
aktifitas sehari-hari sangat berkaitan dengan
Stemi) di ruan Dahlia RSUD Npaniuk situasi
timbulnya nyeri.
IntensitasNyeri Tirah Barins Sebagian besar responden yang b"g*
dada Sebelum Sesudah menderita tnfark miokard akut (non stemi) jantuqg
N N
berjenis kelamin laki
Yo Yo
laki, hal' ini akut
Tidak nyeri 0 0 0 0
disebabkan karena laki - laki cenderung dapat
Ringan 0 0 13 86 jantung
memiliki pola hidup yang tidak sehat
Sedang 15 100 2 t4 dibandingan perempuan. Laki laki
cenderung merokok, mengkonsumsi kopi,
Berat 0 0 0 0
mengkonsumsi makanan berlemak instan setelah
Sangat berat 0 0 0 0
yang menyebabkan resiko terjadinya kelamin
arterosklerosis lebih tinggi. Selain itu, karena
Junlah 15 100 15 100
aktifttas laki - laki cenderung lebih besar nyeri
Wilcoxon: p:0.000 a=.005
dibanding perempuan sehingga resiko
terjadinya serangan nyeri dada pasien infark

39
Jurnatl(gsefiatan,,/ot i, I,{o. 1, g{.ei 2013

miokard akut (non stemi) lebih tinggi 3. Efektivitas tirah baring terhadap
dibanding perempuan. intensitas nyeri dada pasien Infark
Miokard Akut (Non Stemi) di ruang
2. Tingkatnyeri dada pasien Infark Dahlia Rumah Sakit Umum Nganjuk.
Miokard Akut (Non Stemi)setelah Hasil uji
hipotesis Wilcoxon yang
diberikan tirah baring di ruang Dahiia menunjukkan nilai signifikansi (O = o,ooo).
Rumah Sakit Umum Nganjuk. Nilai signifikansi (u = o,ooo) ( 0,05 (cr <
Bahwa tingkat nyeri dada pasien cr.), hal ini berarti Ho ditolak dan H1
Infark Miokard Akut (Non Stemi) setelah diterima dengan demikian ada pengaruh
diberikan tirah baring hampir seluruhnya
tirah baring terhadap penurunan intensitas
dalam kategori ringan yaitu sebesar 86Vo
nyeri dada pada pasien infark miokard akut
(13) responden. Pada penelitian ini faktor
(non stemi) di ruang Dahlia RSUD
yang mempengaruhi tingkat nyeri dada Nganjuk.
pasien Infark Miokard Akut (Non Stemi)
Tirah baring merupakan bagian yang
adalah jenis kelamin responden. Hal ini
penting dari pengobatan gagal jantung
dibuktikan dengan uji korelasi koefisien kongestif, khususnya pada tahap akut dan
kontingensi yang menunjukan niiai sulit disembuhkan. Tirah baring membantu
signifikansi (u, value) = 0,012. o value ( u, dalam menurunkan beban kerja dengan
(0,05) yang berarti ada hubungan jenis menurunkan volume intra vascular melalui
keiamin dengan tingkat nyeri dada pasien induksi durasis berbaring. Istirahat akan
Infark Miokard Akut (Non Siemi) di ruang mengurangi kerja jantung, meningkatkan
Dahlia RSUD Nganjuk setelah diberikan tenaga cadangan jantung, dan menurunkan
tirah baring. tekanan darah. Lamanya berbaring juga
Secara umurn, pria dan perempuan merangsang terjadinya duresis karena
tidak berbeda secara bermakna dalam berbaring akan memperbaiki perfusi ginjal.
berespon terhadap nyeri. Beberapa Istirahat j,rg, mengurangi kerja otot
kebudayaan yang mempengaruhi jenis pernirpasan dan penggunaan oksigen.
kelamin dalam berespon terhadap nyeri Frekuensi jantung yang menurun akan
misalnya seorang laki - laki dianggap harus memperpanjang periode diastolic
berani dan tidak boleh menangis, sedangkan pemulihan sehingga memperbaiki efisiensi
seorang perempuan boleh menangis daiam kontral<si jantung (Muttaqin Arif, 2009).
situasi yang sama. Tirah baring merupakan Tirahbaring yang diberikan pada pasien
bagian yang penting dari pengobatan gagal Infark miokard akut (non stemi) dapat
jantung kongestif, khususnya pada tahap memberikan perubahan yang nyata
akut dan suiit disembuhkan. Tirah baring terhadap penurunan nyeri dada, hal ini
dapat menurunkan seluruh kebutuhan kerja disebabkan karena dengan melakukan tirah
jantung (Potter &Perry, 2005). baring total dapat menurunkan beban kerja
Hampir seluruhnya responden yang jantung. Ketika seseorang dalam keadaan
mengaiami penunman tingkat nyeri dada tirah baring kebutuhan metabolik menurun
setelah diber&an tirah baring berjenis dibandingkan saat sedang melakukan
kelamin laki - laki, hal ini disebabkan akti{itas, penurunan kebutuhan metabolik
karena laki- laki lebih memiliki ambang memberikan kesempatan pada jantung
nyeri yang lebih tinggi dibandingkan untuk memperba&i suplai nutrisi dan
Perempuan. oksigenasi pada jaringan jantung sendiri
sehingga dapat mengurangi intensitas nyeri
Jumaf 't(gsefiatan,'llot i,9[o. 7, *t.ei 2013

Sugivm-
Corwin J.E. (2007) Buku saku patofisiologi
dada yang dirasakan pasien Infark miokard
edisi3;EGC;Jakarta
.{fr
akut (non stemi) tersebut.
Doenges, M.E. (2000)- Rencana Asuhan
Pect
Simpulan Keperart'atan, Jakarta : EGC'
Berdasarkan hasil Penelitian Garrison J.S. (2001)- Handbook of physical
Sylria lL
dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai medicine and rehabilitation: the basics ;
Klii.
berikut: Williams & wilkins 530 walnut street I
Buh
1. Intensitas nyeri dada pasien Infark Philadelphia USA-
Miokard Akut (Non Stemi) sebelum N. (2010) Penyakit Jantung Intai Usia
Johannes
dilakukan tirah baring di ruang Dahlia Produktif (htty/ /jatirtr.
RSUD Nganjuk Pada tanggal 10 vivanews. com,/news /read /penyakitjant
Desember 2012 - 10 Januari 2013 ung-intai usia-produktif diakses pada tgl
seluruhnya dalam kategori sedang 10 --tJuni 201 1).
yaitu 100% (15 orang). Kozier & Erb, (2009) Buku Ajar Praktik
2. Intensitas nyeri dada pasien Infark Keperawatan Klinis, Jakarta ; Edisi 5'
Miokard Akut (Non Stemi) setelah Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
dilakukan tirah baring di ruang Dahlia
Lynda J.C.. (2001). Handbook Of Nursing
RSUD Nganjuk Pada tanggal 10
Diagnosis. Edisi 8. Jakarta: EGC
Desember 2Q12 - 10 Januari 2013
sebagian besar daiam kategori ringan Muttaqin, A. (2009).
Pengantar Asuhan
Keperawatan Klien dengan Gangguan
yaitu 85 o/o (13 orang).
3. Tirah baring efektif terhadaP
Sistem Kardiovaskular.Jakarta:Salemba
'Medika
penurunan intensitas nYeri dada
pasien Infark Miokard Akut (Non Notoatmodjo S. (2005). Metodologi Penelitian
Stemi) di ruang Dahlia RSUD Kesehatan, Rineka CiPta, Jakarta

Nganjuk. Hal ini berdasarkan hasil uji , (2010) Metodologi Penelitian


hipotesis Wilcoxon dengan nilai cr Kesehatan, Jakarta : Rineka CiPta.
value = 0,000 dan 0, = 0,05- Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:
DAFTAR PUSTAKA Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen
Penelitian Keperawatan/ Nursalam,
Arief, Nurhaeni. (2010). Buku Pintar Salemba Medika, Jakarta
Kehamilan dan Kelahiran Sehat-
Yogyakarta : Pyaramedia. Halaman: 5- , (2003). Metodologi Penelitian
65. Keperawatan. Jakarta: CV. Infoi-rnatika.

Alimul H.A. (2007). Metode Penelitian PAPDI. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Dalam, edisi IY, Departemen Ilmu
Jakarta ; Salemba Media. Penyakit Dalam FK UI, Jakarta.

Arikunto, S. (2006)- Prosedur penelitian suatu Smeltzer, S.C. (2001). Buku Ajar Keperawatan
pendekatan praktik, Jakarta ; Rineka Cipta Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth.Jakarta.
, (2006). Prosedur Penelitian
suatu pendekatan praktik, Jakarta ; Rineka Sudoyo, A.W. (2007)' Buku Ajar Ilmu
Cipta Penyakit Dalam Jilid iII Edisi IV. Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, FK UI,
Brunner &
Suddarth, (2002). Buku Aiu,
Jakarta
Keperawatan Medikal- Bedah. Edisi 8,
EGC; Jakarta
lurnatKrsefiatan,'/ot, 3, 9,{o. 7, r4.ei 201i

$ryiyono. (2003). Statistika Untuk Penelitian' Tambayong J, (2001) Patofisiologi untuk


Alfabeta, Jakarta keperawatan; EGC ; Jal<arta

(2005). Statistika Untuk Tamsuri A, (2005). Konsep & penatalaksanaan


Penelitian, Alfabeta, Jakarta nyeri, Penerbit Buku Ke<iokteran EGC,
Jakarta
Sylvia A.W.,(2005). Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit, Penerbit Udjianti, W.J. (2010) Keperawatan
Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika

Você também pode gostar