Você está na página 1de 13

SENGKETA INTERNASIONAL INDONESIA BRASIL DAN

INDONESIA AUSTRALIA

HUKUM INTERNASIONAL

DISUSUN OLEH :
NAMA : M. Habib Maulana
NIM : 8111416117
NO. URUT : 19
ROMBEL : 07
DOSEN : Sonny Saptoajie Wicaksono, S.h., M.Hum.

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG 2017

1
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN............................................................................................................................... 3
1. LATAR BELAKANG............................................................................................................. 3
2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 4
BAB II ................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 5
I. PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL INDONESIA DENGAN
AUSTRALIA DAN BRASIL ......................................................................................................... 5
II. PENJELASAN PENYELESAIAN MASALAH PERSENGKETAAN DENGAN METODE
DIPLOMASI ................................................................................................................................... 8
III. DASAR HUKUM METODE DIPLOMASI ..................................................................... 10
BAB III.............................................................................................................................................. 11
PENUTUP ......................................................................................................................................... 11
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kasus penyelundupan obat-obatan terlarang atau yang lebih kita kenal


dengan nama “NARKOBA” memang jarang yang akan berakhir dengan baik.
Contohnya saja pada beberapa tahun yang lalu, tepatnya pada 29 April 2015
Indonesia dengan sangat berani mengeksekusi dua orang warga Australia, Myuran
Sukumaran dan Andrew Chan, yang dilakukan di pulau Nusakambangan, Jawa
Tengah. Tidak hanya warga Australia saja, tetapi Indonesia juga mengeksekusi mati
warga Brasil, Rodrigo Gularte dengan kasus yang sama ditempat yang sama.

Tindakan yang sangat berani tersebut tentu mendapat banyak kecaman


dari para pihak yang bersangkutan. Terutama pemerintah Australia dan Brasil.
Bahkan Australia langsung menarik dubesnya yang ada di Jakarta untuk melakukan
konsultasi.

Dalam kasus penyelundupan narkoba yang melanda Indonesia sehingga


mengakibatkan ditariknya dubes Australia dan Brasil tentu akan menjadi
permasalahan Internasional yang tidak menutup kemungkinan penyelesaiannya akan
sampai ke meja pengadilan mahkamah internasional.

Walaupun sebenarnya masih ada cara untuk menyelesaikan kasus ini.


Yakni dengan diplomasi atau cara negosiasi. Karena jika dibiarkan terlalu lama bukan
tidak mungkin lagi hubungan antara Indonesia dengan Brasil atau Indonesia dengan
Australia akan semakin memanas.

3
2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana penyelesaian sengketa internasional antara Indonesia dengan Brasil


dan Australia?
2. Apa yang dimaksud dengan penyelesaian sengketa secara diplomasi?
3. Dasar hukum apa yang mendasari penyelesaian sengketa internasional dengan
cara diplomasi?

4
BAB II
PEMBAHASAN

I. PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL INDONESIA


DENGAN AUSTRALIA DAN BRASIL

Australia dan Brasil dengan terang-terangan mengecam Indonesia atas


eksekusi mati sejumlah warga negara mereka. Bahkan Australia langsung menarik
dubesnya yang ada di Jakarta pada waktu itu. Hal itu ditegaskan dengan pernyataan
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, yang mengatakan bahwa hubungan Australia-
Indonesia tidak akan bias sama lagi setelah Indonesia melakukan eksekusi mati kedua
warga negaranya, yaitu Myuran Sukumaran dan Andrew Chan yang dilaksanakan di
pulau Nusakambangan, Jawa Tengah pada Rabu 29 April 2015 lalu.

Sebenarnya kasus seperti dapat diselesaikan dengan banyak cara. Dapat


dilakukan dengan cara kekerasan yaitu dengan cara-cara yang menurut saya radikal.
Seperti metode kekerasan dalam menyelesaikan sengketa internasional terdiri atas
cara-cara seperti berikut.

1. Pertikaian Bersenjata
Pertikaian bersenjata adalah pertentangan yang disertai penggunaan kekerasan
angkatan bersenjata tiap-tiap pihak dengan tujuan menundukkan lawan, dan
menetapkan per-syaratan perdamaian secara sepihak.

2. Retorsi
Retorsi adalah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap tindakan yang
tidak pantas dari negara lain. Perbuatan retorsi adalah perbuatan sah, tetapi tidak

5
bersahabat. Contoh retorsi antara lain retorsi mengenai pengetatan hubungan
diplomatik, penghapusan hak istimewa diplomatik, dan penarikan kembali konsensi
pajak atau tarif.

3. Reprasial
Reprasial adalah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap tindakan yang
melanggar hukum dari negara lawan dalam suatu sengketa. Reprasial dapat dilakukan
pada masa damai maupun di antara pihak yang bersengketa. Reprasial pada masa damai
antara lain pemboikotan barang, embargo, dan unjuk kekuatan (show of force).
Reprasial yang tidak seimbang dengan kesalahan yang telah dilakukan, tidak dapat
dibenarkan. Reprasial pada umumnya adalah perbuatan yang ilegal, kecuali apabila
dimaksudkan untuk mempertahankan diri melawan serangan bersenjata.

4. Blokade Damai
Blokade adalah suatu pengepungan wilayah, misalnya pengepungan suatu kota atau
pelabuhan dengan tujuan untuk memutuskan hubungan wilayah itu dengan pihak luar.
Ada dua macam blokade, yaitu blokade pada masa perang dan damai. Blokade
pelabuhan pada masa perang merupakan operasi Angkatan Laut yang biasa dilakukan.
Blokade pada masa damai kadang-kadang dianggap sebagai pembalasan dengan
maksud untuk memaksa negara yang diblokade memenuhi tuntutan negara yang
memblokade.

Atau dengan cara damai yang lebih aman dan tidak mengakibatkan banyak
jatuh korban dan tidak banyak merusak fasilitas juga. Salah satu metode damai yang
bisa dilakukan adalah dengan cara diplomatik.1 Penyelesaian sengketa secara
diplomatik meliputi beberapa hal seperti negosiasi, enquiry, mediasi, dan konsiliasi,

1
Huala Adolf, HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, Hlm. 19.

6
serta jasa-jasa baik (good offices). Kelima cara penyelesaian sengketa secara
diplomatik tersebut memiliki ciri khas, kelebihan, dan kekurangan masing-masing.2

Dalam kasus ini, menurut saya lebih baik Indonesia dan negara-negara yang
bersangkutan dapat menyelesaikan persengketaan tersebut melalui metode damai
diplomatik. Karena sebenarnya masalah narkoba itu sangat kompleks, kenapa saya
bilang seperti itu. Karena narkoba di Indonesia dianggap sebagai barang yang sangat
haram dan memang sangat tidak dianjurkan untuk diperjual belikan secara bebas.
Tetapi berbeda dengan keadaan di negara Brasil yang notabene negara mereka
tergolong negara yang mempunyai daerah yang bisa dibilang liar. Sebut saja di Rio De
Janeiro dimana narkoba adalah suatu hal yang sudah biasa diperjual belikan secara
bebas. Jadi wajar saja jika pemerintah Brasil menganggap kalau kasus ini tidak perlu
sampai dijatuhi pidana mati.

Menurut prinsip-prinsip umum hukum internasional sebenarnya pihak-pihak


yang bersengketa bebas untuk memilih prosedur penyelesaian yang akan mereka jalani,
yang menurut mereka lebih mudah dan cepat agar masalah sengketa mereka cepat
selesai.3

Jadi, menurut saya Indonesia dan Brasil bisa melakukan metode diplomasi
atau mediasi agar lebih terpercaya. Sebenarnya jika memang tidak bisa diselesaikan
dengan cara diplomasi masih banyak metode damai yang bisa digunakan. Salah
satunya tadi adalah lewat mediasi. Pada dasarnya mediasi adalah metode yang
dilakukan dengan perundingan, namun yang membawa pihak yang bersengketa adalah

2
Boer Mauna, HUKUM INTERNASIONAL Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global, P.T.
ALUMNI, Bandung, 2015, Hlm. 520.
3
Hata, HUKUM INTERNASIONAL SEJARAH DAN PERKEMBANGAN HINGGA PASCA PERANG DINGIN, Setara
Press, Malang, 2015, Hlm. 230.

7
pihak ketiga. Pihak ketiga sebagai mediator harus aktif memberi masukan berupa
solusi-solusi untuk memecahkan masalah persengketaan tersebut.4

II. PENJELASAN PENYELESAIAN MASALAH PERSENGKETAAN


DENGAN METODE DIPLOMASI

Menurut saya acara yang terbaik dan tidak terlalu memakan banyak waktu
untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara Indonesia dengan negara-negara
yang bersangkutan adalah dengan melalui metode diplomasi. Lalu sebenarnya apa sih
metode diplomasi itu?

Perundingan Diplomatik adalah pembicaraan-pembicaraan langsung antara


negara-negara yang bersengketa dalam pertemuan tertutup antara wakil-wakilnya.5 Jadi
jika lewat perundingan diplomatik para pihak yang bersengketa bisa langsung
melakukan perundingan tanpa adanya pihak ketiga yang mengarahkan.

Lagipula metode diplomasi atau perundingan ini pun adalah metode yang
paling banyak ditempuh untuk menyelesaikan masalah persengketaan internasional.
Karena metode diplomasi ini banyak keuntungan yang akan didapat. Antara lain :

1. Para pihak sendiri yang melakukan perundingan secara langsung dengan pihak yang
lain.
2. Para pihak memiliki kebebasan untuk menentukan bagaimana jalan keluar untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi (musyawarah).
3. Para pihak mengawasi atau memantau secara langsung prosedur penyelesaiannya.
4. Menghindari perhatian publik dan tekanan politik di dalam negeri karena bersifat
tertutup.

4
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, PENGANTAR HUKUM INTERNASIONAL, P.T. ALUMNI, Bandung,
2015, Hlm. 191.
5
Yudha Bhakti Ardhiwisastra, HUKUM INTERNASIONAL, P.T. ALUMNI, Bandung, 2013, Hlm. 75.

8
5. Para pihak berupaya mencari penyelesaian yang dapat diterima dan memuaskan
para pihak, sehingga tidak ada pihak yang menang dan kalah tapi diupayakan kedua
belah pihak menang.
6. Dapat digunakan untuk berbagai penyelesaian permasalahan sengketa dalam setiap
bentuknya.6

Cara penyelesaian dengan metode negosiasi biasanya adalah cara pertama


kali yang ditempuh untuk para pihak yang bersengketa. Negosiasi dalam
pelaksanaannya memiliki dua bentuk utama, yaitu bilateral dan multilateral.
Negosiasi dapat dilangsungkan melalui saluran diplomatik pada konferensi
internasional atau dalam suatu lembaga atau organisasi internasional.

Cara ini dapat pula digunakan untuk menyelesaikan setiap bentuk sengketa,
apakah itu sengketa ekonomi, politik, hukum, wilayah, keluarga, suku, dan lain-lain.
Bahkan, apabila para pihak telah menyerahkan sengketanya kepada suatu badan
peradilan tertentu, proses penyelesaian sengketa melalui negosiasi ini masih
dimungkinkan untuk dilaksanakan.

Kelemahan utama penggunaan cara ini dalam menyelesaikan sengketa


adalah :

1. Manakala kedudukan para pihak tidak seimbang. Salah satu pihak kuat, sedang
pihak lain lemah. Dalam keadaan ini mereka yang kuat berada dalam posisi
untuk menekan pihak lainnya.
2. Bahwa proses berlangsungnya negosiasi kerap kali lambat dan memakan waktu.
Hal ini terutama dikarenakan permasalahan antarnegara yang timbul, khususnya
masalah yang berkaitan dengan ekonomi internasional.
3. Saat suatu pihak terlalu keras dengan pendiriannya. Keadaan ini dapat
mengakibatkan proses negosiasi menjadi tidak produktif.

6
J.G, Starke, PENGANTAR HUKUM INTERNASIONAL, SINAR GRAFIKA, Jakarta, 2010, Hlm. 113.

9
Dalam pelaksanaannya sendiri negosiasi ada dua proses. Yaitu :

1. Negosiasi yang digunakan manakala suatu sengketa belum lahir (konsultasi).


2. Negosiasi digunakan apabila suatu sengketa telah lahir. Prosedur negosiasi ini
merupakan proses penyelesaian sengketa oleh para pihak (negosiasi).7

Jadi dari segi bentuk dan manfaatnya pun metode diplomatik atau
perundingan adalah satu satunya cara yang ampuh untuk menyelesaikan sengketa
internasional. Karena negara-negara peserta konvensi wajib untuk menyelesaikan
sengketa dengan cara damai.8

III. DASAR HUKUM METODE DIPLOMASI

Dasar hukum yang paling jelas adalah yang tertera dalam Piagam PBB. Pada
Piagam PBB tepatnya pada pasal 33 dijelaskan bahwa para pihak yang bersengketa
harus dan diwajibkan untuk menyelesaikan sengketa secara damai atau melalui metode
damai tanpa adanya kekerasan.9

Selain dari Piagam PBB penyelesaian sengketa dengan metode damai


diperkuat kembali dengan Resolusi Majelis Umum (MU) PBB No. 2625 (XXV) 1970
(24 Oktober 1970).

7
Oentoeng Wahjoe, Hukum Pidana Internasional Perkembangan Tindak Pidana Internasional & Proses
Penegakannya, PENERBIT ERLANGGA, Jakarta, 2011, Hlm. 20.
8
Ani W. Soetjipto, HAM DAN POLITIK INTERNASIONAL : Sebuah Pengantar, Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
Jakarta, 2015, Hlm. 178.
9
Ibid

10
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari penjelasan kasus perselisihan sengketa internasional antara Indonesia


dengan Brasil dan Australia diatas, saya dapat menyimpulkan bahwa :

1. Setiap perselisihan sengketa internasional pasti mempunyai solusi. Dan ada 2 tipe
besar dari solusi tersebut, pertama solusi dengan metode kekerasan dan yang kedua
adalah dengan melalui metode damai.
2. Kasus sengketa antara Indonesia dengan Brasil dan Australia dapat diselesaikan
dengan metode damai diplomatik. Yaitu melalui cara negosiasi dimana para pihak
yang bersengketa melakukan pembicaraan-pembicaraan sampai menemukan cara
untuk meyelesaikan permasalahan tersebut dengan damai dan tidak menggunakan
kekerasan.
3. Setiap kasus sengketa internasional bisa diselesaikan dengan metode damai
diplomatik atau dengan cara negosiasi.
4. Dasar hukum penyelesaian dari metode diplomatik telah jelas tertulis dalam Piagam
PBB. Jadi metode ini benar-benar menjadi solusi terbaik untuk menyelesaikan
sengketa internasional.

11
DAFTAR PUSTAKA

Soetjipto, Ani W., 2015, HAM DAN POLITIK INTERNASIONAL : Sebuah Pengantar,
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Wahjoe, Oentoeng, 2011, Hukum Pidana Internasional Perkembangan Tindak Pidana
Internasional & Proses Penegakannya, Jakarta: PENERBIT ERLANGGA.
Starke, J.G, 2010, PENGANTAR HUKUM INTERNASIONAL, Jakarta: SINAR GRAFIKA.
Bhakti, Ardhiwisastra Yudha, 2013, HUKUM INTERNASIONAL, P.T. ALUMNI, Bandung.
Kusumaatmadja, Mochtar dan Etty R. Agoes, 2015, PENGANTAR HUKUM
INTERNASIONAL, Bandung: P.T. ALUMNI.
Hata, 2015, HUKUM INTERNASIONAL SEJARAH DAN PERKEMBANGAN HINGGA
PASCA PERANG DINGIN, Malang: Setara Press.
Mauna, Boer, 2015, HUKUM INTERNASIONAL Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era
Dinamika Global, Bandung: P.T. ALUMNI.
Adolf, Huala, 2004, HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL, Jakarta:
Sinar Grafika.
Poerwadarminta, 2000, Kamus Besar bahasa Indonesia, Jakarta, PT. Balai Pustaka.

Peter Mahmudi Marzuki, 2003, Penelitian Hukum, Jakarta: Prenada Media.

12
13

Você também pode gostar