Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
ARISYA APILIA
1506355
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
Ciplukan
Ciplukan atau sering juga disebut ceplukan (Physalis angulata L.) adalah
tumbuhan asli Amerika yang kini telah tersebar secara luas di daerah tropis dan
subtropis dunia. Tumbuhan ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan tumbuhan
liar yang tumbuh dengan subur di dataran rendah sampai ketinggian 1.550 meter
di atas permukaan laut (Monikwati, 2011).
Buah ciplukan berbentuk bulat oval, dengan diameter berkisar 14 mm,
berwarna kehijauan muda hingga kekuningan, terbungkus dalam kelopak
mengelumbung. Selain itu, buah ini memiliki biji-biji halus didalamnya berwarna
keputihan yang diselimuti serat halus dan juga buah ini memiliki rasa asam manis.
Tumbuhan ini dapat ditemukan di kebun, tegalan, tepi jalan, semak, dan tepi hutan
(Khotib, 2018).
Selai Buah
Selai adalah suatu bahan pangan semi padat yang dibuat tidak kurang dari
45 bagian berat buah yang dihancurkan dengan 55 bagian berat gula. Selai
terbuat dari bubur buah, serat dan sari buahnya diikutkan dalam proses
pembuatan selai. Campuran antara bubur buah dan gula dikentalkan sampai
mencapai kadar zat padat terlarut tidak kurang dari 65% (Latifah, 2012).
Syarat utama yang harus dipenuhi dalam proses pengolahan makanan
semi padat seperti selai adalah ketersediaan kandungan pektin. Pektin berfungsi
sebagai pembentuk gel pada pembuatan selai. Jumlah pektin yang ideal untuk
pembuatan selai berkisar antara 0,75%-1,5% (Fachruddin, 2002). Menurut
Winarno (2001), pektin merupakan bahan alami yang terkandung di dalam
buahbuahan, kandungan pektin di dalam buah umumnya lebih tinggi pada saat
buah mature, dan akan menurun pada saat buah matang penuh (ripe).
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan selai antara lain
pengaruh panas dan gula pada pemasakan, serta keseimbangan proporsi gula,
pektin, dan asam (Latifah, 2012). Menurut Yuliani (2011), tujuan penambahan
gula dalam pembuatan selai adalah untuk memperoleh tekstur, penampakan dan
flavor yang ideal. Selain itu dalam pembuatan selai, gula berperan penting sebab
berkaitan dengan pembentukan gel pektin di dalamnya. Pembentukan selai
terjadi hanya dalam satu rentang pH yang sempit, dimana pH optimum yang
dikehendaki dalam pembuatan selai berkisar 3,10 – 3,46 (Fachruddin, 2002).
Kriteria mutu selai yang ditetapkan oleh pemerintah dapat dilihat pada Tabel 2.2
berikut ini:
Tabel 2.2 Syarat mutu selai menurut SNI 3746-2008
No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan
1.1 Aroma - Normal
1.2 Warna - Normal
1.3 Rasa - Normal
2. Serat Buah - Positif
3. Padatan terlarut % Fraksi Massa Minimal 65 mg/kg
4. Cemaran Logam
4.1 Timah (Sn) Maksimal 250,0
5. Cemaran Arsen (As) mg/kg Maksimal 1,0
6. Cemaran Mikroba
6.1 Angka Lempeng Total Koloni/g Maksimal 1x10
6.2 Bakteri Coliform APM/g <3
6.3 Staphylococcus aureus Koloni/g Maksimal 2x10
6.4 Clostridium sp. Koloni/g < 10
6.5 Kapang/Khamir Koloni/g Maksimal 5x10
Sumber : Badan Standarisasi Nasional (2008)
Pembentukan selai terjadi hanya dalam satu rentang pH yang sempit
(Susanto, 1993). pH optimum yang dikehendaki dalam pembuatan selai berkisar
3,10 – 3,46. Apabila terlalu asam akan terjadi sineresis yakni keluarnya air dari
gel sehingga kekentalan selai akan berkurang bahkan sama sekali tidak terbentuk
gel (Fachruddin, 2002).
Proses pembuatan selai memerlukan kontrol yang baik. Pemasakan yang
berlebihan akan menyebabkan selai menjadi keras dan kental, sedangkan jika
pemanasan kurang akan menghasilkan selai yang encer. Pembuatan selai
biasanya dilakukan pada titik didih 103o-105oC. Akan tetapi, titik didih ini dapat
bervariasi menurut buah atau perbandingan gula (Wiraatmadja, 1988).
Menurut Buckle et al (1987) struktur khusus dari produk selai buah-
buahan disebabkan karena terbentuknya kompleks gel pektin-gula-asam.
Mekanisme pembentukan gel dari pektin-gula-asam air adalah bahwa dalam satu
substrat buah-buahan asam, pektin, adalah koloid yang bermuatan negatif. Gula
yang ditambahkan pada proses ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan
pektin-air yang ada, juga menghilangkan kemantapan pektin. Pektin akan
mengalami penggumpalan dan membentuk serabut halus, struktur ini mampu
menahan cairan. Kadar pektin dalam jumlah yang banyak dapat menentukan
tingkat kontinuitas dan kepadatan serabut-serabut yang terbentuk.
Metode Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan mengggunakan Metode Penelitian
Eksperimen dan teknik pengolahan data jenis Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Penelitian ini menggunakan satu jenis faktor yaitu variasi konsentrasi pepaya yang
terdiri atas 3 taraf konsentrasi pepaya yakni 20%, 30%, dan 40%. Percobaan ini
akan dilakukan dengan ulangan perlakuan sebanyak 2 kali dan ulangan analisis
sebanyak 3 kali (triplo), sehingga terdiri atas 18x percobaan setiap satu pengujian.
Dalam pengambilan kesimpulan, percobaan ini akan mengacu pada perhitungan
tabel sidik ragam yang dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.1 Desain Eksperimen
Konsentrasi Ulangan Analisis
Pepaya Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
(20 %)
(30 %)
(40 %)
Tahapan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu
pembuatan selai buah ciplukan, tahap kedua adalah analisis karakteristik
organoleptik menggunakan uji hedonik serta mutu hedonik dan analisis
karakteristik fisikokimia selai buah ciplukan.
1. Pembuatan Selai Buah Ciplukan (Pandiagan dkk, 2017)
Buah Ciplukan
Pengupasan dan
Pencucian
Pepaya
Puree Buah
Ciplukan Penghancuran dengan
Air
Blender selama 3 menit
40%