Você está na página 1de 11

ANEMIA

1. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah yang
mengandung hemoglobin untuk menyebarkan oksigen ke seluruh organ tubuh. Dengan
kondisi tersebut, penderita biasanya akan merasa letih dan lelah, sehingga tidak dapat
melakukan aktivitas secara optimal.
Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi mengikat
oksigen. Jika seseorang kekurangan sel darah merah, atau hemoglobin yang normal,
maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup, akibatnya
tumbullah gejala anemia.
Ukuran hemoglobin normal
- Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram
- Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram Tingkat pada anemia
- Kadar Hb 10 gram – 8 gram disebut anemia ringan
- Kadar Hb 8 gram – 5 gram disebut anemia sedang.
- Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Anemia dapat terjadi dalam jangka waktu pendek maupun panjang, dengan
tingkat keparahan ringan sampai berat. Pengobatan kondisi ini bervariasi tergantung pada
penyebabnya. Anemia dapat diobati dengan mengonsumsi suplemen secara rutin atau
prosedur pengobatan khusus.

2. ETIOLOGI
Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena
a. Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit : gangguan sistem
imun,talasemia
b. Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik, kekurangan
nutrisi.
c. Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohya akibat perdarahan akut, perdarahan
kronis, menstruasi, ulser kronis dan trauma.
d. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
e. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan asam folat.
f. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.

g. Kelainan dara

3. TANDA DAN GEJALA


a. Gejala anemia :Bila anemia terjadi dalam waktu yang lama, konsentrasi Hb ada
dalam jumlahyang sangat rendah sebelum gejalanya muncul. Gejala- gejala
tersebut berupa :
 Asimtomatik : terutama bila anemia terjadi dalam waktu yang lama
 Letargi
 Nafas pendek atau sesak, terutama saat beraktfitas
 Kepala terasa ringan
 Palpitasi
b. Tanda-tanda dari anemia yang harus diperhatikan saat pemeriksaan yaitu :
 Pucat pada membrane mukosa, yaitu mulut,konjungtiva, kuku.
 Sirkulas hiperdinamik, seperti takikardi, pulse yang menghilang, aliran
murmursistolik
 Gagal jantung
 Pendarahan retina.
Tanda-tanda spesifik pada pasien anemia diantaranya :
 Glossitis : terjadi pada pasien anemia megaloblastik, anemia defisiensi
besi
 Stomatitisangular : terjadi pada pasien anemia defisiensi besi.
 Jaundis(kekuningan) : terjadi akibat hemolisis, anemia megaloblastik
ringan.
 Splenomegali: akibat hemolisis, dan anemia megaloblastik.
 Ulserasi di kaki : terjadi pada anemia sickle cell
 Deformitas tulang : terjadi pada talasemia
 Neuropati perifer, atrofi optik, degenerasi spinal, merupakan efek dari
defisiensivitamin B12.
 Garing biru pada gusi(Burton‟s line),ensefalopati, dan neuropati
motorik perifer sering terlihat pada pasien yang keracunan metal.

4. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel
darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat
beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau
dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping
proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan
meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan
dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun
akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya
otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan
seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak,
tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998)
KONSEP ASKEP ANEMIA
1. Pengkajian Anemia
a. Aktivitas/istirahat
- Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan
produtivitas, penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap
latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
- Tanda : takikardia/takipnea; dispnea pada bekerja atau istirahat.
Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.
Kelemahan otot dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak.
Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain
yang menunjukkan keletihan.
b. Sirkulasi
- Gejala : riwayat kehilangan darah kronis, mis; perdarahan GI kronis,
menstruasi berat (DB); angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan).
Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia
kompensasi).
- Tanda : TD ; peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan
nadi melebar; hipotensi postural. Distrimia; Abnormalis EKG, mis;
depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T;
takikardia. Bunyi jantung ; murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna):
pucat pada kulit dan menbran mukosa (konjungtiva, mulut, faring,
bibir)dan dasar kuku. (Catatan; pada pasien kulit hitam, pucat tampak
sebagai keabu abuan); kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau
kuning lemon terang (PA). Sklera: Biru atau putih seperti mutiara
(DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer
dan vasokontriksi kompensasi). Kuku; mudah patah, berbentuk seperti
sendok (koikologikia) (DB). Rambut; kering, udah putus, menipis;
tumbuh uban secara premature (AP).
c. Integritas ego
- Tanda : keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan,
mis; penolakan transfuse darah.
- Gejala : depresi.
d. Eleminasi
- Gejala : riwayat piclonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom
malabsorpsi (DB). Hematemasis, feses dengan darah segar, melena.
Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine
- Tanda ; distensi abdomen.
-
e. Makanan/cairan
Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukkan
produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada
faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan.
f. Neurosensori
- Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak
mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan
bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ;
parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
- Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental
: tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis
retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang
(aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan
posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
g. Nyeri/kenyamanan
- Gejala : nyeri abdomen: sakit kepala (DB)
h. Pernapasan
- Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas. Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
i. Seksualitas
- Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau
amenore (DB). Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten. Tanda :
serviks dan dinding vagina pucat.
2. Diagnosa
Perencanaan dilakukan sesuai dengan diagnosa yang telah ditentukan, adapun
perencanaan menurut Doengoes (2000. Hal 573) adalah sebagai berikut :
a. Diagnosa I
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel kemungkinan
dibuktikan oleh palpitasi, angina. Kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku
dan ramput rapuh. Ektremitas dingin, penurunan haluaran urine, mual/muntah dan
distensi abdomen.
b. Diagnosa II
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen (pengiriman) dan kebutuhan kemungkinan dibuktikan oleh kelemahan
dan kelelahan, mengeluh penurunan toleransi aktivitas, lebih banyak memerlukan
istirahat/tidur, palpitasi takikardia, peningkatan TD/respon pernapasan dengan
kerja ringan.
c. Diagnosa III
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan
untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient
yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah kemungkinan dibuktikan
oleh penurunan berat badan/berat badan dibawah normal untuk usia tinggi dan
bangun badan, penurunan lipatan trisep, perubahan pada gusi dan membran
mukosa mulut.
d. Diagnosa IV
Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan
sirkulasi dan neurologist
3. Intervensi
a. DX I
Tujuan : peningkatan perfusi jaringan
Kriteria hasil :
- menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.
Intervensi
- Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane
mukosa, dasar kuku.
- Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
- Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi
adventisius
- Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.
- Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel
darah merah lengkap/packed produk darah sesuai indikasi.
- Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional :
- memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan
dan membantu menetukan kebutuhan intervensi.
- meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk
kebutuhan seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.
- dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jantung karena regangan
jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.
- iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko
infark.
- termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen.
- mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons
terhadap terapi.
- memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.
b. DX II
Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
Kriteria hasil :
- melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-
hari)
- menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi,
pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal.
Intervensi
- Kaji kemampuan ADL pasien.
- Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan
kelemahan otot.
- Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.
- Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara
bising, pertahankan tirah baring bila di indikasikan
- Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila
terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas
semampunya (tanpa memaksakan diri)
Rasional :
- mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.
- menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12
mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera.
- manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk
membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
- meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh
dan menurunkan regangan jantung dan paru.
- meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan
memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga
diri dan rasa terkontrol.
c. DX III
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
- menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai
laboratorium normal.
- tidak mengalami tanda mal nutrisi.
- Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan
dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai.
Intervensi
- Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.
- Observasi dan catat masukkan makanan pasien.
- Timbang berat badan setiap hari
- Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan
diantara waktu makan
- Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain
yang berhubungan
- Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah
makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut.
Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka
- Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet
- Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan laboraturium.
- Kolaborasi ; berikan obat sesuai indikasi.

Rasional :
- mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi.
- mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi
makanan.
- mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.
- menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah
distensi gaster.
- gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.
- meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. Menurunkan
pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik
perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan
rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat.
- membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.
- meningkatakan efektivitas program pengobatan, termasuk sumber diet
nutrisi yang dibutuhkan.
- kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanyan
masukkan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi.
d. DX IV
Tujuan : dapat mempertahankan integritas kulit.
Kriteria hasil :
- mengidentifikasi factor risiko/perilaku individu untuk mencegah
cedera dermal.
Intervensi
- Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna,
hangat local, eritema, ekskoriasi. Rasional : kondisi kulit dipengaruhi
oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi. Jaringan dapat menjadi rapuh
dan cenderung untuk infeksi dan rusak.
- Reposisi secara periodic dan pijat permukaan tulang apabila pasien
tidak bergerak atau ditempat tidur.
- Anjurkan pemukaan kulit kering dan bersih. Batasi penggunaan sabun
- Bantu untuk latihan rentang gerak
- Gunakan alat pelindung, misalnya kulit domba, keranjang, kasur
tekanan udara/air. Pelindung tumit/siku dan bantal sesuai indikasi.
(kolaborasi)
Rasional :
- meningkatkan sirkulasi kesemua kulit, membatasi iskemia
jaringan/mempengaruhi hipoksia seluler.
- area lembab, terkontaminasi, memberikan media yang sangat baik
untuk pertumbuhan organisme patogenik. Sabun dapat mengeringkan
kulit secara berlebihan.
- meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis.
- menghindari kerusakan kulit dengan mencegah /menurunkan tekanan
terhadap permukaan kulit.
DAFTAR PUSTAKA

Muhlisin Ahmad.2017.Penyakit Anemia Pengertian , Penyebab dan Gejala.Online

(https://mediskus.com/penyakit/anemia-pengertian-penyebab-dan-gejala-anemia) diakses pada


8 oktober 2017

Dwi yunita.2015.Anemia.Online

(https://www.academia.edu/18750689/ Anemia) diakses pada 8 oktober 2017

Rahmah ria.2017.Anemia.Online

(https://www.academia.edu/7862007/ANEMIA?auto=download) diakses pada 9 oktober 2017

http://www.akkesaskep.com/2016/10/askep-anemia-lengkap.html

Você também pode gostar