Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PELAKSANAAN PEKERJAAN
50
Pada Sub Bab 4.3 dijelaskan mengenai pekerjaan drainase. Pekerjaan drainase
merupakan pekerjaan dengan metode pelaksanaan yang sederhana namun penting dalam
sebuah terowongan.
Pada Sub Bab 4.4 dijelaskan mengenai pekerjaan beton. Pekerjaan beton meliputi,
pekerjaan bekisting, besi tulangan, dan PVC waterstop. Pekerjaan pembesian dan beton
dibagi menjadi bagian upper dan lower. Namun yang dijelaskan pada bab ini hanya
pekerjaan beton bagian lower.
51
kerja. Lubang yang diakibatkan oleh pencabutan bonggol pohon dan akar-akaran
akan ditimbun kembali dengan material yang disetujui sesuai dengan ketentuan
untuk timbunan level terkait.
Pekerjaan pembersihan dilakukan pada muka tanah asli lahan yang akan
dibangun lereng pada Inlet dan Outlet Terowongan Pengelak, yaitu 1 meter dari
semua bagian tersebut akan dibersihkan. Lahan untuk Pembangunan Terowongan
Pengelak adalah milik Perhutani. Pihak Pekerjaan Umum (PU) harus mengganti
lahan hutan yang akan dilakukan pekerjaan kepada pihak Perhutani. Peggantian
lahan tersebut dapat berupa uang atau lahan hutan dengan ukuran yang sama.
Sebelum dilakukan pembersihan, masalah penggantian lahan harus terlebih dahulu
diselesaikan.
Secara umum tahapan pekerjaan pembersihan antara lain: survey, staking out
area yang akan dibersihkan, pelaksanaan pembersihan dan pengecekan tingkat
kebersihan. Pekerjaan pembersihan dinyatakan selesai apabila memenuhi
persyaratan teknis sesuai petunjuk direksi. Urutan Pekerjaan Pembersihan
ditunjukkan pada Gambar 4.1.
MULAI
Pengangkutan sampah ke
disposal area
52
peninjauan. Hal pertama yang dilakukan adalah menyurvei atau menyelidiki
lahan mana saja yang akan dilakukan pembersihan. Setelah menyurvei lahan
tersebut maka dilakukan stake out. Stake out adalah suatu model pengukuran
yang digunakan untuk menentukan lokasi koordinat suatu titik di lapangan.
Prinsipnya terbalik dengan konsep pengambilan data lapangan. Pengambilan
data lapangan adalah mencari koordinat titik dari lapangan, sedangkan stake
out adalah mengembalikan koordinat ke lapangan dari gambar desain. Pada
gambar desain yang dilakukan pembersihan yaitu pada bagian muka tanah asli.
Survey dan stake out dilakukan dengan menggunakan Total Station.
53
Pembersihan menggunakan Bulldozer dilakukan dengan cara mendorong
blade Bulldozer pada tanaman yang ingin dibersihkan hingga tanaman tersebut
terangkat dari tanah. Sedangkan pembersihan menggunakan Backhoe dengan
cara mendorong atau menarik bucket Backhoe pada tanaman yang ingin
dibersihkan hingga tanaman tersebut terangkat dari tanah.
54
Gambar 4.4. Ilustrasi Pekerjaan Pembersihan Tanaman
55
Pekerjaan pengupasan dinyatakan selesai apabila memenuhi persyaratan teknis
sesuai petunjuk direksi. Urutan Pekerjaan Pengupasan ditunjukkan pada Gambar
4.5.
MULAI
Ya
SELESAI
.
Gambar 4.5. Diagram Alir Pekerjaan Pengupasan
1. Survey dan staking out untuk pekerjaan pengupasan menggunakan cara yang
sama dengan pekerjaan pembersihan. Survey adalah suatu aktivitas yang
dilakukan untuk mendapatkan suatu kepastian informasi, bisa dikatakan
sebagai suatu penyelidikan atau peninjauan. Hal pertama yang dilakukan
adalah menyurvei atau menyelidiki lahan mana saja yang akan dilakukan
pengupasan, yaitu lahan yang telah dilakukan pembersihan. Setelah menyurvei
lahan tersebut maka dilakukan stake out. Stake out adalah suatu model
pengukuran yang digunakan untuk menentukan lokasi koordinat suatu titik di
lapangan. Survey dan stake out dilakukan dengan menggunakan Total Station.
2. Pengupasan menggunakan Bulldozer merupakan pengupasan dengan cara
konvensional. Penggunaan alat berat berupa Bulldozer digunakan untuk
memudahkan pengupasan. Lokasi yang akan dilakukan pengupasan dengan
Bulldozer adalah seluruh lokasi pengupasan. Pengupasan dilakukan setelah
lahan dibersihkan dari tanaman-tanaman. Pekerjaan persiapan dikerjaan oleh
kontraktor dengan 1 orang tenaga kerja sebagai operator.
56
Gambar 4.6. Pekerjaan Pengupasan
Backhoe
Dump Truck Bulldozer
Tanah lapisan
atas , t= 15cm
57
ripper dan penggali hidrolis seperti yang ditetapkan direksi. Material tersebut dapat
berupa tanah, lempung, lumpur, batuan pasir, kerikil, dan batuan lepas. Galian
tanah biasa dikerjakan untuk mendapatkan elevasi yang disyaratkan oleh direksi.
Pekerjaan galian tanah biasa pada Terowongan Pengelak Waduk Bendo
dilakukan untuk membentuk lereng pada bagian inlet dan outlet. Sebelum
melaksanakan galian batu keras sepanjang terowongan, maka elevasi portal harus
disesuaikan dengan gambar desain. Alat mekanis yang digunakan adalah Backhoe
dengan kapasitas bucket 0,97 m3 dan Dump Truck. Secara umum tahapan pekerjaan
galian antara lain: survey, staking out, penggalian dan pengukuran kembali hasil
galian. Pekerjaan galian dinyatakan selesai apabila memenuhi kriteria garis batas
area pekerjaan, elevasi dan potongan melintang sesuai dengan gambar desain. Hasil
galian tanah biasa digunakan untuk timbunan jalan inspeksi dari inlet ke outlet.
Urutan Pekerjaan Galian Tanah Biasa pada ditunjukkan pada Gambar 4.8.
MULAI
Pengukuran ulang
Tidak
Ya
SELESAI
1. Survey dan staking out yang dilakukan pada dasarnya sama untuk setiap
pekerjaan. Survey adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan
suatu kepastian informasi, bisa dikatakan sebagai suatu penyelidikan atau
peninjauan. Hal pertama yang dilakukan adalah menyurvei atau menyelidiki
lahan mana saja yang akan dilakukan galian, yaitu lahan yang telah dilakukan
pengupasan. Setelah menyurvei lahan tersebut maka dilakukan stake out. Stake
58
out adalah suatu model pengukuran yang digunakan untuk menentukan lokasi
koordinat suatu titik di lapangan. Survey dan Stake out dilakukan dengan
menggunakan Total Station.
Gambar 4.9. Layout Galian Tanah Biasa pada Outlet Terowongan Pengelak
Pada galian tanah biasa outlet dibagi menjadi 7 STA dengan 9 titik koordinat.
Surveyor harus dapat mengetahui STA yang dimaksud dan dapat menentukan
9 titik koordinat tersebut. STA dan koordinat yang telah disurvei selanjutnya
menjadi patokan pelaksana dalam mengerjakan galian tanah biasa di outlet.
Persiapan pekerjaan galian tanah biasa pada outlet berjalan dengan lancar
karena lokasi sekitar outlet tidak terdapat pemukiman warga, sehingga yang
dibutuhkan untuk persiapan pekerjaan hanya penggantian lahan hutan kepada
Dinas Perhutani.
59
Tabel 4.1. Tabel Koordinat Galian Tanah Biasa Outlet
No X Y
1 563946,4191 9122985,5948
2 563936,3523 9122944,2489
3 563918,1092 9122953,0214
4 563902,4517 9122946,8634
4a 563906,011 9122946,556
5 563881,6199 9122942,6906
6 563896,9414 9122985,4512
7 563918,3637 9122984,1900
8 563929,9050 9122985,0416
Pada galian tanah biasa bagian inlet dibagi menjadi 19 STA dengan 21 titik
koordinat. STA dan koordinat yang harus disurvei pada bagian inlet lebih
banyak dari pada bagian outlet karena jarak inlet dengan sungai lebih jauh dari
jarak outlet dengan sungai. Pekerjaan galian tanah biasa pada inlet dimulai
lebih lama dibandingkan di outlet karena terdapat masalah relokasi penduduk
yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
Gambar 4.10. Layout Galian Tanah Biasa pada Inlet Terowongan Pengelak
60
2. Penggalian tanah biasa adalah penggalian tanah yang dapat dikerjakan dengan
menggunakan alat berat berupa Backhoe. Penggalian berfungsi untuk
membentuk tanah dengan kemiringan dan elevasi yang diinginkan. Penggalian
dilakukan pada lokasi inlet dan outlet terowongan pengelak setelah lokasi
disurvei dan stake out. Cara kerja Backhoe pada saat penggalian adalah sebagai
berikut:
a. Boom dan bucket bergerak maju
b. Bucket digerakkan menuju alat
c. Bucket melakukan penetrasi ke dalam tanah
d. Bucket yang telah penuh diangkat
e. Struktur atas berputar
f. Bucket diayun sampai material di dalamnya keluar
Bagian-bagian Backhoe telah dijelaskan pada Sub Sub Bab 3.3.2 Backhoe.
Mobilisasi Backhoe ke lokasi pekerjaan galian tanah bagian outlet cukup sulit
karena jalan akses menuju lokasi outlet belum ada. Terdapat dua jalur menuju
lokasi outlet, yaitu berupa jalan setapak melewati hutan dan jalan sungai
dengan panjang kurang lebih 800 m. Jalan setapak digunkan sebagai jalan
evakuasi dan jalan pekerja yang menggunakan kendaraan roda dua. Sementara
jalan sungai digunakan untuk kendaraan beroda 4 dan alat berat. Backhoe yang
akan digunakan untuk pekerjaan galian tanah biasa outlet harus melewati jalan
sungai yang cukup panjang. Hal tersebut tidak dianjurkan dalam buku manual
Backhoe karena dapat membuat keausan pada bagian bawah. Jarak maksimum
yang diizinkan untuk Backhoe melakukan perjalanan sendiri adalah 200 meter
atau perjalanan dengan waktu 45 menit dan harus diikuti dengan istirahat
selama 15 menit. Penggalian menggunakan 2 buah Backhoe.
Penggalian tanah biasa dilakukan sesuai dengan batas elevasi yang diinginkan.
Batas elevasi tersebut telah tertera pada gambar desain. Pelaksana dibantu
dengan surveyor mengarahkan operator Backhoe apabila galian sudah sampai
elevasi yang diinginkan. Elevasi dan koordinat yang diinginkan ditandai
dengan bendera merah atau dengan pilok berwarna merah, sehingga mudah
untuk dilihat. Penggalian dimulai dari STA 1 dengan elevasi yang paling tinggi
kemudian sampai ke STA 6.
61
Gambar 4.11. Gambar Desain Galian Tanah Biasa pada Outlet STA 4
62
Pada Gambar 4.10 Gambar Desain Galian Tanah Biasa pada Outlet STA 4
dapat diketahui bahwa pada lereng bagian atas digali sampai elevasi 156,82 m
dengan kemiringan sisi tengah 1:1 dan sisi samping 1:0,5. Kemudian pada
lereng bagian kedua digali sampai elevasi 151,35 m dengan kemiringan sisi
depan 1:1 dan kemiringan sisi miring 1:0,5 menerus sampai elevasi 147,82 m.
Elevasi dan kemiringan tersebut yang menjadi batas dalam penggalian tanah
biasa STA 4.
Pekerjaan galian tanah biasa bagian inlet menggunakan Backhoe dari bagian
outlet karena saat galian tanah biasa inlet dimulai, bagian outlet sedang
melaksanakan pekerjaan peledakan. Pihak kontraktor hanya memindahkan
Backhoe di bagian outlet ke bagian inlet tanpa menambah Backhoe untuk
pekerjaan galian tanah biasa di inlet agar menghemat biaya.
Pada saat penggalian tanah selain batas elevasi yang harus diperhatikan adalah
kemiringan lereng. Kemiringan lereng bagian outlet berbeda dengan bagian
inlet. Penentuan kemiringan lereng dipengaruhi oleh nilai kohesi tanah, jenis
tanah, dan tinggi lereng. Kemiringan lereng ditentukan sedemikian rupa agar
stabil terhadap longsoran. Kemiringan lereng bagian inlet sisi depan dan sisi
miring adalah 1:0,7, dapat dilihat di Gambar 4.13.
63
Gambar 4.13. Gambar Desain Galian Tanah Biasa pada Inlet STA 168,7
64
3. Pengangkutan hasil galian tanah ke jalan inspeksi adalah pemanfaatan hasil
galian tanah untuk membuat jalan inspeksi. Jalan inspeksi adalah jalan yang
digunakan pengelola untuk melakukan inspeksi pada bendungan. Jalan
inspeksi menghubungkan bangunan fasilitas dengan outlet melewati puncak
cofferdam. Jalan inspeksi memiliki panjang 719,57 m, namun yang ditimbun
dengan hasil galian tanah biasa inlet dan outlet dari STA 0+300 sampai STA
0+719,57. Pengangkutan hasil galian dilakukan saat bucket Backhoe penuh
berisi hasil galian. Kemudian hasil galian tersebut dituang ke Dump Truck.
Pengangkutan menggunakan empat buah Dump Truck secara bergantian. Hasil
galian tanah yang sudah ditimbun di jalan isnpeksi tidak segera diratakan agar
mempercepat pengangkutan hasil galian tanah.
65
memiliki volume berbeda dengan perencanaan. Kelebihan atau kekurangan
volume yang terjadi diperbaharui pada Amandemen.
Gambar 4.15. Pengukuran Ulang setelah Pekerjaan Galian Tanah Biasa di Inlet
66
a. Uniaxial Compressive Strength (UCS)
b. Rock Quality Designation (RQD)
c. Jarak antar (spasi) kekar (Spacing of Discontinuities)
d. Kondisi kekar (Condition of discontinuities)
e. Kondisi air tanah (Groundwater conditions)
Setelah nilai bobot masing-masing parameter-parameter di atas diperoleh,
maka jumlah keseluruhan bobot tersebut menjadi nilai total RMR. Nilai RMR ini
dapat dipergunakan untuk mengetahui kelas dari massa batuan, memperkirakan
kohesi dan sudut geser dalam untuk tiap kelas massa batuan.
67
4m
3m
Pekerjaan Persiapan
Selesa
69
muka terowongan tidak runtuh pada saat penggalian terowongan
dimulai dan sebagai pengarah untuk memulai masuk ke dalam
terowongan. Ada beberapa cara pembuatan portal, yaitu cara
pembebanan, cara pemayungan, cara rock bolting, dan cara lain
sesuai kondisi geologi. Pembuatan portal Terowongan Pengelak
Waduk Bendo Ponorogo menggunakan cara pembebanan. Cara
pembebanan sudah umum digunakan terutama pada kondisi geologi
yang cukup baik. Cara ini dilaksanakan dengan memasang penyangga
baja (steel support) sesuai dengan lebar yang ditentukan, diperkuat
dengan batang baut penahan (tie rod), dan diberi pelindung berupa
lembaran plat penahan (steel leaging). Kemudian yang paling utama
dilanjutkan dengan pembembanan yang terdiri dari karung berisi
pasir atau tanah (sand bag). Sand bag berfungsi untuk menjaga agar
posisi support tetap kokoh pada saat peledakan. Jumlah sand bag,
lebar dan tinggi steel support yang dibutuhkan disesuaikan dengan
kondisi geologi sekitar yang mengacu pada gambar desain.
70
Kebutuhan wire mesh ditunjukkan pada gambar desain tampak
samping portal.
71
Gambar 4.20. Portal Outlet
72
Gambar 4.22. Suplai Listrik
73
udara segar di dalam terowongan akan dijelaskan pada Sub-Sub-Sub
Bab 4.2.4.5 Ventilating, Scalling, dan Mapping.
74
Setelah dilakukan pengukuran maka dilanjutkan dengan dengan
marking. Marking dilakukan dengan cara menarik garis dari titk-titik yang
sudah dilakukan stake out menggunakan pilok berwarna putih agar terlihat
di tempat gelap.
75
40 cm
40 cm
76
Pada pola pemboran Terowongan Pengelak Waduk Bendo Ponorogo
terdapat 2 jenis pola, yaitu tipe tapal kuda dan persegi, untuk tipe transisi
disamakan dengan tipe persegi. Perbedaan antara masing-masing pola
yaitu pada lubang ledak atap. Lubang ledak atap pada pola pemboran tipe
tapal kuda membentuk lengkungan, sedangkan tipe persegi yaitu berupa
garis lurus.
77
pemboran meliputi diameter lubang ledak, kedalaman lubang ledak, dan
arah pemboran.
Pemilihan diameter lubang ledak dipengaruhi oleh besarnya laju
produksi yang direncanakan. Pemilihan diameter lubang ledak secara
tepat merupakan hal yang penting untuk memperoleh hasil fragmentasi
secara maksimal dengan biaya rendah.
Arah pemboran merupakan arah lubang pemboran yang dibentuk
berupa derajat kemiringan lubang pemboran atau kedudukan lubang
pemboran terhadap permukaan. Arah pemboran terbagi menjadi dua jenis,
yaitu pemboran tegak dan pemboran miring. Telah dijelaskan pada Sub-
Sub-Sub Bab 4.2.4.2 Pengukuran dan Marking bahwa terdapat beberapa
macam lubang ledak sesuai fungsinya, salah satunya adalah celengan.
Celengan atau Cut diperlukan pada terowongan agar proses pelepasan
energi berlangsung sempurna dan lebih ringan. Secara umum terdapat
empat tipe cut yang kemudian dikembangkan lagi sesuai dengan kondisi
batuan setempat, yait center cut, wedge atau ‘V’ cut, fan cut, dan burn cut.
Tipe cut yang digunakan pada Terowongan Pengelak Waduk Bendo
Ponorogo adalah wedge cut atau V-cut. V-cut adalah pola yang diatur
sedemikian rupa sehingga tiap dua lubang membentuk ‘V’. Sebuah cut
dapat terdiri dari dua atau tiga pasang ‘V’ pada setiap horizontal. Pola
pemboran ini menghasilkan metode pemboran yang lebih mudah dan
sering dipakai dalam peledakan terowongan. Jumlah lubang yang diukur
ditentukan berdasarkan kondisi batuan, semakin baik batuan yang ada
maka semakin banyak dan rapat lubangnya.
78
Kedalaman lubang tembak ditentukan berdasarkan professional
judgment dari pertimbangan master blaster dan geologis. Semakin jelek
kondisi batuan yang artinya keadaan batuan lunak dan memiliki rating
rendah maka kedalaman dan jumlah lubang akan semakin sedikit.
79
4.2.4.4. Charging Bahan Peledak dan Blasting
Charging adalah pekerjaan pengisian bahan peledak (dynamite) ke
dalam lubang hasil pemboran. Pekerjaan charging dilakukan setelah
pekerjaan pemboran selesai yang diawasi oleh juru ledak (master blaster).
sebelum pelaksanaan pengisian seluruh peralatan untuk menjaga
keamanan dikeluarkan dari ujung lokasi peledakan, karena bahan yang
digunakan cukup berbahaya.
Pekerjaan charging dilakukan dengan menggunakan bantuan
Backhoe untuk mobilisasi pekerja. Pengisian dilakukan manual oleh
pekerja. Komponen bahan peledak dapat dilihat pada Sub-Sub-Bab 3.2.1.
Bahan Peledak. Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini tergantung
dari berapa lubang yang diisi dan kecepatan juru ledak dalam melakukan
pengisian. Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan charging
bahan peledak adalah ± 1 jam.
80
yang harus dievakuasi menjauh dari lokasi demi keselematan. Setelah
keadaan aman kemudian dilakukan perhitungan mundur untuk peledakan.
Blasting atau peledakan adalah pekerjaan melepas dan memecah
batuan dengan menggunakan bahan peledak. Peledakan dilakukan untuk
mendapatkan bentuk penampang terowong yang diinginkan dengan
ukuran material yang mudah diangkut dan dibuang dengan peralatan yang
tersedia. Faktor-faktor yang mempengaruhi peledakan adalah jenis
batuan, density, kekuatan batuan, struktur batuan, jenis bahan peledak, dan
teknik peledakan. Teknik peledakan meliputi pola pemboran, pengisian
bahan peledak, dan metode peledakan.
Metode peledakan ada dua cara, yaitu peledakan cara non-listrik dan
peledakan cara listrik. Peledakan cara non-listrik terdiri dari sumbu api,
sumbu ledak, dan nonel. Peledakan cara listrik menggunakan detenator
listrik. Metode peledakan yang digunakan pada Pembangunan
Terowongan Pengelak Waduk Bendo adalah kombinasi peledakan nonel
dan detenator listrik. Peledakan nonel pada bagian lubang ledak atap dan
dinding serta lubang ledak pendorong, sementara peledakan detenator
listrik pada bagian lubang V-cut. Pengkombinasian metode peledakan
agar menghasilkan dimensi yang sesuai dengan gambar desain dengan
biaya rendah.
Secara umum pola peledakan menunjukkan urutan ledakan dari
sejumlah lubang ledak. Adanya urutan peledakan berarti terdapat jeda
waktu ledakan yang disebut dengan waktu tunda (delay time). Beberapa
keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan waktu tunda pada sistem
peledakan yaitu:
1. Mengurangi getaran
2. Mengurangi overbreak dan batu terbang (fly rock)
3. Mengurangi gegeran akibat airblast dan suara (noise)
4. Dapat mengarahkan lemparan fragmentasi batuan
5. Dapat memperbaiki ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan
81
kesempatan waktu untuk meledak dan melempar hancuran bantuan
melalui sekeliling cut yang kosong. Khususnya untuk lubang ledak kontur
dinding dan atap, perbedaan waktu ledak antar lubang dibuat sekecil
mungkin untuk memberikan efek yang baik pada smooth blasting.
82
Ventilating atau ventilasi memiliki beberapa fungsi yaitu:
1. Menyediakan dan mengalirkan udara segar ke dalam tambang untuk
keperluan menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan
pekerja dalam tambang.
2. Mengeluarkan gas-gas beracun dan debu hasil peledakan.
3. Mengatur panas dan kelembaban udara tambang bawah tanah
sehingga dapat diperoleh suasana yang nyaman.
Blower
Vinyl Sheet
Face
83
Jumlah blower yang diperlukan ditentukan berdasarkan kebutuhan
udara pada terowongan. Pada Pekerjaan Terowongan Waduk Bendo
kebutuhan udara tidak hanya untuk mengeluarkan debu akibat pekerjaan
blasting, namun juga untuk pekerjaan mucking, pekerjaan shotcrete, serta
kebutuhan untuk pekerja. Terdapat beberapa kombinasi kebutuhan udara
karena tidak semua pekerjaan terjadi dalam satu waktu. Kombinasi
kebutuhan udara total yang paling besar adalah pekerjaan blasting dan
mucking yaitu 582,84 m3/min. Dalam menentukkan kebutuhan blower
tidak menggunakan kebutuhan udara total namun menggunakan
persamaan lain sehingga menghasilkan kebutuhan blower 130,6 m3/min.
Kapasitas udara yang dihasilkan oleh blower yang digunakan adalah 764,1
m3/min. Sehingga hanya dibutuhkan satu buah blower dengan diameter
vinyl sheet 80 cm.
84
Gambar 4.37. Pekerjaan Scalling
85
menggunakan alat berat yaitu Backhoe, Wheel Loader, dan Dump Truck,
namun penggunaan alat berat disesuaikan dengan kondisi lapangan dan
efisiensi penggunaan alat berat.
7,1 m
86
1. Backhoe membersihkan gundukan hasil peledakan (mucking) hingga
mencapai ketinggian yang dapat dijangkau excavator (± 50 cm
setinggi ban backhoe).
87
Tempat hasil galian tanah batu keras sama seperti tempat hasil galian
tanah biasa yang telah dijelaskan pada Sub-Sub Bab 4.2.3. Pekerjaan
Galian Tanah Biasa di Lereng. Hasil pekerjaan galian tanah batu keras
yang dilakukan melalui inlet ditempatkan di jalan inspeksi, sementara
hasil pekerjaan melalui outlet ditempatkan di stockpile.
88
sementara yang akan digunakan. Sistem penyangga sementara dapat berupa steel
support atau shotcrete dan rock bolt. Apabila batuan sudah cukup baik maka
dilakukan shotcrete dan rock bolt terlebih dahulu kemudian dilanjutkan pekerjaan
galian. Hal tersebut dapat mempersingkat waktu pekerjaan. Namun apabila
terdapat banyak runtuhan setelah dilakukan peledakan maka dipasang steel support
terlebih dahulu untuk menahan runtuhan tersebut, sehingga pekerja aman
melakukan pekerjaan selanjutnya.
89
Shotcrete berfungsi untuk melindungi permukaan lereng dari retakan dan erosi
permukaan terutama di musim penghujan yang akan menimbulkan kelongsoran.
Hal tersebut dapat diaplikasikan untuk perbaikan struktur, stabilitas lereng, dan
tunneling. Pada pekerjaan terowongan pengelak diaplikasikan sebagai sistem
penyangga sementara di sepanjang terowong dan stabilitas lereng di inlet dan
outlet. Pekerjaan shotcrete di dalam terowongan dilaksanakan setelah peledakan
selesai dan di inlet ataupun oulet dilaksanakan setelah galian tanah biasa.
Secara umum tahapan pekerjaan shotcrete di Terowongan antara lain:
pemasangan welded wire mesh, pencampuran material, penyemprotan shotcrete.
Urutan tahapan pekerjaan shotcrete di dalam terowongan dijelaskan pada Gambar
4.43.
Mulai
Pekerjaan Persiapan
Pencampuran Material
Penyemprotan Shotcrete
Selesai
90
dikencangkan dengan penjepit yang disetujui pada interval tidak kurang dari
0,5 meter pada masing-masing arah. Pengencangan menggunakan baja
tulangan diameter 13 mm yang diangker dengan kedalaman minimum 30 cm
dengan interval tidak kurang dari 2 meter untuk setiap arahnya. Pengencang
ini yang kemudian disebut dengan anchor bolt. Namun pada pelaksanaannya
pemasangan anchor bolt yang digunakan adalah diameter 10 mm. Sebelum
dilakukan pemasangan anchor bolt, dilakukan pemboran tempat anchor bolt
sejumlah 8 titik pada setiap meter dengan kedalaman 1 meter. Pelaksanaaan
pengeboran dilakukan dengan cara bor miring yaitu tegak lurus pada bidang
permukaan. Setelah tahap pemboran kemudian dilakukan grouting dengan
menggunakan semen. Grouting berfungsi agar anchor bolt terpasang dengan
kuat. Perbandingan semen dan air untuk grouting semen adalah 1 : 5
91
Gambar 4.45. Pencampuran Material untuk Pekerjaan Shotcrete
4. Penyemprotan material yang telah dicampur bersama air dilakukan mulai dari
bawah ke atas untuk mencegah terjadinya rebound (runtuhan) shotcrete yang
berlebihan. Penyemprotan shotcrete mencapai ketebalan 5 cm sebaiknya
dilakukan tegak lurus bidang permukaan agar shotcrete menempel dengan
baik. Jarak antara face tunnel dengan nozzle adalah 1 – 1,5 m untuk
menghasilkan shotcrete yang sempurna. Dalam satu segmen pekerjaan dapat
mencapai 50 m2 dengan waktu pekerjaan 120 menit. Tenaga yang dibutukan
adalah 12 orang untuk pencampuran material dan persiapan serta 2 orang untuk
penyemprotan.
Secara umum tahapan pekerjaan shotcrete di lereng inlet dan outlet antara lain:
pemasangan welded wire mesh, pemasangan weep hole, pencampuran material,
penyemprotan shotcrete. Urutan tahapan pekerjaan shotcrete di lereng inlet dan
outlet dijelaskan pada Gambar 4.47.
92
Mulai
Pekerjaan Persiapan
Pencampuran material
Penyemprotan Shotcrete
Selesai
Gambar 4.47. Diagram Alir Pekerjaan Shotcrete di Lereng Inlet dan Outlet
93
2. Pemasangan wire mesh adalah pemasangan jaringan kawat yang berfungsi
sebagai stabilitas lereng. Wire mesh yang digunakan telah dijelaskan pada Sub
Sub Sub Bab 3.2.2.4 Wire Mesh. Wire Mesh atau jaringan kawat baja dipasang
menyelimuti permukaan terowongan dan harus dikencangkan dengan penjepit
yang disetujui pada interval tidak kurang dari 0,5 meter pada masing-masing
arah. Pengencangan menggunakan baja tulangan diameter 13 mm yang
diangker dengan kedalaman minimum 30 cm dengan interval tidak kurang dari
2 meter untuk setiap arahnya. Pengencang ini yang kemudian disebut dengan
anchor bolt.
94
Gambar 4.50. Wire Mesh Terpasang di Outlet
3. Weep hole berfungsi untuk mengalirkan air keluar dari tanah. Pemasangan
weep hole diawali dengan pemboran jarak 1,5 meter. Di luar pipa weep hole
diberikan bahan geotekstil yang berfungsi untuk menyaring sedimentasi.
Pemasangan weep hole dibagi per blok, yaitu per 25 m2. Dalam setiap blok
terdapat 5 pcs weep hole. Sehingga untuk lereng inlet dengan luas 3429,050
m2 membutuhkan 695 pcs dan untuk bagian oulet dengan luas 1322,624 m2
membutuhkan 265 pcs weep hole.
95
Gambar 4.52. Pencampuran Material Shotcrete
96
Setelah pekerjaan shotcrete selesai kemudian dilakukan perawatan
(curing) pada shotcrete. Perawatan dapat dilakukan dengan air atau membran.
Pada pekerjaaan shotcrete di lereng Terowongan Pengelak Waduk Bendo
perawatan menggunakan air sehingga permukaan shotcrete dalam kondisi
basah. Hal tersebut dilakukan agar permukaan tidak terkikis oleh aliran air.
97
biasanya dapat dibagi menjadi Pendekatan Teoritis, Pemodelan Fisik, dan
Pemodelan Numeric.
Rock bolt diproduksi dengan berbagai macam tipe dan panjang, namun dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1. End Anchored Bolts
2. Fully Grouted Bolts
3. Combination Bolts
4. Swelling Bolts
5. Self Drilling Bolts
Mulai
Grouting semen
Selesai
1. Pemboran lubang rock bolt adalah pembuatan lubang rock bolt dengan cara
dibor menggunakan mesin bor. Pemboran dilakukan menggunakan alat dan
cara yang sama dengan pemboran drilling pattern. Kedalaman, spasi dan
diameter pemboran disesuaikan dengan gambar desain.
98
Gambar 4.56. Gambar Desain Pemasangan Rock Bolt
99
4.2.7. Pekerjaan Steel Support di Terowongan
Steel support adalah besi penyangga terowongan yang terbuat dari baja profil
H atau bisa juga dari profil I. Namun lebih banyak digunakan profil H karena lebih
kokoh, terutama terhadap dorongan/tekanan dari samping dan dorongan akibat
lemparan material hasil peledakan. Steel support berfungsi untuk menopang batuan
yang ada pada sisi atas dan dinding terowongan. Pemasangan steel support tidak
terlalu direkomendasikan pada kelas bantuan di Terowongan Pengelak Waduk
Bendo karena sudah termasuk batuan bagus dengan nilai RMR 71. Walaupun
terdapat acuan yang kuat, hal tersebut tetap dilakukan karena sesuai dengan gambar
direksi yang ada serta menjaga keselamatan pekerja. Namun pemasangan steel
support tidak menjadi skala prioritas dalam pekerjaan terowongan. Pelaksana
mengutamakan pekerjaan penggalian untuk mengejar ketertinggalan waktu
pekerjaan terowongan.
100
Tipe Transisi Tipe I dan II
Tipe III
Gambar 4.58. Desain Steel Support Pekerjaan Terowongan Pengelak Waduk Bendo
Secara umum tahapan Pekerjaan Steel Support terdiri dari fabrikasi baja profil,
pemasangan bagian kaki, pemasangan bagian atap, dan pemasangan steel
connector. Urutan Pekerjaan Steel Support dijelaskan pada Gambar 4.59.
Mulai
Selesai
101
1. Fabrikasi baja profil adalah pekerjaan pembuatan baja profil sesuai dengan
gambar desain di luar tempat pekerjaan terowongan. Semua baja profil yang
difabrikasi menjadi bentuk steel suport yang diinginkan tidak boleh
menimbulkan distorsi-distorsi atau kerusakan-kerusakan lainnya dengan
memperhatikan persyaratan sambungan-sambungan. Pemotongan baja profil
dengan cara menandai profil sesuai dengan ukuran yang diinginkan, kemudian
dipotong menggunakan oxy flame cutting. Oxy flame cutting adalah alat
pemotong di mana pemotongan terjadi karena adanya reaksi antara oksigen
dan baja. Pemotongan elemen-elemen harus dilakukan dengan rapih dengan
alat pemotong. Pemotongan dengan las sama sekali tidak diperbolehkan.
Selain memotong dan membentuk sesuai dengan gambar desain, fabrikasi juga
berfungsi untuk melubangi lubang-lubang yang akan digunakan sebagai
sambungan atau pengencang steel support. Pelubangan steel support harus
sesuai dengan diameter baut yang digunakan agar sambungan kuat.
102
2. Setelah fabrikasi selesai maka baja profil dibawa ke sekitar pekerjaan
terowongan. Pemasangan bagian steel support yang pertama adalah bagian
kaki atau bagian paling dasar.
Pemasangan steel support bagian kaki diperkuat dengan pondasi berupa beton
K175 dan pemasangan anchor dengan diameter 1 inchi. Sebelum dipasang,
dilakukan pembersihan terhadap area pekerjaan. Hal tersebut bertujuan agar
lumpur yang ada tidak mengurangi kekuatan konstruksi.
103
3. Pemasangan bagian atap atau bagian atas disambungkan dengan bagian kaki.
Sambungan merupakan sambungan pelat setebal 5 mm dengan skrup dan baut.
104
penahan maka kedudukan steel support agar steel support tetap kuat dan tidak
goyah.
105
. Secara umum tahapan Pekerjaan Drainase terdiri dari pelubangan dan penyelimutan
pipa PVC, penggalian tanah, peletakkan pipa PVC, dan pengurugan tanah. Urutan
Pekerjaan Drainase dijelaskan pada Gambar 4.68.
Mulai
Penggalian tanah
Pengurugan tanah
Selesai
1. Pelubangan dan penyelimutan pipa PVC diameter 100 mm adalah kegiatan awal
dalam Pekerjaan Drainase. Pelubangan dan penyelemitun pipa PVC dilakukan di luar
lapangan pekerjaan. Pelubangan dengan diameter 12 mm dengan jarak 5 m. Hal
tersebut dilakukan agar air dapat masuk ke dalam pipa PVC. Penyelimutan pipa PVC
menggunakan geotekstil agar menyaring material selain air agar tidak terjadi
sedimentasi di dalam pipa PVC.
106
2. Penggalian tanah adalah penggalian tanah terbuka untuk meletakkan pipa PVC.
Penggalian dilakukan sepanjang terowongan pada center line terowongan dengan
bantuan Backhoe. Penggalian dilakukan dengan elevasi – 50 cm dari lantai kerja.
3. Peletakkan pipa PVC pada tanah yang sudah digali dilakukan dengan manual dengan
2 orang pekerja.
4. Pengurugan tanah kembali berfungsi untuk menutup kembali pipa agar lantai kerja
tidak berbatasan langsung dengan drainase. Pengurugan tanah dibantu dengan
Backhoe sampai ketebalan 25 cm.
107
Gambar 4.72. Pengurugan Tanah Kembali
108
0,7 m 1,19 m
Pekerjaan beton terowongan dilakukan dari dua arah dengan ketentuan setiap segmen
yaitu 6 meter. Pekerjaan beton setiap segmennya telah diurutkan dan diatur agar pekerjaan
menjadi lebih cepat dan efisien. Pekerjaan beton bagian lower dilakukan selang-seling
sesuai dengan warna pada Gambar 4.75 agar segmen selanjutnya tidak harus menunggu
segmen sebelumnya selesai. Selain itu untuk segmen yang berada diantara segmen yang
telah dicor tidak diperlukan bekisting.
. Secara umum tahapan Pekerjaan Beton Bagian Lower terdiri dari pekerjaan lantai
kerja, fabrikasi dan pemasangan tulangan, pemasangan bekisting, pemasangan Waterstop
dan pengecoran bagian lower. Urutan Pekerjaan Beton Bagian Lower dijelaskan pada
Gambar 4.76.
109
Mulai
Pekerjaan pengecoran
Selesai
Mulai
Pembersihan
Survei
Selesai
110
Pekerjaan lantai kerja dilakukan setelah pekerjaan drainase tepat di atas
lapisan tanah. Pekerjaan lantai kerja dimulai dari tengah terowongan menuju ke
arah mulut terowongan. Proses pekerjaan pengecoran dilakukan secara overlap
dengan mucking material dari dalam terowongan.
111
Gambar 4.78. Penuangan Beton Ready Mix K-125
112
tulangan harus diatur sedemikian mungkin agar tidak terjadi pemborosan bahan
baku.
113
Gambar 4.81. Barlist Penulangan Terowongan Tipe I dan II
Pemotongan menggunakan bar cutter dan contoh tulangan yang telah sesuai
barlist, sehingga tidak diperlukan waktu untuk mengukur panjang yang diinginkan
untuk setiap tulangan. Setiap melakukan pemotongan tulangan, diharapkan para
pekerja tetap menggunakan APD lengkap agar aman. Namun yang terjadi masih
banyak pekerja yang hanya menggunakan sarung tangan karena yang bagian
tersebut yang berbatasan langsung dengan tulangan. Pekerja yang dibutuhkan
untuk pemotongan tulangan hanya dua orang.
114
Setelah dilakukan pemotongan tulangan dilanjutkan dengan pembengkokkan
tulangan sesuai dengan gambar direksi. Pembengkokkan tulangan menggunakan
bar bender dan dibutuhkan 4-5 pekerja untuk membantu pemegangan tulangan.
Sebelum dilakukan pemotongan, tulangan terlebih dahulu ditandai agar dapat
membentuk jari-jari tertentu dengan menggunakan spidol putih sehingga
memudahkan pekerja.
115
Pemindahan tulangan-tulangan menggunakan truk kapasitas 8 m3 dengan jarak
sekitar 5 km. Dalam satu segmen pekerjaan dibutuhkan tulangan sekitar 2,7 ton
dengan panjang total sekitar 1680 meter. Kebutuhan satu segmen tulangan tersebut
dapat diangkut dalam dua sampai tiga kali perjalanan. Setiap potong tulangan yang
telah didistribusikan ke lapangan pekerjaan segera disusun pada segmen yang telah
ditentukan.
Dalam satu segmen dibutuhkan waktu 4 jam untuk memasang tulangan secara
keseluruhan dengan total pekerja lima sampai tujuh orang pekerja. Segmen yang
116
dipasang tulangan adalah segmen yang akan dicor sehingga urutan pemasangan
tulangan sama dengan urutan pembetonan bagian lower.
117
beton harus bersih, kaku, dan cukup kedap untuk menahan kehilangan kadar air
dan mortar. Sebelum dilakukan pemasangan di lokasi pekerjaan material bekisting
terlebih dahulu difabrikasi sesuai dengan ukuran dan bagian yang direncanakan.
Bekisiting yang dibutuhkan dalam Pekerjaan Beton bagian lower Terowongan
Pengelak Waduk Bendo dijelaskan pada Sub Sub Sub Bab 3.2.5.2. Bekisting.
Sebelum pengecoran beton, semua bekisting harus kaku, kokoh, dan bersih
dari semua sisa potongan kayu-kayu kecil, debu bekas gergaji. Pembersihan
tersebut dapat menggunakan air yang disemprotkan ke permukaan bekisting
dengan tekanan sedang. bekisting ditempatkan pada titik yang telah ditentukan,
yaitu pada sisi kanan dan sisi kiri setiap segmen. Pemasangan bekisting harus
kokoh dan rapat agar adukan beton tidak keluar dari acuannya dengan bantuan
menggunakan penopang (strutrs), penguat (stays), dan pengikat (braces).
Kemudian permukaan bekisting harus diminyaki dengan minyak mineral yang
disuling agar permukaan beton yang dihasilkan rata. Pemasangan bekisting
dilakukan oleh 2-4 orang.
Bekisting tidak boleh diangkat apabila beton belum mengeras dan cukup kuat
untuk menanggung beban dengan aman, yaitu beban konstruksi yang akan
didukungnya. Pengangkatan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati agar proses
finishing pada beton dapat dilakukan dengan baik. Pengangkatan tidak boleh
menyebabkan runtuhnya atau gagalnya beton.
118
Tabel 4.4. Waktu Minimum Pelepasan Bekisting yang Direkomendasikan pada
Spesifikasi Teknis
Waktu min. untuk mengeras di atas
Posisi Bekisting
10o C
Permukaan vertikal atau hampir vertikal
36 jam
untuk mass concrete atau lapisan kanal
Permukaan vertikal atau hampir vertikal
48 jam
untuk dinding geser, balok atau kolom
Bekisting di sisi bawah balok dan pelat
(tak terbebani dan penyangga dibiarkan 7 hari
ada)
Penyangga balok dan pelat, selama
14 hari
mungkin tetepi tidak kurang dari
119
merasa nyaman dan aman. Waterstop berfungsi untuk memberhentikan air
sehingga tidak terjadi rembesan atau kebocoran pada sambungan.
Pada Pekerjaan Terowongan Pengelak Waduk Bendo Ponorogo, pemasangan
waterstop berada pada construction joint. Waterstop dipasang pada setiap segmen,
yaitu setiap 6 meter.
120
permukaan terowongan agar pemukaan licin. Pengecoran permukaan terowongan
berfungsi sebagai penyangga utama struktur terowongan terhadap beban yang
berada diatasnya. Pengecoran dilaksanakan setelah pekerjaan bekisting selesai.
Secara umum tahapan pekerjaan pengecoran terdiri dari persiapan, pemasangan
concrete pump, dan pengecoran. Urutan pekerjaan lantai kerja dijelaskan pada
Gambar 4.91.
Mulai
Persiapan
Selesai
121
concrete pump dengan lokasi pengecoran. Pada Pekerjaan Terowongan
Pengelak Waduk Bendo dapat dilakukan pengecoran sebanyak dua sampai tiga
segmen secara berselang-seling dalam satu waktu. Sehingga membutuhkan
pipa dengan panjang kurang lebih 24 meter.
Dalam pengangkatan pipa diperlukan tenaga sebanyak dua hingga tiga orang
orang karena pipa yang diangkat cukup berat. Pengangkatan dilakukan manual
karena area pekerjaan yang terbatas.
Pipa-pipa yang dipasang dari concrete pump hingga area pengecoran dengan
panjang yang diinginkan harus memiliki sambungan yang kuat. Sambungan
menggunakan klem dan baut dan pemasangan dilakukan secara manual.
122
Gambar 4.94. Sambungan Pipa Concrete Pump
123
apabila concrete pump sudah terpasang dengan kuat. Temperatur beton tidak
boleh lebih dari 31oC selam tahapan campuran sampai penyiraman.
Pengecoran beton berupa beton ready mix K-175 yang sudah dijelaskan pada
Sub Sub Sub Bab 3.2.5.4 Beton Ready Mix.
Pengecoran beton dimulai dari penuangan beton ke concrete pump. Penuangan
disesuaikan dengan kebutuhan beton di area pekerjaan. Penuangan dapat
dihentikan beberapa waktu untuk mengatur posisi pipa bagian ujung sehingga
pengecoran dapat merata. Komunikasi untuk penghentian penuangan
dilakukan secara langsung sehingga diperlukan suara yang lantang dan tingkat
fokus yang baik agar penghentian penuangan dilakukan sesuai dengan
komando.
Setelah dituang, beton akan mengalir melalui pipa concrete pump. Beton yang
mengalir tidak boleh keluar melalui sambungan-sambungan pipa dan tidak
boleh tersendat. Apabila tersendat dilakukan pemukulan pada pipa secara
manual agar beton kembali mengalir. Pada bagian ujung pipa atau segmen
yang dilakukan pengecoran, terdapat beberapa pekerja yang telah siap untuk
memadatkan beton dan mengarahkan arah jatuhnya beton.
124
Gambar 4.97. Penuangan Beton dari Concrete Pump ke Area Kerja
Gambar 4.98. Pemadatan Beton dengan Vibrator dan Pengarahan Penungan Beton
125
Ketelitian dalam proses pemadatan harus benar-benar diperhatikan agar tidak
terdapat rongga-rongga udara pada beton yang sedang dipadatkan. Selain itu
tidak boleh terjadi perubahan posisi tulangan baja maupun bekisting.
Pemadatan/ penggetaran dilakukan tidak terlalu lama agar tidak terjadi
pemisahan bahan (segregasi). Selain dipadatkan, beton juga diarahkan agar
penuangan merata. Setelah penungan pada bagian tengah sudah cukup
kemudian dilanjutkan pada posisi samping. Pengarahan penuangan beton pada
posisi samping dibutuhkan beberapa orang untuk mengangkat pipa fleksibel
concrete pump.
Proses pemadatan diikuti dengan proses perataan. Perataan permukaan beton
dilakukan manual dengan menggunakan cetok, roskam, dan papan perata.
Perataan permukaan dilakukan agar ketinggian yang dihasilkan sesuai dengan
yang diharapkan secara merata. Ketinggian yang diharapkan yaitu 1,19 meter
pada sisi kanan dan kiri serta 0,7 meter pada center line.
Setelah permukaan beton rata sesuai dengan ketinggian yang diinginkan dan
tanda pada bekisting. Pekerjaan pengecoran beton dapat dilanjutkan ke segmen
berikutnya. Tahapan pengecoran beton pada segmen selanjutnya sama dengan
segmen sebelumnya. Namun pipa concrete pump hanya perlu dilepas dari
rangkaian sampai posisi segmen yang selanjutnya akan dicor.
Pada Pekerjaan Terowongan Pengelak Waduk Bendo pengukuran ulang
dilakukan oleh surveyor saat beton berumur 1 hari. Pengukuran ulang berupa
dimensi, elevasi, serta center line beton bagian lower.
126
Gambar 4.100. Pengukuran Ulang Beton Bagian Lower
Apabila beton telah mencapai umur 2 hari bekisting dapat dilepas dan dapat
digunakan untuk segmen berikutnya.
127