Você está na página 1de 5

-XUQDO.

HV0D'D6ND-DQXDUL

UPAYA PENINGKATAN SERAT TEMPE KEDELE


MELALUI PENAMBAHAN BUAH PARE (Momordica
charantina) SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL

Cicik Sudaryantiningsih 1), Yonathan Suryo Pambudi 2)


3URGL7HNQLN/LQJNXQJDQ8QLYHUVLWDV.ULVWHQ6XUDNDUWD


PDPDQ\DDOGR#JPDLOFRP
\VS#XNVDFLG

ABSTRAK
7HPSHPHUXSDNDQPDNDQDQ\DQJND\D]DWJL]LGDQEDLNEDJLNHVHKDWDQWXEXK7HWDSLVDDWSHQJRODKDQ
WHPSH WHUMDGL SHQXUXQDQ NDGDU VHUDW SDQJDQ \DLWX GDUL VHUDW NHGHODL VHEHVDU  JUDP SHU  JU
EDKDQWXUXQPHQMDGLJUSHUJUEDKDQSDGDKDOVHUDWPDNDQDQVDQJDWSHQWLQJWHUXWDPDXQWXN
PHQFHJDKNRQVWLSDVLREHVLWDVSHQ\DNLWMDQWXQJGDQGLDEHWHV6HUDWEDQ\DNWHUGDSDWSDGDEXDKGDQ
VD\XUPLVDOQ\DSDUH 0RPRUGLFDFKDUDQWLQD 2OHKVHEDELWXSHQXOLVLQJLQPHQJHWDKXLSHQLQJNDWDQ
NDGDU VHUDW SDGD WHPSH NHGHODL \DQJ GLVXEVWLWXVL GHQJDQ EXDK SDUH 3HQHOLWLDQ EHUWXMXDQ XQWXN
PHQJHWDKXL    3RWHQVL SDUH 0RPRUGLFD FKDUDQWLQD VHEDJDL EDKDQ \DQJ PDPSX PHQLQJNDWNDQ
NDGDUVHUDWSDQJDQSDGDWHPSHNHGHODL 3HUEDQGLQJDQVHUDWSDQJDQDQWDUDWHPSHNHGHODLGHQJDQ
WHPSH SDUH   3RWHQVL WHPSH SDUH VHEDJDL SDQJDQ IXQJVLRQDO   3RWHQVL WHPSH SDUH XQWXN GDSDW
GLWHULPDGLPDV\DUDNDW3HQHOLWLDQGLODNXNDQSDGDEXODQ)HEUXDUL0DUHWGLSDEULNWDKX'(/(
(0$6.UDMDQ575:0RMRVRQJR6XUDNDUWDVHGDQJNDQXMLNDGDUVHUDWGLODNXNDQGL8QLYHUVLWDV
6HWLD%XGL6XUDNDUWD.HVLPSXODQSHQHOLWLDQDGDODK %XDK3DUH 0RPRUGLFDFKDUDQWLQD PHPLOLNL
SRWHQVLVHEDJDLEDKDQSHPEXDWWHPSHEHUVHUDWWLQJJL .DGDUVHUDWWHPSHSDUHSHUJUDGDODK
VHGDQJNDQWHPSHNHGHOHKDVLOSHQHOLWLDQ/,3,JUWHPSHWHUGDSDWVHUDWVHEHVDU
  7HPSH SDUH PHUXSDNDQ SDQJDQ IXQJVLRQDO NDUHQD PHPLOLNL NDGDU VHUDW PDNDQDQ \DQJ WLQJJL  
Tempe pare dapat diterima di masyarakat.
Kata kunciWHPSHSDUH 0RPRUGLFDFKDUDQWLQD VHUDWPDNDQDQSDQJDQIXQJVLRQDO

ABSTRACT
7HPSH IHUPHQWHG VR\EHDQ  LV D KLJK QXWULHQWV IRRG DQG JRRG IRU KHDOWK %XW ZKHQ WKH VR\EHDQ
SURFHVVLQJWKHUHDUHGHFUHDVHGOHYHOVRI¿EHUGLHWDU\WKDWLVVR\EHDQ¿EHURIJUDPVSHUJUDPV
RIPDWHULDOGHFUHDVHWRJUDPVSHUJUDPVRIPDWHULDO'LHWDU\¿EHULVHVSHFLDOO\LPSRUWDQWWR
SUHYHQWFRQVWLSDWLRQREHVLW\KHDUWGLVHDVHDQGGLDEHWHV)LEHUIRXQGLQPDQ\IUXLWVDQGYHJHWDEOHV
VXFKDVELWWHUPHORQ 0RPRUGLFDFKDUDQWLQD 7KHUHIRUHWKHDXWKRUVZDQWGHWHUPLQHGWKHLQFUHDVLQJ
RI¿EHUFRQWHQWLQVR\EHDQWHPSHVXEVWLWXWHGE\ELWWHUPHORQ7KHVWXG\REMHFWLYHVZHUHGHWHUPLQHG 
WKHSRWHQWLDORIELWWHUPHORQ 0RPRUGLFDFKDUDQWLQD DVWKHPDWHULDOWKDWFDSDEOHWRLQFUHDVHWKH¿EHU
FRQWHQW RI VR\EHDQ WHPSH   &RPSDULVRQ RI GLHWDU\ ¿EHU EHWZHHQ VR\EHDQ WHPSH DQG ELWWHU PHORQ
WHPSH 7KHSRWHQWLDORIELWWHUPHORQWHPSHDVDIXQFWLRQDOIRRG 3RWHQWLDORIELWWHUPHORQWHPSHWR
EHDFFHSWHGLQWKHVRFLHW\7KLVVWXG\ZDVFRQGXFWHGLQPLG)HEUXDU\WR0DUFKIRUWKHWRIXIDFWRU\

57
-XUQDO.HV0D'D6ND-DQXDUL

RI'(/((0$6.UDMDQ575:0RMRVRQJR6XUDNDUWD:KLOH¿EHUFRQWHQWWHVWLQJZDVGRQHDWWKH
6HWLD%XGL8QLYHUVLW\RI6XUDNDUWD7KHVWXG\FRQFOXVLRQVDUH %LWWHUPHORQ 0RPRUGLFDFKDUDQWLQD 
KDV SRWHQWLDO DV KLJK¿EHU WHPSH LQJUHGLHQW   /HYHOV RI ELWWHU PHORQ WHPSH ¿EHU SHU  JUDPV LV
ZKLOHVR\EHDQWHPSHLV7KH/,3,UHVHDUFKLV¿EHUVSHUJUDPVWHPSHLV 
%LWWHUPHORQWHPSHLVDIXQFWLRQDOIRRGEHFDXVHLWKDVKLJKOHYHOVRIGLHWDU\¿EHU %LWWHUPHORQWHPSH
ZDVDFFHSWHGLQWKHVRFLHW\
KeywordsELWWHUPHORQ 0RPRUGLFDFKDUDQWLQD WHPSHGLHWDU\¿EHUIXQFWLRQDOIRRGV

1. PENDAHULUAN Serat / ¿EHr banyak terdapat pada buah


Tempe merupakan sumber protein nabati. dan sayuran. Salah satu jenis sayuran yang
Menurut Koswara (2009) kandungan protein mengandung kadar serat tinggi adalah buah
pada tempe adalah 18,3 %. Berdasarkan pare (Momordica charantina). Dalam 100 gram
penelitian Astuti, R., dkk (2014), protein tempe buah pare mengandung Serat 1,6 gr (Subahar,
dapat berikatan dengan zat besi sehingga T. 2004). Pare juga memiliki beberapa zat aktif
mampu membentuk hemoglobin. Sedangkan yang memiliki efek DQWLKLSHUJOLNHPLN antara
hasil penelitian Utari, M. (2011), asam amino lain, charantin dan SRO\SHSWLGHS (Wicaksono,
SDGD WHPSH PDPSX PHPSHUEDLNL SUR¿O OLSLG B. 2014). Oleh karena itu, pada penelitian ini
sehingga menurunkan resiko terkena penyakit penulis ingin meneliti potensi pare (Momordica
jantung coroner. Tempe juga dipercaya mampu charantina) untuk meningkatkan kadar serat pada
menurunkan kadar gula darah penderita diabetes tempe, sehingga menjadi makanan fungsional.
melitus. Tetapi ternyata Pada penelitian terdahulu
2. PELAKSANAAN
oleh Rahardiyanti, A (2011), dengan pemberian
150 gram tempe kedelai selama 14 hari kepada Pembuatan tempe pare dilakukan pada
penderita prediabetes, menunjukkan hasil yang pertengahan Februari 2016 di pabrik tahu
tidak bermakna secara statistik (p>0,05). Tempe DELE EMAS, Krajan RT 02 RW 01, Mojosongo
belum dapat dikatakan menurunkan kadar Surakarta. Sedangkan
gula darah. Pada beberapa penelitian terakhir, Uji kadar serat dilakukan di Universitas
pengaturan kadar gula darah penderita diabetes Setia Budi Surakarta, pada awal Maret 2016.
ternyata banyak dipengaruhi asupan serat, oleh Uji organoleptik dilakukan kepada
sebab itu penderita diabetes dianjurkan untuk masyarakat di sekitar Krajan Mojosongo
mengkonsumsi banyak serat. Surakarta, dari berbagai profesi. Uji organoleptic
Pembuatan tempe dilakukan dengan dilakukan pada bulan April 2016.
memfermentasi kedele oleh jamur 5KL]RSXV sp.
3DGDVDDWIHUPHQWDVLWHUEHQWXNVHQ\DZDLVRÀDYRQ 3. METODE PENELITIAN
dan factor-2 yang berfungsi sebagai anti bakteri, Penelitian ini menggunakan metode
antioksidan, antikolesterol, antihemolitik, dan kuantitatif. Beberapa variabel yang diuji antara
antikanker (Purwoko, T. 2002). Fermentasi juga lain : perbandingan morfologi tempe kedele dan
menghilangkan rasa langu yang secara alami tempe pare, perbandingan serat antara tempe pare
terdapat pada biji kedele (Ginting, E., dkk. dengan tempe kedele, dan uji kesukaan tempe
2009). Fermentasi juga menyebabkan penurunan pare.
kadar serat pada tempe. Dalam 100 gram kedele Untuk membuat perbandingan morfologi
terdapat 3,2 gram serat, setelah menjadi tempe tempe kedele dan tempe pare, maka dilakukan
kadar serat turun hingga 1,4 gram serat (Booklet pembuatan tempe pare, yaitu dengan penambahan
Tempe, 2012). 100 gr buah pare yang telah dikeringkan ke
dalam 500 gram kedele yang akan diolah menjadi

58
-XUQDO.HV0D'D6ND-DQXDUL

tempe. Penambahan dilakukan pada saat akan B. Hasil uji Serat Tempe Pare Dibanding
memfermentasi kedele. Tempe Kedelai
Uji kadar serat dilakukan di laboratorium Hasil Uji serat tempe yang dilakukan di
Universitas Setia Budi, Surakarta. Pada uji kadar laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta,
serat ini peneliti membandingkan kandungan adalah sebagai table 2 berikut :
serat antara tempe kedelai, dengan tempe yang No Sampel Para- Metode Syarat Hasil Uji
ditambahkan buah pare. meter Mutu
Uji kesukaan dilakukan kepada masyarakat Tempe Gravi-
1 Serat - 6,27 %
kedelai metri
dari segala profesi, yang ditemui di daerah Krajan,
Tempe Gravi-
Kelurahan Mojosongo, Kota Surakarta, tepatnya 2 Serat - 8,13 %
pare metri
di sekitar pabrik tempat dilakukan penelitian.
Dari hasil terlihat kandungan serat tempe pare
4. HASIL DAN PEMBAHASAN lebih tinggi dibanding tempe kedele. Kadar serat
Deskripsi perbandingan tempe kedele tempe kedele per 100 gr adalah 6,27% sedangkan
dengan tempe pare disajikan pada tabel 1 berikut tempe pare 8,17%. Sementara itu hasil penelitian
ini : LIPI dalam booklet tempe (2010), dalam 100 gr
tempe terdapat serat sebesar 1,4%.
Tempe
Pembanding Tempe Pare
Kedele Serat sangat bagus untuk kesehatan
Warna Putih bersih Putih bercak-bercak pencernaan. Saat di dalam usus, serat tidak dapat
hijau kecoklatan dicerna dan diserap sehingga dapat mencegah
Bau Tidak berbau Berbau sedikit langu lapar lebih lama. Menurut Kusharto C.M., (2006
(bau buah pare)
:45), makanan berserat tinggi dapat menurunkan
Rasa Gurih Gurih, rasa pare
menghilang
berat badan, dengan demikian tempe pare dapat
digunakan sebagai makanan penurun berat badan.
A. Perbandingan Morfologi Tempe Pare
Hintono, A., dkk. (2013 : 3) menuliskan hasil
Dengan Tempe Kedele
penelitiannya serat mampu mencegah terjadinya
konstipasi atau sembelit. Hal ini disebabkan serat
di dalam usus mampu menyerap air sehingga
kotoran tidak keras, dan mudah di keluarkan,
disamping itu, kemampuan serat menyerap air
menyebabkan volume kotoran menjadi besar,
dan merangsang saraf pada rektum untuk segera
Gambar 1. 3HUEDQGLQJDQ7HPSH.HGHOHGDQ membuang kotoran. Tempe pare mengandung
Tempe Pare serat yang tinggi, sehingga dapat berfungsi
sebagai makanan pencegah konstipasi.
Bercak hijau kecoklatan pada tempe pare
terjadi karena meskipun difermentasi ragi Kadar serat yang tinggi pada tempe pare,
tempe, warna pare tidak berubah menjadi putih, juga menjadikan makanan ini mampu mencegah
sedangkan rasa pare pada tempe, menjadi hilang. penyakit jantung koroner, dan menurunkan
Hilangnya rasa pahit terjadi saat fermentasi. Hal kolesterol dalam darah, sesuai dengan hasil
ini seiring dengan hilangnya rasa langu kedele, penelitian Hintoro, A., dkk. (2014:4). Adanya
pada saat fermentasi. Fermentasi pada tempe berbagai khasiat pada tempe pare, menyebabkan
dapat menghilangkan bau langu dari kedelai makanan ini berfungsi sebagai pangan fungsional,
yaitu olahan bergizi yang mengandung unsur
OLSRNVLJHQDVH
yang disebabkan oleh aktivitas dari enzim
OLSRNVLJHQDVH 6XNDUGLGNN yang berperan dalam membantu fungsi tubuh.
(Jansen, S. 2010:17)
Tempe pare LQJUHGLHQW
juga memenuhi persyaratan
pangan fungsional seperti tulisan Hariyani, E.
(2015) yaitu:

59

DQWLKLSHUJOLNHPLN
SRO\SHSWLGHS
-XUQDO.HV0D'D6ND-DQXDUL

1. Merupakan produk pangan (bukan berben- SARAN


tuk kapsul, tablet atau bubuk) yang berasal a. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyara-
dari bahan (LQJUHGLHQW) alami kat tentang pemanfaatan buah pare untuk
2. Layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet meningkatkan kadar serat pada tempe.
atau menu sehari-hari b. Perlu dilakukan penyuluhan kesehatan ke-
3. Mempunyai fungsi tertentu saat dicerna, pada masyarakat pentingnya serat bagi kes-
serta memberikan peran dalam proses tubuh ehatan.
tertentu. c. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut peng-
Pare memiliki beberapa zat aktif yang gunaan buah pare sebagai bahan pembuat
memiliki efek DQWLKLSHUJOLNHPLN antara lain, aneka makanan, sehingga akan diperoleh be-
charantin dan SRO\SHSWLGHS (Wicaksono, B. ragam pangan fungsional.
2014). Zat DQWLKLSHUJOLNHPLN dapat menurunkan
kandungan dula darah, oleh karena itu tempe pare 6. REFERENSI
merupakan makanan yang baik untuk penderita Aminah, N. dan Supraptini. 2010. 0LQ\DN.HODSD
diabetes. %HUSRWHQVL 6HEDJDL 3HQJDZHW %XDK GDQ
Sayur. Buletin Kesehatan Vol 38 No.2.2010.
C. Uji Kesukaan Tempe Pare Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi
Uji kesukaan dilakukan kepada 20 responden dan Status Kesehatan. Jakarta.
di daerah Krajan, Kelurajan Mojosongo, Kota Astuti, R. 2014. Komposisi Zat Gizi Tempe yang
Surakarta, dari segala lapisan masyarakat dan 'LIRUWL¿NDVL =DW %HVL GDQ 9LWDPLQ $ SDGD
pekerjaan yang berbeda-beda. Mereka diminta Tempe Mentah dan Matang-XUQDO$JULWHFK
merasakan sepotong tempe pare yang digoreng. 9RO 1R  Program studi Kesehatan
Adapun hasil uji RUJDQROHSWLF disajikan pada Masyarakat. Universitas Muhammadiyah
tabel 3 berikut ini : Semarang.
Tingkat Rasa Booklet Tempe (2012). Persembahan untuk
kesukaan jumlah % Indonesia. Badan Standardisasi Indonesia,
suka 15 75 Jakarta.
tidak suka 5 25 Ginting, E., dkk. 2009. Varietas Unggul Kedele
untuk Bahan Baku Industri Pangan. -XUQDO
Dari tabel 3 di atas terlihat 75% responden
/LW%DQJ 3HUWDQLDQ Balai Penelitian
menyukai rasa tempe pare. Sedangkan 25% tidak
Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-
menyukainya, namun demikian uji RUJDQROHSWLF
umbian, Malang.
ini telah membuktikan bahwa tempe pare dapat
diterima oleh masyarakat. Hariyani,E. 2015. 3DQJDQ963DQJDQ)XQJVLRQDO.
Artikel Ilmiah. Balai Besar Penyuluhan
5. KESIMPULAN Pertanian (BBPPT). Lembang
a. Buah pare (Momordica charantina) berpo- Harjana, D. 2013. 20 Makanan Sumber Serat
tensi sebagai bahan yang mampu mening- dan Jenis-Jenis Serat. Artikel Kesehatan.
katkan kadar serat pada tempe kedelai. Manfaatnyasehat.blogspot.com. Diakses
b. Kadar serat tempe pare per 100 gr adalah pada 17 Februari 2015.
8,17% sedangkan tempe kedele 6,27%. Se- Hintono, A. ,dkk. 2012. )RUWL¿NDVL6HUDW3DQJDQ
dangkan hasil penelitian LIPI dalam 100 gr 'LHWDU\ )LEHU  3DGD 2ODKDQ 'DJLQJ
tempe terdapat serat sebesar 1,4%. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan,
c. Tempe pare (Momordica charantina) berpo- Universitas Diponegoro, Semarang.
tensi sebagai pangan fungsional. Jacoby, D. dkk. 2009. .HVHKDWDQ 3RSXOHU 
d. Tempe pare dapat diterima di masyarakat. 6DOXUDQ 3HQFHUQDDQ. P.T. Bhuana Ilmu
Populer. Jakarta.

60
-XUQDO.HV0D'D6ND-DQXDUL

Khomsan, A. 2015. 6HUDW*L]L\DQJ7HUOXSDNDQ .HGHODL GHQJDQ 5KL]RSXV ROLJRVSRUXV GDQ


Naskah Penelitian. Fakultas Gizi Masyarakat 5KL]RSXV RU\]DH VHEDJDL .RDJXODQ. Tesis.
dan Sumber Daya Keluarga. Institut Biosains UNS Surakarta.
Pertanian Bogor. 6XNDUGL GNN  Uji Coba Penggunaan
Kustyawati, M.E., 2009. Kajian Peran Yeast Inokulum Tempe dari Kapang 5KL]RSXV
dalam Pembuatan Tempe. -XUQDO $JULWHFK RU\]DH dengan Substrat Tepung Beras dan
YRO 1R Jurusan Teknologi Hasil Ubikayu pada Unit Produksi Tempe Sanan
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Kodya Malang. -XUQDO7HNQRORJL3HUWDQLDQ
Lampung, Bandar Lampung. 9RO  1R  Fakultas Teknologi Pertanian
Kuswara, S. 2009. 7HNRQRORJL 3HQJRODKDQ Universitas Brawijaya, Malang.
.HGHODL 7HRULGDQ3UDNWHN . E-book Pangan. Utari, M. 2010. Kandungan Asam Lemak,
com. Diakses pada 18 April 2006 Zink, Dan Copper Pada Tempe, Bagaimana
Naid, T., dkk., 2012. $QDOLVLV .DGDU % .DURWHQ Potensinya Untuk Mencegah Penyakit
pada Buah Pare (Momordica charantia L.) Degeneratif -XUQDO *L]L ,QGRQHVLD
DVDOWHUQDWH VHFDUDVSHNWRIRWRPHWUL899,6    Departemen Gizi Kesmas Fakultas
Majalah Farmasi dan Farmakolo-gi Vol. 16, Kesehatan Masyarakat UI. Jakarta.
No.3 November 2012. Fakultas Farmasi Utari, M., 2011 Potensi Asam Amino pada
Universitas Hassanudin Makassar. 7HPSH XQWXN 0HPSHUEDLNL 3UR¿O /LSLG
NN. 2014. 0HQJHQDO 0DNDQDQ )XQJVLRQDO. dan Diabetes Mellitus. -XUQDO .HVHKDWDQ
Sinar Harapan.Sinarharapan.co. diakses 24 0DV\DUDNDW1DVLRQDO9RO1R)HEUXDUL
Februari 2015 Institut Pertanian Bogor.
Rahardiyanti, A., 2011. 3HQJDUXK7HPSH.HGHOH Yuniati,H., Alamshyuri, 2012. Penetapan Kadar
WHUKDGDS .DGDU *OXNRVD 3UHGLDEHWHV. Vitamin B-12 (Cyanocobalamin) Benerapa
Artikel Penelitian. Progran Studi Ilmu Bahan Makanan. -XUQDO 3HQHOLWLDQ *L]L
Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas dan Makanan. National Institute of Health
Diponegoro, Semarang. Research and Development, Ministry of
Health of Republic of Indonesia
Sudaryantiningsih, C., 2009. $QDOLVD.DQGXQJDQ
$VDP /LQROHDW GDQ /LQROHQDW SDGD 7DKX

-oo0oo-

61

Você também pode gostar