Você está na página 1de 6

Media Gizi Pangan, Vol.

XX, Edisi 2, 2015 Frekuensi, Durasi Menyusui & Status Gizi

GAMBARAN FREKUENSI, DURASI MENYUSU DAN STATUS GIZI


BAYI DI WILAYAH SUDIANG KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA
MAKASSAR TAHUN 2015

1 1
Lydia Fanny , Nursalim
1
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar

Abstract

Background: Breastfeeding is one of the obligations for a mother so that the mother's
role is paramount for the future of her baby. Some babies are getting all the milk they
want in a few minutes, but other babies may take an hour to get the same amount of milk.
The amount of breast milk to the infant depends on the frequency and duration of
breastfeeding affects the infant's nutritional status.

Objective: This study aimed to describe the frequency, duration of Breastfeeding and
Infant Nutrition Status 0-2 Month in the Village Sudiang Biringkanaya District of
Makassar.

Methods: This study is descriptive. Samples are infants aged 0-2 months in the Village
Sudiang Biringkanaya District of Makassar as many as 96 babies were selected by
purposive sampling. Data on the frequency and duration of breastfeeding was collected
using interviews questionnaire and observation, while data is calm nutritional status
measured by anthropometric indicators (BB / U) According to the WHO Antro 2005 then
processed using SPSS then the data is presented in a frequency distribution table and
narration.

Results: The results in infants 0-2 months showed that the frequency of feeding
classified as good by 88.5% with the number of breastfeeding ≥ 8 times per day, duration
of breastfeeding was classified as less 69.8% less than 15 minutes at a feeding and
infant nutrition status 0-2 months is generally good for 89.6%.

Suggestion: It is suggested that a nutritionist or midwife to provide education or


counseling to mothers before and after delivery about how breastfeeding is good and
right and motivation to keep exclusive breastfeeding mother to her baby until the age of 6
months. Should do more research on the relationship positioning and fixing of the baby
while feeding with exclusive breastfeeding or factors affecting breastfeeding exclusively.

Keywords: frequency, duration, and Nutritional Status

LATAR BELAKANG Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif


Keseimbangan zat-zat gizi dalam air akan memperoleh semua kelebihan ASI serta
susu ibu (ASI) berada pada tingkat terbaik bagi terpenuhi kebutuhan gizinya secara maksimal
tubuh bayi. ASI juga sangat kaya akan zat-zat sehingga dia akan lebih sehat, lebih tahan
gizi yang mempercepat pertumbuhan sel-sel terhadap infeksi, tidak mudah terkena alergi,
otak dan perkembangan sistem saraf. dan lebih jarang sakit. Sebagai hasilnya, bayi
(Maryunani A, 2012). yang mendapatka ASI secara eksklusif akan
Jumlah ASI yang diperoleh bayi mengalami pertumbuhan dan perkembangan
menentukan pertumbuhan dan yang optimal, karena dengan pemberian ASI
perkembangannya, termasuk energi dan zat eksklusif status gizi bayi akan baik dan
gizi lain yang terkandung dalam ASI tersebut. mencapai pertumbuhan yang sesuai dengan
ASI tanpa bahan makanan lain dapat usianya. (Miradian D, 2012).
mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai Pada tahun 2013 target bayi 0-6 bulan
usia bayi 6 bulan. mendapat ASI eksklusif sebesar 75%. Untuk

17
Media Gizi Pangan, Vol. XX, Edisi 2, 2015 Frekuensi, Durasi Menyusui & Status Gizi

Provinsi Sulawesi Selatan cakupan pemberian Populasi dan Sampel


ASInya mencapai 62,9% (Depkes, 2013). Populasi adalah seluruh bayi di
Kecukupan gizi bayi terpenuhi dengan wilayah Sudiang Kecamatan Biringkanaya
baik maka akan tampak pada status gizi yang Kotamadya Makassar. Sampel dalam
baik pada bayi. Kecenderungan proporsi balita penelitian ini adalah sebanyak 96 bayi yang
kurang gizi untuk nasional adalah pada tahun berumur 0-2 bulan yang dipilih berdasarkan
2007 sebanyak 18,4%, tahun 2010 sebanyak kriteria di Kelurahan Sudiang Kecamatan
18% dan pada tahun 2013 sebesar 19,5%. Biringkanaya Kota Makassar. Pengambilan
Sedangkan untuk wilayah Sulawesi Selatan sampel dilakukan secara purpossive sampling,
pada tahun 2007 adalah sebanyak 17%, pada yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria
tahun 2010 meningkat sebanyak 25% dan sebelumnya. Penentuan jumlah sampel
pada tahun 2013 meningkat sebanyak 26% dilakukan dengan menggunakan metode
(Balitbangkes, 2013) dan status gizi balita purpossive sampling, dengan kriteria sebagai
pada tahun 2013 khususnya kecamatan berikut:
Biringkanaya untuk gizi buruk yaitu 1,66% dan a. Ibu yang memiliki anak usia 0-8 minggu
gizi kurang yaitu 9,54% (Dinkes Kota (2bulan).
Makassar, 2013). b. Masih mengonsumsi ASI.
Frekuensi dalam sekali menyusui juga c. Bayi menyusu langsung pada Ibunya (
dapat berakibat pada pertumbuhan bayi tidak menggunakan botol/dot, maupun
kedepannya.i Menyusui sebaiknya tidak cangkir).
dibatasi oleh ibu, biarkan bayi yang sedang d. Bersedia menjadi responden.
menyusu melepaskan sendiri isapannya pada e. Penduduk tetap di wilayah pengumpulan
payudara ibu. Jika frekuensi menyusui bayi data dasar.
kurang maka ibu usahakan menyusui bayinya f. Anak dan ibu dalam kondisi sehat.
sesering mungkin sehingga kecukupan gizi g. Bayi tidak lahir premature dan tidak BBLR
bayi dapat terpenuhi dengan baik, karena ( Berat Badan Lahir Rendah).
apabila frekuensi menyusu bayi baik maka h. Berada di tempat selama pengumpulan
akan berdampak pada status gizi yang baik data.
pula. Prosedur pengambilan sampel
Dari hasil penelitian yang dilakukan di a. Mencatat nama dan jumlah bayi di
Poliklinik bersalin Mariani Medan dengan 32 puskesmas dan rumah bersalin di
responden, bahwa frekuensi menyusui tidak Kelurahan Sudiang Kecamatan
berhubungan dengan berat badan bayi. Biringkanaya Kota Makassar Sulawesi
Sebagian besar bayi di Poliklinik bersalin Selatan.
Mariani Medan mendapat frekuensi menyusui b. Melakukan verifikasi data berdasarkan
dalam kategori baik (75,0%) dengan frekuensi kriteria sampel.
menyusui ± 8-12x per hari. Sebagian besar c. Membuat daftar sampel.
bayi di Poliklinik bersalin Mariani Medan d. Melakukan wawancara.
memiliki pertumbuhan berat badan dalam Jenis dan Cara Pengumpulan Data
kategori normal (100%) (Purwati T & Darti NA, Data frekuensi menyusu diambil
2012). dengan menggunakan kuesioner, yang berisi
tentang pertanyaan yang berhubungan dengan
METODE PENELITIAN frekuensi menyusu dengan menggunakan
Jenis dan Desain Penelitian metode wawancara.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan Data status gizi diperoleh dari hasil
menggunakan desain penelitian cross penimbangan berat badan bayi dengan
sectional dimana semua variabel diamati pada menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,1
saat bersamaan pada satu waktu. kg. Data umur bayi diperoleh dengan cara
Tempat dan Waktu Penelitian menanyakan tanggal lahir kepada ibu, setelah
Lokasi penelitian telah dilaksanakan di itu umur bayi kemudian dihitung dengan cara
wilayah Sudiang Kecamatan Biringkanaya tanggal kunjungan pada saat penimbangan
Kota Makassar. Waktu penelitian telah dikurangi tanggal lahir bayi (dengan
dilaksanakan pada bulan Februari 2015 memperhatikan bulan penuh) atau dengan
sampai bulan Juni 2015 di Wilayah Sudiang melihat keterangan lahir bayi.
Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.
Pengolahan dan pengujian data
Pengolahan data tentang frekuensi,
diketahui setelah memperoleh hasil

18
Media Gizi Pangan, Vol. XX, Edisi 2, 2015 Frekuensi, Durasi Menyusui & Status Gizi

wawancara kusioner. Kemudian diolah dengan Tabel 03


menggunakan program komputer dengan skor Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Anak di
1 jika baik (frekuensi menyusunya 8-12 kali Kelurahan Sudiang Kecamatan Biringkanaya
sehari) dan jika kurang (Frekuensi menyusu <8 Kotamadya Makassar Tahun 2015
kali sehari) akan mendapatkan skor 0.
Data status gizi berdasarkan BB/U, Umur Bayi n %
diketahui setelah data BB dan umur diperoleh, 0-29 hari 65 67,7
kemudian diolah dengan menggunakan 1-2 bulan 31 32,3
program komputer WHO Anthro 2005. Jumlah 96 100.0
Semua data yang diperoleh disajikan
dalam bentuk tabel dan disertai penjelasan.
Berdasarkan tabel 03 diketahui bahwa
HASIL PENELITIAN bayi yang mempunyai umur antara antara 0-29
Berdasarkan hasil penelitian yang hari sebanyak 65 orang (67,7%) dan bayi yang
telah dilakukan pada sampel bayi umur 0-2 mempunyai umur antara 1-2 bulan sebanyak
bulan di Kelurahan Sudiang Kecamatan 31 orang (32,3%)
Biringkanaya Kota Makassar data yang
diperoleh adalah sebagai berikut : Frekuensi Menyusu
Karateristik responden Tabel 04
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi
Tabel 01 Menyusu di Kelurahan Sudiang Kecamatan
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu di Biringkanaya Kotamadya Makassar
Kelurahan Sudiang Kecamatan Biringkanaya Tahun 2015
Kotamadya Makassar Tahun 2015
Frekuensi Menyusu n %
Kurang 69 71,9
Umur Ibu n % Baik 27 28,1
19-29 tahun 42 43,8 Jumlah 96 100.0
30-39 tahun 54 56,3
Berdasarkan tabel 04 diketahui bahwa
Jumlah 96 100.0 frekuensi menyusu pada anak umur 0-2 bulan
dari 96 sampel yang diambil ada 69 bayi yang
Berdasarkan tabel 01 diketahui bahwa dinyatakan kurang (71,9%), dan ada 27 bayi
umur ibu yang mempunyai umur antara 19-29 yang dinyatakan baik (28,1%).
tahun adalah sebanyak 42 orang (43,8%) dan
yang berumur 30-39 tahun sebanyak 54 orang Tabel 05
(56,3%). Distribusi Responden Berdasarkan Pembagian
Frekuensi Menyusu di Kelurahan Sudiang
Karateristik sampel Kecamatan Biringkanaya Kotamadya
Tabel 02 Makassar Tahun 2015
Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Anak di Kelurahan Sudiang Kecamatan Frekuensi Menyusu n %
Biringkanaya Kotamadya Makassar Tahun
2015 ≤ 8 kali 7 7,29
8-12 kali 27 28,13
Jenis Kelamin n % ≥ 12 kali 62 64,58
Jumlah 96 100.0
Laki-laki 51 53,1
Perempuan 45 46,9
Berdasarkan tabel 05 diketahui bahwa
Jumlah 96 100.0 frekuensi menyusu pada anak umur 0-2 bulan
dari 96 sampel yang diambil ada 7 bayi
Berdasarkan tabel 02 diketahui bahwa (7,29%) yang frekuensi menyusu ≤ 8 kali, 27
jumlah bayi laki-laki sebanyak 51 orang bayi(28,13%) yang frekuensi menyusunya 8-12
(53,1%) dan bayi perempuan sebanyak 45 kali, dan 62 bayi (64,58%) yang frekuensi
orang (46,9%). menyusunya ≥ 12 kali dalam sehari semalam.

19
Media Gizi Pangan, Vol. XX, Edisi 2, 2015 Frekuensi, Durasi Menyusui & Status Gizi

Tabel 06 sebanyak 1 orang (1,5%) dan status gizi lebih


Rata-Rata Frekuensi Menyusu Bayi di sebanyak 3 orang (4,6%).
Kelurahan Sudiang Kecamatan Biringkanaya
Kotamadya Makassar Tahun 2015 Tabel 09
Distribusi Status Gizi Bayi Umur 1-2 Bulan di
Kelurahan Sudiang Kecamatan Biringkanaya
n Mean Minimum Maximum Kotamadya Makassar Tahun 2015

96 14,96 4,00 30,00


Status Gizi BB/U n %

Berdasarkan tabel 06 diketahui bahwa Sangat Kurang 0 0


rata-rata frekuensi menyusu pada bayi umur 0- Kurang 3 9,7
2 bulan dari 96 sampel yang diambil adalah Baik 28 90,3
14,96 atau 15 kali, nilai minimumnya adalah 4 Lebih 0 0
kali dan nilai maksimumnya adalah 30 kali.

Status Gizi Bayi Total 96 100.0


Tabel 07
Distribusi Status Gizi BB/U di Kelurahan Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kotamadya bahwa gambaran status gizi menurut indeks
Makassar Tahun 2015 BB/U pada bayi umur 1-2 bulan umumnya baik
sebanyak 28 orang (90,3%), status gizi kurang
Status Gizi sebanyak 3 orang (9,7%).
n %
BB/U
Sangat Kurang 0 0 PEMBAHASAN
Kurang 3 3,1 Frekuensi Menyusu
Baik 90 93,8 ASI diproduksi atas hasil kerja
Lebih 3 3,1 gabungan antara hormon dan refleks. Selama
periode menyusui ada beberapa hal yang
Total 96 100.0 dapat mempengaruhi produksi ASI salah satu
nya adalah frekuensi menyusui, dalam konsep
Berdasarkan hasil penelitian diketahui frekuensi pemberian ASI sebaiknya bayi
bahwa gambaran status gizi menurut indeks disusui tanpa dijadwal (on demand), karena
BB/U pada umumnya baik sebanyak 90 orang bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya.
(93,8%), status gizi kurang sebanyak 3 orang Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat
(3,1%) dan status gizi lebih sebanyak 3 orang kurang baik, karena isapan bayi sangat
(3,1%). berpengaruh pada rangsangan produksi ASI
yang dapat mencegah timbulnya masalah
Tabel 08 menyusui (Sujiyatini dkk, 2010).
Distribusi Status Gizi Bayi Umur 1-29 Hari di Berdasarkan hasil analisa data
Kelurahan Sudiang Kecamatan Biringkanaya mengenai frekuensi menyusu di kelurahan
Kotamadya Makassar Tahun 2015 Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kotamadya
Makassar tahun 2015 menunjukkan bahwa
mayoritas frekuensi menyusu dalam kategori
Status Gizi BB/U n % kurang sebesar 71,9% dengan jumlah
pemberian ASI 8-12 kali perhari. Hal ini
Sangat Kurang 0 0
disebabkan umumnya frekuensi menyusu lebih
Kurang 1 1,5
dari 12 kali dalam sehari yaitu 64,58% atau
Baik 61 93,8
rata dalam sehari frekuensi pemberian ASI
Lebih 3 4,6
sebanyak 15 kali. Hal ini dikarenakan dominan
Total 65 100.0 pekerjaan ibu adalah ibu rumah tangga jadi
mereka memiliki waktu untuk memberikan ASI
kepada bayinya sesering mungkin. Hal ini
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sejalan dengan hasil penelitian oleh Susanty M
bahwa gambaran status gizi menurut indeks dkk di Kelurahan Panampu Makassar
BB/U pada bayi usia 1-29 hari umumnya baik mengenai frekuensi menyusui menunjukkan
sebanyak 61 orang (93,8%), status gizi kurang

20
Media Gizi Pangan, Vol. XX, Edisi 2, 2015 Frekuensi, Durasi Menyusui & Status Gizi

bahwa mayoritas frekuensi menyusui dalam Dari hasil penelitian yang dilakukan,
kategori kurang sebesar 53,3%. dapat disimpulkan bahwa status gizi bayi pada
Paramitha (2010) dalam Susanti dkk umumnya baik hal ini disebabkan karena
(2012) mengatakan terdapat hubungan yang semua bayi lahir dengan berat badan normal
bermakna antara frekuensi menyusui dengan sehingga status gizinya pun baik. Pada usia
kenaikan berat badan bayi. Ini disebabkan bayi 1-29 hari belum terdapat kenaikan berat
karena bayi yang mendapat cukup ASI akan badan yang bermakna hal ini dikarenakan bayi
memiliki pertambahan berat badan yang baik. akan bertambah berat badannya setelah dia
Bayi yang mendapat ASI dengan frekuensi berumur 1 bulan dengan pertambahan berat
yang tepat dan tanpa makanan/minuman badan sebanyak 700 gram per empat minggu
tambahan akan memperoleh semua kelebihan atau bertambah sebanyak 170-200 gram
ASI serta terpenuhinya kebutuhan gizinya perminggunya. Kalaupun terjadi penurunan
secara maksimal sehingga dia akan lebih berat badan pada bayi setelah lahir biasanya
sehat, lebih tahan terhadap infeksi, tidak antara 5-10% dari berat badannya ketika
mudah terkena alergi, dan lebih jarang sakit. pertama kali lahir, hal ini normal karena bayi
Hasilnya, bayi akan mengalami pertumbuhan kehilangan cairan saat dilahirkan dan ASI
dan perkembangan yang optimal di masa- belum maksimal bisa diterima bayi. Tetapi
masa mendatang. setelah 14 hari (atau bisa jadi kurang dari itu)
Salah satu faktor pendukung dalam berat badannya akan kembali meningkat
pemberian ASI yaitu adanya dukungan dari seiring dengan banyaknya dia menyusu (Ari &
orang-orang sekitarnya untuk menunjang Adriani FR, 2015)
keberhasilan perilaku pemberian ASI eksklusif,
baik itu dari keluarga maupun dari petugas KESIMPULAN
kesehatan atau yang menolong pada saat 1. Gambaran frekuensi menyusu bayi usia 0-
persalinan (Gafriela, 2011). 2 bulan di Kelurahan Sudiang Kecamatan
. Biringkanaya Kotamadya Makassar Tahun
Status Gizi Bayi 2015 kurang sebesar 71,9% dengan
Status gizi diartikan sebagai keadaan jumlah pemberian ASI 8-12 kali perhari.
gizi seseorang yang dinyatakan menurut jenis 2. Status gizi bayi usia 0-2 bulan di Wilayah
dan beratnya keadaan kurang gizi.Hal ini Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota
memberikan petunjuk apakah seseorang Makassar diukur berdasarkan antropometri
menderita gizi kurang atau tidak (Aritonang, dengan indikator (BB/U) menurut WHO
2010). Antro 2005 dinyatakan pada umumnya
Masalah gizi dapat ditentukan dengan status gizi baik (93,8%).
menggunakan berbagai indikator status gizi.
Penentuan status gizi anak dilakukan secara SARAN
antropometri menggunakan Z-score dengan 1. Disarankan kepada ahli gizi ataupun bidan
indeks BB/U, PB/U dan BB/PB. Ketiga indeks untuk memberikan penyuluhan dengan
ini merupakan salah satu cara untuk metode ceramah kepada ibu sebelum dan
mengetahui status gizi anak pada saat ini setelah melahirkan tentang cara menyusui
(Supariasa, 2012). yang baik dan benar serta motivasi agar
Berdasarkan hasil penelitian yang ibu tetap memberikan ASI Eksklusif pada
dilakukan di Wilayah Sudiang dengan jumlah bayinya sampai umur 6 bulan.
sampel 96 bayi berusia 0-2 bulan, diperoleh 2. Sebaiknya pemerintah dan petugas
gambaran status gizi berdasarkan indeks BB/U setempat melakukan pelatihan menyusui
menunjukkan bahwa (93,8%) bayi tergolong terhadap ibu-ibu yang memiliki anak balita
status gizi baik, (3,1%) bayi tergolong status umur 0-6 bulan untuk meningkatkan
gizi kurang, dan (3,1%) bayi tergolong status pemberian ASI Eksklusif.
gizi lebih. Hasil penelitian ini menunjukkan 3. Disarankan bagi peneliti lain untuk meneliti
bahwa persentase status gizi anak balita lebih lanjut tentang hubungan durasi,
hampir sama dengan hasil penelitian yang frekuensi menyusu dengan status gizi
dilakukan oleh Najibullah pada tahun 2013 di bayi.
Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan
Biringkanaya Kota Makassar. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Najibullah, berdasarkan
indeks BB/U menunjukkan (76.7%) balita
tergolong status gizi baik.

21
Media Gizi Pangan, Vol. XX, Edisi 2, 2015 Frekuensi, Durasi Menyusui & Status Gizi

DAFTAR PUSTAKA
Aritonang I. (2010). Menilai Staus Gizi untuk
Mencapai Sehat Optimal. Yogyakarta;
Leutika.
Depkes. (2013). Rencana Kerja Pembinaan
Gizi Masyarakat. Jakarta; Direktorat
Bina Gizi, Direktorat Jenderal Bina Gizi
dan KIA Kementerian Kesehatan RI.
Dinkes Kota Makassar. (2013). Profil
Kesehatan Kota Makassar 2013.
Makassar; Pemerintah Kota Makassar
Dinas Kesehatan.
Gafriela KJ. (2011). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Pemberian Asi
Eksklusif Pada Ibu.
http://eprints.undip.ac.id/33391/1/Khrist
_Gafriela.pdf (diakses 12 Juli 2014).
Lameshow Stanles. (1997). Penentuan Besar
Sampel dalam Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta; UGM.
Maryunani A. (2012). Inisiasi Menyusui Dini,
Asi Eksklusif dan Manajemen Laktasi.
Jakarta; Trans Info Media.
Miradian D. (2012). Hubungan Asi Ekslusif
dengan Status Gizi.
https://ayicuwie.wordpress.com
(Diakses, 30 November 2014)
Purwani T & Darti NA. (2012). Hubungan
antara Frekuensi, Durasi Menyusui
dengan Berat Badan Bayi di Poliklinik
Bersalin Mariani Medan. Karya Tulis.
Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
Riskesdas, (2007). Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Sujiyantini, dkk (2010). Asupan Ibu Nifas,
Yogyakarta: Cyrillus Publisher.
Supariasa, dkk. (2012). Penilaian Status Gizi .
Jakarta; EGC.
Susanti M, dkk. (2012). Hubungan Pola
Pemberian ASI dan MP-ASI dengan
Gizi Buruk pada Anak 6-24 Bulan di
Kelurahan Pannampu Makassar.
Media Gizi Masyarakat Indonesia.
Volume 1, No. 2. (Diakses, 2 Februari
2015).

22

Você também pode gostar