Você está na página 1de 33

Plagiarism Checker X Originality

Report
Similarity Found: 87%

Date: Friday, June 01, 2018


Statistics: 6217 words Plagiarized / 7108 Total words
Remarks: High Plagiarism Detected - Your Document needs Critical Improvement.
------------------------------------------------------------------------------------------
-

TUGAS AKHIR MESIN AC “Motor Induksi dan Generator Sinkron” Disusun Oleh
Nama : Nomika Febdina NIM : 16063049 Prodi : Pendidikan Teknik Elektro
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2018
KATA PENGANTAR Marilah kita bersyukur kepada Allah SWT karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan paper tentang “Motor
Induksi dan Generator Sinkron” dengan tepat waktu, guna untuk memenuhi
tugas mata kuliah Mesin AC.

Dalam pembuatan paper ini, Penulis sedikit mendapat hambatan namun dengan
dukungan dari berbagai pihak, hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu,
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah ikut membantu
dalam penyelesaian paper ini. Paper ini Penulis susun berdasarkan pengetahuan
yang Penulis peroleh dari beberapa buku dan media elektronik dengan harapan
orang yang membaca dapat memahami tentang Motor Induksi dan Generator
Sinkron. Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi penyusunan maupun isinya.

Kritik dan saran dari pembaca sangat Penulis harapkan untuk kesempatan
selanjutnya. Padang, 30 Mei 2018 Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 4 A. Latar
Belakang 4 B. Rumusan Masalah 5 C. Tujuan
Penulisan…............................................................................................................................5 BAB II
PENDAPAT PARA AHLI 6 A. MOTOR INDUKSI 6 B. GENERATOR SINKRON 7 BAB III
PEMBAHASAN 9 A. MOTOR INDUKSI 9 B.

GENERATOR SINKRON 40 BAB IV PENUTUP 48 KESIMPULAN 48 DAFTAR


PUSTAKA 50
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Motor induksi merupakan motor listrik arus
bolak balik (AC) yang paling luas digunakan. Motor induksi sangat banyak
digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah
tangga. Hal ini disebabkan karena motor induksi memiliki berbagai keunggulan
dibanding dengan motor listrik yang lain, yaitu diantaranya karena harganya
yang relatif murah, konstruksinya yang sederhana dan kuat serta karakteristik
kerja yang baik. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3 fase
dan motor induksi 1 fase.

Motor induksi 3 fase dioperasikan pada sistem tenaga 3 fase dan banyak
digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar.
Motor induksi 1 fase dioperasikan pada sistem tenaga 1 fase dan banyak
digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es,
pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1 fase mempunyai
daya keluaran yang rendah.

Generator sinkron merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem


tenaga listrik karena berperan dalam penyediaan energi listrik yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat secara umum baik industri, perkantoran, maupun
konsumen rumah tangga. Energi listrik sudah menjadi kebutuhan yang vital bagi
masyarakat secara umum. Hampir selama 24 jam setiap harinya konsumen
membutuhkan dan memakai energi listrik untuk berbagai macam penggunaan.

Rumusan Masalah Apa itu motor induksi? Apa perbedaan motor induksi 1 fasa
dan motor induksi 3 fasa? Bagaimana prinsip kerja motor induksi 1 fasa dan
motor induksi 3 fasa? Apa keuntungan dan kerugian motor induksi 3 fasa? Apa
itu generator sinkron? Bagaimana prisip kerja motor sinkron? Bagaimana
konstruksi dari motor sinkron? Tujuan Penulisan Untuk mengetahui apa itu motor
induksi secara umum Untuk mengetahui perbedaan motor induksi 1 fasa dan
motor induksi 3 fasa Untuk mengetahui prinsip kerja motor induksi 1 fasa dan
motor induksi 3 fasa Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian pada induksi 3
fasa Untuk mengetahui apa itu generator sinkron Untuk mengetahui bagaimana
prinsip kerja motor sinkron Untuk mengetahui bagaimana konstruksi dari motor
sinkron BAB II PENDAPAT PARA AHLI MOTOR INDUKSI Motor listrik merupakan
sebuah alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi sebuah energi mekanik.

Alat ini banyak terdapat pada peralatan rumah tangga misalnya kipas angin,
penyedot debu, ataupun mesin cuci. Penemu Motor Listrik adalah Nikola Tesla,
seorang ilmuwan yang sangat terkenal dibidang kelistrikan. Nikola terlahir dari
etnis Serbia di desa Smijan, Kroasia, pada 28 Juni 1856. Nikola merupakan
seorang ilmuwan yang menemukan motor.

Saat berusia Sembilan tahun, Nikola sudah menjadi salah satu mahasiswa di
Universitas Teknologi Graz, Austria. Disana ia mempelajari penggunaan arus
listrik bolak-balik (AC) dan lebih tertarik untuk membuat motor listrik arus searah
(DC) menjadi lebih efisien. Pada tahun 1882, Nikola telah berhasil membuat
sebuah konsep yang menarik, yaitu konsep motor induksi.

GENERATOR SINKRON Michael Faraday pada tahun 1831-1832, pada


penelitiannya menemukan bahwa terdapat perbedaan potensial yang dihasilkan
antara ujung-ujung konduktor listrik yang bergerak tegak lurus terhadap medan
magnet. Kemudian Faraday membuat generator pembangkit listrik
elektromagnetik yang pertama yang di dasarkan pada efek ini dengan
menggunakan sebuah cakram tembaga yang berputar diantara kutub magnet
tapal kuda. Namun pada proses ini hanya menghasilkan arus searah yang kecil.

“Cakram Faraday merupakan sejarah awal terciptanya generator listrik” Adanya


aliran arus listrik yang berlawanan arahnya sehingga menghasilkan listrik searah
yang kecil menyebabkan cakram Faraday ini tidak efisien. Arus yang diinduksi
langsung di bawah magnet akan mengalir kembali ke bagian cakram di luar
pengaruh medan magnet. Arus balik itu membatasi tenaga yang dialirkan ke
kawat penghantar dan menginduksi panas yang dihasilkan cakram tembaga.

Generator homopolar yang dikembangkan selanjutnya menyelesaikan


permasalahan ini dengan menggunakan sejumlah magnet yang disusun
mengelilingi tepi cakram untuk mempertahankan efek medan magnet yang
stabil. Kelemahan yang lain adalah amat kecilnya tegangan listrik yang dihasilkan
alat ini, dikarenakan jalur arus tunggal yang melalui fluks magnetik.

Menurut hukum Faraday: “Jika sepotong kawat penghantar listrik berada pada
medan magnet berubah-ubah, maka di dalam kawat tersebut akan terbentuk
Gaya Gerak Listrik (GGL)” Sumber energi mekanik sendiri bisa dihasilkan dari
angin, gelombang laut, pasang surut, panas, uap dan lain sebagainya. Sebagai
contoh, jika ada sebatang logam panjang yang berada pada medan magnet,
maka akan menghasilkan elektron bebas yang akan bergerak ke kiri dan akhirnya
akan menghasilkan medan listrik induksi yang sma kuat dengan medan listrik.

Dalam hal ini potensial kedua ujung logam menjadi sama besar dan aliran
elektron akan berhenti, maka pada kedua ujung logam akan terdapat muatan
induksi. Agar aliran elektron bebas berjalan terus maka harus muatan induksi ini
terus diambil, sehingga pada logam tidak timbul medan listrik induksi. Dan
sumber ggl (misal baterai) yang dapat membuat beda potensial kedua ujung
logam harganya tetap, sehingga aliran elektron akan tetap berjalan.

BAB III
PEMBAHASAN MOTOR INDUKSI Motor Induksi Secara Umum Motor induksi
adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama
dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran
medan stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. Pada umumnya motor
induksi dikenal ada dua macam berdasarkan jumlah fasa yang digunakan, yaitu:
motor induksi satu fasa dan motor induksi tiga fasa.

Sesuai dengan namanya motor induksi satu fasa dirancang untuk beroperasi
menggunakan suplai tegangan satu fasa. Motor induksi satu fasa sering
digunakan sebagai penggerak pada peralatan yang memerlukan daya rendah
dan kecepatan yang relatif konstan. Hal ini disebabkan karena motor induksi satu
fasa memiliki beberapa kelebihan yaitu konstruksi yang cukup sederhana,
kecepatan putar yang hampir konstan terhadap perubahan beban, dan umumnya
digunakan pada sumber jala-jala satu fasa yang banyak terdapat pada peralatan
domestik.

Walaupun demikian motor ini juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu


kapasitas pembebanan yang relatif rendah, tidak dapat melakukan pengasutan
sendiri tanpa pertolongan alat bantu dan efisiensi yang rendah. Motor Induksi 1
Fasa Konstruksi motor induksi satu fasa hampir sama dengan konstruksi motor
induksi tiga fasa, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan
rotor.Keduanya merupakan rangkaian magnetik yang berbentuk silinder dan
simetris. Di antara rotor dan stator ini terdapat celah udara yang sempit. /
Gambar 2.1.

Konstruksi Umum Motor Induksi Satu Fasa. Stator merupakan bagian yang diam
sebagai rangka tempat kumparan stator yang terpasang. Stator terdiri dari : inti
stator, kumparan stator, dan alur stator. Motor induksi satu fasa dilengkapi
dengan dua kumparan stator yang dipasang terpisah, yaitu kumparan utama
(main winding) atau sering disebut dengan kumparan berputar dan kumparan
bantu (auxiliary winding) atau sering disebut dengan kumparan start. Rotor
merupakan bagian yang berputar.

Bagian ini terdiri dari : inti rotor, kumparan rotor dan alur rotor. Pada umumnya
ada dua jenis rotor yang sering digunakan pada motor induksi, yaitu rotor belitan
(wound rotor) dan rotor sangkar (squirrel cage rotor) Prinsip Kerja Motor Induksi
1 Fasa Teori Medan Putar Silang Prinsip kerja motor induksi satu fasa dapat
dijelaskan dengan menggunakan teori medan putar silang (cross-field theory).

Jika motor induksi satu fasa diberikan tegangan bolak-balik satu fasa maka arus
bolak-balik akan mengalir pada kumparan stator. Arus pada kumparan stator ini
menghasilkan medan magnet seperti yang di tunjukkan oleh garis putus-putus
pada Gambar 2.2. Gambar 2.2. Medan Magnet Stator Berpulsa Sepanjang Garis
AC.

Arus stator yang mengalir setengah periode pertama akan membentuk kutub
utara di A dan kutub selatan di C pada permukaan stator. Pada setengah periode
berikutnya, arah kutub-kutub stator menjadi terbalik. Meskipun kuat medan
magnet stator berubah-ubah yaitu maksimum pada saat arus maksimum dan nol
pada saat arus nol serta polaritasnya terbalik secara periodik, aksi ini akan terjadi
hanya sepanjang sumbu AC.

Dengan demikian, medan magnet ini tidak berputar tetapi hanya merupakan
sebuah medan magnet yang berpulsa pada posisi yang tetap (stationary). Seperti
halnya pada transformator, tegangan terinduksi pada belitan sekunder, dalam hal
ini adalah kumparan rotor. Karena rotor dari motor induksi satu fasa pada
umumnya adalah rotor sangkar dimana belitannya terhubung singkat, maka arus
akan mengalir pada kumparan rotor tersebut.

Sesuai dengan hukum Lenz, arah dari arus ini (seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.2) adalah sedemikian rupa sehingga medan magnet yang dihasilkan
melawan medan magnet yang menghasilkannya. Arus rotor ini akan
menghasilkan medan magnet rotor dan membentuk kutub-kutub pada
permukaan rotor.

Karena kutub-kutub ini juga berada pada sumbu AC dengan arah yang
berlawanan terhadap kutub-kutub stator, maka tidak ada momen putar yang
dihasilkan pada kedua arah sehingga rotor tetap diam. Dengan demikian, motor
induksi satu fasa tidak dapat diasut sendiri dan membutuhkan rangkaian bantu
untuk menjalankannya. Gambar 2.3. Motor Dalam Keadaan Berputar Misalkan
sekarang motor sedang berputar.

Hal ini dapat dilakukan dengan memutar secara manual (dengan tangan) atau
dengan rangkaian bantu. Konduktor-konduktor rotor akan memotong medan
magnet stator sehingga timbul gaya gerak listrik pada konduktor-konduktor
tersebut. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 2.3 yang menunjukkan rotor sedang
berputar searah jarum jam. Jika fluks rotor seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 2.3

mengarah ke atas sesuai dengan kaidah tangan kanan Fleming, arah gaya gerak
listrik (ggl) rotor akan mengarah keluar kertas pada setengah bagian atas rotor
dan mengarah ke dalam kertas pada setengah bagian bawah rotor. Pada
setengah periode berikutnya arah dari gaya gerak listrik yang dibangkitkan akan
terbalik. Gaya gerak listrik yang diinduksikan ke rotor adalah berbeda dengan
arus dan fluks stator.

Karena konduktor-konduktor rotor terbuat dari bahan dengan tahanan rendah


dan induktansi tinggi, maka arus rotor yang dihasilkan akan tertinggal terhadap
gaya gerak listrik rotor mendekati 90o. Gambar 2.4 menunjukkan hubungan fasa
dari arus dan fluks stator, gaya gerak listrik, arus dan fluks rotor. 90Tegangan
induksi rotorFluks dan arus statorFluks dan arus rotorI, V,ft? / Gambar 2.4. Fluks
Rotor Tertinggal Terhadap Fluks Stator Sebesar 90°.

Sesuai dengan kaidah tangan kanan Fleming, arus rotor ini akan menghasilkan
medan magnet, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5 karena medan rotor
ini terpisah sebesar 90o dari medan stator, maka disebut sebagai medan silang
(cross-field). Nilai maksimum dari medan ini seperti yang ditunjukkan oleh
Gambar 2.5, terjadi pada saat seperempat periode setelah gaya gerak listrik rotor
yang dibangkitkan adalah telah mencapai nilai maksimumnya.

Karena arus rotor yang mengalir disebabkan oleh suatu gaya gerak listrik bolak-
balik maka medan magnet yang dihasilkan oleh arus ini adalah juga bolak-balik
dan aksi ini terjadi sepanjang sumbu DB (lihat Gambar 2.5). Gambar 2.5. Medan
Silang yang Dibangkitkan Arus Stator Karena medan silang beraksi pada sudut
90o terhadap medan magnet stator dengan sudut fasa yang juga tertinggal 90o
terhadap medan stator, kedua medan bersatu untuk membentuk sebuah medan
putar resultan yang berputar dengan kecepatan sinkron yang ditunjukkan pada
Gambar 2.6. / Gambar 2.6.

Phasor Medan Putar yang Dihasilkan Oleh Belitan Stator dan Rotor. Teori Medan
Putar Ganda Teori medan putar ganda (double revolving-field theory) adalah
suatu metode lain untuk menganalisis prinsip perputaran motor induksi satu fasa
disamping teori medan putar silang.

Menurut teori ini, medan magnet yang berpulsa dalam waktu tetapi diam dalam
ruangan dapat dibagi menjadi dua medan magnet, dimana besar kedua medan
magnet ini sama dan berputar dalam arah yang berlawanan. Dengan kata lain,
suatu fluks sinusoidal bolak-balik dapat diwakili oleh dua fluks yang berputar,
yang masing-masing nilainya sama dengan setengah dari nilai fluks bolak-balik
tersebut dan masing-masing berputar secara sinkron dengan arah yang
berlawanan. / Gambar 2.7. Konsep Medan Putar Ganda.

Pada beberapa saat ketika A dan B telah berputar dengan sudut +? dan –? seperti
pada Gambar 2.7.b, maka besar fluks resultan adalah : Ø?? 2 = Ø?? 2 + Ø?? 2 4 -
2Ø??Ø?? 2.2 cos 2??………………………… (2.1) dimana : ?r = ?m sin ? (weber) ?r =
fluks resultan ( weber ) ?m = fluks maksimum ( weber ) ? = sudut ruang Setelah
seperempat periode putaran, fluks A dan B akan berlawanan arah seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.7.c, sehingga resultan fluksnya sama dengan nol.

Setelah setengah putaran, fluks A dan B akan mempunyai resultan sebesar -2 x ?


m /2 = - ?m, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7.d. Setelah tiga perempat
putaran, resultan akan kembali nol seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7.e
dan demikianlah seterusnya. Jika nilai-nilai dari fluks resultan digambarkan
terhadap ? diantara ? = 0o sampai ? = 360o, maka akan didapat suatu kurva
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.8.

/ Gambar 2.8. Kurva Fluks Resultan Terhadap ? Pada saat rotor berputar sesuai
dengan arah momen putar medan maju dengan kecepatan tertentu, maka besar
slip terhadap momen putar medan maju (sf) yang terjadi adalah : ?? ?? = ?? ??
- ?? ?? ?? ?? =??…………………………………………………(2.2) dimana : ns = kecepatan
sinkron ( rpm ) nr = kecepatan putaran rotor (rpm) Sedangkan slip terhadap
momen mundur (sb) dengan rotor menentang arah momen putar mundur adalah
: ?? ?? = ?? ?? -(- ?? ?? ) ?? ?? = 2?? ?? -( ?? ?? - ?? ?? ) ?? ?? ?? ?? =2-??
………………………………………………………(2.3) Masing-masing dari komponen fluks
tersebut memotong konduktor rotor sehingga menginduksikan ggl dan pada
akhirnya menghasilkan torsi sendiri.

Kedua torsi mempunyai arah saling berlawanan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.9. pada keadaan diam kedua komponen torsi tersebut adalah sama
besar, sehingga torsi asut adalah nol. Pada saat motor berputar, besar kedua
komponen torsi tersebut tidaklah sama sehingga torsi resultan membuat motor
tetap berputar pada putarannya./ Gambar 2.9.

Karakteristik Torsi - Kecepatan Motor Induksi Satu Fasa Jenis-Jenis Motor Induksi
1 Fasa Cara paling mudah untuk menjalankan motor induksi satu fasa adalah
dengan menambahkan sebuah kumparan bantu pada kumparan utama di bagian
stator sehingga motor dapat dijalankan. Jika dua kumparan terpisah 90o listrik
pada stator motor dan eksitasi dengan dua ggl bolak-balik yang berbeda fasa
sebesar 90o listrik, dihasilkan medan magnet putar.

Jika dua kumparan terpisah demikian dihubungkan paralel ke suatu sumber fasa,
medan yang dihasilkan akan bolak-balik, tetapi tidak berputar Karena kedua
kumparannya ekivalen dengan satu kumparan fasa. Akan tetapi, jika suatu
impedansi dihubungkan seri dengan salah satu kumparan ini, arusnya akan
berbeda fasa. Dengan pemilihan impedansi yang cocok, arus dapat dibuat agar
berbeda fasa sampai 90o listrik, sehingga menghasilkan medan putar sama
seperti medan dari motor dua fasa. Inilah prinsip dari pemisahan fasa (phase
splitting). Pada keadaan berputar, motor induksi satu fasa dapat menghasilkan
momen putar hanya dengan satu kumparan.

Sehingga dengan bertambahnya kecepatan motor kumparan bantu dapat dilepas


dari rangkaian. Pada kebanyakan motor, hal ini dilakukan dengan
menghubungkan sebuah saklar sentrifugal yang bekerja melepaskan hubungan
kumparan bantu sistem. Motor induksi satu fasa dikenal dengan beberapa nama.

Penerapannya menjelaskan cara-cara yang dipakai untuk menghasilkan


perbedaan fasa antara arus yang mengalir pada kumparan utama dan arus yang
mengalir pada kumparan bantu. Motor Fasa Terpisah Gambar rangkaian motor
induksi fasa terpisah ditunjukkan pada Gambar 2.10. a. Kumparan bantu memiliki
perbandingan tahanan terhadap reaktansi yang lebih tinggi daripada kumparan
utama, sehingga kedua arus akan berbeda fasa seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.10. b. Perbandingan tahanan terhadap reaktansi yang tinggi dapat
dengan menggunakan kawat yang lebih murni pada kumparan bantu.

Hal ini diizinkan karena kumparan bantu hanya dipakai pada saat start. Saklar
sentrifugal akan memisahkan dari rangkaian segera setelah dicapai kecepatan
sinkron sekitar 70 sampai 80 persen kecepatan sinkron. Karakteristik momen
putar vs kecepatan dari motor ini ditunjukkan pada Gambar 2.10.c.

Gambar ini memperlihatkan nilai torsi masing-masing kecepatan motor, mulai


dari posisi diam sampai kecepatan nominal, dan seterusnya sampai kecepatan
sinkron. Torsi start adalah torsi yang tersedia bila motor mulai berputar dari
posisi diam. Torsi beban penuh adalah torsi yang dihasilkan bila motor berputar
pada keluaran nominal.
Bila beban terus berangsur-angsur diperbesar dari keadaan dimana motor
berputar pada keluaran nominal untuk melayani beban dan torsi maksimum dari
poros motor yang dapat digunakan dapat dilampaui, maka motor menjadi tidak
mampu melayani beban dan berhenti. Nilai maksimum dari torsi dalam hal ini
disebut torsi maksimum Tmaks. / Gambar 2.10. Motor Fasa Terpisah Motor
Kapasitor Start Konstruksi motor kapasitor start ditunjukkan pada Gambar 2.11a.

Untuk mendapatkan torsi putar awal yang lebih besar, yaitu : dengan cara
menghubungkan sebuah kapasitor yang dipasang secara seri dengan kumparan
bantu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.11.b. Hal ini akan menaikkan
sudut fasa antara arus kumparan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.11.c.
Karakteristik momen putar-kecepatan putar dari motor ini dapat ditunjukkan
pada Gambar 2.11.d.

Karena kapasitor dipakai hanya untuk pada saat start, jenis kapasitor yang dipakai
adalah kapasitor elektrolit. Motor ini menghasilkan momen putar start yang lebih
tinggi. / Gambar 2.11. Motor Kapasitor Start Motor Kapasitor Permanen
Konstruksi dari motor kapasitor permanen ditunjukkan pada Gambar 2.12a.

gambar rangkaian ekivalen motor ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar
2.12.b. kapasitor dihubungkan seri dengan kumparan bantu dan tidak dilepas
setelah pengasutan dilakukan dan tetap tinggal pada rangkaian. Hal ini
menyederhanakan konstruksi dan mengurangi biaya serta memperbaiki
ketahanan motor karena saklar sentrifugal tidak digunakan.

Faktor daya, denyutan momen putar, dan efisiensi akan lebih baik karena motor
berputar seperti motor dua fasa. Sudut fasa antar kumparan ditunjukkan pada
Gambar 2.12.c. Jenis kapasitor yang digunakan adalah kapasitor kertas.
Karakteristik momen putar – kecepatan motor ini ditunjukkan pada Gambar
2.12.d. / Gambar 2.12.

Motor Kapasitor Permanen Motor Kapasitor Start – Kapasitor Run Motor ini
mempunyai dua buah kapasitor, satu digunakan pada saat start dan satu lagi
digunakan pada saat berputar, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.13.a. Secara
praktis keadaan start dan berputar yang optimal dapat diperoleh dengan
menggunakan dua buah kapasitor elektrolit.

Kapasitor Run secara permanen dihubungkan seri dengan kumparan bantu


dengan nilai yang lebih kecil dan dipakai kapasitor kertas. Sudut fasa antar
kumparan sama seperti pada motor kapasitor permanen seperti pada Gambar
2.13.b. Karakteristik momen putar-kecepatan dari motor ini ditunjukkan pada
Gambar 2.13.c. / Gambar 2.13.

Motor Kapasitor Start – Kapasitor Run Motor Shaded Pole Motor ini mempunyai
kutub tonjol dan sebagian dari masing-masing kutub dikelilingi oleh lilitan
rangkaian terhubung singkat yang terbuat dari tembaga yang disebut kumparan
terarsir seperti pada Gambar 2.14.a. Arus imbas yang terdapat pada kumparan
yang terarsir menyebabkan fluksi yang berada pada bagian lain.

Hasilnya seperti medan putar yang bergerak dalam arah dari daerah kutub yang
tidak terarsir ke bagian kutub yang terarsir dan menimbulkan momen putar saat
dihidupkan yang kecil. Karakteristik motor shaded pole ditunjukkan pada Gambar
2.14.b. / Rangkaian Ekivalen Motor Induksi 1 Fasa Konsep medan putar ganda
pada motor induksi satu fasa menjelaskan bahwa fluks yang dihasilkan ekivalen
dengan dua buah fluks yang mempunyai besar yang sama dan berputar dalam
arah yang berlawanan pada kecepatan sinkron.

Masing-masing fluks ini akan mengimbaskan komponen arus rotor dan


menghasilkan gerak motor induksi seperti pada motor induksi fasa banyak. Pada
Keadaan Diam Pada saat keadaan diam, jika rangkaian stator dihubungkan
dengan tegangan satu fasa, maka motor induksi dapat dinyatakan sebagai
transformator dengan kumparan sekunder terhubung singkat. Rangkaian motor
induksi satu fasa tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.15. / Gambar 2.15.

Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Satu Fasa Dengan menggunakan konsep


medan putar fluks yang dihasilkan kumparan stator dapat dipecah menjadi dua
bagian yaitu : medan putar maju dan medan putar mundur. Kedua medan putar
ini akan mengimbaskan ggl pada kumparan rotor sehingga tahanan dan
reaktansi pada kumparan rotor diekivalenkan masing-masing adalah setengah
dari nilai tahanan dan reaktansi kumparan rotor sesungguhnya, yaitu R2/2 dan
X2/2 seperti yang terlihat pada Gambar 2.16 . / Gambar 2.16.

Motor Induksi Satu Fasa Dalam Keadaan Diam Pada Saat Beroperasi Pada saat
kecepatan motor induksi mulai bertambah dan bekerja hanya pada kumparan
utama. Pada arah medan maju menggunakan slip s, arus rotor yang diimbaskan
medan maju mempunyai frekuensi s.f, dimana f adalah frekuensi stator. Arus
rotor ini akan menghasilkan fluks yang bergerak maju pada kecepatan slip. Fluks
ini akan membangkitkan ggl dengan arah maju pada kumparan utama stator.

Pangaruh pada rotor jika dilihat dari sisi stator dapat dinyatakan sebagai suatu
impedansi sebesar 0,5 R2/s + j 0,5 X2 paralel dengan Xm dan Rc. Seperti yang
terlihat pada Gambar 2.17 dengan menggunakan simbol f. Pada arah medan
putar mundur, rotor tetap bergerak dengan slip s berpatokan pada medan maju
dan besarnya kecepatan putar medan maju adalah n = 1 –
s……………………………………..............................(2.4) Kecepatan relatif dari rotor dengan
berpatokan pada medan mundur adalah 1+ n, Atau besarnya slip terhadap
medan mundur adalah : 1 + n = 2 – s……………………………………......................(2.5)
Selanjutnya medan mundur mengimbaskan arus rotor dengan frekuensi (2 – s)f.
Arus rotor ini akan menghasilkan fluks yang bergerak mundur.

Fluks ini akan mengimbaskan ggl pada medan mundur kumparan stator.
Pengaruh tersebut dapat diperlihatkan pada Gambar 2.17. / Gambar 2.17. Motor
Induksi Satu Fasa Dalam Keadaan Beroperasi Dengan menggunakan rangkaian
ekivalen di atas, kita dapat menghitung arus stator, arus rotor, daya masukan,
dan faktor daya untuk sembarang harga slip apabila tegangan yang diberikan
dan impedansi motor diketahui.

Dari rangkaian di atas, didapat : ?? ?? = ?? ?? ?? ?? ?? ?? ?? +?? ?? ?? ?


…………………………….………………(2.6) ?? ?? = ?? ?? +?? ?? ?? = ( ?? 2 / ??+?? ?? 2 )
0,5 ?? ?? ( ?? 2 / (2-??)+?? ?? 2 )+0,5 ?? ?? ? …….(2.6) ?? ?? = ?? ?? +?? ?? ?? = ( ?? 2
/ (2-??)+?? ?? 2 )0,5 ?? ?? ( ?? 2 / (2-??)+?? ?? 2 )+0,5 ?? ?? ? ………(2.6) Dimana : R1
= Resistansi kumparan stator R2 = Resistansi kumparan rotor X1 = Reaktansi
bocor kumparan stator X2 = Reaktansi bocor kumparan rotor Xm = Reaktansi
pemagnetan Rc = Tahanan inti tembaga Zm = Impedansi pemagnetan I1 = Arus
pada kumparan stator Motor Induksi 3 Fasa Motor induksi adalah suatu mesin
listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan
gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan
rotor.

Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak
digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar.
Bentuk gambaran motor induksi 3 fasa diperlihatkan padagambar 2.1, dan
contoh penerapan motor induksi ini di industri diperlihatkan pada gambar 2.2. / /
a) bentuk fisik b. motor induksi dilihat ke dalam Gambar 2.22 Motor induksi 3-
fasa / Gambar 2.23 Penerapan motor induksi di dunia industri Data-data motor
induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang berhubungan dengan kerja
motor induksi dibuatkan pada plat nama (name plate) motor induksi. / Gambar
2.24 Contoh data yang ada di plat nama motor induksi Motor induksi 3 phase
memiliki keunggulan diantaranya handal, tidak ada kontak antara stator dan
rotor kecuali bearing, tenaga yang besar, daya listrik rendah dan hampir tidak ada
perawatan. Akan tetapi motor induksi 3 phase memiliki kelemahan pada
pengontrolan kecepatan.

Kecepatan putar motor induksi bergantung pada frekuensi input, sedangkan


sumber listrik memiliki frekuensi konstan. Untuk mengubah frekuensi input lebih
sulit daripada mengatur tegangan input. Dengan ditemukannya teknologi
inverter maka hal tersebut menjadi lebih mudah dan mungkin dilakukan. Dalam
beberapa tahun yang lalu F.

Blaschke telah mempublikasikan mengenai field oriented control (FOC) untuk


motor induksi. Teori ini telah lengkap dikembangkan dan banyak digunakan
dalam proses industri. Kemudian teknik baru telah dikembangkan yaitu teknik
kontrol torsi dari motor induksi oleh I. Takahashi yang dikenal dengan Direct
Torque Control (DTC).

Dengan DTC dimungkinkan mengontrol torsi dengan performi yang baik tanpa
menggunakan tranduser mekanik pada poros motor, sehingga DTC dapat
dikatakan sebagai teknik kontrol “type sensorless” . Dengan menggunakan sensor
putaran rotor motor akan mengakibatkan stabilitas yang rendah dan ada noise,
sehingga dalam pengemudian motor induksi dengan pemakaian khusus
menggunakan sensor mekanik akan menyulitkan.

Untuk mengontrol kecepatan motor induksi 3 phase menggunakan metode


Direct Torque Control memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah : 1. Tidak
membutuhkan transformasi koordinat. 2. Tidak membutuhkan pembangkit pulsa
PWM. 3. Tidak membutuhkan regulator arus. 4. Kurang bergantung pada
parameter mesin. Metode Direct Torque Control merupakan tipe kontrol close
loop.

Kontrol close loop umum digunakan di dalam pengaturan kecepatan motor


induksi karena memberikan respon kecepatan yang lebih baik dari pada open
loop. Kontrol close loop disebut juga kontrol umpan balik yang menjadikan
output sebagai perbandingan dengan input (referensi) untuk memperoleh suatu
error. Didalam suatu sistem yang handal, adanya error merupakan suatu
kerugian. Oleh karena itu, digunakan control PI yang diharapkan dapat menekan
error sampai nilai minimal.

Namun hal ini membutuhkan perhitungan matematik yang rumit dan komplek
dalam menentukan Kp dan Ki yang sesuai, agar diperoleh kinerja motor yang
bagus. Direct Torque Control (DTC) Direct Torque Control (DTC) adalah kontrol
berdasarkan fluks stator dalam kerangka seferensi stator menggunakan kontrol
langsung dari switching inverter. Ide dasar dari DTC adalah perubahan torsi
sebanding dengan slip antara fluk stator dan fluk rotor pada kondisi fluk bocor
stator tetap.

Hal ini banyak dikenali untuk pengaturan torsi dan fluk cepat dan robust. Pada
motor induksi dengan rotor sangkar untuk waktu tetap rotor menjadi sangat
besar, fluk bocor rotor berubah perlahan dibanding dengan perubahan fluk
bocor stator. Oleh karena itu, pada keadaan perubahan yang cepat fluk rotor
cenderung tidak berubah.

Perubahan cepat dari torsi elektromagnetik dapat dihasilkan dari putaran fluk
stator, sebagai arah torsi. Dengan kata lain fluk stator dapat seketika
mempercepat atau memperlambat dengan menggunakan vektor tegangan stator
yang sesuai. Torsi dan fluk kontrol bersama-sama dan decouple dicapai dengan
pengaturan langsung dari tegangan stator, dari error respon torsi dan fluk.

DTC biasanya digunakan sesuai vektor tegangan dalam hal ini untuk memelihara
torsi dan fluk stator dengan dua daerah histerisis, yang menghasilkan perilaku
bang bang dan variasi prosedur frekuensi pensaklaran dan ripple fluk, torsi dan
arus yang penting. Kontrol PI Kontrol PI merupakan salah satu jenis pengatur
yang banyak digunakan pada kontrol loop tertutup.

Selain itu sistem ini mudah digabungkan dengan metoda pengaturan yang lain
seperti Fuzzy dan Robust, Sehingga akan menjadi suatu sistem pengatur yang
semakin baik. Kontrol PI terdiri dari 2 jenis cara pengaturan yang saling
dikombinasikan, yaitu Kontrol P (Proportional) dan Kontrol I (Integral). Masing-
masing memiliki parameter tertentu yang harus diset untuk dapat beroperasi
dengan baik, yang disebut sebagai konstanta.

Setiap jenis, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Keuntungan


motor induksi 3 fasa : Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor
dengan rotor sangkar. Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi
gesekan kecil. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir
tidak diperlukan.

Kerugian penggunaan motor induksi 3 fasa Kecepatan tidak mudah dikontrol.


Power faktor rendah pada beban ringan. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari
arus nominal. Prinsip kerja motor induksi 3 fasa Bila sumber tegangan tiga fasa
dipasang pada kumparan stator, maka pada kumparan stator akan timbul medan
putar dengan kecepatan, ns = 120f/P , ns = kecepatan sinkron, f = frekuensi
sumber, p = jumlah kutup Medan putar stator akan memotong konduktor yang
terdapat pada sisi rotor, akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan
induksi ( ggl ) sebesar E2s = 44,4fnØ.

Keterangan : E = tegangan induksi ggl, f = frekkuensi, N = banyak lilitan, Q =


fluks Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka
tegangan induksi akan menghasilkan arus ( I ). Adanya arus dalam medan
magnet akan menimbulkan gaya ( F ) pada rotor. Bila torsi awal yang dihasilkan
oleh gaya F pada rotor cukup besar untuk memikul torsi beban, maka rotor akan
berputar searah dengan arah medan putar stator.

Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada, maka diperlukan
adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan
kecepatan putar rotor (nr). Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns disebut
dengan slip ( S ) yang dinyatakan dengan Persamaan S = ns-nr/ns (100%) Jika ns
= nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada rotor, dengan
demikian tidak ada torsi yang dapat dihasilkan. Torsi suatu motor akan timbul
apabila ns > nr.

Dilihat dari cara kerjanya motor tiga phasa disebut juga dengan motor tak
serempak atau asinkron. Konstruksi Motor Induksi 3 fasa Sebagaimana mesin
pada umumnya menunjukkan bahwa motor induksi juga memiliki konstruksi
yang sama baik motor DC maupun AC. Konstruksi dimaksud terdiri dari 2 bagian
utama yaitu stator dan rotor.

Secara lengkap dan detail dari kedua konstruksi dapat dilihat pada gambar 1
berikut : / / Gambar 2.25. Kostruksi utama Stator dan Rotor Stator Stator pada
motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor sinkron dan
generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari laminasi-laminasi dari bahan
besi silikon dengan ketebalan (4 s/d 5) mm dengan dibuat alur sebagai tempat
meletakan belitan/kumparan, secara detail ditunjukan pada gambar 2 berikut. /
Gambar 2.26.

Konstruksi stator dengan alur-alurnya Dalam alur-alur stator diletakkan belitan


stator yang posisinya saling berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan fase
derajat listrik yaitu 120° antar fase (motor 3 fase). Jumlah gulungan pada stator
dibuat sesuai dengan jumlah kutub dan jumlah putaran yang diinginkan atau
ditentukan. Khusus untuk Stator pada motor-motor listrik dengan ukuran kecil
dibentuk dalam potongan utuh.

Sedangkan untuk motor-motor dengan ukuran besar adalah tersusun dari


sejumlah besar segmen-segmen laminasi. Rotor Ini adalah bagian yang berputar
dari motor. Seperti dengan stator atas, rotor terdiri dari satu set laminasi baja
beralur ditekan bersama dalam bentuk jalur magnetik silinder dan sirkuit listrik.
Rangkaian listrik dari rotor dapat berupa : Menurut jenis rotor pada motor
induksi dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage
Rotor) Rotor yang terdiri dari sejumlah lilitan yang berbentuk Batang tembaga
yang dihubungkan singkat pada setiap ujungnya kemudian disatukan (di cor)
menjadi satu kesatuan sebagaimana gambar 2.6. / Gambar 2.27.

Rotor sangkar Tupai Jenis rotor sangkar tupai, yang terdiri dari satu set tembaga
atau potongan aluminium yang dipasang ke dalam slot, yang terhubung ke
sebuah akhir-cincin pada setiap akhir rotor. Konstruksi gulungan rotor ini
menyerupai 'kandang tupai'. Potongan aluminium rotor biasanya dicor mati ke
dalam slot rotor, yang membuat konstruksinya sangat kasar.

Meskipun potongan rotor aluminium berada dalam kontak langsung dengan


laminasi baja, hampir semua arus rotor melalui jeruji aluminium dan tidak di
laminasi. Sejumlah motor induksi yang beredar dipasaran maupun yang banyak
digunakan sekitar 90% adalah motor induksi dengan ”Rotor Sangkar”. Alasan
umum yang diperoleh adalah karena konstruksi yang sederhana dan juga lebih
murah harganya. Konstruksi rotor sebagaimana gambar 2.7.

berikut ini, menunjukkan konstruksi batang-batang konduktor dari bahan


tembaga atau alumunium yang dihubungkan singkat. / Gambar 2.28. Konstruksi
dan bagian dari rotor sangkar Sejumlah batang-batang konduktor tersebut
dimasukkan ke dalam laminasi-laminasi yang terbuat dari bahan besi silikon serta
menjadi satu dengan poros rotor.

Sebagaimana konstruksi tersebut di atas terutama batang-batang konduktor


yang terhubung singkat, maka tidak dimungkinkan untuk menambah ”Tahanan
Luar” (yang dipasang secara seri) dengan rotor guna keperluan ”Pengasutan”.
Selain itu pula posisi dari batang-batang konduktor/tembaga posisinya dibuat
tidak paralel (tidak segaris) dengan poros rotor.

Posisi batang konduktor agak dimiringkan sebagaimana terlihat pada gambar 4


di atas. Alasan diletakan posisi miring dari konduktor terhadap poros adalah :
Memperhalus suara pada saat motor berputar (memperkecil dengungan
magnetis/suara bising) Menghilangkan kecenderungan ”Lock atau mengunci”
yang disebabkan karena interaksi langsung antara medan magnit stator dan
rotor.

Pada motor-motor dengan kapasitas kecil, batang-batang konduktor di cor


menjadi satu bagian dengan alumunium alloy. Selain itu pula contoh lainnya
adalah ada juga yang rotornya hanya berupa besi masip tanpa satupun
konduktor. Jenis seperti ini biasanya disebut sebagai ”Motor Arus Eddy”.

Rotor Belitan (Wound Rotor) Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi
dengan alur-alur sebagai tempat meletakkan belitan (kumparan) dengan ujung-
ujung belitan yang juga terhubung singkat seperti gambar 2.8. / Gambar 2.29.
Rotor berlian Motor dengan jenis rotor belitan biasanya diperlukan pada saat
pengasutan atau pengaturan kecepatan dimana dikehendaki torsi asut yang
tinggi / Gambar 2.30.

Jenis rotor sangkar dan belitan pada motor induksi 3 fasa Belitan-belitan yang
terpasang pada rotor telah diisolasi sebagaimana belitan yang terdapat pada
stator. Belitan yang ada pada rotor diletakkan juga pada alur-alur rotor dan pada
setiap ujungnya dihubungkan secara langsung pada cincin (slipring) yang
posisinya dibagian depan dari rotor serta menjadi satu dengan poros (gambar
2.6.).

Belitan rotor ini di desain sama dengan kutub yang dimiliki belitan statornya dan
selalu dalam bentuk belitan 3 fasa sekalipun statornya hanya 2 fasa. Pengaturan
belitan/gulungan/kumparan dilakukan untuk masing-masing fase adalah sama.
Sedangkan pada ujung-ujung dari masing kumparan/fase yang keluar
dihubungkan ke 3 buah cincin (slipring) berdasarkan jumlah fasenya.

Konstruksi slip ring terhubung secara langsung dengan masing-masing sikat.


Dengan demikian, maka pada jenis ini dapat dihungkan secara langsung ke
”Tahanan luar” guna keperluan pengasutan. Pada gambar 2.7 dan 2.8 di bawah
ini menunjukkan detail dari konstruksi motor induksi dengan rotor sangkar dan
rotor belitan termasuk bagian-bagiannya / Gambar 2.31.

Konstruksi detail motor induksi dengan ”rotor sangkar” / Gambar 2.32. Konstruksi
detail motor induksi dengan ”rotor belitan” GENERATOR SINKRON Pengertian
dan Fungsi Generator Generator adalah alat untuk mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Tidak ada generator yang bisa menghasilkan energi listrik
tanpa adanya energi lain.
Contohnya generator dengan bahan pemutar adalah gas alam dengan tekanan
tinggi. Dengan tekanan yang tinggi, gas alam akan terbakar dan memutar prime
mover (turbin gas) yang tersambung pada poros yang sama dengan generator.
Sehingga generator bisa menghasilkan energi listrik. Dari pengertian di atas,
fungsi generator adalah mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

Hasil dari perubahan inilah yang disalurkan ke beban-beban. Proses perubahan


energi mekanik menjadi energi listrik dikenal sebagai konversi energi
elektromekanis. melibatkan medan magnet yang berfungsi sebagai media
perantara. Input ke mesin pembangkit dapat berasal dari sejumlah sumber
energi. Misalnya, dalam generasi tenaga listrik skala besar, batubara dapat
menghasilkan uap yang menggerakkan poros mesin.

Biasanya, untuk proses thermal tersebut, hanya sekitar 1/3 energi mentah (yaitu,
dari batubara) diubah menjadi energi mekanik. Langkah terakhir dari konversi
energi cukup efisien, dengan efisiensi mendekati 100%. / Prinsip Kerja Generator
Sinkron Perbedaan prinsip antara generator DC dengan generator AC adalah
untuk generator DC, kumparan jangkar ada pada bagian rotor dan terletak
diantara kutub-kutub magnet yang tetap di tempat, diputar oleh tenaga mekanik,
sedangkan konstruksi pada generator sinkron sebaliknya, yaitu kumparan jangkar
disebut juga kumparan stator karena berada pada tempat yang tetap dan
kumparan rotor bersama-sama dengan kutub magnet diputar oleh tenaga
mekanik.

Skema prinsip kerja generator listrik seperti terlihat pada Gambar 3. /


Berdasarkan Hukum Faraday tentang induksi elektromagnetik yaitu bila suatu
konduktor digerakkan dalam medan magnet, maka akan dibangkitkan gaya
gerak listrik dalam konduktor tersebut. Jika rotor diputar pada penggerak mula
(prime mover), maka kutub-kutub yang ada pada rotor akan berputar.

Jika kumparan kutub diberi arus searah, maka pada kumparan kutub akan timbul
medan magnet atau fluks yang bersifat bolak-balik atau fluks putar. Fluks putar
ini akan memutar kumparan jangkar pada stator, sehingga pada ujung-ujung
kumparan stator timbul gaya gerak listrik (ggl) atau tegangan induksi. Besarnya
tegangan induksi yang timbul pada kumparan jangkar yang ada pada stator
(Sumanto, 1996) adalah : E = 4,44 X f X fp X fd X f X N volt
(1) dimana : E = GGL induksi (volt) f =
frekuensi listrik (Hz) fp = faktor langkah fd = faktor
distribusi N = jumlah lilitan F = fluks magnet Besarnya
frekuensi ggl yang dibangkitkan tergantung pada jumlah kutub medan dan
kecepatan putaran prime mover.

Pada kumparan tertentu, akan dibangkitkan tegangan satu siklus lengkap, bila
sepasang kutub rotor (kutub utara dan kutub selatan) digerakkan melewati
kumparan, maka jumlah siklus yang dibangkitkan dalam satu putaran rotor sama
dengan jumlah pasangan kutub rotor p/2, dimana p adalah jumlah total kutub.
Menurut Sumanto (1996), jika n adalah kecepatan putar rotor dalam putaran per
menit, maka n/60 adalah putarn per sekon, sehingga frekuensi dinyatakan dalam
Hertz atau siklus per sekon sesuai dengan persamaan sebagai berikut : /
Lilitan 3 fasa untuk generator 3 fasa, kumparan-kumparan fasa antara yang satu
dengan yang lain masing-masing berjarak 120 derajat listrik. Jadi ujung-ujung
akhir dari kumparan fasa I, II, III masing-masing berjarak 120 derajat listrik.

Ketiga fasa itu biasanya ditandai U-V-W dan dapat diatur menurut hubungan
delta atau hubungan bintang. Tegangan antara dua fasa adalah V. Khususnya
pada hubungan bintang terdapat titik bintang yang diberi tanda nol (O).
Tegangan antar fasa dari titik bintang adalah / Seperti terlihat pada Gambar 4. /
Gambar 4.

Hubungan kumparan 3 fasa (a) Hubungan Delta, (b)Hubungan Bintang Daya


sebuah generator dinyatakan dengan rumus : / Daya nominal sebuah generator
dinyatakan dalam kW atau MW ataupun dalam kVA atau MVA. Daya nominal
ditentukan oleh suhu kerja dari kumparan, sedangkan factor daya biasanya
sekitar 0,8. Efisiensi sebuah generator dinyatakan dalam rasio keluaran dibagi
masukan. Keluaran yang bermanfaat merupakan seluruh masukan dikurangi rugi-
rugi. 1. Rugi-rugi mekanikal termasuk gesekan bantalan dan udara. 2. Rugi-
rugi elektrikal terdiri atas rugi-rugi besi dan tembaga.

Semua rugi-rugi akan mengakibatkan terjadinya panas yang harus dihilangkan


melalaui pendinginan. Pendinginan generator dapat dilakukan melalui sistem
terbuka atau sistem tertutup. Pada sistem tertutup, kipas-kipas mengalirkan
udara melalui generator, sedangkan udara panas didinginkan dengan air,
sebelum disirkulasikan kembali.

Sistem demikian memberi proteksi yang baik terhadap kemungkianan terjadinya


api dalam generator karena terbatasnya pemasukan udara. Pada sistem terbuka,
kipas-kipas memperoleh udara dari luar melalui suatu saluran. Udara itu dipaksa
melewati alur-alur kecil diantara bagian-bagian inti dan kumparan. Udara yang
dipakai dengan sendirinya menjadi panas. Sistem terbuka lebih murah dan
memberikan pandangan yang lebih rapi dan tidak bising (Abdul Kadir, 1996).

Suatu pusat pembagkit tenga listrik, biasanya terdiri dari dua unit atau lebih.
Pada saat pembagkit melayani beban yang bertambah, maka diperlukan kerja
paralel antara unit-unit. Selain dimaksudkan untuk memperbesar kapasitas daya
yang dibangkitkan, juga sering dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas pelayanan
apabila ada generator yang dihentikan misalnya ada gangguan pada salah satu
unit. Sebelum dua generator sinkron diparalelkan, harus dipenuhi kondisi
berikut : 1. Urutan fasa harus sama.

2. Tegangan terminalnya harus sama. 3. Tegangannya harus sefasa. 4.


Frekuensinya harus sama. Jika ada dua generator beroperasi dan persyaratan ini
dipenuhi maka dikatakan dalam keadaan sinkron. Operasi agar mesin dalam
keadaan sinkron disebut penyinkronan. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh
generator tersebut bisa arus searah atau arus bolak-balik.

Pada pusat tenaga listrik, generator arus searah berfungsi sebagai penguat
medan (exciter) pada generator utama. Ada 3 hal pokok yang terdapat pada
prinsip kerja generator yaitu : 1. Ada fluks magnet yang dihasilkan oleh kutub-
kutub magnet. 2. Adanya kawat penghantar listrik yang merupakan tempat
terbentuknya GGL. 3. Adanya gerakan relatif antara fluks magnet dengan
kawat penghantar.

Konstruksi Generator Sinkron Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron


adalah sama dengan konstruksi motor sinkron, dan secara umum biasa disebut
mesin sinkron. Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron yang merupakan
dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC
atau disebut kumparan medan dan sebuah kumparan atau disebut kumparan
jangakr tempat dibangkitkannya GGL arus bolak balik.

Hampir semua mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar berupa stator yang
diam dan struktur medan magnet berputar sebagai rotor. Kumparan DC pada
struktur medan yang berputar dihubungkan pada sumber DC luar melalui cincin
geser (slip ring) dan sikar arang (carbon brush), tetapi ada juga yang tidak
mempergunakan sikat arang yaitu sistem brushless excitation. Untuk medan rotor
yang digunakan tergantung paa kecepatan mesin.

Mesin dengan kecepatan tinggi seperti turbo generator mempunyai bentuk


silinder seperti gambar a, sedangkan mesin dengan kecepatan rendah seperti
Hydroelectric (PLTA) atau Generator Listrik Diesel mempunyai rotor kutub
menonjol seperti pda gambar b. / Gambar a. Bentuk rotor kutub silinder
Gambar b. Bentuk rotor kutub menonjol Stator dari mesin sinkron terbuat dari
bahan ferromagnetik, yang berbentuk laminasi agar dimaksudkan untuk
mengurangi rugi – rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik yang bagus berarti
mengandung bahan yang memiliki permeabilitas dan resistivitas tinggi.

Gambar c memperlihatkan alur stator yang terdapat kumparan jangkar.


Kumparan /belitan jangkar stator yang umum digunakan oleh mesin sinkron tiga
fasa, ada dua tipe yaitu : a. Belitan satu lapis (single layer winding). b. Belitan
berlapis ganda (double layer winding) / Gambar Inti Stator dan Alur pada stator
Generator Tanpa Beban Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai
generator dengan diputar pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan
(If), maka pada kumparan jangkar stator akan diinduksikan tegangan tanpa
beban (Eo), yaitu sebesar : Eo = 4,44 .Kd. Kp. F. /. T Volt............................. (2.4) Dalam
keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, sehingga tidak
terdapat pengarus reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If).

Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan keluaran juga akan naik
sampai titik saturasi (jenuh), Generator Berbeban Bila generator diberi beban
yang berubah – ubah maka besarnya tegangan terminal V akan berubah – ubah
pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan pada : a. Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar / fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegangan jatuh /
fasa dan I . Ra yang sefasa dengan arus jangkar.
b. Reaktansi Bocor Jangkar Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar,
sebagai fluks yang terjadi tidak mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal
seperti disebut “fluks bocor”. c.

Reaksi Jangkar Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat
generator dibebani akan menimbulkan fluks jangkar (??A) yang berintegrasi
dengan fluks yang dihasilkan pada umparan medan rotor (??F), sehingga akan
dihasilkan suatu fluksresultan sebesar ??R = ??A + ??F BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN Secara umum motor induksi dibagi menjadi dua, yaitu motor satu
fasa, dan motor tiga fasa yaitu : Motor satu fasa : Konstruksi motor induksi satu
fasa terdiri atas dua komponen yaitu stator dan rotor.

Stator adalah bagian dari motor yang tidak bergerak dan rotor adalah bagian
yang bergerak yang bertumpu pada bantalan poros terhadap stator. Motor
induksi terdiri atas kumparan kumparan stator dan rotor yang berfungsi
membangkitkan gaya gerak listrik akibat dari adanya arus listrik bolak-balik
satu fasa yang melewati kumparan-kumparan tersebut sehingga terjadi suatu
interaksi induksi medan magnet antara stator dan rotor.

Motor tiga fasa: Motor induksi 3 fasa memiliki keunggulan diantaranya handal,
tenaga yang besar, daya listrik rendah dan hampir tidak ada perawatan. Tetapi
motor induksi 3 phase memiliki kelemahan pada pengontrolan kecepatan.
Kecepatan putar motor induksi bergantung pada frekuensi input, sedangkan
sumber listrik memiliki frekuensi konstan.

Untuk mengubah frekuensi input lebih sulit daripada mengatur tegangan input.
Dengan ditemukannya teknologi inverter maka hal tersebut menjadi lebih mudah
dan mungkin dilakukan` Generator adalah alat untuk mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Tidak ada generator yang bisa menghasilkan energi listrik
tanpa adanya energi lain.

Contohnya generator dengan bahan pemutar adalah gas alam dengan tekanan
tinggi. Dengan tekanan yang tinggi, gas alam akan terbakar dan memutar prime
mover (turbin gas) yang tersambung pada poros yang sama dengan generator.
Sehingga generator bisa menghasilkan energi listrik. Dari pengertian di atas,
fungsi generator adalah mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

Hasil dari perubahan inilah yang disalurkan ke beban-beban. Proses perubahan


energi mekanik menjadi energi listrik dikenal sebagai konversi energi
elektromekanis. melibatkan medan magnet yang berfungsi sebagai media
perantara. Input ke mesin pembangkit dapat berasal dari sejumlah sumber
energi. DAFTAR PUSTAKA Nagrath, I.J, Kothari, D.P., “Electric Machine”, Tata
McGraw Hill Publishing Company Limited, New Delhi Catatan Kuliah Mesin Arus
Bolak Balik, Ir.

Teguh Yuwono, Teknik Elektro ITS Kusumah, Inu.H. ( 2008 ). Diktat ( Bahan Ajar )
Teknik Listrik dan Elektronika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Arismunandar, W dan Tsuda, Koichi. (1983). Motor Induksi . Pradnya Paramitha.

INTERNET SOURCES:
------------------------------------------------------------------------------------------
-
0% - Empty
0% - http://azizvyan.blogspot.com/2012/03/mod
0% - http://edu-give.blogspot.co.id/2014/12/v
0% - https://dosenbahasa.com/contoh-kata-peng
0% - http://niummukulsum30.blogspot.com/2016/
0% - https://2011perikananb.wordpress.com/201
0% - https://risqha21.wordpress.com/page/3/
0% - http://indahdjumati95.blogspot.com/2013/
0% - http://needmoreintelligent.blogspot.com/
0% - http://www.tugaspedia.com/2017/08/critic
0% - https://www.scribd.com/document/32564428
2% - http://otomodifikasi8.blogspot.com/2015/
0% - http://eprints.undip.ac.id/25504/1/Makal
0% - https://2777309.r.bat.bing.com/?ld=d3N7R
1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
2% - http://otomodifikasi8.blogspot.com/2015/
1% - https://skripsi-skripsiun.blogspot.com/2
0% - https://www.scribd.com/document/36245118
1% - https://skripsi-skripsiun.blogspot.com/2
0% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
1% - https://www.scribd.com/doc/305618199/Mak
0% - https://ujangaja.wordpress.com/2008/04/1
1% - https://www.scribd.com/doc/305618199/Mak
0% - http://docplayer.info/58812744-Diunduh-d
0% - http://bang-teknik.blogspot.co.id/2016/0
1% - http://beritakita.co/2018/05/04/ternyata
1% - http://beritakita.co/2018/05/04/ternyata
0% - http://referensimesin16.blogspot.com/
0% - http://purmaiyasadeopy.blogspot.com/2015
1% - http://beritakita.co/2018/05/04/ternyata
1% - http://beritakita.co/2018/05/04/ternyata
1% - http://oneforallindo.blogspot.co.id/2015
0% - http://golengku.blogspot.co.id/2016/12/p
1% - http://oneforallindo.blogspot.co.id/2015
1% - https://www.plengdut.com/pengertian-gene
1% - https://www.plengdut.com/pengertian-gene
1% - https://www.plengdut.com/pengertian-gene
0% - http://sikil-rayapen.blogspot.com/2015/0
0% - http://sikil-rayapen.blogspot.com/2015/0
0% - https://id.m.wikipedia.org/wiki/Generato
0% - http://blognyaarafazahira.blogspot.com/2
1% - https://www.plengdut.com/pengertian-gene
1% - http://oneforallindo.blogspot.com/2015/1
1% - https://www.plengdut.com/pengertian-gene
0% - https://edukasimipamania.blogspot.co.id/
1% - http://oneforallindo.blogspot.co.id/2015
1% - http://oneforallindo.blogspot.com/2015/1
1% - http://oneforallindo.blogspot.com/2015/1
1% - http://backupkuliah.blogspot.com/2013/08
1% - https://www.scribd.com/document/33733216
1% - http://backupkuliah.blogspot.com/2013/08
1% - http://fadlontp12.blogspot.com/
0% - http://skripsi-skripsiun.blogspot.com/20
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
1% - https://www.scribd.com/document/33733216
0% - https://teknologi241.blogspot.com/2016/1
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
1% - https://www.scribd.com/document/33733216
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
0% - https://2777309.r.bat.bing.com/?ld=d3qKZ
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
0% - https://www.bing.com/aclick?ld=d3K6ZUGHl
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
0% - https://www.scribd.com/presentation/3394
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
1% - https://www.scribd.com/document/35146432
0% - https://34003506.r.bat.bing.com/?ld=d3JD
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
0% - http://www.kabarmakkah.com/2015/07/inila
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
0% - http://educasimerko.blogspot.com/2013/04
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
0% - https://www.scribd.com/document/25158341
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
0% - http://busanabutik38.blogspot.com/2014/0
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
0% - https://45087320.r.bat.bing.com/?ld=d3ro
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
0% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
5% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
4% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
0% - https://www.scribd.com/doc/220001940/Ana
0% - http://docplayer.info/34467728-Bab-ii-mo
1% - https://www.scribd.com/document/35146432
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
1% - https://www.scribd.com/document/37634214
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
1% - https://www.scribd.com/document/37634214
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
1% - https://www.scribd.com/document/37634214
0% - http://staff.ui.ac.id/system/files/users
0% - https://jurnal.usu.ac.id/singuda_ensikom
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
0% - http://staff.ui.ac.id/system/files/users
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
0% - https://pondokskripsi.wordpress.com/2009
1% - https://ejurnal.unilak.ac.id/index.php/S
0% - https://45087320.r.bat.bing.com/?ld=d3a4
1% - https://www.scribd.com/document/35146432
1% - https://ejurnal.unilak.ac.id/index.php/S
1% - https://www.scribd.com/document/35146432
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
1% - https://www.scribd.com/document/35146432
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
0% - http://fliphtml5.com/uuwy/fdqo/basic/101
1% - https://jurnal.usu.ac.id/singuda_ensikom
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
0% - https://www.scribd.com/doc/79161558/SIMB
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
1% - https://ejurnal.unilak.ac.id/index.php/S
1% - https://jurnal.usu.ac.id/singuda_ensikom
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
1% - https://ejurnal.unilak.ac.id/index.php/S
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
0% - https://irpurnama.wordpress.com/2010/11/
0% - https://1846718.r.bat.bing.com/?ld=d3U6m
0% - https://1846718.r.bat.bing.com/?ld=d3_aH
13% - http://www.academia.edu/7076004/Chapter_
0% - http://docplayer.info/34565601-Bab-ii-ti
0% - http://www.info-elektro.com/2017/05/teor
1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
0% - https://www.scribd.com/document/34173764
0% - https://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanA
0% - https://www.scribd.com/document/34893055
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
2% - http://otomodifikasi8.blogspot.com/2015/
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
1% - https://es.scribd.com/doc/192039882/Maka
0% - http://anangilhamphg.blogspot.com/2012/0
1% - https://www.researchgate.net/profile/Arm
1% - https://es.scribd.com/doc/192039882/Maka
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
0% - https://www.researchgate.net/profile/Arm
1% - https://es.scribd.com/doc/192039882/Maka
0% - http://tejoworld.blogspot.com/
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
1% - https://www.researchgate.net/profile/Arm
1% - http://studylibid.com/doc/612477/bab-iii
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
0% - https://www.moneysmart.id/asuransi-jiwa-
0% - http://smart-chameleon.blogspot.com/2013
0% - http://affrins.blogspot.com/2012/08/dasa
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
0% - http://kelaselektro.blogspot.co.id/2016/
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
0% - http://rafesa29.blogspot.com/2014/08/mot
0% - http://insyaansori.blogspot.com/2013/04/
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
0% - http://elektro-unimal.blogspot.com/2013/
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
1% - https://www.scribd.com/doc/305618199/Mak
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
1% - https://www.scribd.com/doc/305618199/Mak
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
1% - https://www.scribd.com/doc/192039882/Mak
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
0% - http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/12
0% - https://34003506.r.bat.bing.com/?ld=d3kL
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
1% - https://www.scribd.com/doc/192039882/Mak
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
0% - http://kuliahelektro.blogspot.co.id/2011
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
1% - https://www.scribd.com/document/35455268
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
1% - http://studylibid.com/doc/612477/bab-iii
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
1% - https://www.scribd.com/doc/192039882/Mak
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
1% - http://studylibid.com/doc/612477/bab-iii
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
1% - http://studylibid.com/doc/612477/bab-iii
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
1% - https://www.scribd.com/document/35455268
0% - https://0.r.bat.bing.com/?ld=d38PO0lA4Ni
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
4% - https://www.scribd.com/document/35022561
0% - https://id.wikipedia.org/wiki/Motor_list
0% - http://naufalattaqi.blogspot.co.id/2012/
3% - https://www.scribd.com/document/28391204
3% - https://www.scribd.com/document/28391204
3% - https://www.scribd.com/document/28391204
3% - https://www.scribd.com/document/28391204
3% - https://www.scribd.com/document/28391204
3% - https://www.scribd.com/document/28391204
3% - https://www.scribd.com/document/28391204
3% - https://www.scribd.com/document/28391204
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
0% - http://talupi98.blogspot.com/2013/06/des
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
0% - http://nyongex.blogspot.com/2013/02/gene
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
0% - https://www.scribd.com/document/34379369
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
0% - https://text-id.123dok.com/document/9yne
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
0% - https://www.scribd.com/presentation/1405
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
0% - https://2777309.r.bat.bing.com/?ld=d3xUJ
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
0% - http://khairunnisa2.blogspot.com/2012/10
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
7% - https://dayat-akmal.blogspot.co.id/2017/
0% - https://luqm4ntr.wordpress.com/2012/05/0
0% - http://ionozer.blogspot.com/2011/11/teor
2% - https://bagibagiilmuteknik.blogspot.com/
2% - https://bagibagiilmuteknik.blogspot.com/
2% - https://bagibagiilmuteknik.blogspot.com/
2% - https://bagibagiilmuteknik.blogspot.com/
0% - https://www.scribd.com/doc/22610243/Sist
2% - https://bagibagiilmuteknik.blogspot.com/
0% - http://ionozer.blogspot.com/2011/11/teor
2% - https://bagibagiilmuteknik.blogspot.com/
0% - http://www.psychologymania.com/2013/04/k
2% - https://bagibagiilmuteknik.blogspot.com/
2% - https://bagibagiilmuteknik.blogspot.com/
1% - http://oneforallindo.blogspot.com/2015/1
0% - https://generatorlistrik.blogspot.com/20
1% - http://oneforallindo.blogspot.co.id/2015
0% - http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/0
1% - http://oneforallindo.blogspot.com/2015/1
0% - https://www.scribd.com/document/37297152
0% - https://kumengerti.blogspot.com/2011/12/
2% - https://bagibagiilmuteknik.blogspot.com/
2% - http://otomodifikasi8.blogspot.com/2015/
2% - http://otomodifikasi8.blogspot.com/2015/
0% - http://duniaelektronika26.blogspot.com/2
0% - https://www.scribd.com/document/15482726
2% - http://otomodifikasi8.blogspot.com/2015/
2% - http://otomodifikasi8.blogspot.com/2015/
2% - http://otomodifikasi8.blogspot.com/2015/
14% - http://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_
1% - https://www.scribd.com/doc/305618199/Mak
0% - https://indone5ia.wordpress.com/2012/02/
3% - https://www.scribd.com/document/28391204
3% - https://www.scribd.com/document/28391204
3% - https://www.scribd.com/document/28391204
3% - https://www.scribd.com/document/28391204
0% - https://www.scribd.com/document/8203991/
0% - https://36000181.r.bat.bing.com/?ld=d35T
0% - https://www.scribd.com/document/37297152

Você também pode gostar