Você está na página 1de 17

PENERAPAN INTERVENSI RELAKSASI BENSON DALAM

MENURUNKAN NYERI DAN MENINGKATKAN KENYAMANAN PADA


KLIEN DENGAN ACS

UNIVERSITAS ANDALAS

DISUSUN OLEH:

VILDA RIYENA
(1821312018)

MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta kemudahan yang berlimpah, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah Lanjut 1: “Evidenced Based
Nursing Modalitas pada pasien ACS”. Salawat Kepada Rahmatan lil’alamin,
Rasulullah SAW yang telah membawa kita menuju alam yang penuh
pengetahuan. Semoga Rahmat selalu tercurah buat beliau, keluarga dan seluruh
pengikutnya.

Terima Kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada ibu Elvi


Oktarina, M.Kep, Ns.Sp.Kep.M.B sebagai koordinator dan pembimbing dalam
makalah ini. Terimaksih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Untuk


itu kami membutuhkan kritikan dan saran yang membangun demi penyempurnaan
makalah kami kedepannya. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua. Atas semua perhatian pembaca, kami ucapkan terimakasih.

Padang, Oktober 2018


Hormat kami,

PenyUSUN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sindrom Koroner Akut (SKA) atau penyakit kardiovaskular saat ini
merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian dinegara maju
dan berkembang, termasuk Indonesia (Depkes,2006). SKA merupakan
penumpukan plaque baik total maupun sebagian yang disebabkan oleh
terbentuknya bekuan darah yang menutupi dinding pembuluh darah yang
sudah pecah plaque ini mengurangi ruang gerak dari aliran darah. Hal ini
tidak lepas dari aktivitas otot jantung lapisan tengah dari jaringan otot yang
tebal, dan bertanggung jawab untuk kegiatan utama pemompaan ventrikel,
indikator yang terlihat meliputi tekanan darah, frekuensi nadi dan gambaran
EKG (Hayes,S.C, et al, 1999).
Manifestasi klinis dari Acute Coronery Syndrome (ACS) adalah
adanya nyeri dada yang khas, perubahan EKG, dan peningkatan enzim
jantung. Nyeri dada khas Acute Coronery Syndrome (ACS) dicirikan sebagai
nyeri dada dibagian substernal, retrosternal dan precordial. Karakteristik
seperti ditekan, diremas, dibakar, terasa penuh yang terjadi dalam bebrapa
menit. Nyeri dapat menjalar ke dagu, leher, bahu, punggung, atau kedua
lengan (Muttaqin, 2009)
Tujuan penatalaksanaan ACS adalah untuk memperbaiki prognosis dngan
cara mencegah infark miokard lanjut dan mencegah kematian. Upaya yang
dilakukan adalah mengurangi terjadinya trombotik akut dan disfungsi
ventrikel kiri (Majid, 2008). Pengenalan ACS sangat penting diketahui dan
dipahami oleh perawat. Perawat perlu untuk memahami patofisiologis ACS,
nyeri dada yang khas pada ACS, analisa EKG dan hasil laboratorium sebagai
kunci utama pengkajian ACS. Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan,
mempunyai peran yang sangat strategis dalam penatalaksanaan ACS tersebut.
Perawat profesional yang menguasai satu area spesifik sistem
kardiovaskular sangat dibutuhkan dalam melakukan proses keperawatan
secara optimal penanganan pasien yang optimal akan menghindarkan dari
risiko komplikasi yang akan memperburuk pasien dan menghindarkan dari
risiko kematian.
Prasetyo (2010) mengemukakan bahwa dalam beberapa kasus nyeri yang
sifatnya ringan, tindakan non farmakologi adalah intervensi yang paling
utama, sedangkan tindakan famakologi dipersiapkan untuk mengantisipasi
perkembangan nyeri. Pada kasus nyeri untuk mengatasi nyeri disamping
tindakan farmakologi yang utama.
Menurut Tamsuri (2006) tindakan non farmakologi untuk mengatasi nyeri
terdiri dari beberapa tindakan penanganan. Yang pertama berdasarkan
penanganan fisik atau stimulasi fisik meliputi stimulasi kulit, stimulasi
elektrik (TENS), akupuntur, placebo, massage, terapi es dan panas. Yang
kedua berdasarkan intervensi perilaku kognitif meliputi relaksasi, umpan balik
biologis, mengurangi persepsi nyeri, hipnotis, distraksi, guide imaginary
(imajinasi terbimbing).
Relaksasi Benson adalah salah satu cara untuk mengurangi nyeri dengan
mengalihkan perhatian kepada relaksasi, sehingga kesadaran klien terhadap
nyerinya berkurang, relaksasi ini dilakukan dengan cara menggabungkan
relaksasi yang diberikan dengan kepercayaan yang dimiliki klien. Relaksasi
adalah tehnik mengatasi kekhawatiran / kecemasan atatu stress melalui
pengendoran otot otot dan syaraf, itu terjadi atau bersumber pada objek –
objek tertentu. Relaksasi merupkan suatu kondisi istirahat pada aspek fisik
dan mental manusia, sementara aspek spirit tetap aktif bekerja. Dalam
keadaan relaksasi, seluruh tubuh dalam keadaan homeostatis atau seimbang,
dalam keadaan tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh otot – otot dalam
keadaan rileks dengan posisi tubuh yang nyaman (Benson & Proctor, 2013)
1.2 Tujuan Penerapan EBN
1. Untuk mengetahui efektifitas relaksasi napas dalam pada pasien
pasien ACS
2. Untuk membuktikan efektifitas relaksasi napas dalam pada pasien
pasien ACS

1.3 Manfaat Penerapan EBN


1. Diharapkan hasil EBN ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam penyusunan standar prosedur dalam perawatan pasien dengan ACS
2. Diharapkan hasil EBN ini dapat mengembangkan ilmu Keperawatan
Medikal Bedah dalam intervensi keperawatan pada pasien dengan ACS
3. Diharapkan dengan adanya penerapan EBN ini dapat menurunkan
terjadinya komplikasi pasien dan meningkatkan kenyamanan pada pasien
dengan ACS, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup, mengurangi
angka kesakitan .
BAB II

PENELUSURAN EVIDENCE

2.1. Pertanyaan Klinis

Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis uraikan diatas maka


dapat dirumuskan masalah dalam pertanyaan klinis “Pada pasien ACS dan
STEMI, Evidence based nursing yang akan diterapkan pada pasien ACS
yaitu Relaksasi Benson merupakan tehnik relaksasi yang digabungkan
dengan keyakinan yang dianut oleh pasien. Kata atau kalimat tertentu yang
dibaca berulang-ulang dengan melibatkan unsur keimanan dan keyakinan.
Ungkapan yang dipakai dapat berupa nama Tuhan atau kata-kata lain yang
memiliki makna menenangkan bagi pasien ( Benson & Proctor, 2000, dalam
Purwanto 2006). Dalam Relaksasi Benson mekanisme “gerbang” yang
berlokasi di sepanjang sistem saraf pusat dapat mengatur atau bahkan
menghambat impuls-impuls nyeri. Penutupan gerbang merupakan dasar
terhadap intervensi nonfarmakologis dalam penanganan nyeri (Benson,
2010). Untuk lebih jelasnya akan digambarkan dalam bentuk PICO seperti
pada table dibawah ini:

Tabel 2.1

Analisis PICO
Unsur PICO
Analisis Kata Kunci
(Terapi)
P Pasien ACS Acute syndrome
coronary
I Teknik relaksasi benson Benson relaxation
therapy
C standar intervensi pada ACS management guide
pasien dengan ACS di line
Rumah Sakit
O Menurunkan nyeri dada Decrease chest pain

2.2. Sumber Penelusuran dan Kata Kunci

Penelusuran jurnal yang yang berhubungan dengan penerapan


intervensi menggunakan internet online data base yaitu:

1. http://www.sciencedirect.com
2. https://doaj.org
3. http://freefullpdf.com
Hasil penelusuran disajikan dalam tabel seperti dibawah ini:
TABEL 2.1

Hasil Penelusuran Evidence

Sumber Penelusuran
No Kata Kunci
Scincedierct Doaj Freefullpdf
1 Acute Coronary Ditemukan 101.383 Ditemukan 12,221 Ditemukan 1,325 jurnal
Syndrome jurnal , di persempit jurnal
dengan 5 tahun terakhir
di dapat 17,187 jurnal,
44 jurnal yang relevan
2 Chest pain, comfort Ditemukan 1400 jurnal Ditemukan 10 jurnal Ditemukan 219,000jurnal
dipersempit dengan
nursing didapat 232
dipersempit kembali
dengan 3 tahun terakhir
didapat 13 jurnal 3
jurnal yang relevan
3 Deep breath relaxation Ditemukan 3.4561 Ditemukan 4 jurnal Ditemukan 79,300 jurnal
program jurnal dipersempit
dengan nursing didapat
930 dipersempit
kembali dengan 3 tahun
terakhir didapat 124
jurnal 25 jurnal yang
relevan
2.3. Temuan Penelusuran

Penulis menemukan 6 jurnal yang relevan dengan topik EBN untuk menurunkan
nyeri dada pada pasien ACS yaitu:

1. Perbedaan Skala Nyeri Dada Sebelum dan Sesudah Pemberian Relaksasi


Benson Pada Pasen Sindroma Koroner Akut
Dwi Ramadhani, Gipta Galih W, Priyanto

2. Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Skala Nyer Dada Kiri


Pada Pasien Acute Myocardial Infarc
Tri Sunaryo, Siti Lestari
Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 4, No 2,November 2015, hlm 82-196

3. Progressive muscle relaxation to decrease anxiety in clinical simulations


Carver, Martha L., O'Malley, Maureen ,
Teaching and Learning in Nursing 2015
ISSN : 15573087 DOI : 10.1016/j.teln.2015.01.002 (Carver & O’Malley,
2015)

4. The Efforts To Reduce Chest Pain For Patient With Heart Failure

Ardiyan Dika Marenda, Okti Sri Purwanti, Yani Indrastuti

5. The effect of stress management incorporating progressive muscle


relaxation and biofeedback-assisted relaxation breathing on patients with
asthma: a randomised controlled trial
Georgia Georga, George Chrousos, Artemios Artemiadis, Pelekasis P.
Panagiotis, Petros Bakakos, Christina Darviri

Advances in Integrative Medicine, 2018. Elsevier


https://doi.org/10.1016/j.aimed.2018.09.001(Georga et al., 2018)
6. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Masase Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pasien Pasca Apendiktomi
Yusrizal, Zarni Zamzahar, Eliza Anas

Ners Jurnal Keperawatan Volume 8, No 2, Desember 2012 : 138-146


BAB III

TELAAH KRITISI

3.1. Deskripsi jurnal

Penulis akan menguraikan deskripsi jurnal utama yang digunakan


dalam menerapkan EBN. Penulis akan menjelaskan beberapa poin yang
terkait jurnal utama sebagai berikut:

1. Judul Penelitian
Judul penelitian jurnal utama adalah “Perbedaan Skala Nyeri Dada
Sebelum dan Sesudah Pemberian Relaksasi Benson Pada Pasen Sindroma
Koroner Akut”.
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan nyeri dada pada pasien SKA.
3. Metode dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pre-experiment dengan one
group pre-test posttest design. Sampel 15 pasien Sindroma Koroner Akut
diambil dengan metode purposive sampling. Instrumen yang digunakan
adalah numeric pain scale untuk mengukur skala nyeri sebelum dan sesudah
relaksasi Benson yang dilakukan selama 10 menit, 1 kali sebelum sarapan. Uji
statistik yang digunakan adalah Wilcoxon test.
4. Hasil Penelitian
Skala nyeri dada sebelum perlakuan adalah dengan median 4,00 dengan skala
nyeri miminum 3, maksimum 6. Sedangkan skala nyeri sesudah perlakuan
adalah dengan median 3,00, skala nyeri minimum 2, maksimum 5. Ada
perbedaan yang bermakna skala nyeri sebelum dan sesudah relaksasi Benson
pada pasien Sindroma Koroner akut di RSUD KRT Setjonegoro dan RS PKU
Muhammadiyah Wonosobo dengan p-value 0,000 (=0,05).menggunakan chi
square test diperoleh nilai P-Value 0,001 (p-<0,05).
5. Aplikabilitas (aplicability)
Penerapan evidence Based Nursing (EBN) mengenai pemberian relaksasi
benson dalam menurunkan tekanan darah pada pasien ACS dapat dilakukan
di Rumah Sakit atau di wilayah kerja Puskesmas karena :
a. Penerapan EBN dilakukan dengan sederhana
b. Tindakan EBN ini merupakan tindakan mandiri perawat dank lien juga
mampu melakukan secara mandiri tanpa berrgantung pada orang lain.
c. Dari segi biaya tidak memakan banyak biaya dalam penerapan EBN ini
Dari alasan inilah penulis berkesimpulan bahwa EBN ini mampu diterapkan
pada pasien ACS.

3.2. Analisis Jurnal Untuk Penerapan EBN

Berdasarkan hasil critical review dari temuan beberapa jurnal yang


relevan, maka penulis berencana akan menerapkan EBN Teknik Relaksasi
Benson Napas Dalam. Penulis akan menerapkan metode PMR dengan alasan:

1. Menurut penulis program relaksasi yang digunakan oleh peneliti mampu


dilaksanakan oleh penulis dan klien karena mudah dilakukan tanpa
bergantung pada orang lain.
2. Metode program relaksasi yang digunakan oleh peneliti sudah teruji pada
beberapa penelitian eksperimen lainnya.
3. Menurut penulis, hasil ukur dan jumlah sampel didalam penelitian tersebut
juga sudah valid dan reliable untuk dapat diterapkan pada kasus ACS dengan
masalah nyeri dada.
Relaksasi Benson adalah salah satu cara untuk mengurangi nyeri dengan
mengalihkan perhatian kepada relaksasi sehingga kesadaran klien terhadap
nyerinya berkurang, relaksasi ini dilakukan dengan cara menggabungkan
relaksasi yang diberikan dengan kepercayaan yang dimiliki klien. Relaksasi
adalah teknik mengatasi kekhawatiran/ kecemasan atau stress
melalui pengendoran otot-otot dan syaraf, itu terjadi atau bersumber pada
obyekobyek tertentu”. Relaksasi merupakan suatu kondisi istirahat pada aspek
fisik dan mental manusia, sementara aspek spirit tetap aktif
bekerja. Dalam keadaan relaksasi, seluruh tubuh dalam keadaan homeostatis atau
seimbang, dalam keadaan tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh otot-otot dalam
keadaan rileks dengan posisi tubuh yang nyaman

Keuntungan dari relaksasi Benson selain mendapatkan manfaat dari


relaksasi juga mendapatkan kemanfaatan dari penggunaan keyakinan seperti
menambah keimanan dan kemungkinan akan mendapatkan pengalaman
transendensi. Individu yang mengalami ketegangan dan kecemasan yang bekerja
adalah sistem saraf simpatis, sedangkan pada waktu relaksasi yang bekerja
adalah sistem saraf parasimpatis, dengan demikian relaksasi dapat menekan rasa
tegang, cemas, insomnia, dan nyeri
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep atau teori
keperawatan yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan
keperawatan yang relevan.
Penerapan EBN yang dilakukan penulis berdasarkan masalah
keperawatan yang muncul yaitu meningkatnya tekanan darah pada klien ACS
dapat diatasi dengan menerapkan EBN latihan fisik terarah.
Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep keperawatan
modalitas yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan
keperawatan yang relevan.
B. SARAN
Menurut penulis, seorang perawat harus mahir dan memilki critical
thinking dalam menentukan masalah dan solusi bagi masalah klien.salah satunya
pemilihan EBN yang tepat untuk masalah keperawatan klien. Mensosialisasikan
terapi non farmakologis berupa terapi komplementer adalah tanggung jawab
perawat yang harus segera dilakukan ke masyarakat, agar klien tidak selalu
tergantung dengan terapi farmakologis.
DAFTAR PUSTAKA

Ackley, B. J., & Ladwig G. B.(2011), Nursing diagnosis handbook: an evidence


based guide to planning care, Mosby.Elsevier

Arif, Mansjoer, dkk., ( 2000 ), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica


Aesculpalus, FKUI, Jakarta.

Alligood & Tomey. (2006). “Nursing Theory : Utilization & Application 4th edition”.
Mosby, Inc. Elsevier’s Health Sciences Rights Department in Philadelphia : USA.

Alligood, Martha Raille and Ann Marriner Tomey. (2006). “Nursing Theorists and
Their Work”. Elsevier mosby : St.Louis, Missouri.

Dillon, P. M. (2007). Nursing health assessment: a critical thinking, case studies


approach. 2th edition. Philadelphia: F. A. Davis Company.

Kozier [et.al]. (2002). “Kozier and Erb’s Techniques In Clinical Nursing 5th edition”.
Pearson Education, Inc. : New Jersey.

Prihardjo, R. (2007). “Pengkajian Fisik Keperawatan”. EGC: Jakarta

Sitzman, Kathleen L and Lisa Wright Eichelberger. (2011). “Understanding the


Work of Nurse Theorists, A Creative Beginning 2nd”. Jones and Bartlett Publishers:
Massachusetts.

Silbernagl, S., & Lang, F. (2006). Teks & atlas berwarna patofisiologi. (Iwan
Setiawan & Iqbal Mochtar, Penerjemah). Jakarta: EGC.

Smeltzer, S.C dan Brenda, GB. (2007). “Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah”.
EGC: Jakarta

Smeltzer & Bare.2014. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC

Willms, Janice L. (2005). “Diagnosis Fisik Evaluasi Diagnosis dan Fungsi di


Bangsal”. EGC: Jakarta

Badriyah, Fatin Lailatul. 2018. “Latihan Fisik Terarah Penderita Post Sindrom
Koroner Akut dalam Memperbaiki Otot Jantung” Journal UMS

Você também pode gostar