Você está na página 1de 4

LEMBAR EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE

A. SUBSTANSI PENELITIAN
1. Judul : “ Perbandingan antar pemberian Progesteron
Vaginal dan Allylestrenol oral pada penanganan abortus imminens”
2. Nama peneliti : Umar Dhani, Ova Emilia, Risanto Siswosudarmo
3. Lokasi penelitian : RSUD dr. Sardjito Yogyakarta
4. Tahun penelitian : 2015
5. Nama jurnal : Vol. 2 No. 1 April 2015 Jurnal Kesehatan
reproduksi 34-39

B. CLINICAL PROBLEM FINDINGS

Pertanyaan Klinis

P Pasien/Population

- Subyek yang memenuhi kriteria berikut ini : hamil 8-16 minggu, terdiagnosis abortus
imminens, kadar hemoglobin >10 gr/dl, dan janin hidup.
- Jumlah pasien dalam penelitian ini sebanyak 60 orang dan dibagi menjadi 2 kelompok.

Problem*

- Sekitar 50-60% abortus dapat disebabkan oleh karena adanya kelainan kromosom janin,
infeksi, kelainan endokrin, dan kelainan anatomi uterus dna sekitar 40-50% belum bisa
dijelaskan.
- Sekresi progesteron yang tidak mamadai pada awal kehamilan merupakan salah satu
penyebab abortus.
- Suplementasi progesteron telah digunakan sebagai pengobatan pada abostur iminens dan
akan mencegah keguguran spontan.
- Beberapa abortus iminens dapat dipertahankan dengan 80% pemberian allylestrenol oral
dan 88% dengan menggunakan progesteron vaginal.

I Intervensi*

- Desain penelitian yang dipakai randomized clinical trial (RCT).


- Penelitian dilakukan di 5 RS jejaring pendidikan RS Sardjito Yogyakarta yaitu, RS Bantul,
RS Wates, Rs Wonosari, RS Muntilan dan RS Banjarnegara dari November 2013 sampai
Mei 2014.
- Kriteria inklusinya : hamil 8-16 minggu, terdiagnosis abortus imminens, kadar hemoglobin
10 gr/dl, janin hidup dan bersedia mengikuti penelitian
- Kriteria ekslusinya : riwayat abortus provokatus, riwayat penggunaan terapi hormonal,
abortus imminens karena kegagalan IUD, anomali uterus dan tumor ginekologis.
- Subjek dibagi menjadi 2 kelompok yang mendapatkan progesteron(intervensi) dan
allylestrenol (kontrol).
- Penelitian tidak menggunaka blinding arena peneliti dan pasien mengethui jenis obat yang
diberikan.
- Hasil uji bivariat menggunakan Chi Square, t-test dan ujia Fisher dan analisis survival.
- Variabel bebas adalah pemberian progesteron vaginal dan allylestrenol oral. Variabel luar
adalah usia ibu, paritas dan IMT.
C Comparasi*
Perbedaan Efektivitas Pemberian MgSO4 DRIP dengan Duvadilan DRIP terhadap
Penanganan Perdarahan pada Kasus Abortus Imminens
O OutCome*

- Hasil penelitian pada kelompok perlakuan dan kontrol yang dilakukan menunjukkan dari 30
kasus yang mendapatkan terapi progesteron vaginal 7 dari 30 pasien mengalami abortus dan
pada kelompok allylestrenol oral didapat 11 dari 29 kasus abortus. Secara statistik perbedaan
ini tidak bermakna, tapi secara klinis dapat dikatakan cukup bermakna karena pemberian
progesteron vaginal dapat mengurangi resiko abortus.
- Hasil penelitian pengaruh perlakuan terhadap lama mempertahankan kehamilan pada
kelompok perlakuan dan kontrol, pasien dengan progesteron vaginal selama 16,57 hari dan
allylestrenol selama 9,82 hari. Hasil ini menjadi tidak berarti karena kedua-duanya berakhir
dengan abortus.
- Hasil penelitian mengenai pengaruh umur kehamilan terhadap kejadian abortus, didapatkan
hasil perbedaan yang bermakna antara kelompok kehamilan <10 minggu dengan usia
kehamilan >10 minggu. Jika usia kehamilan <10 minggu kejadian abortus 3kali lebih besar
daripada usia >10 minggu.
- Hasil variabel usia kehamilan antara kelompok progesteron vaginal dan allylestrenol tidak
menunjukkan perbedaan bermakna. Probabilitas kasus yang bertahan pada kelompok
perlakuan 77% sampai minggu ke-5 dan kelompok kontrol sampai minggu ke-4.
- Pemberian progesteron vaginal dan allylestrenol oral meiliki beberap fungsi pada wanita
hamil meliputi relaksasi otot polos miometrium, pemblokiran aksi oksitosin dan
penghambatan pembentuan gap junction sehingga dapat mempertahankan kehamilan.
- Dibanding allylestrenol oral, progesteron vaginal penyerapan berlangsung cepat,
progesteron terakumulasi di dalam rahim, tingkat progesteron yang tinggi dalam plasma
darah dalam satu jam setelah pemberian.
- Efek samping pada penelitian ini berupa keluhan gastrointestinal, yaitu mual, sakit kepala,
mengantuk yang diderita pada 4 kasus (kelompok allylestrenol) dan tidak ada keluhan pada
kelompok progesteron vaginal
- Pemberian secar oral mudah diterima tetapi menunjukkan kelemahan, seperti variabilitas
ekstrim dalam konsentrasi plasma karena perbedaan variabilitas individu dalam hal
pengisian lambung dan sirkulasi enterohepatik.
T Time*

Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2013 sampai Mei 2014.

Kelebihan Jurnal

- Sudah tergolong Random Clinical Trial (RCT)


- Dilakukan di 5 rumah sakit pendidikan
- Problem, metode, dan hasil disajikan secara menyeluruh dan dapat dimengerti dengan mudah
- Kriteria inklusi dan eksklusi sudah dicantumkan

Kekurangan Jurnal

- Belum terdaftar ada nomor ISSN


- Pemberian progesteron vaginal dan allylestrenol oral tidak disebutkan kapan (pagi, siang, sore atau
malam) dan seberapa banyak
- Variabel luar dari penelitian ini adalah usia Ibu, paritas dan IMT Ibu, akan tetapi tidak disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Banjarmasin, Juni 2018
Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Yurida Olviani, Ns., M.Kep M.Sandi S., S.Kep., Ns., M.Kes

Você também pode gostar