Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
Kelas : Agribisnis 4E
Kelompok : 1
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya
yang memberikan kesehatan dan kelapangan waktu bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan
paper ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Nunuk Adiarni MM
sebagai dosen pengampu yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian paper ini.
Tema paper ini adalah Agribisnis Menghadapi Era 4,0 dengan Judul paper mengenai
“Mengoptimalkan Setiap Subsistem Agribisnis Dalam menghadapi Era Distrupsi 4,0”.
Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk memberikan informasi mengenai
berbagai hal yang berhubungan dengan mengoptimalkan setiap subsistem agribisnis dalam
menghadapi era distrupsi 4,0
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
2.1 Inovasi Untuk Produktivitas dan Daya Saing Agribisnis di Era Industri 4.0.......5
BAB III
PENUTUP.................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk saat ini, revolusi industri sudah sampai di titik 4.0 ditandai dengan
penggunaan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet. Pada era
digital seperti saat ini, dunia pertanian dipenuhi dengan isu revolusi industri 4.0, dimana
pertanian diharapkan melibatkan digital dalam proses pengembangannya. Salah satu tujuan
revolusi industri 4.0 di sektor pertanian adalah meningkatkan produktivitas pertanian
secara efektif dan efisien. Dari tujuan tersebut, terlihat bahwa fokus pengembangan pada
sektor pertanian masih berupa produk fisik. Padahal, fokus pada produk fisik saja
sebenarnya tidak cukup, karena pertanian juga harus ditopang oleh sumber daya manusia
yang baik. Pada era revolusi industri 4.0 ini, sumber daya manusia diharapkan mampu
mengembangkan inovasi-inovasi pada sektor pertanian dengan peralatan-peralatan berbasis
digital untuk memaksimalkan pekerjaan manusia (petani) itu sendiri dan menghasilkan
kualitas produksi yang semakin maju untuk kedepannya.
3. Bagaimana tantangan revolusi industri dalam agribisnis di era revolusi industri 4.0
ini?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengoptimalkan sektor agribisnis pada revolusi industri 4.0
2.1 Inovasi Untuk Produktivitas dan Daya Saing Agribisnis di Era Industri 4.0
Data besar, sensor dan drone, alat analisis, internet pertanian dan otomatisasi alsintan
adalah beberapa teknologi yang mendukung industri 4.0. Pemanfaatan Internet of Thing (IoT)
dalam Internet Pertanian adalah untuk meng-connect benda-benda sekitar kita dengan internet
melalui smarphone maupun gadget lainnya.
Hal tersebut melengkapi dan mengembangkan praktek pertanian modern yang selama ini
sudah dijalankan termasuk dalam pemanfaatan irigasi, pengolahan lahan, penggunaan pupuk dan
pestisida, pengembangan varietas tanaman baru, pengolahan pasca panen, hingga pemasaran.
Selain itu Balitbang juga meluncurkan teknologi bernama SAPA MEKTAN. SAPA
MEKTAN adalah aplikasi administrasi pengujian alsintan online berbasis android dan
berbasis web yang digunakan di Laboratorium Penguji BBP Mektan.
Selain Litbang Pertanian, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) juga berhasil
mengembangkan bibit padi unggul varietas M400 dan M70D yang mampu menghasilkan
panen lebih dari 9 ton per hektar, serta pupuk organik yang dapat memperbaiki kualitas hara
tanah, sehingga menjadi subur kembali untuk ditanami. HKTI juga telah mengembangkan
teknologi drone pertanian dan saat ini tengah menjajaki pembuatan mobil listrik pedesaan
untuk membantu petani di daerah.
Selain smart farming, terdapat inovasi baru, yaitu: pertanian presisi dan pertanian
vertikal. Balitangtan meluncurkan teknologi yang dikembangkan dengan kombinasi antara
teknologi cloud computing dengan mobile internet, yaitu: UPJA Smart Mobile. UPJA Smart
Mobile adalah aplikasi android yang digunakan untuk melakukan usaha jasa pengolahan
tanah, jasa irigasi, jasa penanaman padi, jasa panen padi, jasa penggilingan padi, jasa jual
benih, jasa jual gabah, jasa pelatihan untuk operator alsintan, perawatan dan perbaikan
alsintan, dan jasa penjualan suku cadang alsintan. Sementara,
Sementara aktivitas pada level pasar terdiri dari distribusi, pengecer atau konsumen akhir
dibutuhkan kepastian dalam pemenuhan kebutuhan dari aspek jumlah dan kualitas barang.
Sebenarnya tujuan utama dari industri 4.0 (termasuk pada Agroindustri) ini adalah kestabilan
distribusi barang dan kebutuhan. Dalam sistem Agroindustri 4.0 sangat memungkinkan
pendataan kebutuhan masyarakat secara real time, yang kemudian mengirim data tersebut ke
produsen. Sehingga, para produsen dapat memproduksi dengan jumlah yang tepat sesuai
kebutuhan. Selain itu, efisiensi big data dan otomatisasi sistem industri dapat
mengoptimalkan penjadwalan produksi dan rantai pasok (supply chain) berdasarkan
kebutuhan pemasok, pelanggan, ketersediaan mesin dan kendala biaya.
Dalam metode pemasaran juga sudah mulai menggunakan e-commerce baik berupa
aplikasi online atau website, seperti Agromaret, TaniHub, Petani, LimaKilo dan masih
banyak lagi. Hal itu membuktikan bahwa subsistem pemasaran mulai mengikuti revolusi
industri 4.0.
Dalam revolusi industri 4.0 sudah banyak lembaga-lembaga yang mendukung dan
mendorong agribisnis untuk masuk serta mengikuti arus revolusi industri 4.0. Seperti Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
2.2 Tantangan Revolusi Industri dalam Agribisnis di Era Industri 4.0
Dalam realitanya memang dapat dilihat jika pemanfaatan dunia digital belum optimal,
masih cenderung hanya untuk bersosialisasi. Akan tetapi, apabila sistem ini dijalankan dengan
baik dan semua elemen masyarakat mau bersatu, maka keberhasilan yang nyata akan terlihat di
depan mata.
Revolusi industri 4.0 dalam agribisnis di Indonesia sendiri, belum begitu berhasil
berkembang. Berikut adalah beberapa hal yang menjadi penyebab revolusi industri 4.0 belum
berhasil diterapkan di Indonesia.
Faktanya, sebagian besar petani berusia lebih dari 40 tahun dan lebih dari 70 persen
petani di Indonesia hanya berpendidikan setara SD bahkan di bawahnya. Pendidikan formal
yang rendah tersebut menyebabkan pengetahuan dalam pengolahan pertanian tidak
berkembang serta monoton. Petani hanya mengolah pertanian seperti biasanya tanpa
menciptakan inovasi-inovasi terbaru demi peningkatan hasil pangan yang berlimpah maupun
olahannya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa penyebaran penduduk dan pembangunan di Indonesia belum
sepenuhnya merata. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya “Lahan Tidur” atau
lahan yang belum tergarap oleh masyarakat di daerah-daerah pedalaman, sementara, lahan di
suatu wilayah strategis justru menjadi rebutan dengan harga mahal.
Mengingat harga tanah yang semakin melonjak tinggi, luas kepemilikan lahan pertanian
para petani di Indonesia pun rata-rata kecil. Bahkan, sebagian besar petani hanya bisa
menggarap lahan milik orang lain sehingga hasilnya pun harus dibagi dua. Selain itu, dampak
akibat konversi lahan pertanian menjadi non pertanian yang mencapai 150-200 ribu per tahun
juga menyebabkan petani kekurangan lahan untuk bercocok tanam.
Selain pemerintah, mau tidak mau semua elemen masyarakat dituntut untuk mampu
mempersiapkan diri dan berdaptasi dengan perubahan tersebut guna menjawab tantangan
masa depan, serta mengubah ancaman menjadi peluang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Layanan informasi desa. (28 Januari 2019). Mengenal Revolusi Industri 4.0 pada Bidang
Pertania. Diperoleh 22 Maret 2019, dari
http://8villages.com/full/petani/article/id/5c4e6d8cce212bb217809faf
2. Okezone.com. (28 September 2018). Revolusi Industri 4.0 Sektor Pertanian, Petani
Gunakan Remote Control saat Panen. Diperoleh 22 Maret 2019, dari
https://economy.okezone.com/read/2018/09/28/320/1956769/revolusi-industri-4-0-sektor-
pertanian-petani-gunakan-remote-control-saat-panen
3. Radarjember.id. (18 Desember 2018). Memasuki Era Agroindustri 4.0. Diperoleh 22
Maret 2019, dari https://radarjember.jawapos.com/2018/12/18/memasuki-era-
agroindustri-4-0/
4. Warta Ekonomi.co.id. (14 Februari 2019). Begini Revolusi Industri 4.0 di Sektor
Pertanian. Diperoleh 22 Maret 2019, dari
https://www.wartaekonomi.co.id/read215598/begini-revolusi-industri-40-di-sektor-
pertanian.html