Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Virusnya
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan
ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
Sulawesi Barat pada Tahun 2011. Jumlah kumulatif infeksi HIV yang
dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun (68%). Rasio HIV antara laki-
laki dan perempuan adalah 2:1. Persentase factor risiko HIV tertinggi adalah
hubungan seks berisiko pada heteroseksual (53%), LSL (Lelaki Seks Lelaki)
1
(35%), lain-lain (11%) dan penggunaan jarum suntik tidak steril pada
penasun (1 %).2
darah, dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayi yang dilahirkannya. Seiring
Global Tuberculosis Control 2011, pada tahun 2010 terdapat 1.1 juta
kasus baru TB pada pasien HIV dan jumlah pasien meninggal akibat
TB pada pasien HIV- positif mencapai 350 ribu. 13% kasus baru TB
2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. DP
Usia : 28 tahun
Tgl lahir : 10 Januari 1990
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Oebufu
Pendididkan terakhir : SMA
Agama : Kristen
Suku : Timor
Pembayaran : BPJS
MRS melalui : IGD
Rawat IGD : 14 November 2018
Rawat diruang : Komodo tanggal 14 November 2018 pukul 00.01
dan dipindahkan ke R. Tulip tanggal 22 November
2018
Tanggal pemeriksaan : 24 November 2018
No. MR : 502454
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan demam sejak ± 2 bulan SMRS,
Demam dirasakan tiba-tiba dan hilang timbul serta memberat pada malam hari.
Pasien juga mengeluhkan batuk kering sejak ± 1bulan SMRS. Batuk kering dan
3
kadang disertai lendir sesekali. Lendir berwarna putih kadang berwarna kuning
Selain itu, pasien juga mengalami penurunan berat badan. Penurunan berat
terakhir. Pasien sering mengeluhkan adanya demam yang hilang timbul pada
malam hari disertai keringat malam. Selain itu pasien juga mengeluh sesekali
diare konsistensi cair dan tidak ada darah sejak 1 minggu SMRS diare terutama
malam hari. Sehari pasien bisa diare 2-3x. Pasien merasakan mual namun tidak
muntah.
keringat terutama dirasakan pada malam hari. Pasien juga mengeluh sering sesak
napas beberapa minngu terakhir, sesak napas awalnya dirasakan saat pasien
aktifitas atau batuk. Sesak napas dirasakan terus menerus dan bertambah berat
Tidak ada keluarga yang memiliki gejala seperti pasien. Tidak ada
Pasien punya kebiasaan merokok dan kebiasaan minum alkohol sejak muda.
Pasien juga mempunyai kebiasaan seks bebas. Pasien tidak pernah mendapatkan
4
transfusi darah ataupun mendonorkan darahnya. Pasien tidak menggunakan jarum
suntik bersama.
Pasien tinggal bersama orang tua dan sudah tidak bekerja lagi. Rumah pasien
terbuat dari tembok dan beratap seng. Untuk biaya sehari-hari kadang-kadang
pasien mendapatkan dari orang tua dan keluarganya. Untuk makan dan minum
f. Riwayat Pengobatan
Pasien hanya meminim obat ketika sakit batuk pilek dan flu biasa.
g. System Review
5
(-)
(+)
urin berpasir
BB : 45 kg
TB : 164 cm
6
Tanda Vital :
TD = 110/70 mmHg
Suhu = 38,70 C
Epistaksis: (-/-)
Jantung
7
Batas kanan : ICS 4 linea parasternal dextra
- - + + - -
- - + + - -
- - + + - -
Abdomen :
Inspeksi : Datar
Perkusi : Timpani
Punggung :
edema - -
- -
8
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
9
Tabel POMR
10
minggu
SMRS diare
terutama
malm hari
Pemfis :
- Kulit tampak
pucat dan
kering
- Konjungtiva
anemis
- Plak putih (+)
Lab:
- HB : 8 mg/dL
- Lekosit : 5,98
ribu/mm3
- HIV +
- TB +
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 HIV/AIDS
Definisi
retroviridae oleh virus HIV-1 yang menyerang sistem pertahanan tubuh manusia
yaitu limfosit CD4+ dimana virus memiliki afinitas terhadap molekul permukaan
CD4+. Infeksi HIV tidak langsung memperlihatkan tanda atau gejala tertentu.
tubuh akibat infeksi virus. HIV AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.
Epidemiologi
masyarakat, baik kelompok risiko tinggi maupun masyarakat umum. Jika pada
awalnya, sebagian besar ODHA berasal dari kelompok homoseksual maka kini
12
Jumlah orang yang terinfeksi HIV/AIDS di dunia pada tahun 2008
diperkirakan sebanyak 33,4 juta orang. Sebagian besar (31,3 juta) adalah orang
dewasa dan 2,1 juta anak di bawah 15 tahun. Jumlah ODHA di populasi Pengguna
Alat Suntik (Penasun) mengalami penurunan dari 28.944 pada tahun 2011
pada populasi lainnya termasuk laki-laki risiko rendah dan wanita risiko rendah. (6)
Saat ini AIDS adalah penyebab kematian utama di Afrika sub Sahara,
dimana paling banyak terdapat penderita HIV positif di dunia (26,4 juta orang
yang hidup dengan HIV/AIDS), diikuti oleh Asia dan Asia Tenggara dimana
terdapat 6,4 juta orang yang terinfeksi. Lebih dari 25 juta orang telah meninggal
sejak adanya endemi HIV/AIDS. Sampai dengan akhir Maret 2005, tercatat 6.789
kasus HIV/AIDS yang dilaporkan. Jumlah itu tentu masih sangat jauh dari jumlah
penduduk Indonesia yang terinfeksi HIV adalah antara 90.000 sampai 130.000
orang.(3)(6)
Patogenesis
HIV terdiri dari 3 bagian utama yaitu envelope yang merupakan bagian
terluar, capsid polimerisasi (pol) yang meliputi isi virus dan core (gag) untuk grup
antigen protein, merupakan isi virus. Lapisan envelope terdiri dari lemak ganda
yang terbentuk dari membrane sel pejamu serta protein dari sel pejamu. Pada
lapisan ini tertanam glikoprotein gp41. Pada bagian luar glikoprotein ini terikat
molekul gp120. Pada elektroforesis kompleks antara gp120 dan gp41 membentuk
pita gp160. Capsid merupakan lapisan protein yang dikenal sebagai p17. Pada
13
bagian core terdapat sepasang RNA rantai tunggal, enzyme – enzyme yang
glikoprotein permukaan HIV-1 yang mengikat reseptor CD4+ pada sel T dan
makrofag. Usaha sintesis reseptor CD4+ ini telah digunakan untuk mencegah
antigen gp120 menginfeksi sel CD4+. Gen envelop sering bermutasi. Hal tersebut
menyebabkan jumlah CD4 perifer menurun, fungsi sel T yang terganggu, aktifasi
Dalam tubuh ODHA, partikel virus bergabung dengan DNA sel pasien,
sehingga satu kali seseorang terinfeksi HIV, seumur hidup ia akan tetap terinfeksi.
Dari semua orang yang terinfeksi HIV, sebagian berkembang masuk tahap AIDS
14
pada 3 tahun pertama, 50% berkembang menjadi AIDS sesudah 10 tahun, dan
sesudah 13 tahun hampir semua orang yang terinfeksi HIV menunjukkan gejala
AIDS, dan kemudian meninggal. Gejala yang terjadi adalah demam, nyeri
menelan, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam, diare, atau batuk. Setelah
infeksi akut, dimulailah infeksi HIV asimptomatik (tanpa gejala). Masa tanpa
Pada waktu orang dengan infeksi HIV masih merasa sehat, klinis tidak
menunjukkan gejala, pada waktu itu terjadi replikasi HIV yang tinggi, 10 partikel
setiap hari. Bersamaan dengan replikasi HIV, terjadi kehancuran limfosit CD4
15
Gejala Klinis dan Stadium Klinis HIV AIDS
Gejala Mayor
Gejala Minor
- Kandidiasis orofaringeal
- Limfadenopati generalisata
Menurut WHO, gejala klinis HIV AIDS terbagi atas 4 stadium, yaitu :(6)(7)
Stadium Klinis 1 :
Stadium Klinis 2 :
16
Kehilangan berat badan yang sedang tanpa alasan (<10% berat badan
Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang (sinusitis, tonsilitis, ototis
Herpes zoster
Kheilitis angularis
Dermatitis seboroik
Stadium Klinis 3 :
Kehilangan berat badan yang parah tanpa alasan (>10% berat badan
Demam berkepanjangan tanpa alasan (di atas 37,5°C, sementara atau terus
Tuberkulosis paru
Infeksi bakteri yang berat (mis. pnemonia, empiema, piomiositis, infeksi tulang
17
Anemia (<8g/dl), neutropenia (<0,5 × 109/l) dan/atau trombositopenia kronis
Dengan atau penampilan klinis derajat 3 : berbaring di tempat tidur, >50% sehari
Stadium Klinis 4 :
Pneumonia Pneumocystis
Infeksi herpes simplex kronis (orolabial, kelamin, atau rektum/anus lebih dari 1
Ensefalopati HIV
Kriptosporidiosis kronis
Isosporiasis kronis
18
Limfoma (serebral atau non-Hodgkin sel-B)
Dengan penampilan klinis derajat 4 : berada di tempat tidur, >50% setiap hari
Penegakan Diagnosis
Diagnosis HIV AIDS ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis dan
pemeriksaan penunjang.
Berikut ini tabel tanda dan gejala klinis yang patut diduga infeksi HIV :(4)
Tabel 3.1 Tanda dan Gejala Klinis yang Patut diduga Infeksi HIV
19
Prosedur pemeriksaan laboratorium yang digunakan adalah:(3)
sensitifitas yang tinggi yaitu 98,1%-100%. Biasanya memberikan hasil positif 2-3
bulan setelah infeksi. Tes ELISA telah menggunakan antigen recombinan, yang
2. Western Blot
Western blot biasanya digunakan untuk menentukan kadar relatif dari suatu
protein dalam suatu campuran berbagai jenis protein atau molekul lain. Biasanya
protein HIV yang digunakan dalam campuran adalah jenis antigen yang
20
mempunyai makna klinik, seperti gp120 dan gp41. Western blot mempunyai
spesifisitas tinggi yaitu 99,6% - 100%. Namun pemeriksaan cukup sulit, mahal
Kegunaan PCR yakni sebagai tes HIV pada bayi, pada saat zat antibodi
maternal masih ada pada bayi dan menghambat pemeriksaan secara serologis
maupun status infeksi individu yang seronegatif pada kelompok risiko tinggi dan
sebagai tes konfirmasi untuk HIV-2 sebab sensitivitas ELISA rendah untuk HIV-2
bulan setelah terinfeksi HIV yang disebut masa jendela. Bila tes HIV yang
dilakukan dalam masa jendela menunjukkan hasil ”negatif”, maka perlu dilakukan
Stadium klinis harus dinilai pada saat kunjungan awal dan setiap kali
21
peningkatan setelah pemberian ARV antara 50 – 100 sel/mm3/tahun.
mutlak untuk menginisiasi terapi ARV. Pemeriksaan CD4 dan viral load
terapi ARV, namun pemantauan laboratorium atas indikasi gejala yang ada
imunologis.
Penatalaksanaan
terapi ARV karena berkaitan dengan pemilihan obat ARV antara lain Darah
pemeriksaan jumlah CD4 dan penentuan stadium klinis infeksi HIV-nya. Apabila
tidak tersedia pemeriksaan CD4, maka penentuan mulai terapi ARV adalah
22
Anjuran pemilihan obat ARV Lini Pertama :(4)
2 NRTI + 1 NNRTI
Tabel 3.3 Pengobatan ARV Lini Pertama
Tabel 3.4 Panduan Lini Pertama yang direkomendasikan pada orang dewasa
yang belum pernah mendapat terapi ARV.
23
Berbagai pertimbangan dalam penggunaan dan pemilihan panduan terapi ARV :
(NNRTI)
Nevirapine dimulai dengan dosis awal 200 mg setiap 24 jam selama 14 hari
pertama dalam paduan ARV lini pertama bersama AZT atau TDF + 3TC. Bila
tidak ditemukan tanda toksisitas hati, dosis dinaikkan menjadi 200 mg setiap 12
jam pada hari ke-15 dan selanjutnya. Mengawali terapi dengan dosis rendah
Bila NVP perlu dimulai lagi setelah pengobatan dihentikan selama lebih dari 14
hari, maka diperlukan kembali pemberian dosis awal yang rendah tersebut.
24
- Teruskan NRTI (2 obat ARV saja) selama 7 hari setelah penghentian
mengisi waktu paruh NNRTI yang panjang dan menurunkan risiko resistensi
NNRTI.
Definisi
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi kronis yang sudah sangat
lama di kenal pada manusia. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang
aerob. Kuman tersebut masuk tubuh melalui udara pernafasan yang masuk ke
dalam paru.(5)
Epidemiologi
sebagai reaktivasi dari infeksi laten pada pasien imunokompromais atau sebagai
infeksi primer setelah adanya transmisi dari manusia ke manusia pada berbagai
kematian pada 11% orang yang terinfeksi HIV. Menurut Laporan WHO 2011,
pada tahun 2010 diperkirakan terdapat 8,8 juta kasus TB, 1,1 juta kematian akibat
TB pada pasien dengan HIV negatif, dan 0,35 juta kematian akibat TB pada
dan tiap tahunnya diperkirakan terjadi 178 kasus baru TB per 100.000 penduduk.
25
13% kasus TB terjadi pada orang dengan infeksi HIV. TB adalah penyebab utama
pada tahun 2010 di Indonesia tercatat sejumlah sejumlah 302.861 kasus TB telah
ditemukan dan lebih dari 183.366 diantaranya terdeteksi BTA positif. (4)
Patogenesis
droplet saluran nafas yang mengandung kuman – kuman basil tuberkel yang
berasal dari orang yang terinfeksi. Basil tuberkel yang mencapai permukaan
alveolus biasanya diinhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga
basil. Setelah berada dalam ruang alveolus, biasanya dibagian bawah lobus atas
paru atau dibagian atas lobus bawah, basil tuberkel membangkitkan reaksi
hari-hari pertama, leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan
Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getah bening
sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh
26
Kuman yang bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang
tuberkulosis pneumoni kecil dan disebut sarang primer atau fokus Ghon. Dari
sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga
diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus. Semua proses ini memakan waktu
kalsifikasi di hilus dan dapat terjadi reaktivasi lagi karena kuman yang
dormant.
sarang dini yang berlokasi di region atas paru. Sarang dini ini mula-mula juga
berbentuk tuberkel yakni suatu granuloma yang dikelilingi oleh sel-sel limfosit
dan berbagai jaringan ikat. Sarang dini yang meluas sebagai granuloma
Gejala Klinis
Gejala klinis TB dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal dan
gejala sistemik. Bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala
respiratori.(3)
1. Gejala respiratori
27
Gejala respiratori sangat bervariasi dari mulai tidak bergejala sampai gejala
yang cukup berat bergantung dari luas lesi. Gejala respiratorik terdiri dari :
b. Batuk darah.
c. Sesak nafas.
d. Nyeri dada.
2. Gejala sistemik
a. Demam.
b. Keringat malam.
c. Anoreksia.
Penegakan Diagnosis
28
Penatalaksanaan
• Rifampisin
• INH
• Pirazinamid
• Streptomisin
• Etambutol
29
Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
• Kanamisin
• Kuinolon
fase intensif selama 3 bulan (bila ada hasil uji resistensi dapat diberikan obat
sesuai hasil uji resistensi). Lama pengobatan fase lanjutan 6 bulan atau lebih lama
RH Bila tidak ada / tidak dilakukan uji resistensi, maka alternatif diberikan
30
BAB IV
KESIMPULAN
dan TB paru.
02 2 LPM n.c
Cotrimoxazole 2 x 900
Fluconazole 2 x 150
Paracetamol 3 x 500 mg
31
Daftar Pustaka
1. Sudikno, dkk. Pengetahuan HIV dan AIDS pada remaja Indonesia. Jurnal
2012. P. 224-238.
5. Setiati S. dkk. HIV AIDS. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta :
32