Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kemampuan berbicara dan berbahasa diperoleh melalui proses peniruan bunyi-bunyi bahasa.
Kemampuan berbicara tersebut diperoleh melalui tahapan-tahapan tertentu, tahapan normal (
Robert M. Smith, & John T. Neiswork) tersebut adalah sebagai berikut :
Kesulitan berkomunikasi yang dialami anak tunarungu, mengakibatkan mereka memiliki kosakata
yang terbatas, sulit mengartikan ungkapan bahasa yang mengandung kiasan, kata-kata abstrak, serta
kurang menguasai irama dan gaya bahasa.
Perkembangan kecerdasan anak tunarungu tidak sama cepatnya dengan mereka yang mendengar.
Disamping itu , bahasa merupakan kunci masuknya berbagai ilmu pengetahuan sehingga
keterbatasan dalam kemampuan berbahasa menghambat anak tunarungu untuk memahami
berbagai pengetahuan lainnya.
Anak tunarungu cenderung memiliki prestasi akdemik yang rendah, disbanding anak yang
mendengar seusianya pada mata pelajaran yang bersifat verbal seperti Bahasa Indonesia, IPA, IPS
PKn, Matematika dan seni rupa.
Pada umumnya, keluarga yang mempunyai anak tunarungu mengalami banyak kesulitan untuk
melibatkan anak tersebut dalam keadaan dan kejadian sehari-hari agar ia tahu dan mengerti apa
yang terjadi dilingkungannya. Apabila keluarga memberikan perhatian dan dukungan yang penuh
serta melaksanakan intervensi dini, anak tunarungu dapat lebih menyesaikan diri dengan
lingkungannya. Sikap yang dimaksud adalah :
Pada aspek fisik, anak tunarungu tidak banyak mengalami hambatan. Namun pada sebagian
tunarungu ada pula yang mengalami gangguan keseimbangan sehingga cara berjalannya kaku dan
agak membungkuk.
Pada aspek kesehatan, umumnya anak tunarungu dapat merawat diri sendiri.
Ilmu pengetahuan disampaikan melalui bahasa, sehingga untuk memahami pengetahuan tersebut,
seseorang harus memahami bahasa terlebih dahulu. Gangguan dalam kemampuan berbahasa dapat
menghambat seseorang dalam mengembangkan kemampuan akademiknya.