Você está na página 1de 2

ABSTRAK

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA


PELAKU UNJUK RASA YANG BERSIFAT ANARKIS

Oleh

HARIYANTO

Unjuk rasa atau demonstrasi merupakan salah satu bagian dari kehidupan
demokrasi di suatu negara karana demonstrasi merupakan salah satu cara untuk
mengungkapkan pendapat dimuka umum, Demonstrasi yang terjadi belakangan
ini pada dasarnya semakin marak sejak jatuhnya rezim Orde Baru, dalam kaitan
ini masyarakat Indonesia sudah mulai banyak yang melihat, mendengar bahkan
terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan demonstrasi.
Tetapi aksi unjuk rasa atau demonstrasi yang mulai marak akhir-akhir ini
terkadang disertai juga dengan tindakan yang tidak bertanggungjawab yaitu
dengan melakukan pengerusakan fasilitas umum, yang tentunya bertentangan
dengan tujuan dari unjuk rasa atau demonstrasi itu sendiri. Aksi demonstrasi yang
tidak bertanggungjawab tersebut tentunya melanggar ketentuan yang terdapat
dalam KUHP Pasal 192, 193, 197, 200, 201. dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana
pertanggungjawaban pidana pelaku unjuk rasa yang bersifat anarkis dan apakah
faktor yang menyebabkan pelaku unjuk rasa melakukan tindakan yang bersifat
anarkis.

Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan masalah berupa pendekatan


yuridis normatif dan yuridis empiris. Oleh karena itu data yang digunakan berupa
data sekunder yang berasal dari penelitian kepustakaan dan data primer yang
didapat dari penelitian lapangan. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan
berdasarkan hasil analisis kemudian ditarik kesimpulan melalui metode induktif,
yaitu dengan cara mendeskripsikan data yang diperoleh dalam bentuk penjelasan
dan uraian kalimat-kalimat. Setelah data dianalisis, dilanjutkan dengan menarik
kesimpulan secara induktif, yaitu suatu cara berpikir yang didasarkan fakta-fakta
yang bersifat khusus yang kemudian diambil kesimpulan secara umum,
selanjutnya dari berbagai kesimpulan tersebut dapat diajukan saran-saran.
HARIYANTO

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka pertanggungjawaban pidana


bagi demonstran yang melakukan pengerusakan fasilitas umum tersebut dapat
dikenakan Pasal 193 KUHP, sedangkan sanksi hukum dari pengerusakan fasilitas
umum yang dilakukan oleh demonstran mengacu pada ketentuan KUHP didalam
Buku I Pasal 10 KUHP yaitu tentang pidana pokok dan pidana tambahan.
Didalam penegakan hukum pidana bagi demonstran yang melakukan
pengerusakan fasilitas umum pihak kepolisian dapat langsung malakukan
penangkapan terhadap tersangka pengerusakan fasilitas umum, hal tersebut
terdapat dalam ketentuan Pasal 19 jo Pasal 21 ayat (1) KUHAP. Tindak pidana ini
termasuk tindak pidana ringan dikarenakan jenis hukumannya dibawah lima
tahun. Sedangkan faktor yang paling dominan yang menyebabkan pengunjuk rasa
melakukan tindakan anarkis adalah ketidakpuasan karena tidak terpenuhinya atau
tidak dikabulkannya permintaan ataupun tuntutan para demonstran.

Adapun saran yang diajukan sebagai masukan bagi penegak hukum adalah: 1)
agar pelaku unjuk rasa yang bersifat anarkis dapat dipidana sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, 2) agar para pelaku unjuk rasa dapat
menyadari, mengontrol luapan emosinya pada saat melakukan aksi unjuk rasa,
mempertanggungjawabkan perbuatannya dimuka hukum. Jika berbuat hal-hal
yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan dapat merugikan
para pengguna fasilitas umum, dan 3) agar pemerintah segera merevisi Undang-
undang Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan menyampaikan Pendapat
Dimuka Umum, karena tidak jelasnya sanksi hukum bagi demonstran yang
melakukan pengrusakan fasilitas umum.

Você também pode gostar