Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. PENGERTIAN
salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
salmonella (Smeltzer & Bare. 2012. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta:
EGC). Thypoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
terkontaminasi.
1
Anatomi dan fisiologi
1) Anatomi
(Sumber: http://maduhitampahit.com/gejala-penyakit-usus-halus.jpg)
(Sumber : http://ronaprobiotik.blogspot.com/2013/08)
2) Fisiologi
meliputi:
Usus halus
2
Usus halus adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum, memiliki panjang 2/3
untuk sekresi dan absorbsi. Usus halus dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
a. Duodenum
10 cm dari pilorus.
b. Jejunum
c. Ileum
Ileum menempati 3/5 akhir dari usus halus.Dinding usus halus terdiri
3
Auerbach’s.Suplai darah untuk usus halus diberikan melalui
yang terdiri atas sel absortif, sel goblet, sel endokrin dan sel
ditunjang oleh bentuk khusus pada tunika mukosa, yakni vili. Vili
4
Mikrovili merupakan penjuluran sitoplasma pada permukaan
5
dan limfe, saraf, jaringan penyambung, miofibroblas, dan sel-sel otot
polos.
enteric
sekresi gastrointestinal.
6
disepanjang traktus gastrointestinal. Bila fleksus ini dirangsang,
sendiri dan beberapa pada akar dorsal ganglia medulla spinalis. Saraf-
7
Enzim pencernaan usus halus meliputi :
1) Enterokinase
2) Laktase
amino.
monosakarida.
B. ETIOLOGI
Bakteri salmonella thypi adalah berupa basil gram negative, bergerak rambut
getar, tidak berspora, dan mempunyai tiga antigen yaitu O ( Somatik yang
terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flagella), dan antigen VI.
Dalam serum penderita terdapat zat (agglutinin) terhadap ketiga macam antigen
tersebut. Kuman tubuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
adalah lingkungan, sistem imun yang rendah, feses, urin, makanan atau
8
Penyebab penyakit thypoid adalah kuman salmonella thyposa salmonella
thypi dapat ditularkan berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu Food
melalui Feses.
thypi
C. PATOFISIOLOGI
kedalam tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan suasana
inhibitor pompa proton atau antasida dalam jumlah besar, akan mengurangi
dosis infeksi. Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus. Di usus
halus, bakteri melekat pada sel-sel mukosa dan kemudian menginvasi sel
mukosa dan menembus dinding usus, tepatnya di ileum dan jejunum. sel-sel M,
sel epitel khusus yang melapisi peyer’s patch, merupakan tempat internalisasi
salmonella thypi. Bakteri mencapai folikel limfe usus halus, mengikuti aliran
9
sampai kejaringan RES di organ hati dan limpa. salmonella thypi mengalami
ditentukan oleh jumlah dan virulansi kuman serta respon imun pejamu maka
salmonella thypi akan keluar dari habitnya dan melalui duktus torasikus masuk
ke dalam sirkulasi sistemik. Dengan cara ini organisme dapat mencapai organ
manapun, akan tetapi tempat yang disukai oleh salmonella thypi adalah hati,
limpa, sumsum tulang belakang, kandung empedu dan peyer’s patch dari ileum
terminal. Kandung empedu dapat terjadi baik secara langsung dari darah dan
menginvasi ulang dinding usus atau dikeluarkan oleh tinja. Peran endotoksin
dalam pathogenesis demam thypoid tidak jelas, hal tersebut terbukti dengan
dalam hati, limpa, folikel, limfoma usus halus dan kelenjar limfe mesenterika
untuk memproduksi sitokinin dan zat-zat lain. Produk dari magrofag inilah
yang dapat menimbulkan nekrosis sel, sistem vascular tidak stabil, demam,
depresi sumsum tulang belakang, kelainan pada darah dan menstimulasi sistem
10
E. PATHWAY
Empedu Endotoksin
Mempengaruhi pusat
Hepatomegali Splenomegali
thermoregulator
dihipotalamus
Erosi Risiko
Resiko kekurangan
Penurunan / peningkatan
ketidakseimbangan
volume cairan
peristaltic usus
cairan
Nyeri akut
Nyeri
11
D. MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi 10-14 hari. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda yang khas
berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu. Gejala
meningkat pada malam hari dan menurun pada pagi hari. Pada minggu
kedua suhu tubuh terus meningkat dan pada minggu ke tiga suhu berangsur-
2. Nyeri kepala
3. Malaise
4. Letargi
7. Mual, muntah
8. Neri perut
9. Nyeri otot
10. Anoreksia
14. Macular rash, roseola (bintik kemerahan) akibat emboli basil dalam kapiler
12
15. Skibala
16. Halitosis
17. Epistaksis
18. Meteorismus
19. Bradikardi
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan leukosit
leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal bahkan
SGOT Dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat
3. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila
typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa
faktor :
13
a. Teknik pemeriksaan Laboratorium
yang lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan
e. Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi
dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang
14
Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin
kenaikan titer widal 4 kali lipat (pada pemeriksaan ulang 5-7 hari)
atau titer widal O > 1/320, titer H > 1/60 (dalam sekali pemeriksaan)
demam tifoid bila hasilnya positif, namun demikian, bila hasil kultur
diklasifikasikan atas:
kesehatan dasar.
menyokong demam tifoid (titer widal O > 1/160 atau H > 1/160
15
3. Definite Case Diagnosis pasti, ditemukan S. Thypi pada
ulang 5-7 hari) atau titer widal O> 1/320, H > 1/640 (pada
F. KOMPLIKASI
1. Perforasi usus
2. Perdarahan usus
3. Peritonitis
4. Sepsis
5. Kolestatis
G. PENATALAKSANAAN
1. Medis
1) Klorampenicol
2) Amoxicilin
3) Kotrimoxasol
4) Ceftriaxon
5) Cefixim
16
b. Antipiretik (Menurunkan panas) :
1) Paracetamol
2. Keperawatan
b. Pasien harus tirah baring absolute sampai 7 hari bebas demam atau
kurang lebih dari selam 14 hari. Maksud tirah baring adalah untuk
pasien.
terjadi konstipasi
f. Diet
o Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim
17
BAB II
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Keluhan Utama
Pada pasien Thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan kembung,
mual, muntah, diare, perasaan tidak enak di perut, pucat (anemi), nyeri
f. Riwayat Psikososial
timbul gejala-gejala yang dalami, apakah pasien dapat menerima pada apa
yang dideritanya.
18
g. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
Pola eliminasi
h. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Sistem respirasi
Apa ada pernafasan normal, tidak ada suara tambahan, dan tidak
Sistem kardiovaskuler
19
Biasanya pada pasien dengan typhoid yang ditemukan tekanan darah
Sistem integument
hangat.
Sistem eliminasi
1 cc/kg BB/jam.
2. DIAGNOSA
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien typhoid adalah (PPNI, 2016)
makanan.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Adapun intervensi pada demam tipoid antara lain (Tim Pokja SIKI DPP PPNI:
2018)
20
Intervensi
Intervensi
intervensi selajutnya.
21
3. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan.
Intervensi
intervensi selanjutnya.
Intervensi
b. Berikan cairan intravena (mis, ringer asetat, ringer laktat), jika perlu
22
5. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastrointestinal.
Intervensi
Intervensi
nyeri.
dirasakan.
23
d. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
24
DAFTAR PUSTAKA
Aru W. Sudoyo.(2009) Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed V.Jilid III. Jakarta:
Interna Publishing.
Smeltzer & Bare. (2012). Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC.
Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. (2012). Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis.
Jakarta: IDAI).
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
25