Você está na página 1de 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KARSINOMA SEL SKUAMOSA

OLEH KELOMPOK 6

ULFAHMI AZMAWI ZAINUL


REZKY MATTE
ANI M
ZULHAERA AHYAR

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
yang berjudul “LAPORAN PENDAHULUAN KARSINOMA SEL
SKUAMOSA’’ ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Sistem
Integumen semester 4 tahun 2016.

Selesainya makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak.
Dalam penyusunan makalah ini penulis juga member kesempatan pada pembaca,
kiranya berkenan memberikan kritikan dan saran yang bersifat membangun
dengan maksud meningkatkan pengetahuan penulis agar lebih baik dalam karya
selanjutnya.

Samata-Gowa 30 juni 2016


DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Karsinoma Sel Skuamosa


2. Epidemiologi dari Karsinoma Sel Skuamosa
3. Etiologi Karsinoma Sel Skuamosa
4. Patofisiologi Karsinoma Sel Skuamosa
5. Manifestasi Klinis Karsinoma Sel Skuamosa
6. Pencegahan Karsinoma Sel Skuamosa
7. Penatalaksanaan Karsinoma Sel Skuamosa

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karsinoma sel skuamosa (KSS) adalah neoplasma maligna yang berasal
dari keratinosit suprabasal epidermis. Neoplasma ini merupakan jenis
neoplasma non melanoma kedua terbanyak setelah karsinoma sel basal.
Insidensi pasti KSS sampai saat ini belum terdokumentasi oleh National
Cancer Institute, tetapi diperkirakan terjadi satu kasus tiap 1000 penduduk di
Amerika. Karsinoma ini meningkat insidensinya di daerah yang lebih banyak
paparan sinar matahari, bahkan mencapai 200–300 kasus tiap 100.000
penduduk di Australia.
Usia di atas 40 tahun, paparan sinar matahari, pengaruh zat-zat
karsinogenik (tar, arsen, hidrokarbon polisiklik aromatik, parafin), merokok,
trauma kronik dan/atau luka bakar pada kulit, radiasi sinar peng-ion, serta
ulkus Marjolin adalah berbagai faktor predisposisi yang telah diketahui untuk
terjadinya KSS.
Ulkus Marjolin adalah lesi maligna yang berasal dari jaringan parut akibat
trauma bakar, osteomielitis kronik, inflamasi kronik atau fistula kronik. Tipe
ulkus ini jarang terjadi, biasanya tumbuh progresif pada luka yang tidak
kunjung sembuh, yang disertai trauma kronik dan terutama parut luka bakar.
Ulkus Marjolin tidak jarang berkembang menjadi KSS meskipun memerlukan
waktu yang cukup lama.
Gambaran lesi kulit KSS pada umumnya berupa nodul yang mengalami
ulserasi atau berupa suatu plak/papul verukosa yang menunjukkan tanda-tanda
kornifikasi dan/atau hyperkeratosis. Lesi ini biasanya terletak pada daerah
yang mengalami paparan sinar matahari. Berbeda dengan gambaran klinis
KSS pada umumnya, lesi kulit KSS yang berkembang dari ulkus Marjolin
terletak pada luka yang tidak segera menyembuh, selalu mengalami trauma
kronik, atau parut luka bakar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Karsinoma Sel Skuamosa
2. Bagaimana Epidemiologi dari Karsinoma Sel Skuamosa
3. Apa Etiologi Karsinoma Sel Skuamosa
4. Bagaimana Patofisiologi Karsinoma Sel Skuamosa
5. Apa Saja Manifestasi Klinis Karsinoma Sel Skuamosa
6. Bagaimana Pencegahan Karsinoma Sel Skuamosa
7. Apa Penatalaksanaan Karsinoma Sel Skuamosa

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definisi Karsinoma Sel Skuamosa
2. Untuk Mengetahui Epidemiologi Karsinoma Sel Skuamosa
3. Untuk Mengetahui Etiologi Karsinoma Sel Skuamosa
4. Untuk Mengetahui Patofisiologi Karsinoma Sel Skuamosa
5. Untuk Mengetahui Manisfestasi Karsinoma Sel Skuamosa
6. Untuk Mengetahui Pencegahan Karsinoma Sel Skuamosa
7. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Karsinoma Sel Skuamosa
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Squamosa Cell Carcinoma atau disebut juga dengan Karsinoma Sel
Skuamosa merupakan kanker yang sering terjadi pada rongga mulut yang
secara klinis terlihat sebagai plak keratosis, ulserasi, tepi lesi yang indurasi dan
kemerahan.
Karsinoma sel skuamosa (KSS) adalah suatu neoplasma invasif pada
jaringan epitel rongga mulut dengan berbagai tingkat diferensiasi yang muncul
pada tempat-tempat seperti jaringan mukosa mulut, alveolar, gingiva, dasar
mulut, lidah, palatum, tonsil dan orofaring. KSS cenderung untuk segera
bermetastase dan meluas.
Karsinoma sel skuamosa merupakan salah satu jenis kanker yang berasal dari
lapisan tengah epidermis. Jenis kanker ini menyususp ke jaringan dibawah
kulit (dermis). Kulit yang terkena tampak coklat-kemerahan dan bersisik atau
berkerompeng dan mendatar, kadang menyerupai bercak pada psoriasis,
dermatitis atau infeksi jamur (Price Sylvia, 2015)

B. Epidemologi
Karsinoma sel skuamosa merupakan salah satu dari 10 jenis kanker yang
paling sering terjadi di seluruh dunia, dengan insidensi pada pria 5% dan
wanita 2%. Karsinoma sel akuamosa pada rongga mulut umumnya terjadi pada
usia diatas 50 tahun. Di Amerika Serikat prevelensi kanker mencapai 34.000
kasus baru pertahun.

C. Etiologi
Karsinoma sel skuamosa adalah multifaktorial dan membutuhkan suatu
proses multiple. perubahan dan terganggunya DNA dapat menjadi salah satu
factor penyebabterjadinya kanker. Sebuah penelitian mengidentifikasi virus
seperti Herpes Simplex Virus dan papilloma Virus berperan dalam proses
tersebut. Namun penyebab pasti dari kanker tersebut belum jelas, tetapi factor-
faktor pendukung dapat merangsang terjadinya kanker. Faktor-faktor tersebut
digolongkan menjadi dua kategori, yaitu factor internal (herediter dan factor
pertumbuhan) dan factor eksternal (bakteri, virus, jamur, bahan kimia, obat-
obatan, radiasi, trauma, panas, dingin dan diet). Faktor-faktor tersebut dapat
berperan secara individual atau berkombinasi dengan factor lain sehingga dapat
mencetus kanker.
Tembakau dan alcohol : 75% dari seluruh kanker mulut dan faring di
Amerika Serikat berhubungan dengan penggunaan tembakau yaitu termasuk
merokok dan mengkonsumsi alcohol. Penggunaan alcohol dengan rokok
bersama-sama secara signifikan memiliki resiko yang lebih tinggi daripada
digunakan secara terpisah. Merokok cerutu dan merokok menggunakan pipa
mempunyai resiko yang lebih tinggi terhadap kanker mulut dibandingkan
dengan merokok kretek.
Bahan kimia : sebagian besar bahan-bahan kimia berhubungan dengan
terjadinya kanker. Bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker dilingkungan
antara lain, seperti cool tar, polycylic aromatic hydrocarbons, aromatic amines.
Infeksi : beberapa microorganisme yang berhubungan dengan kanker mulut
adalah candida albican. hubungan candida albicans dengan penyakit specled
leokoplakia pertama kali ditemukan oleh Jespen dan Winter pada tahun 1965.
Beberapa studi menunjukkan bahwa, sekitar 7-39% leukoplakia dijumpai
adanya candida hyphae. Penyakit ini mempunyai kecenderungan berubah
menjadi kanker.
Factor genetik : seseorang yang memiliki riwayat keluarga menderita
kanker memiliki resiko terkena kanker 3 sampai 4 kali lebih besar dari yang
tidak memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker.
System kekebalan tubuh : dilaporkan bahwa ada peningkatan insidensi
kanker pada pasien yang mendapat penekanan system kekebalan tubuh, speri
pada penderita transplantasi, AIDS, defesiensi kekebalan genetic.
D. Patofisiologi dan Patogenesis
Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel epidermis yang mempunyai
beberapa tingkat kematangan, dapat intraepidemal, dapat pula bersifat invasive
dan bermetastasis jauh.
Karsinoma sel skuamosa adalah kanker sel-sel epidermis yang dapat
menyebar secara horizontal di kulit atau secara vertical kedalam dermis.
Penyebaran dapat egresif maupun lambat. Karsinoma sel skuamosa dapat
bermetastasis ke bagian lain tubuh. Karsinoma sel skuamosa paling sering
timbul pada lansia dan terjadi akibat pajanan. Tumor ini sering timbul
didaerah-daerah kulit memperlihatkan lesi lesi prakanker misalnya keratosis
(pertumbuhan bersisik, dermatitis aktinik, atau didaerah kulit yang pernah
berubah warnanya dan bekas jaringan parut misalnya jaringan parut luka bakar.
Penggunaan obat penekanan imun (imunosupresif) memicu timbulnya tumor
ini pada pasien transplant karena sensitivitas akibat obat terhadap radiasi UVA
dan UVB. Orang yang tinggal didaerah dengan iklim tropis seperti Australia (
Negara dengan insiden kasus terbesar) beresiko tinggi menderita karsinoma sel
skuamosa.

E. Manifestasi Klinis
1. Lesi Eksofitik
Karsinoma eksofitik adalah suatu bentuk masa lesi yang berbentuk seperti
nodul, jamur, papilla dan verruciform. Warnanya bervariasi dari merah sampai
putih, tergantung pada jumlah keratinisasi permukaan epitel dan juga
berdasarkan fibrosis pada jaringan ikat dibawahnya sebagai respon invasi
tumor.
2. Lesi Endofitik
Karsinoma endofitik biasanya ulseratif.14 Hal ini berdasarkan pada
ketidakmampuan epitelium karsinomatosa untuk menciptakan suatu unit
struktural yang stabil dan utuh.
3. Lokasi Lesi
a. Vermilion bibir
Ciri dari karsinoma pada vermilion bibir yakni berkerak, kasar,
ulserasi yang lama yang biasanya berukuran kurang dari satu
sentimeter.
b. Intraoral
Tempat yang paling umum pada kanker intraoral yakni lidah,
biasanya pada lateral posterior dan permukaan ventral.
c. Orofaringeal
Karsinoma pada palatum lunak dan mukosa orofaringeal pada
dasarnya mempunyai gambaran klinis seperti karsinoma anterior,
kecuali lokasinya yang berada di posterior sehingga pasien tidak
waspada terhadap kehadirannya yang menyebabkan tertundanya
diagnosis.

F. Pencegahan
Kebanyakan karsinoma sel skuamosa dapat dicegah. Cara
pencegahannya anata lain..
1. Hindari sinar matahari pada tengah hari. Sinar matahari terkuat
adalah antara pukul 10.00-16.00 ingat bahwa sinar matahari lebih kuat jika
dipantulkan oleh air, pasir.
2. Menggunakan sunscreen. Sunscreen tidak memfilter semua radiasi
sinar UV yang berbahaya. Gunakan sunscreen spectrum luas dengan SPF
minimal 15. Gunakan sekitar 1 oz (29,5 mm), lindungi semua permukaan
tubuh, seperti telinga, punggung tangan dan leher. Gunakan sunscreen 20-30
menit sebelum pajanan sinar matahari dan gunakan kembali setiap 2 jam
dan setelah berenang ataulatihan fisik.
3. Gunakan pakaian pelindung, karena sunscreen tidak menyediakan
proteksi lengkap, penting untuk menggunakan pakaian yang ditenun secara
rapat untuk menutupi tangan dan kaki, serta topi dengan pinggiran luas
daripada topi baseball atau peci. Jangan lupa menggunkan kacamata hitam.
4. Konsumsi vit.D yang cukup
5. Makan 4 sehat 5 sempurna, terutama buah dan sayur. Vitamin C, E dan
karotenosis menurunkan risiko kanker.

G. Penatalaksanaan
Kebanyakan karsinoma sel skuamosa dapat dihilangkan dengan bedah
minor atau kadang-kadang pengobatan terapi. Tipe pengobatan sel skuamosa
biasanya tergantung pada ukuran, lokasi dan keagresifan tumor.
Penatalaksanaan medis
1. Pembekuan (cryosurgery). Membekukan sel kanker dengan niotrogen
efektif untuk karsinoma sel basal yanf kecil, tetapi tidak direkomendasikan
untuk tumor yang lebih besar atau yang ada di hidung atau dikelopak mata.
2. Eksisi sederhana. dalam prosedur ini, dokter memotong jaringan kanker
dengan kulit sekat yang membatasinya. Pada beberapa kasus, dokter
menyarankan eksisi luas yaitu memotong tambahan kulit normal disekitar.
Untuk meminimalisasikan terutama diwajah, konsultasi ke dokter yang
memiliki keahlian dalam rekonstruksi kulit.
3. Laser therapy. Biasanya menyebabkan sedikit kerusakan pada jaringan
sekitar dan mereduksi risiko perdarahan, bengkak, pembentukan scar.
Biasnya digunakan untuk karsinoma superficial dibibir.
4. Bedah Mohs. Merupakan cara pengobatan karsinoma sel skuamosa yang
paling efektif, terutama untuk karsinoma yang lebih besar dari 3 cm.
kambuh, atau berlokasi diwajah, membrane mukosa dan area genetalia.
Hal ini memungkinkan pembuangan tumor tanpa mengambil jaringan kulit
sehat disekitarnya secara berlebihan. Karena hal ini membutuhkan seorang
ahli, bedah mohs hanya boleh dilakukan dokter yang telah terlatih dengan
prosedur ini.
5. Terapi radiasi. Ini dapat menjadi pilihan untuk merawat kanker yang
besaran seperti dikelopak matan dan telinga yang merupakan area yang
sulit untuk diterapi secara bedah atau untuk tumor yang terlalu dalam
untuk dipotong.
6. Kemoteraphy. Untuk kanker yang sangat superficial, krim, atau lotion
yang mengandung agen antikanker dapat diaplikasikan secara langsung ke
kulit. Beberapa obat ini dapat menyebabkan inflamasi dan pembentukan
parut yang parah.

Penatalaksanaan perawat :
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran
perawat adalah :
1. Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan
2. Pemberian analgetik yang tepat
3. Meredakan ansietas
4. Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi Karsinoma sel skuamosa merupakan salah satu jenis kanker yang
berasal dari lapisan tengah epidermis. Jenis kanker ini menyususp ke jaringan
dibawah kulit (dermis). Kulit yang terkena tampak coklat-kemerahan dan
bersisik atau berkerompeng dan mendatar, kadang menyerupai bercak pada
psoriasis, dermatitis atau infeksi jamur (Price Sylvia, 2015)
Karsinoma sel skuamosa merupakan salah satu dari 10 jenis kanker yang
paling sering terjadi di seluruh dunia,

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih focus dan detail dalam menjelakan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Http://www.scribd.com/karsinomaselskuamosa.
Soekidjo,prof,Dr.Notoatmodjo,SKM,M.Com.H.2010.Kesehatan Masyarakat Ilmu

dan Seni.Jakarta: Rineka Cipta

Suzzane C. smeltzer, Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan medical bedah vol.1.jakarta :


EGC
Muttaqin, Arif. 2013. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta :
Salemba Medika.

Você também pode gostar