Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1
demokratis, motivasi kerja, dan juga disiplin kerja harus berjalan dengan seimbang. Hal ini
dimaksudkan agar karyawan tidak merasa tertekan dengan aturan kerja di dalam perusahaan
dan mencegah terjadinya stress kerja yang kemungkinan akan dialami karyawan jika dirinya
juga dilibatkan dalam beberapa masalah internal perusahaan. Disiplin kerja diadakan hanya
sebatas untuk mengatur kinerja karyawan agar karyawan bekerja sesuai dengan tujuan
perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan dari judul makalah sebagai berikut :
1. Bagi dosen
Makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi dalam memberikan
materi.
2. Bagi mahasiswa
Makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dan mendalami lebih lanjut
mengenai gaya kepemimpinan demokratis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
5. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap
usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang
diinginkan untuk mencapai sasaran ( Jacob&Jacques, 1990:281)
6. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif
terhadap orde social dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya (Hosking,
1988:153)
7. Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh social yang dalam hal ini pengaruh yang
sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktifitas-
aktifitas serta hubungan-hubungan sebuah kelompok atau organisasi (Yukl, 1994:2).
5. Pemimpin diskusi
Tipe pemimpin yang seperti ini dapat dijumpai dalam lingkungan kepemimpinan yang
demokratis dimana komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Seseorang yang
secara lengkap memenuhi kriteria kepemimpinan demokratis ialah orang yang menerima
peranannya sebagai pemimpin diskusi.
3. Keseimbangan emosional
Keseimbangan emosional merupakan faktor paling penting dalam kepemimpinan.
Jelasnya, pada diri seorang pemimpin harus terdapat kematangan emosional yang
berdasarkan kesadaran yang mendalam akan kebutuhan, keinginan, cita-cita, dan
pengintegrasian yang merupakan suatu kepribadian yang harmonis. Dan ini bukanlah
suatu kepribadian harmonis yang beku dan statis, melainkan suatu harmoni dalam
ketegangan-ketegangan emosional, suatu keseimbangan yang dinamis, yang dapat
bergerak kemana-mana, tetapi mempunyai dasar yang matang dan stabil. Kematangan
emosional ini diperlukan oleh seorang pemimpin untuk dapat turut merasakan keinginan
dan cita-cita anggota kelompok dalam rangka melaksanakan tugas kepemimpinan
dengan sukses.
10
e. Gaya kepemimpinan demokratis adalah seorang pemimpin berusaha membawa mereka
yang dipimpin menuju ke tujuan dan cita-cita dengan memberlakukan mereka sebagai
sejajar (Baharuddin & Umiarso, 2012 : 57).
f. Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai
diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota kelompoknya.
Hubungan dengan anggota-anggota kelompok bukan sebagai majikan terhadap
buruhnya, melainkan sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya (Abdul Aziz Wahab,
2011 : 135).
Dari beberapa pendapat diatas, penulis cenderung pada pendapat Sudarwan Danim bahwa
kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang dilandasi oleh anggapan bahwa
hanya karena interaksi kelompok yang dinamis, tujuan organisasi akan tercapai.
11
organisasi untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Setiap anggota kelompok tidak
saja diberikan kesempatan aktif, tetapi juga dibantu dalam mengembangkan sikap dan
kemampuannya memimpin. Kondisi ini memungkinkan setiap orang siap dipromosikan
dalam pengembangan karir untuk dipromosikan memduduki jabatan pemimpin secara
berjenjang, jika terjadi kekosongan karena pensiun, mutasi, meninggal dunia, atau
sebab-sebab lain sehingga hal ini berpengaruh juga pada kesejahteraan anggota.
12
Sama halnya menurut Wursanto (2002:203), kepemimpinan demokratis mempunyai cirri-ciri
sebagai berikut :
Akan tetapi menurut Siagian (1991:18) terdapat karakteristik utama seorang pemimpin yang
demokratis, yaitu:
14
4. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak
5. Sulitnya pencapaian kesepakatan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.
Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan
mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus. Tipe
kepemimpinan adalah gaya atau corak kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang
pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya seorang pemimpin dalam
menjalankan kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor pendidikan,
15
pengalaman, usia, karakter tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin tersebut. Gaya
kepemimpinan demokratis yaitu gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan
kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi yang memiliki ciri-ciri terbuka,
sabar, adil, bijaksana, percaya, tenggang rasa, dan sebagainya. Gaya kepemimpinan
demokratis sangat bagus untuk diterapkan dalam memimpin suatu organisasi ataupun di
dunia pekerjaan. Salah satu keunggulan dari gaya kepemimpinan demokratis yaitu lebih
memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi dan seluruh kegiatan yang akan
dilakukan harus didiskusikan terlebih dahulu antara pemimpin dan bawahannya.
3.2 SARAN
Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakansaran-saran sebagai
berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin dan Umiarso. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Islam Antara Teori dan Praktik.
Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah dari Unit Baru ke Lembaga Akademik.
JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/kepemimpinan.pdf.
16
Kurniadin, Didin, dan Imam Machali. 2010. Manajemen Pendidikan Konsep dan Prinsip
Soetopo, Hendyatno. 2012. Perilaku Organisasi Teori dan Praktek di Bidang Pendidikan.
2018.
17