Você está na página 1de 3

4. analisis kebijakan perspektif akademik dan perspektif terapan.

1. Analisis Perspektif Akademik

Kebijakan Pembiayaan Kesehatan Bersumber Pemerintah merupakan kebijakan

pemerintah pusat mengenai anggaran pembiayaan kesehatan yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) yang dalam pembahasan ini adalah kota Serang, sesuai dengan

Undang-Undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 171 yang

menyatakan bahwa besar anggaran kesehatan pemerintah dialokasikan minimal 5%

dari APBN diluar gaji, dan besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi,

kabupaten dan kota dialokasikan minimal sebesar 10% dari APBD diluar gaji.

Kebijakan ini merupakan perwujudan sistem desentralisasi karena dibuat oleh

pemerintah daerah, demi kepentingan dan kemajuan daerah tersebut, yaitu kota

serang misalnya, dengan rendahnya persentase belanja dan alokasi pembiayaan

kesehatan di Provinsi Banten yang masih di bawah standar yang di tetapkan serta

kurangnya data mengenai jumlah total dana yang disediakan untuk membiayai sektor

kesehatan maka hal ini menyebabkan pengambilan kebijakan penyusunan alokasi

dengan menggunakan penganggaran alokasi ditahun-tahun sebelumnya. sehingga

untuk memperbaiki sistem alokasi tersebut maka pemerintah pusat mengganggarkan

APBD kota Serang untuk anggaran kesehatan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 dan

pemerintah daerah kota Serang terus berupaya meningkatkan komitmen serta

anggaran kesehatan dengan lebih meningkatkan kembali Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah (APBD) kota Serang.


2. Analisis Perspektif Terapan

Kebijakan ini telah berjalan di kota Serang dengan sebagaimana mestinya, namun

perlu adanya upaya dari berbagai elemen agar kebijakan ini dapat berjalan lebih

efisien dan mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu untuk meningkatkan dan

mewujudkan kebijakan pemerintah pusat mengenai pembiayaan kesehatan demi

menjamin dan mewujudkan tingkat kesehatan masyarakat di kota Serang serta

memperbaiki sistem pengalokasian dana anggaran dalam sektor kesehatan di kota

Serang. Sejauh ini, penerapan kebijakan tersebut sudah memiliki dampak yang baik

terhadap kota serang misalnya, adanya peningkatan anggaran dana kesehatan yang

bertambah semula hanya 3,43% menjadi sebesar 6,02% di tahun 2014, kemudian

meningkat sebesar 6,99% di tahun 2015, dan mengalami peningkatan kembali di

tahun 2016 sebesar 7,79%. Selain itu, banyak terealisasikannya program penguatan

sistem kesehatan sebesar 59,55%-67,43%, serta untuk program kesehatan individu

sebesar 21,29%-26,49%, kemudian adanya peningkatan pada program kesehatan

masyarakat sebesar 11,28%-13,96%. Dan juga dampak lain dapat dilihat dari

banyaknya fungsi tata kelola sistem kesehatan yang kemudian untuk pelayanan kuratif

sehingga dapat dikatakan bahwa pembiayaan kesehatan sudah berdasarkan fungsinya.

Upaya penerapan kebijakan ini diharapkan mampu untuk mendukung kebijakan

pemerintah pusat dalam mewujudkan indonesia sehat yang dijelaskan dalam

Peraturan Pemerintah Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2016 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan menggunakan

pendekatan keluarga dimana yang menjadi prioritas yaitu, penurunan angka kematian

ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek, penanggulangan penyakit menular

dan penanggulangan penyakit tidak menular. Sehingga dari adanya kebijakan ini pula
tingkat kesehatan dan kesejahteraan dapat terwujud dengan baik sesuai keinginan atau

tujuannya di daerah kota Serang.

Você também pode gostar