Você está na página 1de 8

Manifestasi klinik

Apabila klien dalam keadaan yang sadar, maka klien akan mengeluh nyeri akut
pada belakang leher, yang menyebar sepanjang saraf yang terkena. Cedera medulla
spinalis juga dapat menyebabkan gambaran paraplegia (disfungsi ekstermitas bawah,
defekasi dan berkemih yang diakibatkan lesi pada lumbal torakal, atau bagian sacral
medulla) dan quadriplegia (disfungsi kedua lengan, defekasi dan berkemih yang
diakibatkan oleh lesi yang melibatkan salah satu segmen servikal medulla spinalis
Masalah pernapasan dikaitkan dengan penurunan fungsi pernapasan, beratnya
tergantung pada tingkat cedera. Otot-otot yang berperan dalam pernapasan adalah
abdominal, intercostal (T1-T11), dan diagfragma. Kerusakan persarafan dari diagfragma
diakibatkan lesi pada atau diatas C5.
Biasanya juga terjadi retensi urine dan distensi kandung kemih, penurunan
keringat dan tonus vasomotor, dan penurunan tekanan darah diawali dengan resistensi
vaskuler perifer.

Data Fokus
NO DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien megatakan sulit untuk Pernapasan klien dangkal
bernafas Klien tampak pucat dan sianosis
Terjadi periode apnea
Terjadi penurunan bunyi napas
TTV:
 TD : 90/70
 P :10 kali /menit
 N : 50 kali/menit
 Suhu: 37 C
2. Klien mengatakan tidak mempu Paralisis dan atrofi otot
mengerakkan keempat anggota
geraknya.
3. Klien mengeluh merasakan nyeri Klien tampak sesekali meringis
yang menjalar pada ke empat
anggota geraknya seperti tersetrum.
4. Klien mengeluh tidak mampu Diraba adanya distensi abdomen
melakukan defekasi. Peristaltik usus hilang.
Klien mengatakan belum pernah
BAB sejak 3 hari yang lalu
Klien mengeluh tidak mampu
untuk berkemih.
5. Klien tidak berespon terhadap sensasi
rabaan maupun cubitan di kedua lengan
dan kakinya
Klien tampak gelisah

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


PENUNJANG
1. DS: Pola napas tidak efektif b/d
- Klien megatakan sulit kelmahan atau paralysis otot
untuk bernafas abdominal, interkostal, persarafan
DO: dari diagfragma.
- Klien tampak
pucat dan sianosis.
- Pernapasan klien
dangkal,
- Terjadi periode
apnea.
- Terjadi
penurunan bunyi
napas.
TTV: P :10x/mnt

2. Cedera medulla spinalis cedera medulla spinalis Resti terhadap trauma (cedera
dengan faktor resiko ↓ spinal tambahan, dengan faktor
ketidakstabilan kolumna g3 pd pembuluh darah resiko ketidakstabilan kolumna
spinalis ↓ spinalis
aliran darah tidak normal

iskemia

rangsangan pelepasan eksitosin
(glutamat)

Pembentukan radikal bebas dlms sel
neuron di Medulla Spinalis

Inaktivasi sel neuron

Terputusnya akson

Pembentukan sel parut pd ke2 ujung
akson yang terputus

Akson tidak bisa tersambung

Kecacatan permanent

Cedera tambahan

3. DS; Cedera medulla spinalis Kerusakan mobilitas fisik b/d


- Klien mengatakan ↓ kerusakan neuromuscular.
tidak mempu Traktus saraf motor dalam medulla
mengerakkan keempat spinalis rusak
anggota geraknya. ↓
DO: Terjadi lesi pada lower Motor Neuron
- Paralisis dan (LMN)
atrofi otot ↓
Jaras ke otot rusak

Otot tidak mampu berkontraksi

Kerusakan mobilitas fisik
4. DS: Iskemia Nyeri akut b/d cedera psikis.
- Klien mengeluh .

merasakan nyeri yang
menjalar pada ke Merangsang ujung saraf mengeluarkan
empat anggota
meditor kimia
geraknya seperti
tersetrum. ↓
DO:
Rangsangan diteruskan ke thalamus
Klien tampak sesekali

meringis
nyeri

5. DS: Inkontinensia usus/konstipasi b/d


- Klien mengeluh gangguan oersarafan pada usus
tidak mampu dan rektum.
melakukan defekasi.
- Klien
mengatakan belum
pernah BAB sejak 3
hari yang lalu.
DO:
- Diraba adanya distensi
abdomen.
- Peristaltik usus hilang.

6. DS: Cedera medulla spinalis Perubahan pola eliminasi urine


- Klien mengeluh tidak ↓
b/d gangguan dalam persarafan
mampu untuk Kerusakan pada saraf parasimpatis
berkemih. ↓ kandung kemih
DO: Gangguan saraf motorik
- Diraba adanya distensi ↓
abdomen Rangsangan kontraksi otot destruksor
terganggu

Ketidak mampuan mengososngkan
kandung kemih

Prubahan pola eliminasi urine
7. DO: Perubahan sensori-perseptual
- Klien tampak terhadap rabaan dan cubitan b/d
gelisah kerusakan sensori
- Klien tidak
berespon terhadap
sensasi rabaan maupun
cubitan di kedua
lengan dan kakinya

8. Imobilisasi klien serta Otot tidak mampu berkontraksi Resti kerusakan integritas kulit
adanya pemasangan traksi ↓
Imobilisasi/pemasangan traksi

Penekanan terus menerus pada daerah
yang menonjol

Iskemia jaringan

Suplai O2 ke jaringan berkurang

Kerusakan sel

Kerusakan integritas kulit
PENYIMPANGAN KDM CMS
Trauma tulang belakang fraktur patologis, infeksi,
(hiperekstensi, hiperfleksi, kelainan kongenital,
tekanan vertikal, rotasi) gangguan vaskuler

cedera medulla spianlis Cedera medulla spinalis



Traktus saraf motor dalam medulla spinalis rusak
g3 pd pembuluh darah
↓Terjadi lesi pada lower Motor Neuron (LMN)

Jaras ke otot rusak

Otot tidak mampu berkontraksi

Kerusakan mobilitas fisik
aliran darah tidak normal

iskemia

rangsangan pelepasan eksitosin (glutamat)

Pembentukan radikal bebas dlms sel neuron di Medulla Spinalis

Inaktivasi sel neuron

Terputusnya akson


Pembentukan sel parut pd ke2 ujung akson yang terputus

Akson tidak bisa tersambung

Kecacatan permanent

Cedera tambahan

Iskemia

Merangsang ujung saraf mengeluarkan meditor kimia

Rangsangan diteruskan ke thalamus

nyeri
Cedera medulla spinalis

Kerusakan pada saraf parasimpatis

Gangguan saraf motorik

Rangsangan kontraksi otot destruksor terganggu

Ketidak mampuan mengososngkan kandung kemih

Prubahan pola eliminasi urine

Otot tidak mampu berkontraksi



Imobilisasi/pemasangan traksi

Penekanan terus menerus pada daerah yang menonjol

Iskemia jaringan

Suplai O2 ke jaringan berkurang

Kerusakan sel

Kerusakan integritas kulit

Você também pode gostar