Você está na página 1de 4

LAPORAN

ANALISIS JURNAL ONTOLOGI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sarwi, M.Si.
Dr. Eko Purwanti, M.Pd.

Oleh:
Moh. Syamsudin Baharsyah (0103518103)
Rombel: 02

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN DASAR (PGSD)


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
A. PENDAHULUAN
“Ontologi” berasal dari kata ontology yang berarti gagasan tentang kejadian
yang paling murni dari ilmu pengetahuan yang menginvestigasi terhadap alam
semesta. Ontologi berasal dari bahasa Yunani on atau ontos yang berarti ada
(being) dan kata logos yang berarti ilmu (logic), atau ilmu tentang ada
sebagaimana adanya secara integral dengan segala aspeknya. Secara garis
besar, ontologi dipahami sebagai teori tentang “ada” dan keberadaannya,
sebagai bagian dari metafisika. (Mustofa Umar, 2014: 177)
Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari
metafisika, dan metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat.
Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan
tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha
mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua
bentuknya. (Sulesana, 2013: 36)
Membicarakan ‘sesuatu’ tidak bisa dilepas dari keberadaan ‘sesuatu’ sebagai
objek material, ia tidak kalah penting dari objek formal yang berupa cara pandang
pembicara. Hal ini jelas karena epistemologi selalu terkait dengan ontologi, sebab
keduanya menunjukkan subjek yang mengamati, dan objek yang diamati. Oleh karena
itu perlu diwaspadai kecenderungan ‘larut’ dalam keasikan di ranah epistemologi
sebelum menuntaskan persoalan ontology.
Ketidaktuntasan di ranah ontologi berakibat fatal bagi epistemologi, sebab berarti
ketidaktepatan metode. Karena hal itu perlu adanya pembahasan secara khusus menganai
permasalahan yang akan dibahas tentang aspek dasar dalam permasalahan tersebut. Dalam artikel
ini penulis akan memamaparkan beberapa jurnal yang menyertakan kajian ontology didalamnya.
1. Mustofa Umar “KONVERGENSI AGAMA DAN SAINS DALAM MELACAK BASIS
ONTOLOGI SEMESTA: Tinjauan Hermeneutika Hadis Penciptaan”. Jurnal Theologia
Volume 27, Nomor 1 Juni 2016
2. Jabbar Sabil “MASALAH ONTOLOGI DALAM KAJIAN KEISLAMAN”. Jurnal Ilmiah
ISLAM FUTURA Vol. 13 No. 12 Februari 2014, 142 – 159.
B. ANALISIS

“KONVERGENSI AGAMA DAN SAINS DALAM MELACAK BASIS ONTOLOGI


SEMESTA: Tinjauan Hermeneutika Hadis Penciptaan” oleh Mustofa Umar dalam Jurnal
Theologia Volume 27, Nomor 27 Tahun 2016.
Dalam jurnal ini bertujuan untuk membuktikan terdapatnya kesatuan kerangka konseptual
yang koheren antara agama dan sains tentang persoalan muasal alam semesta. Teori-teori
kosmologi modern menunjukkan adanya titik temu yang berkelanjutan antara sains dan teologi
(agama). Konsep-konsep fisika modern memperlihatkan kesejajaran yang menakjubkan terhadap
ide-ide yang diungkapkan dalam filsafat agama, yaitu ciri-ciri dasar pandangan mereka yang sama.
Tradisi-tradisi mistik yang terdapat dalam agama, juga dapat dijumpai dalam teori fisika modern
tentang konsep realitas yang holistik. Ini dapat disebut sebagai paradigma baru-visi baru terhadap
realitas. Melalui prinsip “antinomi” cahaya, secara ontologis, agama dan sains keduanya dapat
melacak permulaan semesta, juga dapat membuka selubung terdalam dari rahasia hukum alam
(sunnatullāh). Cahaya sebagai basis ontology realitas yang terdapat dalam teks-teks hadis, telah
digunakan oleh para sufi untuk menformulasikan teori-teori mereka tentang penciptaan semesta,
khususnya Ibn Arabi. (Mustofa Umar, 2016: 173).
Puncak pencarian basis ontologis semesta dalam dalam jurnal ini terdapat konvergensi
antara agama dan sains yang menempatkan “prinsip cahaya” sebagai basis teorinya. Namun
denmikian, masing – masing masih menyisakan maslaah mendasar. Dalam agama belum dapat
menjelaskan bagaimana proses terjadinya alam fisik dari cahaya metafisik. Sebaliknya dalam
sains belum dapat menjelaskan dari mana asal-usul cahaya (energi) sebelum
peristiwa big bang. (Mustofa Umar, 2016: 176).
Sebagai cabang filsafat, ontologi bertujuan menginfestigasi dan mengabstraksikan hakikat
realitas peripurna yang bersifat tunggal, absolud dan abadi. Dalam artikel ini, ontology berorientasi
dan terfokus pada persoalan kosmologi secara integral. Sebuah upaya untuk melacak muasal
ekesistensi semesta sebagai yang “ada” dan tidak terlepas dari realitas Pencipta. (Mustofa Umar,
2016: 178).
Dalam jurnal “KONVERGENSI AGAMA DAN SAINS DALAM MELACAK BASIS
ONTOLOGI SEMESTA: Tinjauan Hermeneutika Hadis Penciptaan” Mustofa Umar telah
mengkaji bidang filsafat ontology yang digunakan dalam merumuskan asal muasal alam semesta.
Persoalan mendasar kajian ontology dalam jurnal ini membahas tentang dari mana ala mini ada
dan bagaimana alam ini menjadi ada. Hal ini sesuai dengan konsep ontology yang menjelaskan
tentang keberadaan atau eksistensi yang mempermasalahkan akar mendasar. Obyek telaah
ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang
yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi
segala realitas dalam semua bentuknya. (Sulasena, 2013: 36).

“MASALAH ONTOLOGI DALAM KAJIAN KEISLAMAN” oleh Jabbar Sabil dalam


Jurnal Ilmiah ISLAM FUTURA Vol. 13 No. 12 Februari 2014, 142 – 159.

Você também pode gostar