Você está na página 1de 144

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN

PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
KABUPATEN BREBES TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh

Aer Sondari
NIM. 6411411009

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

i
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
Oktober 2015

ABSTRAK

Aer Sondari
Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Peserta Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Brebes,
VI + 103 halaman + 20 tabel + 4 gambar + 10 lampiran

JKN adalah program untuk menjamin kesehatan masyarakat secara menyeluruh.


Indikator keberhasilan JKN adalah kepuasan masyarakat yang dinilai dari pelayanan
rumah sakit, tetapi setelah berjalan > 1 tahun kepuasan peserta cenderung rendah. Studi
Pendahuluan di RSUD Kabupaten Brebes menyatakan bahwa pasien JKN merasa belum
puas terhadap pelayanan rawat jalan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien peserta JKN terhadap pelayanan pasien
rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes tahun 2015.
Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini berjumlah 70
pasien JKN yang diperoleh melalui random sampling. Pengumpulan data dilakukan
dengan kuesioner harapan pelayanan sebanyak 21 item (α>306) dan kuesioner
pengalaman pelayanan sebanyak 21 item (α>306).
Analisis yang dilakukan adalah univariat menggunakan Importance Performance
Analysis (IPA). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai rata-rata tingkat kepuasan
yaitu 91,3 % dimana tingkat kesesuaian dimensi reliability 88,8%, responsiveness 92,2%,
assurance 92,7%, emphaty 93% dan tangible 90,1%. Berdasarkan analisis dengan dia-
gram kartesius dimana dari 21 atribut, terdapat 5 item berada di kuadran I, 5 item di
kuadran II, 6 item di kuadran III, dan 5 item di kuadran IV.
Saran yang diberikan adalah mempertahankan dan meningkatkan kinerja dengan
cara melakukan evaluasi secara rutin terhadap pelayanan yang diberikan.

Kata Kunci : Kepuasan Pasien, Mutu Pelayanan, JKN, Rawat Jalan


Kepustakaan : 35 (2005-2013)

ii
Public Health Science Departement
Faculty of Sport Science
Semarang State University
September 2015

ABSTRACT
Aer Sondari
Analysis Patient Satisfaction of National Health Assurance (JKN)’s Partici-
pants to Services Outpatient in Regional Hospital Brebes
VI + 103 pages + 20 table + 4 image + 10 attachments

Since 1st January 2014 the government has organized a program National Health
Assurance (JKN) to ensure public health as a whole. The indicators of success JKN was
the satisfaction of the public who rated by hospital service. After the program runs > 1
year was the satisfaction of participants tend to be low. The introduction research has
been carried out in the regional hospital (RSUD) Brebes and the result said that the pa-
tient of participants JKN not to feel satisfied of outpatients service. The research was
made to know the description of JKN patient satisfaction generally based on health ser-
vice quality in outpatient in the regional hospital Brebes.
This research is a deskriftif quantitative. This sample amount of 70 patients of JKN
taken by stratified random sampling technique. Data collected by questionnaire of service
expectations as much as 21 items (α>3,06) and sevice experience as much as 21 items
(α>3,06). Analysis tool used the Importance-Performance Analysisi (IPA).
The results of this study indicated that average value of fitness levels for all dimen-
sions are 91,3 % which the level of concordance 88,8% reliability dimensions, respon-
siveness 92,2%, assurance 92,7%, emphaty 93% and tangible 90,1%. Based on the im-
portance-performance matrix of 21 attributes which are investigated there are 7 (seven)
items that are in quadrant A, 9 (nine) items in quadrant B, 2 (two) items in quadrant C
and 3 (three) items in quadrant D.
The advice given is to maintain and improve the performance of the regional hos-
pital Brebes in a way to evaluate regularly to the service provided.

Keyword : Patient Satisfaction, Quality of Service, Outpatient, National


Health Assurance (JKN)
Literature : 35(2005-2013)

iii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya

sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah digunakan untuk

memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan

lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian maupun yang belum

atau tidak di terbitkan, sumbernya didalam daftar pustaka. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Semarang, Oktober 2015

Penyusun

iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Kesuksesan bukanlah kunci dari kebahagiaan. Sebaliknya kebahagiaan

adalah kunci dari kesuksesan. Bila kita menyukai apa yang kita lakukan dan

merasa bahagia melakukannya, maka kau pasti sukses.

 “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri,

dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu sendiri.”

(QS. Al-Isra’: 7)

 “Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya

menggunakan untuk memotong, ia akan memotongmu (menggilasmu).”

(H.R. Muslim)

 Kelemahan terbesar kita terletak pada sikap kita untuk menyerah. Jalan

yang pasti untuk meraih sukses adalah selalu berusaha lagi. (Thomas A.

Edison)

PERSEMBAHAN

 Almarhum Ayahanda tercinta

 Ibunda tercinta

 Adik-adikku tersayang (Rike Diannita dan Ahmad Dzaky)

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Kepuasan Pasien Rawat Jalan Peserta

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Kabupaten Brebes Tahun 2015” dapat terselesaikan dengan baik. Penyelesaian

skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat di Universitas Negeri Semarang.

Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian sampai tersusunnya skripsi ini,

dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr.

Tandiyo Rahayu M.Pd. atas izin penelitian.

2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Irwan Budiono, S.KM.,

M.Kes(Epid), atas persetujuan penelitian.

3. Dosen Pembimbing, Dr. Bambang Budi Raharjo, M.Si, yang telah

memberikan arahan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dosen Penguji I, dr. Intan Zainafree, MH.Kes, yang telah memberikan

bimbingan, arahan serta motivasinya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dosen Penguji II, Galuh Nita P., SKM, M.Si, yang telah memberikan

bimbingan, arahan serta motivasinya dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, atas bimbingan dan arahannya

selama perkuliahan.
vii
7. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Brebes atas bantuan dan

kerjasamanya.

8. Almarhum Ayahanda Sudarno dan Ibunda Reni Nur Haeti, adikku Rike

Dianita dan Ahmad Dzaky yang telah memberikan motivasi, bantuan dan doa

dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Teman-teman dan sahabat-sahabatku atas bantuan dan motivasinya.

10. Teman-teman IKM angkatan 2011, atas bantuan dalam proses penyusunan

skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Almamater UNNES

Semoga amal baik dari semua pihak atas bantuannya dalam penyusunan

skripsi ini mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah SWT. Disadari bahwa

masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga kritik

dan saran yang membangun sangat diharapkan demi sempurnanya skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Semarang, Oktober 2015

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL. ............................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
ABSTRACT .......................................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
1.5 Keaslian Penelitian.................................................................................. 10
1.6 Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori........................................................................................ 12
2.1.1 Ruang Lingkup Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ...................... 12
2.1.2 Rumah Sakit ..................................................................................... 17
2.1.3 Rawat Jalan ...................................................................................... 19
2.1.4 Kepuasan Pasien .............................................................................. 25
2.1.5 Karakteristik Responden .................................................................. 30
2.1.6 Dimensi Mutu Pelayanan ................................................................. 33
2.2 Kerangka Teori ....................................................................................... 37

ix
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep .................................................................................... 38
3.2 Variabel Penelitian .................................................................................. 38
3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ............................ 39
3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 41
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 41
3.6 Sumber Data............................................................................................ 44
3.7 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data .............................. 45
3.8 Prosedur Penelitian ................................................................................. 49
3.9 Teknik Analisis Data............................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum RSUD Brebes ............................................................ 55
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 57
4.2.1 Analisis Karakteristik Responden .................................................... 57
4.2.2 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan
(Harapan) Responden pada Pelayanan Rawat Jalan ........................ 60
4.2.3 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja
(Kenyataan) Responden pada Pelayanan Rawat Jalan .................... 67
4.2.4 Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Peserta JKN terhadap
Pelayanan Rawat Jalan di RSUD Brebes ......................................... 73
4.2.5 Urutan Prioritas Peningkatan Kualitas Pelayanan Pasien JKN
Rawat Jalan ...................................................................................... 77
4.2.6 Diagram Kartesius Pelayanan Rawat Jalan RSUD Kabupaten
Brebes. ............................................................................................. 79
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Karakteristik Responden ....................................................... 83
5.2 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN terhadap Pelayanan Rawat
Jalan di RSUD Kabupaten Brebes .......................................................... 83
5.2.1 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi
Reliability ......................................................................................... 83

x
5.2.2 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi
Responsiveness................................................................................. 85
5.2.3 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi
Assurance ......................................................................................... 87
5.2.4 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi
Emphaty ........................................................................................... 88
5.2.5 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi
Tangible ........................................................................................... 89
5.3 Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Berdasarkan Analisis Dia-
gram Kartesius ........................................................................................ 90
5.4 Hambatan dan Kelemahan Penelitian ..................................................... 96
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan ................................................................................................. 97
6.2 Saran ....................................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian....................................................................................10
Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................................39
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas.....................................................................................47
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...........................57
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...........................................58
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ..................................58
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepesertaan JKN ...........59
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................60
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan
(Harapan) Responden terhadap Dimensi Reliability Pelayanan
Rawat Jalan .............................................................................................61
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan
(Harapan) Responden terhadap Dimensi Responsiveness Pelayanan
Rawat Jalan .............................................................................................62
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan
(Harapan) Responden terhadap Dimensi Assurance Pelayanan
Rawat Jalan .............................................................................................63
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan
(Harapan) Responden terhadap Dimensi Emphaty Pelayanan Rawat
Jalan.........................................................................................................64
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan
(Harapan) Responden terhadap Dimensi Tangible Pelayanan Rawat
Jalan.........................................................................................................65
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja
(Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Reliability Pelayanan
Rawat Jalan .............................................................................................67

xii
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja
(Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Responsiveness
Pelayanan Rawat Jalan ............................................................................68
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja
(Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Assurance Pelayanan
Rawat Jalan .............................................................................................70
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja
(Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Emphaty Pelayanan
Rawat Jalan .............................................................................................71
Tabel 4.15 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja
(Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Tangible Pelayanan
Rawat Jalan .............................................................................................72
Tabel 4.16 Perhitungan Tingkat Kesesuaian dan Penilaian Kepuasan Setiap
Atribut .....................................................................................................74
Tabel 4.17 Urutan Prioritas Peningkatan Kinerja Atribut .........................................78

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Analisis Pelayanan Rawat Jalan ........................................................ 20

Gambar 2.2 Kerangka Teori .................................................................................. 37

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 38

Gambar 3.2 Diagram Kartesius ............................................................................. 54

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Surat Keputusan Pembimbing Skripsi .........................................105
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian Kepada RSUD Kabupaten Brebes ..............106
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian dari KesbanPol............................................107
Lampiran 4 Surat Keterangan dari RSUD Kabupaten Brebes ........................108
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian ....................................................................109
Lampiran 6 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner .....................................113
Lampiran 7 Surat Keterangan telah Mengambil Data ....................................115
Lampiran 8 Rekapitulasi Data.........................................................................116
Lampiran 9 Data Mentah Hasil Penelitian ......................................................118
Lampiran 10 Dokumentasi ................................................................................124
Lampiran 11 STO RSUD Brebes ......................................................................128
Lampiran 12 Ethical Clearance .........................................................................129

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah hak dan investasi, dan semua warga negara berhak atas

kesehatannya. Berdasarkan UU RI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa

kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang

harus diwujudkan oleh pelayanan kesehatan. Hal ini membutuhkan campur tangan

pelayanan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang sesuai

dengan cita-cita bangsa dengan pelayanan yang efektif, efisien dan terarah.

Diperlukan suatu sistem yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak

warga negara untuk tetap hidup sehat, dengan mengutamakan pada pelayanan

kesehatan bagi masyarakat (Candra A, 2010:58).

Dalam rangka memenuhi hak masyarakat sebagaimana diamanatkan

konsititusi dan undang-undang, akhir tahun 2004 pemerintah menetapkan

Undang-Undang (UU) No.40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN), dengan salah satu programnya adalah Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN). Diharapkan dengan JKN pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat

dilaksanakan dalam sistem asuransi. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang

bersifat wajib, disusun dan diselenggarakan menurut asas kemanusiaan, asas

manfaat dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Adnan Nur,

2005). Adanya dukungan dari pemerintah ini berarti pembiayaan kesehatan

dengan sistem asuransi sosial adalah penting. JKN dimulai sejak 1 Januari 2014.
1
2

Berdasarkan Perpes No 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan menjelaskan

bahwa jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar

peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

Program JKN setelah diterapkan kurang lebih 1 tahun Thabrany H

(2014:94) masih belum bisa berjalan lancar dan masih banyak kekurangan.

Persepsi kualitas buruk oleh kelas atas, pelayanan yang seragam bagi semua

peserta menyebabkan penduduk kelas menengah atas kurang memiliki

kebanggaan khusus, pelayanan yang beragam juga sering menyebabkan waktu

tunggu yang lama sehingga tidak menyenangkan kelas atas. Kepuasan peserta

JKN cenderung rendah, kontak fasilitas kesehatan yang mengakibatkan pilihan

fasilitas kesehatan terbatas hal ini mempunyai potensi keluhan dan ketidakpuasan

peseta (Thabrany H, 2014:95). Prinsip JKN yang komprehensif diadopsi dan

diperbaiki dari manfaat PT. Askes, dalam artian pengobatan semua jenis penyakit

dijamin, baik yang murah maupun yang mahal. Tarif pelayanan kesehatan pada

fasilitas kesehatan lanjutan berdasarkan Permenkes No 27 Tahun 2014 dilakukan

dengan pola pembayaran Indonesian Case Base Groups (INA-CBG’s) tetapi

kenyataan di lapangan banyak RS dan dokter yang dibayar secara borongan

(kapitasi dan CBG’s) mengubah sendiri layanan dan membatasinya (Thabrany H,

2014:185).
3

Banyak rumah sakit dan dokter yang tidak memberikan layanan sesuai

dengan konsep JKN yaitu semua kebutuhan medis diberikan (Thabrany

H,2014:186). Banyak RS yang membatasi pemberian obat dan layanan dengan

alasan tidak dijamin JKN. Petugas BPJS juga masih berpikiran lama dengan

menyetujui pembatasan. Banyak keluhan peserta disampaikan karena rumah sakit

membatasi hari rawat atau biaya berobat, seolah besaran Indonesian Case Base

Groups (CBG’s) adalah penggantian maksimum. Sesungguhnya besaran CBG’s

adalah pembayaran rata-rata. Pemahaman dokter dan RS tentang CBG’s masih

rendah. Menurut Thabrany H (2014:184) suksesnya JKN lebih banyak tergantung

pada layanan dokter dan layanan tenaga kesehatan lainnya di fasilitas kesehatan.

Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa yaitu jasa kesehatan.

Sebagai suatu industri jasa maka rumah sakit tentunya harus menjalankan fungsi-

fungsi bisnis dalam manajerialnya, salah satunya adalah bagaimana menghasilkan

suatu produk jasa yang bermutu atau berkualitas (Yoga C, 2010:18). Pelayanan

kesehatan sendiri pada dasarnya merupakan suatu bentuk pengabdian kepada

kepentingan masyarakat banyak dan tidak dapat diartikan sebagai suatu unsur

untuk mencari keuntungan pribadi atau golongan. Oleh karena itu, mutu

pelayanan kesehatan di rumah sakit harus berkualitas untuk mewujudkan

suksesnya program JKN. Indikator keberhasilan BPJS Kesehatan atau program

JKN adalah tingkat kepuasan masyarakat (Depkes RI, 2014). Kepuasan dinilai

dari pelayanan. Rumah sakit dan para dokter yang menjadi subyeknya. Dalam

dunia bisnis, Soedjas T (2006:3) mengatakan bahwa kepuasan pelanggan banyak

tergantung pada cara kita menghargai pelanggan. Tingkat kepuasan pasien yang
4

akurat sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan mutu layanan kesehatan. Oleh

sebab itu, pengukuran tingkat kepuasan pasien perlu dilakukan secara berkala,

teratur, akurat, dan berkesinambungan (Tahir dan Balqis, 2014). Pengukuran

kepuasan peserta JKN (customer satisfaction measurement) perlu dilakukan terus

menerus secara konsisten dan valid paling tidak setiap enam bulan (Depkes RI,

2014:71).

Menurut Kusumapradja R dan Ni Putu (2013,68) Pelayanan rawat jalan

sering diibaratkan sebagai “pintu gerbang” bagi rumah sakit, yang akan

mempengaruhi keputusan pasien untuk tetap atau tidak memakai jasa pelayanan

rumah sakit tersebut. Bila dalam pelayanan ini, pasien mendapatkan pelayanan

prima yang sesuai atau bahkan dapat melampaui harapan pasien, maka akan

terbentuk sikap positif pasien terhadap pelayanan rawat jalan ini. Sikap positif

akan berpengaruh kepada keputusan pasien untuk melakukan kunjungan ulang ke

rumah sakit tersebut, bahkan cenderung akan menjadi pasien yang loyal

(Kusumapradja, dkk, 2013:68).

Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional bersifat wajib dan dilakukan

secara bertahap sehingga mencakup seluruh penduduk (Perpes No 72 Tahun

2013). Pentahapan kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

(BPJS Kesehatan) atau JKN ini adalah peserta askes sosial, peserta jaminan

kesehatan masyarakat (Jamkesmas), peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Jamsostek, PJKMU, Jamkesda, POLRI, dan TNI pada tahun 2014 ditetapkan

sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional. Berdasarkan data dari BPJS


5

Kesehatan Divisi Regional VI Jawa Tengah menyebutkan cakupan peserta JKN

tahun 2014 untuk daerah Jawa Tengah adalah 54,37% atau 18.085.821 jiwa dari

jumlah total seluruh penduduk sebesar 35.840.148 jiwa.

Kabupaten Brebes merupakan daerah yang memiliki jumlah penduduk

yang paling banyak yaitu 1.733.869 jiwa (BPS, Sensus 2010-2011) sedangkan

jumlah coverage atau penerima manfaat jaminan pemeliharaan kesehatan tahun

2014 menurut BPJS Kesehatan Divisi Regional VI, Jawa Tengah bukan

merupakan urutan yang pertama melainkan yang ke-2 yaitu sejumlah 1.254.418

jiwa (71, 49%). Urutan pertama jumlah kepesertaan BPJS Kesehatan atau JKN

adalah Kabupaten Cilacap dengan cakupan 76,09% yang jumlah penduduknya

terbanyak kedua setelah Kabupaten Brebes yaitu 1.676.089 jiwa. Hal ini

menunjukan bahwa belum mencapai target kepesertaan yang sesuai dengan Pasal

14 UU BPJS yang berisi setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang

sudah berdiam di Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota

BPJS Kesehatan. Berdasarkan hal tersebut seharusnya perbandingan antara jumlah

peserta dengan jumlah penduduk adalah sebanding.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brebes adalah satu-satunya rumah

sakit pemerintah yang ada di Kabupaten Brebes dan menjadi tempat rujukan

utama masyarakat untuk mendapatkan fasilitas rujukan pelayanan kesehatan. Hal

ini dapat terjadi tentu apabila mutu pelayanan kesehatannya sesuai yang

diharapkan masyarakat. Khususnya bagi pasien dari peserta JKN, RSUD

Kabupaten Brebes merupakan alternatif pilihan pertama untuk mendapatkan


6

pelayanan kesehatan karena adanya kebijakan rujukan berjenjang pada program

JKN.

Berdasarkan data jumlah kunjungan rawat jalan di sarana pelayanan

kesehatan Kabupaten Brebes dari Dinas Kesehatan dibandingkan dengan rumah

sakit lain (RS Swasta) di Kabupaten Brebes, RSUD Kab. Brebes memiliki rata-

rata kunjungan pasien rawat jalan yang lebih banyak. Jumlah kunjungan rawat

jalan RSUD Kabupaten Brebes yaitu 82.011 pasien, sedangkan yang rumah sakit

lainnya dibawah 22.000 pasien. Salah satu alasan pasien memilih RSUD Brebes

adalah fasilitas pelayanan yang lebih baik di bandingkan rumah sakit lain (rumah

sakit swasta). Tetapi disamping itu, banyaknya jumlah pasien rawat jalan ini

menimbulkan beberapa masalah, seperti lingkungan yang dianggap kurang

nyaman, pelayanan tenaga medis yang kurang maksimal, serta pelayanan

pelayanan pengobatan yang belum memuaskan. Pelayanan yang kurang

memuaskan ini dapat dapat dibuktikan dengan jumlah kunjungan rawat jalan

RSUD Kabupaten Brebes yang mengalami penurunan pada tahun 2013.

Berdasarkan data kegiatan kunjungan rawat jalan Tahun 2011-2014 dari rekam

medis RSUD Kabupaten Brebes, bahwa diketahui jumlah kunjungan pada tahun

2012 yaitu 68.499 pasien sedangkan pada tahun 2013 adalah 67719 pasien. Hal ini

terjadi penurunan kunjungan sebesar 780 kunjungan pasien. Pada tahun 2014

mengalami kenaikan yang lebih mencolok lagi karena adanya program JKN yaitu

sebesar 79.528.

Selain hal tersebut, hasil dari studi pendahuluan bahwa di RSUD

Kabupaten Brebes terdapat data kepuasan pasien yang dilakukan secara berkala
7

tetapi data kepuasan tersebut adalah secara umum, dan data mengenai kepuasan

pasien peserta JKN belum ada sedangkan menurut Peta Jalan Menuju JKN

pengukuran kepuasan peserta dilakukan paling tidak enam bulan sekali. Karena

keterbatasan waktu dan tenaga peneliti juga menyebarkan kuesioner studi

pendahuluan terhadap tiga puluh pasien rawat jalan peserta JKN dan hasilnya

adalah 33% pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan administrasi, 30 % tidak

puas terhadap pelayanan dokter, 56 % tidak puas terhadap keadaan lingkungan

rumah sakit dan 36% terhadap pelayanan penunjang medik. Alasan ketidakpuasan

peserta antara lain adalah karena kurang nyamannya ruangan tunggu karena tidak

dijaga kebersihannya, keramahan dan pemberian informasi oleh petugas kurang

memuaskan.

1.2 Rumusan Masalah

Data sekunder yang diperoleh dari BPJS Kesehatan Regional Semarang

2014 menunjukan bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Brebes adalah yang pal-

ing tinggi, tetapi jumlah kepesertaan JKN bukan yang paling tinggi melainkan

yang ke-2. Sedangkan untuk kepesertaan JKN adalah wajib untuk seluruh warga

Indonesia jadi seharusnya jumlah penduduk dan jumlah kepesertaan JKN ini

adalah imbang. Tetapi disamping itu dengan adanya program JKN jumlah pasien

rawat jalan yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Brebes

meningkat serta menyebabkan beberapa masalah pada pelayanan kesehatan yang

diberikan. Menurut hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan di RSUD

Kabupaten Brebes, terdapat data kepuasan tetapi secara umum dan dengan subjek

peserta JKN belum ada, selain itu penyebaran kuesioner terhadap 30 responden
8

dengan hasil yaitu 38,75 % pasien merasa tidak puas dengan pelayanan rawat

jalan rumah sakit. Hal ini membuktikan mutu pelayanan rumah sakit menjadi

berkurang. Padahal suksesnya JKN lebih banyak tergantung pada layanan dokter

dan layanan tenaga kesehatan lainnya di fasilitas kesehatan.

Dengan mengacu pada uraian diatas, terdapat pertanyaan untuk penelitian

ini yaitu :

1. Bagaimana kakteristik peserta JKN yang memanfaatkan pelayanan rawat

jalan di RSUD Kabupaten Brebes?

2. Bagaimana tingkat kepentingan pasien peserta JKN (konsumen) terhadap

kualitas pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes?

3. Bagaimana tingkat kinerja kualitas pelayanan rawat jalan di RSUD

Kabupaten Brebes menurut pasien peserta JKN (konsumen)?

4. Bagaimana tingkat kepuasan pasien peserta JKN berdasarkan kesesuaian

antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja terhadap kualitas

pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes dilihat dari dimensi

reliability, responsiveness, assurance, emphatydan tangible?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran tingkat kepuasan peserta JKN terhadap pelayanan

rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien peserta JKN yang

memanfaatkan pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes.


9

b. Untuk mengetahui tingkat kepentingan pasien peserta JKN (konsumen)

terhadap kualitas pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes.

c. Untuk mengetahui tingkat kinerja kualitas pelayanan rawat jalan di

RSUD Kabupaten Brebes menurut pasien peserta JKN (konsumen).

d. Mengetahui tingkat kepuasan pasien peserta JKN terhadap pelayanan

rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes berdasarkan kesesuaian antara

tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pelayanan dilihat dari dimensi re-

liability, responsiveness, assurance, emphatydan tangible.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi BPJS Kesehatan

Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan dan pengembangan

program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari aspek pelayanan RSUD.

1.4.2 Bagi RSUD Kabupaten Brebes

Bagi pengelola pelayanan kesehatan dalam hal ini rumah sakit yaitu

sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kinerja dimasa yang akan

datang.

1.4.3 Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan refrensi

penelitian ilmiah mahasiswa dalam mengembangkan ilmu kesehatan masyarakat

khususnya dibidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan serta memperkaya

bahasan tentang program dan manajemen sumber daya manusia bidang kesehatan

yang berhubungan dengan mutu pelayanan kesehatan.


10

1.4.4 Bagi Peneliti

Sebagai tempat untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh, menambah

daya nalar serta meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai Gambaran

tingkat kepuasan peserta JKN terhadap pelayanan rawat jalan di RSUD

Kabupaten Brebes.

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini

No Judul Nama Tahun dan Rancangan Variabel Hasil


Penelitian Peneliti Tempat Penelitian Penelitian Penelitian
Penelitian
1. Pengaruh Sitorus 2006 Survey Ex- Variabel Pelayanan
Pelayanan Rumah planatory Terikat : kesehatan
Petugas Sakit Kepuasan dengan
Kesehatan Umum Pasien kategori baik
terhadap Daerah Peserta (51,06%) dan
Tingkat Tebing Askes tingkat
Kepuasan Tinggi Variabel kepuasan
Pasien Rawat Bebas: pasien dengan
Inap Peserta Pelayanan kategori puas
Askes Sosial Petugas (53,08%)
di Rumah Rumah
Sakit Umum Sakit
Tebing
Tinggi
Tahun 2006.
2. Analisis Sufia AM 2014 Penelitian Variabel Kepuasan dari
Mutu Tahir Rumah Kuantitatif Terikat : perspektif
Pelayanan Sakit Islam Cross Sec- Kepuasan pasien peserta
Rawat Inap Faisal Ma- tional Pasein JKN terhadap
terhadap kassar Peserta lima variabel
Kepuasan JKN rata-rata skor
Peserta Variabel 3,5 atau 87,7%
Jaminan Bebas :
Kesehatan Mutu
Nasional di Pelayanan
Rumah Sakit Rawat Inap
Islam Faisal Rumah
Makassar Sakit
11

Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian

sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian mengenai gambaran tingkat kepuasan peserta JKN terhadap

mutu pelayanan rawat jalan RSUD Kab. Brebes belum pernah dilakukan.

2. Variabel yang berbeda dengan penelitian terdahulu adalah pelayanan rawat

jalan rumah sakit umum.

3. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta JKN yang memanfaatkan

pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes.

4. Tempat penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Brebes.

5. Penelitian ini menggunakan desain penelitian desain cross sectional.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten

Brebes.

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Juli-Agustus 2015

1.6.3 Ruang Lingkup Materi

Materi dalam penelitian ini adalah menganalisis tingkat kepuasan pasien

peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap mutu pelayanan rawat jalan

rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Ruang Lingkup Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
2.1.1.1 Pengertian JKN

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme

asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) untuk menjamin

kesehatan masyarakat secara menyeluruh agar dapat hidup sehat, produktif, dan

sejahtera (Candra A, 2010:63). Jaminan kesehatan diselenggarakan berdasarkan

prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. Karena itu, maka peserta jaminan

kesehatan adalah orang/ individu yang telah membayar iuran atau dapat pula

iurannya dibayarkan oleh pihak lain yaitu pemerintah atau pemberi kerja (Candra

A, 2010:63). Sedangkan asuransi kesehatan sosial (sosial health insurance) adalah

suatu mekanisme pendanaan pelayanan kesehatan yang semakin banyak

digunakan di seluruh dunia karena kehandalan sistem ini menjamin kebutuhan

kesehatan rakyat suatu negara (Thabrany, 2014:50).

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dimulai sejak 1 Januari 2014

yang diselenggarakan oleh badan hukum yang disebut Badan Penyelenggaran

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2011 tentang BPJS, Sistem Jaminan Sosial Nasional ini dijalankan dengan

prinsip: kegotongroyongan; nirlaba; keterbukaan; kehati-hatian; akuntabilitas;

12
13

portabilitas kepesertaan bersifat wajib; dana amanat; dan hasil pengelolaan;

Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk

sebesar-besar kepentingan peserta.

Manfaat layanan kesehatan yang dijamin dan tidak dijamin oleh JKN adalah

bervariasi luas (Depkes RI, 2012). Dalam JKN prinsipnya diadopsi dan diperbaiki

manfaat PT. Asuransi Kesehatan (Askes) yang benar-benar komprehensif dalam

artian pengobatan semua jenis penyakit dijamin, baik yang murah maupun yang

mahal. Manfaat JKN adalah manfaat dasar atau standar yang bertujuan

pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan setiap penduduk. Paket jaminan kesehatan

yang telah berlaku di Indonesia dikenal sebagai paket jaminan komprehensif,

artinya, seluruh layanan atas indikasi medis dijamin (Thabrany H, 2014:97).

2.1.1.2 Kepesertaan JKN

Karena bersifat nasional maka kepesertaannya bersifat wajib bagi seluruh

warga negara untuk menjadi peserta jamian kesehatan nasional (Candra A,

2012:62). Pada pasal 17 UU No.40 Tahun 2004 dinyatakan bahwa setiap peserta

wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan presentase dari upah

atau suatu nominal tertentu. Sumber dana JKN ini berasal dari tiga sumber yaitu

pemerintah, pemberi kerja, dan masyarakat itu sendir. Peserta dalam JKN adalah

setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di

Indonesia, yang telah membayar iuran. Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres)

No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan peserta JKN tersebut meliputi:
14

Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI JKN dengan rincian sebagai

berikut:

a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir

miskin dan orang tidak mampu.

b. Peserta bukan PBI adalah peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan

orang tidak mampu yang terdiri atas:

(1) Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu: Pegawai

Negeri Sipil; anggota TNI; anggota Polri; pejabat negara; pegawai

pemerintah non pegawai negeri; dan pegawai swasta.

(2) Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluargannya, yaitu:

pekerja diluar hubungan kerja atau pekerja mandiri

(3) Bukan pekerja dan anggota keluarganya

(4) Penerima pensiun

(5) WNI di luar negeri

Dalam UU SJSN, perluasan kepesertaan dilakukan secara bertahap sesuai

dengan kemampuan keuangan negara dan kemampuan manajemen. Kesepakatan

Nasional sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Peta Jalan JKN dan sesuai

dengan Perpes nomor 12/2013 dan telah diubah (pasal 6) dengan Perpres

111/2013 bahwa seluruh peserta Jaminan Kesehatan yang berasal dari Askes

Sosial/PNS, Jamkesmas, JPK Jamsostek, TNI/POLRI dan sebagian Jamkesda

(diperkirakan dalam Peta Jalan mencakup sekitar121,6 juta jiwa) berganti menjadi

peserta JKN dan dikelola oleh BPJS Kesehatan.


15

Sedangkan pemberi kerja pada badan usaha milik negara usaha besar, usaha

menengah, dan usaha kecil paling lambat tanggal 1 Januari 2015, sementara

pemberi kerja mikro paling lambat tanggal 1 Januari 2016 dan pekerja bukan

penerima upah berdasarkan Perpes 111/2013 paling lambat harus masuk JKN

pada tanggal 1 Januari 2019 (Depkes RI, 2012).

2.1.1.3 Hak dan Kewajiban Peserta JKN

Pada Perpres No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan menyebutkan

bahwa Setiap peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak

mendapatkan a) identitas peserta b) manfaat pelayanan kesehatan di fasilitas

kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Dan setiap peserta yang

telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berkewajiban untuk: a. membayar iuran b.

melaporkan data kepesertaannya kepada BPJS Kesehatan dengan menunjukkan

identitas peserta pada saat pindah kerja (Depkes RI, 2014).

2.1.1.4 Prinsip JKN

Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN) berikut (Kemenkes. 2013):

a. Prinsip Kegotongroyongan

Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu

membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang

sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit.

Dengan demikian, melalui prinsip gotong royong jaminan sosial dapat

menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


16

b. Prinsip Nirlaba

Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented).

Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar- besarnya

kepentingan peserta. Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi,

dan efektivitas. Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan

pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.

c. Prinsip Portabilitas

Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan

jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah

pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indo-

nesia.

d. Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib

Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta

sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh

rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat

dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program.

e. Prinsip Dana Amanat

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada

badan- badan penyelenggara untuk dikelola sebaik- baiknya dalam rangka

mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.


17

f. Prinsip Hasil Pengelolaan

Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan

program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta. JKN di Indonesia,

penerapannya melalui mekanisme asuransi sosial dengan prinsip kendali biaya

dan mutu. Yakni integrasinya pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya

yang terkendali. Keuntungan memiliki asuransi kesehatan sosial selain premi

yang terjangkau dengan manfaat komprehensif, kepastian pembiayaan

pelayanan kesehatan yang berkelanjutan (sustainabilitas) dan dapat dilayani di

seluruh wilayah Indonesia (portabilitas) (Depkes RI, 2013).

2.1.2 Rumah Sakit

2.1.2.1 Pengertian Rumah Sakit

Berdasarkan Permenkes No.147 Tahun 2010, Rumah Sakit adalah institusi

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat. Menurut American Hospital Association dalam Cecep (2012:30), rumah

sakit adalah suatu institusi yang fungsi utamanya memberikan pelayanan kepada

pasien Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada

nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak

dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta

mempunyai fungsi sosial (UU No 44 Tahun 2009). Oleh karena itu rumah sakit

mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna. Rumah

sakit sebagai salah satu sistem pelayanan kesehatan secara garis besar

memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan mencakup


18

pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan

perawatan (Susatyo H, dkk, 2012: 107).

Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit menurut perkembangannya karena

kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan khususnya dibidang kesehatan. Rumah

Sakit saat ini tidak saja bersifat pengobatan (kuratif) tetapi juga rehabilitasi

(rahabilitatif). Kedua pelayanan tersebut secara terpadu melalui upaya promosi

kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Sasaran pelayanan Rumah Sakit

menurut Susatyo, dkk (2012: 108) tidak hanya individu pasien, tetapi keluarga

dan juga masyarakat umum. Pelayanan kesehatan tersebut adalah yang dimaksud

dengan pelayanan secara paripurna.

2.1.2.2 Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut UU No. 44 tahun 2009 Pasal 19, rumah sakit dapat dibagi

berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya. Berdasarkan jenis pelayanan

yang diberikan, rumah sakit dikategorikan dalam rumah sakit umum dan rumah

sakit khusus.

a. Rumah sakit umum yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan pada semua jenis bidang dan jenis penyakit.

b. Rumah sakit khusus yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan utama

pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin

ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

UU No. 44 Tahun 2009 Pasal 24 menyatakan bahwa dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan,


19

rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas

dan kemampuan pelayanan rumah sakit. Klasifikasi rumah sakit umum terdiri:

a. Rumah Sakit Umum Kelas A

Fasilitas dan kemampuan pelayanan medik yang harus dipunyai rumah

sakit umum kelas A paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis

dasar, 5 (lima) pelayanan spesialis penunjang medic, 12 (dua belas

pelayanan spesialis lain dan 13 (tiga belas) pelayanan medik sub spesialis.

b. Rumah Sakit Umum Kelas B

Fasilitas dan kemampuan pelayanan medic yang harus dipunyai rumah

sakit umum kelas A paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis

dasar, 5 (lima) pelayanan spesialis penunjang medik, 8 (delapan)

pelayanan spesialis lain dan 2 (dua) pelayanan medik sub spesialis dasar.

c. Rumah Sakit Umum Kelas C

Rumah sakit umum kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan spesialis penunjang

medik.

d. Rumah Sakit Umum Kelas D

Rumah sakit umum kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medic paling sedkit 2 (dua) pelayanan medik spesialis dasar.

e. Rumah Sakit Khusus

Jenis rumah sakit khusus antara lain rumah sakit ibu dan anak, jantung,

kanker, orthopedic, paru, jiwa, kusta, mata, ketergantungan obat, stroke,


20

penyakit infeksi, bersalin, gigi dan mulut, rehabilitasi medik, telinga

hidung tenggorokan, bedah, ginjal, kulit dan kelamin.

Saat ini pemerintah sudah berusaha meningkatkan status Rumah Sakit di

Kabupaten menjadi kelas C (Susatyo H, dkk, 2012: 107).

2.1.3 Rawat Jalan

2.1.3.1 Pengertian Rawat Jalan

Pelayanan rawat jalan merupakan kegiatan pelayanan medis yang berkaitan

dengan kegiatan poliklinik (Cecep A, 2012:43). Karena bersifat rawat jalan maka

pasien yang berobat hanya jam kerja saja, pasien tidak menginap dirumah sakit.

Alur pelayanan pasien yang berkunjung ke poliklinik rawat jalan yaitu mulai dari

pendaftaran, menunggu pemeriksaan di ruang tunggu dan mendapatkan pelayanan

pemeriksaan/ pengobatan di ruang periksa. Kemudian pelayanan pengambilan

obat di apotik, pemeriksaan laboratorium ataupun pemeriksaan penunjang lainnya.

Menurut Sabarguna B (2012:96), pelayanan rawat jalan fokus pada elemen

penting dari segi: pasar; pelayanan; organisasi termasuk pula: sistem pembayaran;

sistem pemberian pelayanan; batasan hukum; kepuasan pasien; hasil manajemen;

dan status kesehatan masyarakat. Keterkaitannya sebagai berikut:

Sistem Batasan Hukum Sistem Pemberian Pelayanan


Pembayaran

Pasar Pemberi Organisasi Pembayaran


Pelayanan

Kepuasan Pasien Status Kesehatan Hasil Manajemen


Masyarakat
21

Peran masing-masing segi akan tergantung pada jenis pelayanan.

Pelayanan rawat jalan harus memperhatikan dan melibatkan segi yang terkait dan

berperan termasuk didalamnya yaitu kepuasan pasien (Sabarguna B, 2012:96).

2.1.3.2 Prosedur Pelayanan Rawat Jalan

Prosedur pelayanan rawat jalan di rumah sakit menurut Bagus (2010:22)


adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan Pasien Rawat Jalan

Pelayanan bagian penerimaan memegang peranan penting di rumah sakit.

Kesan baik atau buruknya manajemen rumah sakit tergantung pada pelayanan ini.

Untuk itu kesiapan petugas, kelengkapan dan prasarana dibagian penerimaan

pasien haruslah optimal. Diperlukan petugas yang memiliki dedikasi tinggi seperti

terampil, ramah, sopan, simpatik, luwes, penuh pengertian, mempunyai

kemampuan berkomunikasi dengan baik.prosedur kerja yang jelas dan tegas serta

tersusun rapi, data yang akurat, tariff serta peralatan untuk pelayanan harus sesuai

standar.

2. Pemeriksaan Dokter

Pelayanan dokter dalam proses rawat jalan merupakan pelayanan utama

rumah sakit, dengan tujuan mengupayakan kesembuhan bagi pasien secara opti-

mal, melalui prosedur serta tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan. Mereka

dapat memberikan dampak langsung pada mutu pelayanan dan dapat memberikan

prestige pada rumah sakit. Dokter umum maupun doker spesialis memeriksa

pasien dengan menjalankan penatalaksanaan perawatan pasien tersebut yang

meliputi pemeriksaan, diagnosa, pemeriksaan tambahan, pemeriksaan lanjutan,

ajuran-anjuran dan lain-lain.


22

3. Hak Perawatan oleh Dokter

Hak perawatan pasien di ruang pemeriksaan/poli ialah oleh dokter yang

jaga/bertugas. Pasien mendapatkan proses pengobatan dan nasihat yang diberikan

oleh dokter akan tercapai dengan baik bila dokter dapat mengadakan komunikasi

timbal balik dengan pasiennya. Dokter sangat memperhatikan kepentingan pasien,

dan bersedia mendengarkan pendapat dan keluhan pasien, akan menyebabkan

pasien lebih bersedia mematuhi bimbingan/nasihatnya sehingga kesembuhan

sebagai produk yang diinginkan oleh kedua belah pihak akan segera terwujud

(Isfandyarie A, 2006).

4. Pemberian Informasi

Dalam memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang

mengobati, bisa disebut sebagai hak atas informasi. Inti dari hak informasi ini

adalah hak pasien dalam memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya tentang hal-

hal yang berhubungan penyakitnya. Dalam hal ini terjadi hubungan dokter-

pasien, hak pasien atas informasi ini secara otomatis menjadi kewajiban dokter

untuk dijalankan baik diminta atau tidak oleh pihak pasien.

Menurut Isfandyarie (2006), beberapa kendala dalam memberikan informasi

yang mungkin kurang dapat dilakukan oleh banyak dokter:

(a) Kesibukan dan rutinitas pekerjaan dokter yang banyak menyita waktu,

sehingga dokter kurang mempunyai waktu untuk memberikan seluruh

informasi.
23

(b) Banyaknya pasien yang dihadapi dokter setiap hari mungkin dapat

menyebabkan dokter mengalami kebosanan atau kejenuhan dalam

memberikan informasi yang berlebihan.

Keadaan pasien yang sakit baik secara fisik maupun psikis menimbulkan

kesulitan pula bagi dokter. Informasi yang terlalu banyak dapat menyebabkan

pasien menjadi takut sehingga dapat memperburuk proses penyembuhan. Bahkan

pasien mungkin akan menolak tindakan medis karena ketakutan. Sedangkan

pemberian terlalu sedikit informasi dapat menyebabkan salah penafsiran.

2.1.3.3 Mutu Pelayanan Rawat Jalan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam

interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan

melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan

seseorang. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 81/93

menyatakan pelayanan umum adalah segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah pusat/daerah, BUMN/BUMD dalam rangka pemenuhan kebutuhan

masyarakat, dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang

berhubungan dengan standar –standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman

yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan telah
24

mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan,

ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Thabrany, 2001:64)

Menurut Montgomery yang dikutip Supranto (1997), kualitas dinyatakan

sebagai berikut: Quality is the extent to which products meet the requirements of

people who use them. Jadi, suatu produk dikatakan berkualitas bagi seseorang

kalau produk tersebut memenuhi kebutuhannya (Wijono D, 2009). Kualitas

pelayanan kesehatan sering kali dipertanyakan banyak orang namun

pembahasannya juga seringkali tidak utuh sehingga setiap pengguna memiliki

persepsi berbeda. Bagi seorang pasien kualitas yang baik ia kaitkan dengan

kesembuhan penyakitnya, meningkatnya derajat kesehatan, kecepatan pelayanan

kesehatan, kepuasannya terhadap lingkungan fisik sarana kesehatan dan tarif yang

dianggapnya memadai. Setiap orang yang menilai kualitas pelayanan kesehatan

berdasarkan standar atau kriteria karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan ini

antara lain disebabkan oleh perbedaan dalam latar belakang, pendidikan,

pengetahuan, pekerjaan, pengalaman, lingkungan dan kepentingan .

Setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit tentu mempunyai keinginan

atau harapan terhadap pelayanan yang diberikan. Rumah sakit selayaknya

memahami keinginan dan harapan pasien tersebut. Dengan memperhatiakan

berbagai sudut pandang, dapat dirangkum dalam sembilan dimensi kualitas

(Wijono Djoko,2009).

1. Manfaat, pelayanan yang diberikan menunjukan manfaat dan hasil yang

diinginkan.
25

2. Ketepatan, pelayanan yang diberikan relevan dengan kebutuhan pasien sesuai

dengan standar keprofesian.

3. Ketersediaan, pelayanan yang dibutuhkan tersedia.

4. Keterjangkauan, pelayanan yang diberikan dapat dicapai dan mampu

dibiayai.

5. Kenyamanan, pelayanan diberikan dalam suasana nyaman.

6. Hubungan interpersonal, pelayanan yang diberikan memperhatikan

komunikasi, rasa hormat, perhatian dan empati yang baik.

7. Waktu, pelayanan yang diberikan memperhatikan waktu tunggu pasien dan

tepat waktu sesuai perjanjian.

8. Kesinambungan, pelayanan kesehatan yang diberikan dilaksanakan

berkesinambungan yang memerlukan tindak lanjut perawatan.

9. Legitimasi dan akuntabilitas, pelayanan yang diberikan dapat dipertanggung

jawabkan, baik dari aspek medik maupun aspek hukum.

Pada hakikatnya sebuah perusahaan memberikan pelayanan yang terbaik

kepada pelanggannya adalah untuk memperoleh dan mempertahankan keuntungan

(Lerbin R, 2005:3). Kunci dari hal ini adalah kepuasan pelanggan. Sehingga

penting sekali untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan sebaik-baiknya.

Dapat dikatakan bahwa pelayanan pelanggan adalah menyediakan segala sesuatu

untuk orang lain yang dilakukan berdasarkan kesadaran untuk melayani,

berpandangan ke masa depan, penuh inisiatif, menunjukkan perhatian serta selalu

melakukan evaluasi salah satunya adalah melakukan survey kepuasan pelanggan.


26

2.1.4 Kepuasan Pasien

2.1.4.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas; merasa senang;

perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan

dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang karena

mengonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa.

Menurut Kotler dalam Lerbin R (2005:2), kepuasan adalah tingkat kepuasan

seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan

dengan harapannya.

Pasien atau klien merupakan individu terpenting di rumah sakit sebagai

konsumen sekaligus sasaran produk rumah sakit (Bagus, 2010). Dalam

mengambil keputusan, konsumen yaitu pasien, tidak akan berhenti hanya sampai

pada proses penerimaan pelayanan. Pasien akan mengevaluasi pelayanan yang

diterimanya tersebut. Hasil dari proses evaluasi itu akan menghasilkan perasaan

puas atau tidak puas.

Kepuasan pasien adalah keadaan saat keinginan, harapan dan kebutuhan

pasien dapat dipenuhi (Bagus,2010). Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja

layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan

sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila

kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya.

Kepuasan pasien menurut (Sabarguna B, 2008:45) merupakan aset yang

sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan
27

pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka

akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman

buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien, rumah sakit harus mampu

menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih

banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya (Sabarguna B,

2008:45).

2.1.4.2 Harapan Pelanggan

Harapan atas kinerja produk berlaku sebagai standar perbandingan terhadap

kinerja aktual produk (Hasan Ali, 2013: 95). Harapan pelanggan diyakini

mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk dan kepuasan

pelanggan. Pada dasarnya ada hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan

kepuasan pelanggan. Dalam mengevaluasinya, pelanggan akan menggunakan

harapan sebagai standar atau acuan. Oleh karena itu dalam konteks kepuasan,

harapan umumnya dimaknai sebagai keyakinan pelanggan tentang apa yang akan

diterimanya dari standar prediksi dan standar ideal yang dibuat oleh pelanggan itu

sendiri. Riset dalam sektor jasa menunjukan bahwa harapan pelanggan terhadap

kualitas suatu jasa terbentuk oleh faktor enduring service intensif, transitory ser-

vice intensif, personal needs, past experience, dan positive word of mouth (Hasan

Ali, 2013: 96), dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Enduring Service Intensif

Enduring service intensif merupakan faktor yang bersifat stabil dan

mendorong pelanggan untuk meningkatkan sensitivitasnya terhadap

produk jasa. Harapan muncul disebabkan oleh orang lain dan filosofi
28

pribadi seseorang tentang produk jasa. Seorang pelanggan akan berharap

bahwa ia patut dilayani dengan baik apabila pelanggan lain dilayani

dengan baik oleh pemberi jasa.

b. Transitory Service Intensif

Transitory service intensif merupakan faktor individual yang bersifat

sementara yang meningkatkan sensitivitas pelanggan terhadap jasa,

karena:

- Situasi darurat pada saat pelanggan sangat membutuhkan jasa dan

ingin perusahaan bisa membantunya.

- Jasa terakhir yang dikonsumsi pelanggan dapat pula menjadi

acuannya untuk menentukan baik-buruknya jasa berikutnya.

c. Personal Needs

Kebutuhan fisik, sosial, dan psikologis yang dirasakan seseorang akan

menjadi dasar bagi kesejahteraannya yang sekaligus akan menentukan

harapannya.

d. Past Experience

Pengalaman pelanggan dengan produk/ jasa lain yang memiliki

karakteristik serupa. Pengalaman ini dapat mempengaruhi pembentukan

norma atau standar tingkat kinerja yang harus dapat dipenuhi.

e. Positive Word of Mouth

Rekomendasi yang positif yang bersumber dari orang lain yang terpercaya

(para ahli, teman, keluarga, dan publikasi media massa) lebih cepat
29

diterima sebagi refrensi karena pelanggan sering mengalami kesulitan

dalam mengevaluasi jasa yang belum dirasakannya sendiri, kecuali

pelanggan telah memiliki past experience.

2.1.4.3 Pengukuran Tingkat Kepuasan Konsumen

Tingkat kepuasan pelanggan sangat bergantung pada mutu atau kualitas

suatu produk/jasa (Supranto, 2011:3). Aspek mutu bisa diukur. Pengukuran ting-

kat kepuasan erat hubungannya dengan mutu produk (barang atau jasa).

Sebetulnya banyak metode untuk mengukur kualitas pelayanan, namun metode

yang banyak digunakan adalah sebagai berikut (Nursya'bani P, 2006):

1. Metode Servqual dengan Gap Model, yaitu Servqual berasal dari kata Ser-

vice Quality yang artinya kualitas layanan. Metode ini didasarkan pada

Gap Model yang dikembangkan oleh Parasuraman et.al (1988, 1991, 1993,

1994). Kualitas layanan merupakan fungsi gap antara harapan konsumen

terhadap layanan dan persepsi mereka terhadap layanan aktual yang

dihasilkan perusahaan.

2. Metode Servqual dengan Bobot Kepentingan, yaitu pada metode Servqual

dengan Gap Model diatas tidak mempertimbangkan bobot tertentu.

Dengan kata lain masing-masing dimensi dianggap memiliki bobot yang

sama, maka pada metode ini masing-masing dimensi diberikan bobotnya

untuk mengetahui dimensi mana yang paling berpengaruh.

3. Analisis Importance-Performance, yaitu analisis ini pertama kali

diperkenalkan oleh Martilla and James, 1997 (Nursya’bani P, 2006)

sebagai kerangka sederhana menganalisis atribut-atribut produk. Analisis


30

ini digunakan untuk membandingkan antara penilaian konsumen terhadap

tingkat kepentingan terhadap kualitas layanan (Importance) dengan tingkat

kinerja kualitas layanan (Performance).

Ada dua komponen yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien komponen

harapan pasien dan komponen kinerja layanan kesehatan (Imbalo S, 2013:160).

Pengukuran harapan pasien dapat dilakukan dengan membuat kuesioner yang

berisi aspek-aspek layanan kesehatan yang dianggap penting oleh pasien.

2.1.5 Karakteristik Responden

Kepuasan adalah salah satu sikap perilaku membeli, yang melakukan

pembelian secara berulang dalam kurun waktu tertentu dan berkesinambungan.

Menurut Supriyanto dan Ernawaty (2010), proses pengambilan keputusan

membeli dipengaruhi secara langsung oleh faktor karakteristik individu (pasien),

faktor psikologis, maupun secara tidak langsung oleh faktor sosial dan budaya.

Jadi, perilaku konsumen merupakan agregasi faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen untuk membeli dan pasca-pembelian.

Karakteristik pasien adalah ciri khas yang dimiliki setiap pasien yang

membedakannya dengan pasien lain yang terdiri atas jenis kelamin, umur,

pekerjaan, penghasilan dan status ekonomi, pendidikan, dan sumber biaya

pengobatan (Kusumapradja R dan Ni Putu, 2013:64). Dalam penelitian ini,

karakteristik pasien yang akan diteliti adalah dari dimensi umur, penghasilan,

pendidikan, dan sumber biaya pengobatan. Hubungan faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan pasien yaitu (Diah W, 2009:48):


31

2.1.5.1 Umur

Penelitian yang dilakukan WHO di 9 negara berkembang telah

menyimpulkan bahwa populasi terbanyak yang menggunakan sarana pelayanan

kesehatan adalah kelompok umur lima tahun (balita) dan kelompok umur 30-35

tahun. Masyarakat yang berobat kepelayanan kesehatan sebagian masyarakat

rentan yaitu balita, ibu hamil, dan usia lanjut. Sedangkan masyarakat yang

berkunjung ke pelayanan kesehatan dalam arti mengantar kebanyakan umur

produktif (15-55 tahun).

2.1.5.2 Jenis Kelamin

Dalam suatu keluarga, seorang pria yang menjadi kepala keluarga

cenderung melindungi atau intervensi, dan memberikan rasa aman bagi

keluarganya. Menurut Notoatmojo dalam Diah W, (2009:49) menyatakan bahwa

pria juga cenderung lebih mempengaruhi wanita dalam memberikan pendapat atau

pertimbangan untuk melakukan sesuatu.

2.1.5.3 Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat digunakan untuk mengidentifikasi status sosio

ekonomi. Pendidikan mempengaruhi apa yang akan dilakukan yang tercermin dari

pengetahuan, sikap dan perilaku. Pendidikan yang rendah berhubungan dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan yang rendah. Pendidikan dan sosioekonomi

menentukan tingkat kesehatan seseorang. Pendidikan dapat memperbaiki perilaku

kesehatan serta membantu mencegah penyakit. Ada teori yang menyatakan

seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung banyak

menuntut atau mengkritik terhadap pelayanan yang diterimanya jika memang


32

menurutnya kurang puas. Beberapa dengan seseorang dengan tingkat pendidikan

yang rendah, ia cenderung lebih banyak menerima karena tidak tahu apa yang

dibutuhkannya, asal sembuh saja itu sudah cukup baginya.

2.1.5.4 Pekerjaan

Kelompok masyarakat yang bekerja cenderung dipengaruhi oleh lingkungan

pekerjaan juga lingkungan keluarga. Hal ini ada hubungannya dengan teori yang

menyatakan bahwa seseorang yang bekerja cenderung lebih banyak menuntut atau

mengkritik terhadap pelayanan yang diterimanya jika memeng tidak merasa puas

bagi dirinya dibandingkan dengan yang tidak bekerja. Akan tetapi dari penjelasan

lanjutan dari Lumenta dalam Diah W (2009:49) menyatakan bahwa faktor tidak

mutlak demikian, karena ada faktor – faktor lain yang mempengaruhi.

2.1.5.5 Penghasilan/ Pendapatan

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah menyatakan bahwa pendapatan

adalah penerimaan berupa uang maupun barang yang diterima atau dihasilkan

oleh anggota keluarga. Menurut Benyamin Lumenta dalam Diah W(2009:49),

sumber dana sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. Ting-

kat tercapainya pelayanan medis juga ditentukan biaya yang meningkat, sehingga

faktor ekonomi sebenarnya menjadi penyebab utama naik dan turunnya tingkat

pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan kata lain bahwa semakin

tinggi penghasilan yang diperoleh maka semakin tinggi pula harapan atau

keinginan yang lebih, namun faktor ini tidak mutlak demikian adanya, tidak

terlepas dari sesuatu hal yang mempengaruhinya.


33

2.1.5.6 Sumber pembiayaan kesehatan

Teori kepuasan pelanggan, seseorang yang membayar untuk suatu produk

cenderung lebih banyak menuntut atau berharap produk yang dibeli memang

berkualitas dibandingkan dengan seorang yang mendapatkan produk tersebut

secara gratis atau membayar lebih murah. Di dalam pelayanan kesehatan,

seseorang yang membayar pelayanan akan cenderung lebih banyak menuntut

terhadap pelayanan yang ada (tidak mudah puas) dibandingkan dengan seseorang

yang tidak membayar atau membayar lebih ringan. Tetapi ini semua tidak terlepas

dari faktor lain yang mempengaruhi.

2.1.6 Dimensi Mutu Pelayanan

Mutu merupakan gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau

jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan pelanggan

baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat. Mutu

atau kualitas pelayanan rumah sakit menurut adalah derajat kesempurnaan

pelayanan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan

pelayanan kesehatan yang sesuai standar profesi, standar pelayanan profesi dan

standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di

rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan

memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan

memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat

konsumen (Febriana dan Supriyanto, 2013:133).

Sama seperti produk, pelayanan juga merupakan driver kepuasan pelanggan

yang bersifat multidimensi. Konsep dimensi kualitas pelayanan yang paling popu-
34

lar adalah konsep Service Quality (ServQual) yang dikembangkan oleh

Parasuraman, Berry dan Zeithaml sejak 15 tahun yang lalu. Konsep ServQual

adalah konsep yang paling banyak digunakan oleh pelaku bisnis di seluruh dunia

yang berkecimpung dalam hal pelayanan pelanggan. Ketika pertama konsep dari

dimensi pelayanan ini diformulasikan, terdapat 10 dimensi. Setelah itu,

disederhanakan menjadi 5 dimensi yaitu (Irwan H, 2009:58):

2.1.6.1. Tangible

Suatu service tidak dapat dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba,

maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap pelayanan.

Pelanggan akan menggunakan indra penglihatan untuk menilai suatu kualitas

pelayanan. Pasien akan mempunyai persepsi bahwa rumah sakit mempunyai

pelayanan kesehatan yang baik apabila bangunan terlihat mewah (Irwan H,

2009:58). Tangible yang baik akan mempengaruhi presepsi pelanggan. Pada

saat yang bersamaan aspek tangible ini juga merupakan salah satu sumber yang

mempengaruhi harapan pelanggan. Oleh karena itu penting bagi suatu perus-

ahaan untuk mengetahui aspek tangible yang paling tepat, yaitu masih

memberikan impresi yang positif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan

tetapi tidak menyebabkan harapan pelanggan yang terlalu tinggi.

2.1.6.2. Reliability

Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan juga ditentukan oleh dimensi re-

liability yaitu dimensi yang mengukur kehandalan dari perusahaan dalam

memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Ada 2 aspek dari dimensi ini.

Pertama adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan seperti


35

yang dijanjikan. Kedua adalah seberapa jauh perusahaan mampu memberikan

pelayanan yang akurat atau tidak error. Sebuah rumah sakit misalnya

dikatakan tidak “reliable” kalau petugas di bagian farmasi melakukan

kesalahan dalam pemberian obat pasien yang satu dengan yang lain tertukar.

2.1.6.3. Responsiveness

Responsivennes adalah dimensi kualitas pelayanan yang paling dinamis.

Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan

akan berubah dengan kecenderungan naik dari waktu ke waktu. Sama seperti

dimensi pelayanan lainnya, maka kepuasan terhadap dimensi responsiveness

adalah berdasarkan presepsi dan bukan aktualnya.

2.1.6.4. Assurance

Dimensi assurance yaitu dimensi kualitas yang berhubungan dengan

kemampuan perusahaan dan perilaku front-line staf dalam menanamkan rasa

percaya dan keyakinan kepada para pelanggannya. Ada 4 aspek dari dimensi

ini yaitu:

a. Keramahan

Keramahan adalah salah satu aspek kualitas pelayanan yang paling

mudah diukur dan program kepuasan yang paling murah. Ramah

berarti banyak senyum dan bersikap sopan.

b. Kompetensi

Apabila pelanggan mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan

pelayanan atau produk yang di berikan dan kemudian tidak dapat

memberikan jawaban yang baik, pelanggan akan mulai kehilangan


36

kepercayaannya. Hal ini akan dapat mempengaruhi kepercayaan

terhadap kualitas pelayanan.

c. Kredibilitas

Keyakinan pelanggan terhadap perusahaan akan banyak dipengaruhi

oleh kredibilitas atau reputasi dari perusahaan tersebut.

d. Keamanan

Pelanggan harus mempunyai rasa aman dalam mendapatkan

pelayanan.

2.1.6.5. Emphaty

Pelanggan dari kelompok menengah atas mempunyai harapan yang

tinggi agar perusahaan penyedia jasa mengenal mereka secara pribadi. Apabila

tidak, perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memuaskan mereka dari

aspek ini. Dimensi empati adalah dimensi yang memberikan peluang besar

untuk memberikan pelayanan yang bersifat “surprise”. Sesuatu yang tidak

diharapkan pelanggan, ternyata diberikan oleh penyedia jasa. Pelayanan yang

berempathi, akan mudah diciptakan, kalau setiap karyawan mengerti kebutuhan

spesifik pelanggannya.

Kelebihan dari konsep ServQual ini adalah karena di dasarkan atas suatu

riset yang sangat komprehensif, mudah dipahami dan mempunyai instrument yang

jelas untuk melakukan pengukuran.


37

2.2 Kerangka Teori

Dimensi Mutu Atribut Pelayanan :


Pelayanan :
 Dokter
 Tangibles  Perawat
 Reliability  Administrasi
 Responsivennes  Lingkungan
 Assurance  Fasilitas Penunjang
 Emphaty Medik

Harapan Pelanggan Pelayanan yang


diterima

 Enduring Service Karakteristik :


Intensifier Persepsi Mutu
 Transitory Service Pelayanan
 Umur
Intensifier  Jenis kelamin
 Personal Needs  Pendidikan
 Past Experience Kepuasan  Pekerjaan
 Word-of-mouth Peserta JKN  Penanggung Jawab
Biaya Peserta JKN

Gambar 2.2 Kerangka teori modifikasi dari Parasuraman, dkk Boy S. Sabarguna

2008. Irine Diana Sari W. 2008. Budiono 2001. Tjandra Yoga

Aditama 2002. Imbalo S.Pohan 2003.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Harapan Pasien JKN Rawat Jalan


Kebijakan Program
Jaminan Kesehatan
Nasional

Dimensi Mutu :
- Tengible Kepuasan
Pelayanan Rawat Peserta JKN
- Reliabilty
- Responsivennes jalan terhadap
- Assurance Pelayanan
- Emphaty Rawat Jalan
Karakteristik Pasien
- Umur
- Jenis Kelamin
- Pekerjaan
- Pendidikan
- Penanggungjaw
ab biaya peserta
Pelayanan yang Diterima JKN

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan : = = Yang dianalisis

= Tidak dianalisis

3.2 Variabel Penelitian

Variabel terikat (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah tingkat

kepuasan pasien rawat jalan peserta JKN. Sedangkan variabel bebas (independent

variabel) dalam penelitian ini adalah mutu pelayanan rawat jalan (tangible, relia-

bility, responsiveness, emphaty dan assurance) yang diberikan rumah sakit kepada

pasien peserta JKN.

38
39

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala
1 2 3 4 5 6
1. Reliability Penilaian (Skoring) ting- Kuesioner Harapan : Ordinal
kat kenyataan dan harapan 1. Tidak penting
pasien JKN terhadap 2. Kurang Penting
pelayanan rawat jalan 3. Cukup Penting
pada dimensi kehandalan 4. Penting
(reliability) yang 5. Sangat Penting
meliputi:Kehandalan
petugas pendaftaran, Kenyataan :
Kehandalan pemeriksaan, 1. Tidak Baik
Kedisiplinan waktu, Alur 2. Kurang Baik
pelayanan yang tidak 3. Cukup baik
berbelit-belit 4. Baik
5. Sangat Baik
(Supranto J,
2011:240)

2. Responsiveness Penilaian (Skoring) ting- Kuesioner Harapan : Ordinal


kat kenyataan dan harapan 1. Tidak penting
pasien JKN terhadap 2. Kurang Penting
pelayanan rawat jalan 3. Cukup Penting
pada dimensi ketanggapan 4. Penting
(responsiveness) yang 5. Sangat Penting
meliputi: Ketanggapan
dokter, Kejelasan Kenyataan :
informasi oleh petugas, 1. Tidak Baik
Kerjasama antar petugas, 2. Kurang Baik
Ketanggapan petugas 3. Cukup baik
4. Baik
5. Sangat Baik
(Supranto J,
2011:240)
3. Assurance Penilaian (Skoring) ting- Kuesioner Harapan : Ordinal
kat kenyataan dan harapan 1. Tidak penting
pasien JKN terhadap 2. Kurang Penting
pelayanan rawat jalan 3. Cukup Penting
pada dimensi jaminan (as- 4. Penting
surance) yang meliputi: 5. Sangat Penting
keahlian dokter, jaminan
dan kepercayaan terhadap Kenyataan :
pelayanan, ketrampilan 1. Tidak Baik
petugas. 2. Kurang Baik
3. Cukup baik
4. Baik
5. Sangat Baik
40

(Supranto J,
2011:240)
4. Emphaty Penilaian (Skoring) ting- Kuesioner Harapan : Ordinal
kat kenyataan dan harapan 1. Tidak penting
pasien JKN terhadap 2. Kurang Penting
pelayanan rawat jalan 3. Cukup Penting
pada dimensi empati 4. Penting
(emphaty) yang meliputi: 5. Sangat Penting
perhatian, pelayanan tanpa
memandang status sosial Kenyataan :
dan komunikasi yang 1. Tidak Baik
baik. 2. Kurang Baik
3. Cukup baik
4. Baik
5. Sangat Baik

(Supranto J,
2011:240)
5. Tangible Penilaian (Skoring) ting- Kuesioner Harapan : Ordinal
kat kenyataan dan harapan 1. Tidak penting
pasien JKN terhadap 2. Kurang Penting
pelayanan rawat jalan 3. Cukup Penting
pada dimensi tangible 4. Penting
yang meliputi: keramahan 5. Sangat Penting
petugas, kebersihan dan
kerapihan ruangan, Kenyataan :
penataan ruangan, 1. Tidak Baik
kelengkapan alat-alat 2. Kurang Baik
pemeriksaan. 3. Cukup baik
4. Baik
5. Sangat Baik

(Supranto J,
2011:240)
6. Kepuasan Kepuasan pasien Perhitungan 1. Memuaska Ordinal
Pasien diperoleh dengan cara TKi n (≥Tingkat
menghitung tingkat kesesuaian
kesesuaian, dimana Rumus : keseluruhan)
diperoleh dari 2. Belum
membandingkan antara TKi = (Skor memuaskan
tingkat kinerja Kinerja (<Tingkat
(kenyataan) dan tingkat (Kenyataan) kesesuaian
kepentingan (harapan) /Skor keseluruhan
setiap atribut dari dimensi Kepentingan
reliability, responsiveness, (Harapan))×10 (Supranto J,
assurance, emphaty, dan 0% 2011:241)
tangible
41

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian

deskriptif ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai

suatu gejala atau fenomena (Bambang Prasetyo, 2013: 42). Penelitian ini

menggunakan pendekatan cross sectional yaitu penelitian dengan pendekatan

dimana variabel-variabel yang masuk faktor risiko dan variabel-variabel yang

termasuk efek observasi diukur sekaligus pada waktu yang sama (Soekidjo

Notoatmojo, 2002: 146).

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan

pasien rawat jalan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Brebes.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

yaitu seluruh pasien yang terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes.

Berdasarkan data bulan Januari dan Februari tahun 2015 rata-rata jumlah pasien

rawat jalan peserta JKN perbulan di RSUD Kabupaten Brebes adalah 5227 pasien.

Dan rata-rata jumlah kunjungan satu hari adalah 174 pasien.


42

3.5.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta JKN Kabupaten

Brebes yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes

pada bulan Februari-Maret 2015. Untuk menentukan besaran sampel pada

penelitian ini menggunakan rumus.

Menurut Bambang dan Lina, (2013: 137), sebuah rumus yang dapat

digunakan untuk menentukan besaran sampel, yaitu rumus Slovin.

n = Besar sampel

N = Jumlah populasi

e = Konstanta = 0,1 yaitu penyimpangan terhadap populasi atau derajat

ketepatan yang diinginkan sebesar 0,1

Berdasarkan rumus diatas, maka diperoleh jumlah sampel minimal yaitu :

Jadi jumlah sampel minimal pada penelitian ini adalah 64 orang.


43

Pengambilan sampel pada responden dilakukan dengan metode

pengambilan sampel secara acak stratifikasi (Stratified Random Sampling).

Pengambilan sampel acak stratifikasi ini adalah suatu metode pengambilan sampel

di mana populasi yang bersifat heterogen dibagi-bagi dalam lapisan-lapisan (stra-

ta) yang saling pisah tuntas, dan dari setiap strata diambil sampel secara acak

(Heru S dan Yasril, 2009: 33). Maka dari itu sampel diambil dari peserta JKN

yang heterogen yang datang untuk melakukan pelayanan rawat jalan dan bersedia

menjadi responden dalam penelitian.

Pemilihan sampel penelitian didasarkan atas kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,2008). Adapun

sampel dipilih berdasarkan pertimbangan kriteria inklusi sebagai berikut :

a. Pasien rawat jalan peserta JKN (PBI maupun Non PBI).

b. Pasien lama/ pasien JKN yang sebelumnya pernah datang 3 kali untuk

melakukan pelayanan rawat jalan.

c. Bersedia menjadi responden.

d. Pasien yang berumur ≥16 tahun.

e. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,2008).


44

Kriteria eksklusi dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah :

a) Tidak bersedia menjadi responden.

b) Pasien umum dan peserta asuransi swasta.

c) Pasein berumur ≤ 16 tahun.

d) Tidak bisa membaca dan menulis.

3.6 Sumber Data

3.6.1 Jenis dan sumber data

a) Data Primer

Data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung dari sumber

data utama melalui wawancara dengan responden menggunakan in-

strument penelitian berupa kuesioner.

b) Data Sekunder

Data sekunder digunakan sebagai penunjang dan pelengkap dari

data primer yang ada relevansinya dengan keperluan penelitian. Data

sekunder dalam hal ini diperoleh dari berbagai sumber meliputi:

refrensi buku; hasil penelitian sebelumnya; internet; jurnal; data jumlah

kepesertaan JKN dari BPJS Kesehatan Divisi Regional VI Jawa Tengah

dan DIY; serta hasil pencatatan dan pelaporan Bagian Rekam Medik

RSUD Kabupaten Brebes.


45

3.7 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data

3.7.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan

data penelitian. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kuesioner

Digunakan untuk mengetahui identitas responden dan variabel-variabel

meliputi variabel bebas dan variable terikat. Variabel bebas yang meliputi

pelayanan rawat jalan yaitu, pelayanan administrasi, pelayanan dokter rawat

jalan, pelayanan perawat rawat jalan, lingkungan langsung pasien dan

pelayanan penunjang medik.

Sedangkan untuk variabel terikatnya yaitu meliputi kepuasan peserta

JKN terhadap pelayanan rawat jalan di rumah sakit melalui penilaian dimensi

mutu pelayanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathi).

Kuesioner diberikan kepada pasien selaku responden yang terpilih dan diisi

oleh responden pada waktu itu juga.

Pemberian kuesioner terhadap responden melalui 2 (dua) tahap yaitu

yang pertama, sewaktu pasien baru datang di bagian pendaftaran sewaktu

akan menjalani rawat jalan, ini untuk mengukur tingkat kepentingan pasien,

dan yang kedua adalah setelah pasien selesai menjalani pemeriksaan

kesehatan dari poli dan mengambil resep obat dari apotek, ini untuk

mengukur tingkat pelaksanaan dari pelayanan kesehatan sehingga dapat

diketahui tingkat kepuasan pasien.


46

Pada kuesioner akan dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.

Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji coba

latihan terhadap 30 pasien yang sudah merasakan pelayanan jasa rawat jalan

dari awal datang sampai dengan pelayanan perawatan langsung dari RSUD

Kabupaten Brebes. Responden dalam uji coba tersebut adalah pasien yang

berbeda dengan responden yang akan dijadikan sampel.

1) Uji Validitas

Menurut Suharsimi (2013: 211) validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instru-

ment. Uji validitas adalah prosedur pengujian untuk melihat apakah alat

ukur atau pertanyaan yang dipakai dalam kuesioner dapat mengukur

dengan cermat apa yang hendak diukur. Dalam penelitian uji validitas

akan dapat dipakai untuk memilih item item pernyataan yang relevan

untuk dianalisis. Uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi antar

skor dari masing-masing item pernyataan dibanding skor total.

Perhitungan dilakukan dengan rumus Pearson Product Moment

(Suharsimi, 2013:213).

r xy =

Dimana :

r xy : koefisien korelasi pearson antara skor butir X dengan skor

variabel Y

N : Jumlah responden uji coba


47

ƩX : Jumlah skor butir X

ƩY : Jumlah skor variabel Y

Kemudian dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel (Suharsimi,

2013:214).

Hasil pengujian validitas dan reliabilitas selengkapnya ada pada lampiran

dan diringkas pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner


Atribut r hasil r Kesimpulan
Harapan Kenyataan tabel
1 0,387 0,344 0,306 Valid
2 0,643 0,439 0,306 Valid
3 0,385 0,417 0,306 Valid
4 0,483 0,371 0,306 Valid
5 0,497 0,489 0,306 Valid
6 0,516 0,537 0,306 Valid
7 0,454 0,348 0,306 Valid
8 0,395 0,643 0,306 Valid
9 0,506 0,434 0,306 Valid
10 0,509 0,420 0,306 Valid
11 0,384 0,426 0,306 Valid
12 0,447 0,499 0,306 Valid
13 0,578 0,662 0,306 Valid
14 0,464 0,517 0,306 Valid
15 0,341 0,417 0,306 Valid
16 0,539 0,419 0,306 Valid
17 0,538 0,654 0,306 Valid
18 0,314 0,416 0,306 Valid
19 0,624 0,472 0,306 Valid
20 0,416 0,629 0,306 Valid
21 0,665 0,522 0,306 Valid

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrument tersebut sudah baik (Suharsimi, 2013:221). Untuk


48

menguji reliabilitas suatu kuesioner digunakan rumus koefisien

reliabilitas alfa cronbach.

Dimana α = Koefisien alpha

n = Jumlah item

ƩVi = Jumlah varian item

Vt = Varian total

Menurut Suharsimi (2013:231) instrumen dinyatakan reliabel apabila

α>0,60.

Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan nilai croabach’s alpha untuk

tingkat harapan sebesar 0,878 dan tingkat kenyataan sebesar 0,877. Nilai

tersebut lebih besar dari 0,60 sehingga kuesioner dikatakan reliable.

3.7.2 Teknik Pengambilan Data

Pengumpulan data primer ini didapatkan langsung melalui wawancara

dengan responden. Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian

secara lisan dari suatu sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap

berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Soekidjo Notoatmojo,

2002: 102). Wawancara dilakukan untuk mengetahui persepsi responden tentang

kualitas pelayanan serta kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat jalan yang

diberikan RSUD Kabupaten Brebes. Untuk mengantisipasi kesalahan pengisian

kuesioner dan menyamakan persepsi, maka peneliti melakukan langkah-langkah

sebagai berikut.
49

(a) Memberikan petunjuk pengisian kuesioner.

(b) Memberikan penjelasan agar pertanyaan dijawab dengan sejujur-

jujurnya karena kerahasiaan jawaban akan dijamin.

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1 Tahap Persiapan Penelitian

1. Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan

koordinasi dengan petugas rumah sakit untuk menjelaskan tujuan dan

prosedur penelitian serta kegiatan yang dilakukan.

2. Memilih sampel untuk dijadikan sebagai responden penelitian.

3. Menyiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk wawancara

kepada responden.

3.8.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

1. Melakukan koordinasi dengan pihak instalasi rawat jalan bahwa akan

melaksanakan penelitian.

2. Mendatangi responden yang ada di rawat jalan sesuai dengan kriteria.

3. Melakukan wawancara dan pengamatan berpedoman pada kuesioner

penelitian.

3.8.3 Tahap Pasca Penelitian

Melakukan pengolahan data yang sudah diperoleh dari penelitian yang

telah dilakukan untuk kemudian dianalisis dan disajikan.

3.9 Teknik Analisis Data

Data mentah yang dikumpulkan oleh peneliti kemudian dianalisis agar

memberikan arti yang berguna dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini.
50

Langkah-langkah dalam pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

3.9.1 Pengolahan Data

3.9.1. 1 Editing

Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit terlebih dahulu dengan

tujuan untuk mengkoreksi data yang meliputi kelengkapan pengisian jawaban,

konsisten atas jawaban, kesalahan jawaban, dan jumlah kuesioner yang telah diisi

sehingga dapat diperbaiki jika dirasakan masih ada kesalahan dan keraguan data.

Editing dilakukan ditempat penelitian, agar cepat dapat dikoreksi apabila terjadi

kesalahan.

3.9.1. 2 Pengkodean (Coding)

Memberikan kode pada jawaban yang ada untuk mempermudah dalam

proses pengelompokan dan pengolahan data. Mengkode jawaban adalah memberi

angka pada setiap jawaban.

3.9.1. 3 Penilaian (Skoring)

Penilaian dilakukan dengan pedoman nilai yang telah ditentukan

sebelumnya.

3.9.1. 4 Entry Data

Kegiatan memasukan data yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas

komputer.

3.9.1. 5 Tabulation

Data kemudian dimasukan ke dalam tabel yang sesuai dengan kriteria,

dalam hal ini juga menggunakan fasilitas komputer.


51

3.9.2 Analisis data

Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisis data. Sehingga data tersebut dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan.

Data dianalisis dengan menggunakan bantuan SPSS yang meliputi analisis

univariat dan bivariat.

3.9.2.1 Analisa dengan statistik deskriptif

Pada data responden digunakan analisis prosentase dari seluruh

responden yang diambil untuk penelitian, dimana akan menggambarkan

bagaimana komposisi ditinjau dari beberapa segi secara umum, yaitu: umur,

jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan status kepesertaan JKN dan poli

yang dituju responden pada pelayanan rumah sakit.

3.9.2.2 Analisis dengan Importance Performance Analysis

Untuk menggambarkan tingkat rata-rata kepuasan responden yang

mendapat pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes dengan cara

membandingkan tingkat rata-rata dari tingkat kepentingan (harapan) pasien

terhadap pelayanan rawat jalan dengan tingkat rata-rata kinerja

pelayanan/Importance Performance Analysis (Supranto, 2011:239).

Dalam penelitian ini, digunakan skala Linkert dengan lima tingkat

penilaian yang terdiri dari sangat penting, penting, cukup penting, kurang

penting, dan tidak penting. Kelima penilaian tersebut diberikan bobot sebagai

berikut:

(a) Jawaban sangat penting diberi bobot 5

(b) Jawaban penting diberi bobot 4


52

(c) Jawaban cukup penting diberi bobot 3

(d) Jawaban kurang penting diberi bobot 2

(e) Jawaban tidak penting diberi bobot 1

Sedangkan untuk kinerja/penampilan (kepuasan) diberikan lima

penilaian dengan bobot sebagai berikut:

(a) Jawaban sangat baik diberi bobot 5, berarti sangat puas

(b) Jawaban baik diberi bobot 4, berarti puas

(c) Jawaban cukup baik diberi bobot 3, berarti cukup puas

(d) Jawaban kurang baik berarti diberi bobot 2, berarti kurang puas

(e) Jawaban tidak baik berarti diberi bobot 1, berarti tidak puas

Berdasarkan hasil penelitian tingkat kepentingan dan hasil penelitian

kinerja/penampilan maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat

kesesuaian antara tingkat kepentingan (harapan) pelanggan dan tingkat

pelaksanaan pelayanannya. Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan

antara skor kinerja/pelaksanaan pelayanan dengan skor kepentingan (harapan)

pelanggan. Hal ini akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor

yang mempengaruhi kepuasan pasien.

Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel yang diwakilkan oleh

huruf X dan Y, dimana X merupakan tingkat kinerja yang dapat memberikan

gambaran kepuasan para pasien, sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan

(harapan) pasien.

Adapun rumus yang digunakan:


53

Dimana: Tki = Tingkat kesesuaian

Xi = Skor penilaian kinerja

Yi = Skor penilaian kepentingan pasien

Selanjutnya sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat

pelaksanaan, sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat

kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk setiap faktor yang

mempengaruhi kepuasanpasien dengan :

Dimana : = Skor rata-rata tingkat pelayanan yang diterima

= Skor rata-rata tingkat pelayanan yang diharapkan

n = Jumlah responden

Hasil dari skor rata-rata tersebut dimasukan dalam diagram yang

disebut diagram Kartesius, yaitu merupakan suatu bangun yang dibagi atas

empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus

pada titik-titik ( , ), dimana merupakan rata-rata dari skor tingkat

pelayanan yang diterima atau kepuasan pasien seluruh faktor atau atribut dan

adalah rata-rata skor tingkat pelayanan yang diharapkan seluruh faktor yang

mempengaruhi kepuasan pasien. Rumus selanjutnya :

N N

Dimana K = Banyaknya atribut/fakta yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien


54

Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi

menjadi empat bagian ke dalam diagram kartesius seperti dibawah ini.

Kepentingan/Harapan

Prioritas Utama Pertahankan Prestasi

A B

C D

Prioritas Rendah Berlebihan

Kinerja Pelaksanaan/Kepuasan

Gambar 3.2 Diagram Kartesius

Keterangan :

A. Menunjukkan faktor-faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi

kepuasan pasien, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting,

namun rumah sakit belum melaksankannya sesuai keinginan pasien. Sehingga

mengecewakan atau tidak puas.

B. Menunjukkan unsur jasa yang telah berhasil dilaksanakan rumah sakit, untuk

itu wajib dipertahankan. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.

C. Menunjukan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pasien,

pelaksanaannya oleh rumah sakit biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting

dan cukup memuaskan.

D. Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pasien kurang penting, akan tetapi

pelaksanaanya berlebihan. Dianggap kurang penting tapi sangat memuaskan.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum RSUD Kabupaten Brebes

Rumah Sakit Umum Daerah Brebes adalah rumah sakit milik Pemerintah

Daerah Kabupaten Brebes yang merupakan daerah perbatasan antara Provinsi

Jawa Tengah dengan Jawa Barat dan didirikan pada tahun 1954. RSUD Brebes

memiliki luas lahan 3,99 Ha atau 39.900 m², dengan luas bangunan 14.114 m².

RSUD Kabupaten Brebes memiliki komitmen untuk lebih meningkatkan mutu

pelayanan utamanya dalam rangka menghadapi era persaingan global. Dalam

rangka meningkatkan mutu pelayanan dan memenangkan persaingan tersebut,

RSUD Kabupaten Brebes berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati No 445/473,

tanggal 21 Desember tahun 2010 menerapkan pola pengelolaan keuangan badan

layanan umum daerah (PPK-BLUD). Sesuai Peraturan Pemerintah 23 tahun 2005

tentang pengelolaan keuangan BLU dan Permendagri 61 tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan keuangan BLUD, tujuannya adalah memberikan

pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang atau jasa yang dijual

tanpa mengutamakan keuntungan, dan dalam melaksanakan kegiatannya

didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

RSUD Kabupaten Brebes merupakan rumah sakit umum kelas B ditetapkan

pada tanggal 10 september 2012 berdasarkan surat keputusan menteri kesehatan

RI nomor HK.03.05/I/2231/12. Sebagai rumah sakit tipe B berikut fasilitas yang

dimiliki: (1) pelayanan purna waktu untuk 4 spesialis dasar (penyakit dalam,
55
56

bedah, anak, kebidanan dan kandungan): (2) 4 spesialis lain (THT, mata, kulit

kelamin dan syaraf) dan ditambah fsilitas ICU. Dengan demikian terdapat 8

pelayanan spesialis untuk rawat jalan dan rawat inap. Disamping itu terdapat

pelayanan penunjang (farmasi, laboratorium klinik, radiologi, fisioterapi, bank

darah), serta pelayanan penunjang lain (gizi, IPSRS, laundry, kesling, kantin,

koperasi, satpam, informasi, parkir dan ambulance).

Rencana startegis bisnis RSUD Kabupaten Brebes tahun 2012-2017:

1. Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan:

2. Menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, aman dan terjangkau oleh

masyarakat luas:

3. Mengembangkan sistem layanan medis, penunjang dan administrasi melalui

pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara tepat, efektif dan efisien.

4. Meningkatkan kapabilitas dan loyalitas sumber daya manusia

5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan karyawati.

6. Mengembangkan organisasi menuju kemandirian dengan menerapakan

prinsip-prinsip good governance:

Sebagai rumah sakit pemerintah, RSUD Kabupaten Brebes harus tetap

menjaga dan meningkatkan kualitas jasa pelayanan agar tetap survive di tengah-

tengah perkembangan rumah sakit swasta yang pesat di wilayah Kabupaten

Brebes dan daerah sekitarnya. Keberadaan RSUD Kabupaten Brebes selama ini

sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten Brebes dan sekitarnya.


57

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Kabupaten Brebes. Sampel minimal dalam penelitian ini berjumlah 64 orang dan

dibulatkan menjadi 70 responden yang merupakan pasien peserta Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) yang sudah mendapatkan pelayanan rawat jalan di

RSUD Kabupaten Brebes pada tahun 2015.

4.2.1 Analisis Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pasien peserta JKN yang sudah

merasakan pelayanan jasa rawat jalan dari awal datang sampai dengan akhir

pelayanan di RSUD Kabupaten Brebes. Dengan demikian diharapkan responden

benar-benar dapat mewakili pasien rawat jalan peserta JKN di RSUD Kabupaten

Brebes, dan memahami bahwa pilihan mereka terhadap rumah sakit tersebut

berdasarkan pengalaman langsung dan pertimbangan tertentu. Responden dalam

penelitian ini dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia,

jenis pekerjaan, status kepesertaan JKN dan pendidikan responden.

4.2.1.1 Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan penelitian diperoleh distribusi data berdasarkan jenis kelamin

responden yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


No. Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase(%)
1. Laki-Laki 24 34.3
2. Perempuan 46 65.7
Jumlah 70 100
58

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 70 responden pasien rawat

jalan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diteliti sebagian besar

adalah perempuan yaitu 65.7 %, sedangkan laki-laki yaitu 24 (34.3 %).

4.2.1.2 Usia Responden

Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data berdasarkan umur

responden yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur


No. Umur Frekuensi Prosentase(%)
1. < 20 4 5.7
2. 21 - 30 19 27.1
3. 31 – 40 19 27.1
4. >41 28 40
Jumlah 70 100

Pada tabel 4.2 diketahui ebahwa presentase responden menurut kelompok

umur. Kelompok umur penting mendukung aplikasi kebijakan peningkatan

dimensi kualitas pelayanan agar dapat lebih meningkatkan kepuasan konsumen.

Sebagian besar responden didominasi oleh kelompok umur >41 yaitu sejumlah 28

responden (40 %).

4.2.1.3 Pekerjaan Responden

Berdasarkan penelitian diperoleh distribusi data berdasarkan pekerjaan

responden yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan


No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
1. Tidak Bekerja 13 18,6
2. Petani/Buruh 8 11,4
3. Swasta 19 27,1
4. PNS/TNI/POLRI 5 7,1
5. Pelajar/Mahasiswa 4 5,7
6. Lain-lain 21 30
Jumlah 70 100
59

Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden sebagian besar bekerja

sebagai karyawan swasta yaitu 27,1%, yang tidak bekerja ada 13 orang (18,6%),

11,4 % responden bekerja sebagai petani/buruh, PNS hanya terdapat sebanyak

7,1%, 5,7 % bekerja sebagai petani, dan 3 responden (4,3 %) adalah seorang

pelajar/mahasiswa. Sedangkan 21 lainnya (30 %) adalah pekerjaan lainnya seperti

wiraswasta, tukang becak dan bekerja sebagai bangunan dan lain-lain.

4.2.1.4 Status Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Responden

Berdasarkan penelitian diperoleh distribusi data berdasarkan status

kepesertaan JKN responden yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Status Kepesertaan JKN


No. Status Kepesertaan JKN Frekuensi Prosentase (%)
1. PBI (Penerima Bantuan Iuran) 36 51.4
2. Non PBI 34 48.6
Jumlah 70 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 70 responden yang diteliti,

yaitu sama rata non PBI sebesar 48,6 % dan PBI sebesar 51,4% (34 orang).

4.2.1.5 Pendidikan Responden

Berdasarkan penelitian diperoleh distribusi data berdasarkan tingkat

pendidikan responden yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan


No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
1. Tidak Sekolah 3 4,3
2. Tingkat SD 20 28,6
3. Tingkat SMP 18 25,7
4. Tingkat SMA 22 31,4
5. Tingkat Akademi 5 7,1
6. Tingkat Perguruan Tinggi 2 2,9
Jumlah 70 100
60

Berdasarkan tabel 4.5 dari 70 responden pasien rawat jalan peserta JKN di

RSUD Kabupaten Brebes sebagian besar tingkat pendidikannya adalah setingkat

SMA yaitu 31,4 %, responden yang berpendidikan setingkat SD sebesar 28,6 %,

setingkat SMP sebesar 25,7 %, tingkat Akademi ada 5 responden (7,1 %), dan ada

2 responden (2,9 %) yang tingkat pendidikannya setingkat perguruan tinggi, tetapi

ada juga responden yang tidak sekolah sebanyak 3 orang (4,3 %).

4.2.2 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan

(Harapan) Responden pada Pelayanan Rawat Jalan

Dalam penilaian skor tingkat kepentingan (harapan) pasien JKN terhadap

pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes menggunakan skala linkert

dengan lima tingkat penilaian. Setiap pernyataan dalam kuesioner, jawaban tidak

penting diberi bobot 1, kurang penting diberi bobot 2, cukup penting diberi bobot

3, jawaban penting diberi bobot 4 dan sangat penting diberi bobot 5. Berikut

distribusi jawaban dan skor tingkat kepentingan (harapan) responden:

4.2.2.1 Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Dimensi Reliability

Dimensi reliability diwakilkan oleh empat atribut yang mewakili. Berikut

ini distibusi jawaban dan perhitungan skor tingkat kepentingan (harapan)

responden terhadap dimensi reliability pelayanan rawat jalan:

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan


(Harapan) Responden terhadap Dimensi Reliability Pelayanan Rawat Jalan
No. Pernyataan Harapan Jawaban Skor
(Kepentingan)
TPt KPt CPt Pt SPt
Reliability
1 Prosedur penerimaan
1 - 5 29 35
pasien peserta JKN
307
(BPJS Kesehatan) yang
(1,4%) (7,1%) (41,4%) (50%)
cepat dan tepat.
61

2 Pelayanan pemeriksaan
1 1 8 24 36
diagnosis dan perawatan
303
terhadap pasien yang
(1,4%) (1,4%) (11,4%) (24,3%) (51,4%)
cepat dan tepat.
3 Jadwal pelayanan rumah 1 1 11 32 25
sakit dijalankan tepat 289
waktu (1,4%) (1,4%) (15,7%) (45,7%) (35,7%)
4 Prosedur pelayanan 1 12 30 27
rawat jalan untuk peserta - 292
JKN tidak berbelit-belit. (1,7%) (17,1%) (42,9%) (38,6%)
Rata-rata 297,75
Keterangan : Spt = Sangat Penting, Pt = Penting, Cpt = Cukup Penting, Kpt =Kurang
Penting, Tpt = Tidak Penting

Dari tabel 4.6 didapatkan informasi bahwa rata-rata skor harapan pasien

peserta JKN terhadap dimensi reliability pelayanan rawat jalan adalah 297,75.

Distribusi jawaban responden tersebar merata pada dimensi ini. Harapan tertinggi

pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari dimensi reliability adalah pada

atribut (1) yaitu prosedur penerimaan pasien yang cepat dan tepat (307).

4.2.2.2 Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Dimensi Respon-

siveness

Dimensi responsiveness diwakilkan oleh empat atribut yang mewakili.

Distribusi jawaban dan perhitungan skor tingkat kepentingan (harapan) responden

terhadap dimensi responsiveness pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes

dapat diuraikan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan


(Harapan) Responden terhadap Dimensi Responsiveness Pelayanan Rawat Jalan
No. Pernyataan Harapan Jawaban Skor
(Kepentingan)
TPt KPt CPt Pt SPt
Responsiveness
5 Kemampuan dokter
dan perawat untuk 4 30 36
cepat tanggap - - 312
menyelesaikan keluhan (5,7%) (42,9%) (51,4%)
pasien.
62

6 Petugas memberikan
10 30 30
informasi yang jelas,
- - 300
mudah dimengerti oleh
(14,3%) (42,9%) (42,9%)
pasien.
7 Dokter didampingi 1 20 32 17
oleh perawat dalam - 275
memeriksa pasien. (1,4%) (28,6%) (45,,7%) (24,3%)
8 Tindakan cepat pada
1 4 26 39
saat pasien
- 313
membutuhkan
(1,4%) (5,7%) (37,1%) (55,7%)
pelayanan.
Rata-rata 300

Dari tabel 4.7 didapatkan informasi bahwa rata-rata skor harapan pasien

terhadap dimensi responsiveness pelayanan rawat jalan adalah 300. Harapan

tertinggi adalah pada atribut (8) yaitu pasien peserta JKN mengharapkan tindakan

yang cepat pada saat pasien membutuhkan pelayanan dengan skor 313. Dan pada

atribut (5) skor harapan hampir sama yaitu 312, dimana terdapat 51,4% responden

menyatakan sangat penting dan 42,9% menyatakan penting.

4.2.2.3 Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Dimensi Assurance

Dimensi assurance diwakilkan oleh empat atribut yang mewakili. Berikut

ini distribusi jawaban dan perhitungan skor tingkat kepentingan (harapan)

responden terhadap dimensi assurance pelayanan rawat jalan:

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan


(Harapan) Responden terhadap Dimensi Assurance Pelayanan Rawat Jalan
No. Pernyataan Harapan Jawaban Skor
(Kepentingan)
TPt KPt CPt Pt SPt
Assurance
9 Petugas mampu menjaga
1 24 28 17
kerahasiaan diagnose
271
penyakit pasien peserta
(8,6%) (34,3%) (40%) (24,3%)
JKN.
10 Pengetahuan dan
3 6 25 36
kemampuan dokter, perawat
304
dan petugas lainnya dalam
(4,3%) (8,6%) (35,7%) (51,4%)
bekerja.
63

11 Jaminan berupa
kesembuhan dari pelayanan 1 7 24 38
rawat jalan dan kepercayaan 309
terhadap pelayanan rawat (1,4%) (10%) (34,3%) (54,3%)
jalan yang diberikan.
12 Ketrampilan para dokter, 5 27 38
perawat dan petugas lainnya 313
dalam bekerja. (7,1%) (38,6%) (54,3%)
Rata-rata 299,25

Dari tabel 4.8 didapatkan informasi bahwa rata-rata skor harapan

responden pada dimensi assurance yaitu 299,25. Atribut (12) merupakan atribut

dengan harapan yang paling tinggi, dimana 54,3% responden menyatakan sangat

penting dan 38,6% responden menyatakan penting terhadap ketrampilan dokter,

perawat dan petugas dalam bekerja.

4.2.2.4 Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Dimensi Emphaty

Dimensi emphaty diwakilkan oleh empat atribut yang mewakili. Distribusi

jawaban dan perhitungan skor tingkat kepentingan (harapan) responden terhadap

dimensi emphaty pelayanan rawat jalan dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan


(Harapan) Responden terhadap Dimensi Emphaty Pelayanan Rawat Jalan
No. Pernyataan Harapan Jawaban Skor
(Kepentingan)
TPt KPt CPt Pt SPt
Emphaty
13 Memberikan perhatian 1 12 40 17
secara khusus kepada 283
setiap pasien. (1,4%) (17,1%) (57,1%) (24,3%)
14 Perhatian terhadap 1 2 14 35 18
keluhan pasien dan 277
keluarganya. (1,4%) (2,9%) (20%) (50%) (25,7%)
15 Pelayanan kepada
1 1 5 40 23
semua pasien tanpa
293
memandang status
(1,4%) (1,4%) (7,1%) (57,1%) (32,9%)
sosial dan lain-lain.
64

16 Antara petugas
pelayanan rawat jalan 3 43 24
dan pasien peserta JKN 301
terjalin komunikasi (4,3%) (61,4%) (34,3%)
yang baik
Rata-rata 288,5

Dari tabel 4.9 didapatkan infromasi bahwa harapan tertinggi pasien

terhadap dimensi emphaty adalah pada atribut (16) responden berharap tinggi

(301) terjalin komunikasi yang baik antara pasien JKN dan petugas rawat jalan

dimana, 61,4% menjawab penting dan 34,3% lainnya menyatakan sangat penting.

4.2.2.5 Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Dimensi Tangible

Dimensi tangible diwakilkan oleh lima atribut yang mewakili. Berikut ini

distribusi jawaban dan perhitungan skor tingkat kepentingan (harapan) responden

terhadap dimensi tangible pelayanan rawat jalan:

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan


(Harapan) Responden terhadap Dimensi Tangible Pelayanan Rawat Jalan
No. Pernyataan Harapan Jawaban Skor
(Kepentingan)
TPt KPt CPt Pt SPt
Tangible
17 Pelayanan oleh petugas 3 1 42 24
rawat jalan yang sopan 297
dan ramah. (4,3%) (1,4%) (60%) (34,3%)
18 Kebersihan, kerapihan 1 8 37 24
dan kenyamanan 294
ruangan. (1,4%) (11,4%) (52,9%) (34,3%)
19 Penataan ruangan rawat 3 15 33 19
jalan (dalam dan luar). 278
(4,3%) (21,4%) (47,1%) (27,1%)
20 Kelengkapan, kesiapan
2 34 34
dan kebersihan alat-alat
312
pemeriksaan yang
(2,9%) (48,6%) (48,6%)
dipakai.
21 Kerapihan dan 8 40 22
kebersihan penampilan 294
petugas (karyawan). (11,4%) (57,1%) (31,4%)
Rata-rata 295
65

Dari tabel 4.10 diketahui bahwa rata-rata skor harapan pasien JKN

terhadap dimensi tangible pelayanan rawat jalan adalah sebesar 295. Harapan

tertinggi adalah pada atribut (20) yaitu kelengkapan dan kesiapan serta kebersihan

alat-alat pemeriksaan yang dipakai, dimana ada 48,6% responden menyatakan

penting dan 48,6% juga menyatakan sangat penting.

4.2.2.6 Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Setiap Dimensi

Berdasarkan tabel skor tingkat kepentingan (harapan) responden setiap

atribut didapatkan bahwa skor rata-rata harapan tertinggi terhadap pelayanan

rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes adalah pada dimensi responsiveness sebesar

300 kemudian disusul yang kedua adalah pada dimensi assurance sebesar 299,25

selanjutnya reliability sebesar 297,75 tangible sebesar 295 dan yang terakhir

adalah pada dimensi emphaty sebesar 288,5.

Rata-Rata Skor Kepentingan (Harapan)


305 300 299.25
297.75
300 295
295 288.5
290
285 Rata-Rata Skor Kepentingan
280 (Harapan)

Gambar 5.1 Rata-rata Skor Kepentingan (Harapan)

4.2.3 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja

(Kenyataan) Responden pada Pelayanan Rawat Jalan

Dalam penilaian skor tingkat kinerja (kenyataan) responden terhadap

kualitas pelayanan rawat jalan ini juga menggunakan skala linkert dengan lima
66

tingkat penilaian kinerja. Setiap pernyataan dalam kuesioner, jawaban tidak baik

diberi bobot 1, kurang baik diberi bobot 2, cukup baik diberi bobot 3, jawaban

baik diberi bobot 4 dan sangat baik diberi bobot 5. Berikut skor tingkat penilaian

responden terhadap kinerja (kenyataan) pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten

Brebes:

4.2.3.1 Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Dimensi Reliability

Dimensi reliability diwakilkan oleh empat atribut yang mewakili. Berikut

ini distibusi jawaban tingkat kinerja (kenyataan) responden terhadap dimensi reli-

ability pelayanan rawat jalan:

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja


(Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Reliability Pelayanan Rawat Jalan.
No. Pernyataan Kinerja Jawaban Skor
(Performance) TB KB CB B SB

Reliability
1 Prosedur penerimaan
1 3 25 32 9
pasien peserta JKN
255
(BPJS Kesehatan)
(1,4%) (4,3%) (35,7%) (45,7%) (12,9%)
yang cepat dan tepat.
2 Pelayanan
pemeriksaan diagnosis 2 2 16 41 9
dan perawatan 263
terhadap pasien yang (2,9%) (2,9%) (22,9%) (58,6%) (12,9%)
cepat dan tepat.
3 Jadwal pelayanan 1 4 18 45 2
rumah sakit dijalankan 253
tepat waktu (1,4%) (5,7%) 25,7%) (64,3%) (2,9%)
4 Prosedur pelayanan
7 51 12
rawat jalan untuk
285
peserta JKN tidak
(10%) (72,9%) (17,1%)
berbelit-belit.
Rata-rata 264
Keterangan : SB = Sangat Baik, B = Baik, CB = Cukup Baik, KB = Kurang Baik, TB =
Tidak Baik

Dari tabel diatas didapat informasi bahwa skor rata-rata kinerja pelayanan

RSUD Kabupaten Brebes pada dimensi reliability menurut penilaian responden


67

adalah 264. Atribut (4) prosedur pelayanan rawat jalan merupakan atribut dengan

nilai skor tertinggi (285). Sedangkan untuk nilai kinerja terendah (253) pada

dimensi reliability adalah pada atribut (3) jadwal pelayanan rumah sakit.

4.2.3.2 Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Dimensi Responsive-

ness

Dimensi responsiveness diwakilkan oleh empat atribut yaitu yang

mewakili. Distribusi jawaban tingkat kinerja (kenyataan) responden terhadap

dimensi responsiveness pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes dapat

diuraikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja


(Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Responsiveness Pelayanan Rawat
Jalan.
No. Pernyataan Kinerja (Per- Jawaban Skor
formance)
TB KB CB B SB
Responsivennes
5 Kemampuan dokter dan
3 10 48 9
perawat untuk cepat
273
tanggap menyelesaikan
(4,3%) (14,3%) (68,6%) (12,9%)
keluhan pasien.
6 Petugas memberikan 3 10 40 17
informasi yang jelas, mudah 281
dimengerti oleh pasien. (4,3%) (14,3%) (57,1%) (24,3%)
7 Dokter didampingi oleh 1 3 53 13
perawat dalam memeriksa 288
pasien. (1,4%) (4,3%) (75,7%) (18,6%)
8 Tindakan cepat pada saat 6 16 40 8
pasien membutuhkan 260
pelayanan. (8,6%) (22,9%) (57,1%) (11,4%)
Rata-rata 275,5

Berdasarkan tabel diatas didapat informasi bahwa skor rata-rata kinerja

pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes dimensi responsiveness terhadap

pasien peserta JKN adalah 275,5. Atribut (7), dokter yang didampingi oleh

perawat dalam memeriksa pasien merupakan atribut dengan nilai skor kinerja
68

tertinggi (288). Sedangkan untuk nilai kinerja terendah (253) pada dimensi re-

sponsiveness adalah pada atribut (8) yaitu tindakan cepat pada saat pasien

membutuhkan.

4.2.3.3 Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Dimensi Assurance

Dimensi assurance diwakilkan oleh empat atribut yang mewakili. Berikut

ini distribusi jawaban tingkat kinerja (kenyataan) responden terhadap dimensi as-

surance terhadap pelayanan rawat jalan yang disajikan dalam tabel 4.13

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja


(Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Assurance Pelayanan Rawat Jalan.
No. Pernyataan Kinerja Jawaban Skor
(Performance)
TB KB CB B SB
Assurance
9 Petugas mampu
1 10 49 10
menjaga kerahasiaan
278
diagnose penyakit
(1,4%) (14,3%) (70%) (14,3%)
pasien peserta JKN.
10 Pengetahuan dan
8 52 10
kemampuan dokter,
282
perawat dan petugas
(11,4%) (74,3%) (14,3%)
lainnya dalam bekerja.
11 Jaminan berupa
kesembuhan dari
pelayanan rawat jalan 18 49 3
dan kepercayaan 265
terhadap pelayanan (25,7%) (70%) (4,3%)
rawat jalan yang
diberikan.
12 Ketrampilan para
12 45 13
dokter, perawat dan
281
petugas lainnya dalam
(17,1%) (64,3%) (18,6%)
bekerja.
Rata-rata 276,5

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata kinerja

pelayanan RSUD kabupaten Brebes pada dimensi assurance menurut penilaian

responden adalah 281. Skor tertinggi kinerja adalah pada atribut (10) yaitu
69

pengetahuan dan kemampuan dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja.

Dan atribut (11) adalah atribut dengan skor kinerja paling rendah.

4.2.3.4 Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Dimensi Emphaty

Dimensi emphaty diwakilkan oleh empat atribut yang mewakili, yaitu

Distribusi jawaban tingkat kinerja (kenyataan) responden terhadap dimensi

emphaty pelayanan rawat jalan dapat disajikan dalam tabel 4.14 berikut ini:

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja


(Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Emphaty Pelayanan Rawat Jalan.
No. Pernyataan Kinerja Jawaban Skor
(Performance)
TB KB CB B SB
Emphaty
13 Memberikan perhatian 3 19 44 4
secara khusus kepada 259
setiap pasien. (4,3%) (27,1%) (62,9%) (5,7%)
14 Perhatian terhadap 3 14 46 7
keluhan pasien dan 267
keluarganya. (4,3%) (20%) (65,7%) (10%)
15 Pelayanan kepada
1 1 9 47 12
semua pasien tanpa
278
memandang status
(1,4%) (1,4%) (12,9%) (67,1%) (17,1%)
sosial dan lain-lain.
16 Antara petugas
pelayanan rawat jalan 1 14 50 5
dan pasien peserta 269
JKN terjalin (1,4%) (20%) (71,4%) (7,1%)
komunikasi yang baik
Rata-rata 268,5

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata kinerja

pelayanan RSUD kabupaten Brebes pada dimensi emphaty menurut penilaian

responden adalah 268,5. Skor tertinggi kinerja (278) adalah pada atribut (15) yaitu

pelayanan rumah sakit yang tanpa memandang status sosial. Sedangkan atribut

(11) adalah atribut dengan skor kinerja paling rendah yaitu 259 bahwa rumah sakit

kurang memberikan perhatian secara khusus kepada pasien.


70

4.2.3.5 Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Dimensi Tangible

Dimensi tangible diwakilkan oleh lima atribut yang mewakili. Distribusi

jawaban dan perhitungan skor tingkat kinerja (kenyataan) responden terhadap

dimensi tangible pelayanan rawat jalan dapat diuraikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.15 Distribus Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja


(Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Tangible Pelayanan Rawat Jalan.
No. Pernyataan Kinerja Jawaban Skor
(Performance)
TB KB CB B SB
Tangible
17 Pelayanan oleh petugas 3 18 41 8
rawat jalan yang sopan 264
dan ramah. (4,3%) (25,7%) (58,6%) (11,4%)
18 Kebersihan, kerapihan 1 4 30 34 1
dan kenyamanan 240
ruangan. (1,4%) (5,7%) (42,9%) (48,6%) (1,4%)
19 Penataan ruangan 1 24 44 1
rawat jalan (dalam dan 255
luar). (1,4%) (34,3%) (62,9%) (1,4%)
20 Kelengkapan, kesiapan
1 11 48 10
dan kebersihan alat-
277
alat pemeriksaan yang
(1,4%) (15,7%) (68,6%) (14,3%)
dipakai.
21 Kerapihan dan 3 51 16
kebersihan penampilan 293
petugas (karyawan). (4,3%) (72,6%) (22,9%)
Rata-rata 265,8

Berdasarkan tabel 4.15 didapatkan infromasi tentang penilaian responden

terhadap dimensi tangible pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes.

Skor rata-rata kinerja pada dimensi ini adalah 265,8. Atribut dengan skor tingkat

kinerja tertinggi (293) adalah pada atribut (21) yaitu kerapihan dan kebersihan

penampilan petugas. Sedangkan yang terendah adalah pada atribut (18).

4.2.3.6 Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Setiap Dimensi

Berdasarkan tabel skor penilaian responden terhadap kinerja pelayanan

rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes dari setiap atribut dapat disimpulkan bahwa
71

skor rata-rata penilaian kinerja tertinggi adalah pada dimensi assurance yaitu

dengan skor 276,5. Pada dimensi responsiveness skor 275,5 adalah kedua.

Selanjutnya emphaty dengan skor sebesar 268,5 menempati posisi ketiga.

Kemudian reliability dengan skor kinerja sebesar 269 dan yang terakhir adalah

pada dimensi tangible sebesar 265,8. Berikut adalah diagram skor penilaian

responden terhadap kinerja pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes

berdasarkan dimensi:

Rata-Rata Skor Kinerja


280 275.5 276.5
275
270 268.25
265.8
264
265
260
Rata-Rata Skor Kinerja
255

Gambar 5.2 Rata-rata Skor Kinerja (Kenyataan).

4.2.4 Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Peserta JKN terhadap Pelayanan

Rawat Jalan di RSUD Kabupaten Brebes.

Pada dasarnya, pengertian kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan

merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan, jadi kinerja

suatu barang/ jasa dikatakan puas lebih dari atau sama dengan yang diharapkan.

Penilaian tingkat kepuasan pasien peserta JKN terhadap pelayanan rawat RSUD

Kabupaten Brebes ini didapatkan dengan cara menghitung tingkat kesesuaian.


72

Tingkat kesesuaian ini didapatkan dengan cara membandingkan skor rata-rata

tingkat kepentingan (harapan) dengan skor rata-rata kinerja (kenyataan) pelayanan

yang disebut dengan Importance Performance Analysis (Supranto, 2011:239).

Perhitungan tingkat kesesuaian dapat dijelaskan pada tabel 4.16 berikut ini:

Tabel 4.16 Perhitungan Tingkat Kesesuaian dan Penilaian Kepuasan Setiap


Atribut
No. Atribut Kinerja Harapan TK Kriteria
(x) (y) (%) Kesesuaian
Reliability
1. Prosedur penerimaan pasien
peserta JKN (BPJS Kesehatan)
yang cepat dan tepat. 255 305 3.6 4.4 83.1 BM
2. Pelayanan pemeriksaan diagnosis
dan perawatan terhadap pasien
yang cepat dan tepat. 263 302 3.8 4.3 86.8 BM
3. Jadwal pelayanan rumah sakit
dijalankan tepat waktu 253 289 3.7 4.1 87.5 BM
4. Prosedur pelayanan rawat jalan
untuk peserta JKN tidak berbelit-
belit. 285 292 4.1 4.2 97.6 M
Rata-rata 88.8 BM
Responsivennes
5. Kemampuan dokter dan perawat
untuk cepat tanggap
menyelesaikan keluhan pasien. 273 312 3.9 4.5 87.5 BM
6. Petugas memberikan informasi
yang jelas, mudah dimengerti oleh
pasien. 281 300 4.0 4.3 93.7 M
7. Dokter didampingi oleh perawat 104.
dalam memeriksa pasien. 288 275 4.1 3.8 7 M
8. Tindakan cepat pada saat pasien
membutuhkan pelayanan. 260 313 3.7 4.5 83.1 BM
Rata-rata 92.2 M
Assurance
9. Petugas mampu menjaga
kerahasiaan diagnose penyakit 102..
pasien peserta JKN. 278 271 4.0 3.8 6 M
10. Pengetahuan dan kemampuan
dokter, perawat dan petugas
lainnya dalam bekerja. 282 304 4.0 4.3 92.8 M
11. Jaminan berupa kesembuhan dari
pelayanan rawat jalan dan
kepercayaan terhadap pelayanan
rawat jalan yang diberikan. 265 309 3.8 4.4 85.8 BM
73

12. Ketrampilan para dokter, perawat


dan petugas lainnya dalam
bekerja. 281 313 4.0 4.5 89.8 BM
Rata-rata 92.7 M
Emphaty
13. Memberikan perhatian secara
khusus kepada setiap pasien. 259 283 3.7 4.0 91.5 M
14. Perhatian terhadap keluhan pasien
dan keluarganya. 267 277 3.8 4.0 96.4 M
15. Pelayanan kepada semua pasien
tanpa memandang status sosial
dan lain-lain. 278 293 4.0 4.2 94.9 M
16. Antara petugas pelayanan rawat
jalan dan pasien peserta JKN
terjalin komunikasi yang baik 269 301 3.8 4.3 89.4 BM
Rata-rata 93 M
Tangible
17. Pelayanan oleh petugas rawat
jalan yang sopan dan ramah. 264 297 3.8 4.2 88.9 BM
18. Kebersihan, kerapihan dan
kenyamanan ruangan. 240 294 3.4 4.2 81.3 BM
19. Penataan ruangan rawat jalan
(dalam dan luar). 255 278 3.6 4.0 91.7 M
20. Kelengkapan, kesiapan dan
kebersihan alat-alat pemeriksaan
yang dipakai. 277 312 4.0 4.5 88.8 BM
21. Kerapihan dan kebersihan
penampilan petugas (karyawan). 293 294 4.2 4.2 99.7 M
Rata-rata 90.1 BM
Jumlah Keseluruhan 1917
.7
Rata-Rata Kepuasan Pasien 91.3
Keterangan : M= Memuaskan, BM = Belum Memuaskan

Dari tabel 4.16 didapatkan informasi tentang tingkat kesesuaian setiap

atribut, tingkat kesesuaian setiap dimensi, dan tingkat kesesuaian secara

keseluruhan. Dari 21 atribut, terdapat 10 atribut yang memiliki tingkat kesesuaian

≥ tingkat kesesuaian keseluruhan artinya atribut-atribut tersebut dapat dikatakan

sudah memuaskan pasien peserta JKN.

Selain kepuasan setiap atribut, dinilai pula kepuasan setiap dimensi.

Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat kesesuaian atau
74

kepuasan secara keseluruhan adalah 91,3 %. terdapat 3 dimensi yang memiliki

tingkat kesesuaian ≥ tingkat kesesuaian keseluruhan yaitu dimensi responsiveness

(92,2%), assurance (92,7%), dan emphaty (93%). Dimensi tersebut dapat

dikatakan sudah memuaskan pasien. Sedangkan dimensi reliability (88,8%) dan

tangible (90,1%) dikatakan belum memuaskan pasien. Berikut detail kepuasan

setiap dimensi yaitu:

a. Dimensi Reliability

Pada dimensi ini diketahui bahwa rata-rata presentase tingkat kesesuaiannya

adalah 88,8%.. Terdapat 3 (tiga) atribut yang menunjukkan bahwa pasien

JKN belum puas terhadap kualitas pelayanan seperti, prosedur penerimaan

pasien yang cepat (83,1%), pemeriksaan diagnosis dan perawatan yang cepat

dan tepat (86,8%) dan ketepatan jadwal pelayanan (87,5%).

b. Dimensi Responsiveness

Pada dimensi ini diketahui bahwa rata-rata presentase tingkat kesesuaiannya

adalah 92,2%. Terdapat 2 (dua) atribut yang menunjukkan bahwa pasien

belum puas terhadap kualitas pelayanan seperti ketanggapan dokter dalam

menyelesaikan keluhan pasien (87,2%) dan tindakan yang cepat pada saat

pasien membutuhkan (83,1%).

c. Dimensi Assurance

Pada dimensi ini diketahui bahwa rata-rata presentase tingkat kesesuaiannya

adalah 92,7%. Terdapat 2 (dua) atribut yang menunjukkan bahwa pasien

belum puas terhadap kualitas pelayanan seperti jaminan dan kepercayaan


75

berupa kesembuhan terhadap pelayanan rawat jalan yang diberikan (85,8%)

dan ketrampilan para dokter (89,8%).

d. Dimensi Emphaty

Pada dimensi ini diketahui bahwa rata-rata presentase tingkat kesesuaiannya

adalah 93%. Terdapat 1 (satu) atribut yang menunjukkan bahwa pasien belum

puas terhadap kualitas pelayanan yaitu komunikasi yang baik antara petugas

dan pasien (89,4%).

e. Dimensi Tangible

Pada dimensi ini diketahui bahwa rata-rata presentase tingkat kesesuaiannya

adalah 90,1%.. Terdapat 3 (tiga) atribut yang menunjukkan bahwa pasien

belum puas terhadap kualitas pelayanan seperti atribut pelayanan yang sopan

dan ramah (88,9%), atribut kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan

(81,3%), atribut kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat pemeriksaan

(88,8%).

4.2.5 Urutan Prioritas Peningkatan Kualitas Pelayanan Pasien JKN Rawat

Jalan

Dengan melihat besarnya nilai tingkat kesesuaian maka akan dapat

diketahui atribut mana yang harus mendapatkan prioritas untuk diperbaiki.

Semakin kecil nilai persentase maka semakin tinggi prioritasnya. Karena hal

tersebut mengindikasikan terjadi kesenjangan yang semakin besar antara tingkat

kinerja dan tingkat kepentingan dari atribut yang bersangkutan. Berdasarkan hasil

olah data diperoleh tingkat kesesuaian dan prioritas perbaikan untuk masing-

masing atribut seperti disajikan pada tabel 4.17 berikut:


76

Tabel 4.17 Urutan Prioritas Peningkatan Kinerja Atribut


Urutan Atribut No. Tingkat
Prioritas Atribut Kesesuaian
(%)
1 Kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan. 18 81.6
2 Prosedur penerimaan pasien peserta JKN (BPJS
Kesehatan) yang cepat dan tepat. 1 83.1
3 Tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan
pelayanan. 8 83.1
4 Jaminan berupa kesembuhan dari pelayanan rawat
jalan dan kepercayaan terhadap pelayanan rawat jalan
yang diberikan. 11 85.8
5 Pelayanan pemeriksaan diagnosis dan perawatan
terhadap pasien yang cepat dan tepat 2 86.8
6 Jadwal pelayanan rumah sakit dijalankan tepat waktu 3 87.5
7 Kemampuan dokter dan perawat untuk cepat tanggap
menyelesaikan keluhan pasien 5 87.5
8 Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat
pemeriksaan yang dipakai. 20 88.8
9 Pelayanan oleh petugas rawat jalan yang sopan dan
ramah 17 88.9
10 Antara petugas pelayanan rawat jalan dan pasien
peserta JKN terjalin komunikasi yang baik 16 89.4
11 Ketrampilan para dokter, perawat dan petugas lainnya
dalam bekerja. 12 89.8
12 Memberikan perhatian secara khusus kepada setiap
pasien 13 91.5
13 Penataan ruangan rawat jalan (dalam dan luar). 19 91.7
14 Pengetahuan dan kemampuan dokter, perawat dan
petugas lainnya dalam bekerja 10 92.8
15 Petugas memberikan informasi yang jelas, mudah
dimengerti oleh pasien. 6 93.7
16 Pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang
status sosial dan lain-lain 15 94.9
17 Perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya. 14 96.4
18 Prosedur pelayanan rawat jalan untuk peserta JKN
tidak berbelit-belit. 4 97.6
19 Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas
(karyawan). 21 99.7
20 Petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnose
penyakit pasien peserta JKN. 9 102.6
21 Dokter didampingi oleh perawat dalam memeriksa
pasien. 7 104.7

Berdasarkan tabel 4.17 terkait urutan prioritas perbaikan kualitas dapat

disimpulkan bahwa atribut atribut (18) merupakan prioritas pertama karena


77

memiliki tingkat kesesuaian terkecil. Sedangkan atribut (7) merupakan prioritas

terakhir. Setelah diketahui urutan prioritas, analisis dilanjutkan dengan diagram

kartesius guna mengetahui strategi peningkatan kualitas pelayanan.

4.2.6 Diagram Kartesius Pelayanan Rawat Jalan Peserta JKN RSUD

Kabupaten Brebes

Untuk mengetahui strategi peningkatan kualitas pelayanan rawat jalan

RSUD Kabupaten Brebes terhadap pasien peserta JKN, maka dilakukanlah

analisis melalui diagram kartesius. Sebelum membuat diagram kartesius, maka

dilakukan penentuan sumbu X dan sumbu Y dan koordinat setiap atribut melalui

perhitungan rataan. Sumbu X digram kartesius didapatkan dari rataan skor tingkat

kinerja. Sumbu Y diagram didapatkan dari rataan skor tingkat kepentingan.

Kemudian dibuat diagram kartesius dengan menggunakan SPSS.

A B

Gambar 4.3 Diagram Kartesius


Sumber : Pengolahan Data Primer, 2015
78

Dari gambar 4.3 diagram diatas terlihat bahwa letak item pernyataan atau

atribut yang mempengaruhi kepuasan pasien peserta JKN terhadap pelayanan

rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes tahun 2015 tersebar menjadi 4 kuadran,

yaitu kuadran A, kuadran B, kuadran C, dan kuadran D. Berikut merupakan

persebaran atribut-atribut dalam setiap kuadran berdasarkan gambar yaitu:

1. Kuadran A

Kuadran A menunjukkan faktor-faktor yang penanganannya perlu

diprioritaskan karena keberadaan faktor-faktor inilah yang sangat penting

oleh pelanggan, namun pelaksanaannya masih mengecewakan dan belum

memuaskan yaitu terdiri atas:

a. Item (1), prosedur penerimaan pasien JKN yang cepat dan tepat.

b. Item (2), pelayanan pemeriksaan diagnosis dan perawatan terhadap

pasien yang cepat dan tepat.

c. Item (3), jadwal pelayanan rumah sakit dijalankan tepat waktu

d. Item (8), tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan pelayanan.

e. Item (11), jaminan dan kepercayaan terhadap pelayanan rawat jalan.

f. Item (17), pelayanan oleh petugas rawat jalan yang sopan dan ramah

g. Item (18), kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan.

2. Kuadran B

Kuadran B menunjukkan faktor-faktor yang perlu dipertahankan

karena pada umumnya tingkat pelaksaannya dianggap sangat penting dan

telah sesuai dengan harapan pasien sehingga dapat memuaskan pasien rawat

jalan terdiri atas:


79

a. Item (4), prosedur pelayanan rawat jalan untuk peserta JKN tidak

berbelit-belit.

b. Item (5), kemampuan dokter dan perawat untuk cepat tanggap

menyelesaikan keluhan pasien.

c. Item (6), petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti

oleh pasien.

d. Item (10), pengetahuan dan kemampuan dokter, perawat dan petugas

lainnya dalam bekerja.

e. Item (12), ketrampilan para dokter, perawat dan petugas lainnya dalam

bekerja.

f. Item (15), pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status

sosial dan lain-lain.

g. Item (16), petugas dan pasien JKN terjalin komunikasi yang baik.

h. Item (20), kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat pemeriksaan

yang dipakai.

i. Item (21), kerapihan dan kebersihan penampilan petugas (karyawan).

3. Kuadran C, terdiri atas:

Kuadran C menunjukkan faktor-faktor yang kurang penting

pengaruhnya bagi pasien, pelaksanaannya biasa-biasa saja dan dianggap

cukup memuaskan yaitu:

a. Item (13), memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien

b. Item (19), penataan ruangan rawat jalan (dalam dan luar).


80

4. Kuadran D

Kuadran D menunjukkan faktor-faktor yang dianggap pasien kurang

penting namun pelaksanaannya berlebihan dan dilakukkan dengan baik

sekali dalam pelayanan administrasi sehingga sangat memuaskan terdiri

atas:

a. Item (7), dokter didampingi oleh perawat dalam memeriksa pasien.

c. Item (9), petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnose penyakit

pasien peserta JKN.

d. Item (14), perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya.


BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Karakteristik Responden

Penilaian pasien rawat jalan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

terhadap pelayanan RSUD Kabupaten Brebes pada dimensi reliability,

responsivennes, assurance, emphaty, dan tangible sebagian besar terdistribusi

pada penilaian memuaskan dan belum memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian

terhadap 70 responden diketahui bahwa sebagian besar jumlah responden

sebanyak 91,4 % adalah pada usia 16-55 atau usia produktif dan paling banyak

adalah berjenis kelamin perempuan 46 orang (65,7 %). Dari tingkat pendidikan

dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memanfaatkan pelayanan rawat

jalan paling banyak memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 22 orang

(31,4%). Mayoritas responden bekerja sebagai karayawan swasta sebanyak 19

orang (27,1 %), 13 orang (18,6%) tidak bekerja yang sebagian besar adalah ibu-

ibu. Petani 8 orang (11,4%), PNS 5 orang (7,1%) dan sisanya berstatus pelajar dan

lain-lain.

Menurut Jacobalis (2008), umur dan jenis kelamin merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap mutu pelayanan

kesehatan. Responden dalam penelitian ini didominasi dengan jenis kelamin

perempuan (65,7%) dan (40%) > 40 tahun. Hal ini dapat mempengaruhi

perbedaan penilaian kepuasan. Kemudian tingkat pendidikan dapat mempengaruhi

pola pikir rasional dan irrasional seseorang mengambil keputusan (self monitor-

ing) menggunakan/memanfaatkan suatu pelayanan kesehatan (Snyder M, 2012).


81
82

Responden yang didominasi latar belakang (31,4%) berpendidikan SMA memiliki

kecenderungan konsistensi persepsi yang tinggi (tetap pada pendirian) dibanding

dengan latar belakang pendidikan rendah.

5.2 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN pada Pelayanan Rawat Jalan

di RSUD Kabupaten Brebes.

5.2.1 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi Reli-

ability

Dimensi kehandalan (reliability) berkaitan dengan kemampuan perusahaan

untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat

kesalahan apa pun dalam penyampaian jasanya sesuai dengan waktu yang

disepakati. Sebuah rumah sakit dikatakan handal kalau proses penerimaan paisen

dilakukan dengan cepat dan prosedur pengadministrasian serta pembayaran yang

praktis, tindakan yang cepat dan tepat terhadap pemeriksaan dan pengobatan,

pemeriksaan laboratorium, kunjungan dokter, perawatan dijalankan dengan tepat

serta penerimaan hasil pemeriksaan secara cepat dan tepat (Supranto, 2011).

Dalam hal ini kebutuhan pasien adalah kebutuhan untuk sembuh dari sakit yang

dapat dicapai melalui diagnosis yang tepat dan pengobatan yang tepat pula.

Dimensi reliability pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes

terhadap pasien peserta JKN dalam penelitian ini ditunjukkan oleh empat atribut,

yaitu kehandalan petugas pendaftaran, kehandalan pemeriksaan, kedisiplinan

waktu, dan alur pelayanan.

Berdasarkan importance performance analysis melalui tingkat kesesuaian

atribut pada tabel 4.16 dari empat atribut yang mewakili dimensi reliability, hanya
83

ada satu atribut yang dikatakan dapat memuaskan pasien yaitu prosedur pelayanan

rawat jalan untuk pasien JKN yang tidak berbelit-belit. Sedangkan tiga atribut

lainnya belum memuaskan pasien. Ketidakpuasan ini disebabkan pasien JKN

merasa petugas kesehatan lambat dalam memberikan pelayanan. Pasien merasa

bahwa prosedur administrasi penerimaan pasien dilakukan dengan lambat

sehingga pasien harus menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan. Selain itu

jadwal pelayanan pengobatan yang diberikan juga sering tidak tepat waktu yang

disebabkan dokter datang terlambat ke rumah sakit. Sedangkan pelayanan yang

tepat waktu dinilai sangat penting bagi pasien JKN karena setiap pasien

menginginkan masalah kesehatannya cepat dan segera diatasi sebagaimana yang

disampaikan oleh Kuntjoro (2005) bahwa harapan utama saat pasien datang ke

rumah sakit adalah kesembuhan dari penyakit yang diderita. Kesembuhan

merupakan salah satu bukti keberhasilan kinerja pelayanan klinis, sehingga bila

pasien sembuh bukan saja menunjukkan keberhasilan kinerja pelayanan, tetapi

juga membuat pasien puas karena tujuan utamanya tercapai (Budayanti,2007).

Pelayanan rawat jalan terhadap pasien peserta JKN berdasarkan dimensi

ini masih dibawah rata-rata. Artinya pelayanan ini belum dianggap handal, akurat

dan terpercaya. Sebagaimana menurut Parasuraman et al yang menyatakan relia-

bility yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan

apa yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.


84

5.2.2 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi Re-

sponsiveness

Dimensi daya tanggap (responsiveness) berkaitan dengan kesediaan dan

kemampuan karyawan untuk membantu pelanggan dan merespon permintaan

mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan. Rumah sakit

dikatakan memiliki daya tanggap apabila petugas selalu siap sedia untuk

membantu pasien pemberian informasi yang jelas kepada pasien, sistem

pelayanan yang tidak berbelit-belit dan cepat tanggap terhadap keluhan pasien

(Supranto,2002).

Dimensi responsiveness pelayanan rawat jalan pasien JKN RSUD

Kabupaten Brebes dalam penelitian ini ditunjukkan oleh empat atribut yaitu,

ketanggapan dokter, kejelasan informasi oleh petugas, kerjasama antar petugas,

dan ketanggapan petugas. Seorang pelanggan akan mengharapkan bahwa ia

seharusnya juga dilayani dengan baik apabila pelanggan yang lainnya dilayani

dengan baik oleh penyedia jasa. Disinilah diperlukan responsivitas penyedia jasa

untuk memperlakukan dan memanjakan pelanggan secara nyata, pelanggan butuh

dilayani dan dihargai tanpa membedakan status sosial ekonomi (Tjiptono F,

2000).

Berdasarkan importance performance analysis melalui tingkat kesesuaian

atribut pada tabel 4.16 diperoleh dari empat atribut, hanya dua atribut yang

dinyatakan sudah memuaskan pasien dan dua lainnya dinyatakan belum

memuaskan pasien. Atribut yang sudah memuaskan pasien adalah petugas

memberikan infromasi yang jelas dan kerjasama antara dokter dan perawat yang
85

baik. Sedangkan atribut yang belum memuaskan pasien adalah kemampuan,

ketanggapan pada keluhan pasien dan tindakan yang cepat pada saat pasien

membutuhkan.

Pasien belum merasa puas pada dimensi ini disebabkan karena pasien JKN

merasa petugas kesehatan tidak tanggap dalam melayani kebutuhan pasien seperti

ketanggapan dokter dan perawat dalam melayani keluhan. Ketidaktanggapan

petugas ini disebabkan karena peningkatan jumlah kunjungan pasien sejak adanya

program JKN ini sehingga petugas tidak tanggap terhadap keluhan pasien serta

kurangnya tingkat kepekaan petugas kesehatan terhadap kebutuhan pasien.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Sugiarto dalam Nur Alam (2010) bahwa

tingkat kepekaan yang tinggi terhadap pelayanan perlu diikuti dengan tindakan

yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Kepastian pelayanan merupakan bentuk

layanan langsung dalam membantu pasien yang didukung oleh pengetahuan dan

ketrampilan.

Meskipun demikian, berdasarkan importance performance analysis

diperoleh bahwa pelayanan rawat jalan berdasarkan dimensi reliability sudah

dikatakan puas karena nilai tingkat kesesuaian dimensi ini diatas rata-rata. Artinya

pelayanan sudah dinilai sigap dan cepat dalam pelayanan. Sebagaimana menurut

Soraya (2011) menyebutkan responsiveness yaitu respon atau kesigapan karyawan

dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap,

yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan

karyawan dalam melayani transaksi, serta penanganan keluhan pelanggan.


86

5.2.3 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi As-

surance

Dimensi jaminan (assurance) berkenaan dengan perilaku karyawan yang

mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan

menciptakan rasa aman bagi pelanggan. Rumah sakit dikatakan memiliki jaminan

apabila pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasien disertai dengan

keahlian dokter dalam menetapkan diagnosis, ketrampilan dan pengetahuan

personel medis, serta jaminan dan kepercayaan terhadap pelayanan yang diberikan

(Supranto, 2011).

Dimensi assurance pelayanan pasien JKN rawat jalan RSUD Kabupaten

Brebes dalam penelitian ini ditunjukkan oleh empat atribut yaitu kemampuan

menjaga kerahasiaan diagnose penyakit, keahlian dokter, perawat serta petugas

lainnya, kemudian jaminan dan kepercayaan yang diberikan petugas dan

ketrampilan petugas. Jaminan merupakan tolok ukur kemampuan serta

pengetahuan petugas agar sepenuhnya dapat dipercaya tanpa ragu sebagai

profesionalisme yang handal. Kegagalan dalam memberikan jaminan kepada

pasien akan berakibat kekhawatiran pasien untuk menerima pertolongan.

Berdasarkan importance performance analysis melalui tingkat kesesuaian

atribut pada tabel 4.16 diketahui dari empat atribut yang mewakili dimensi assur-

ance, terdapat dua atribut yang dikatakan sudah dapat memuaskan pasien yaitu

menjaga kerahasiaan diagnose dan pengetahuan serta kemampuan dokter dan

petugas. Sedangkan atribut yang dikatakan belum memuaskan pasien adalah

jaminan dan kepercayaan pasien terhadap pelayanan serta ketrampilan petugas.


87

Salah satu elemen penting clinical governance adalah jaminan pasien atas

pelayanan yang diberikan. Kekhawatiran pasien akan muncul jika dokter/perawat

gagal memberikan jaminan atas pertolongannya. Hal ini terkait dengan

kompetensi keahlian dan keilmuan. Pasien butuh kepastian, diagnosis dan prediksi

kesembuhan yang tepat dan hal-hal yang berkaitan dengan keadaan penyakitnya

(rasa aman) (Tjiptono F, 2000).

Meskipun demikian, berdasarkan importance performance analysis

melalui tingkat kesesuaian atribut bahwa nilai rata-rata kesesuaian dimensi assur-

ance sudah dapat memuaskan pasien. Artinya dimensi ini sudah dinilai mampu

memberikan jaminan atau keyakinan pasien dalam memperoleh informasi,

sebagaimana menurut Kotler (2005) bahwa pengetahuan, kepercayaan dan

kesopanan pemberi jasa untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan yang

berupa pengetahuan dan kemampuan petugas dalam bekerja, serta jaminan

keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan akan berdampak pada

tingkat kepuasan pasien.

5.2.4 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi

Emphaty

Dimensi empati (emphaty) berkenaan dengan kemapuan perusahaan untuk

memahami masalah pelanggan dan bertindak ramah demi pelanggan. Rumah sakit

dikatakan memiliki dimensi empati apabila peduli terhadap keluhan pasien,

kepedulian terhadap kebutuhan dan keinginan pasien, tidak pilih pilih dalam
88

memberikan pelayanan kepada semua pasien dan kesimpatikan dokter dan petugas

terhadap pasien (Supranto,2011).

Dimensi emphaty pelayanan rawat jalan pasien JKN RSUD Kabupaten

Brebes dalam penelitian ini ditunjukan oleh empat atribut, yaitu keramahan

petugas, perhatian petugas rawat jalan, pelayanan yang tanpa memandang status

sosial, serta komunikasi antara pasien dan petugas.

Berdasarkan importance performance analysis melalui tingkat kesesuaian

atribut pada tabel 4.16 diperoleh dari empat atribut yang mewakili dimensi

emphaty, terdapat tiga atribut yang dikatakan sudah dapat memuaskan pasien

yaitu perhatian khusus kepada pasien, perhatian terhadap keluhan pasien,

pelayanan kepada pasien tanpa memandang status sosial. Sedangkan satu atribut

yaitu komunikasi antara pasien dan petugas dikatakan belum memuaskan pasien.

Disamping jaminan, salah satu elemen penting clinical governance lainnya

adalah empati. Pasien membutuhkan perhatian dan komunikasi teraupetik yang

harmonis. Perhatian yang diberikan penyedia pelayanan akan dapat memberikan

rasa nyaman dan aman dalam menjalani perawatan (Tjiptono F, 2000).

Selain itu, berdasarkan nilai rata-rata tingkat kesesuaian dimensi emphaty

dapat disimpulkan bahwa dimensi ini sudah dapat memuaskan pasien

sebagaimana menurut Karl Albert dalam Yamit (2001) bahwa orang yang

berinteraksi langsung dengan pelanggan harus memberikan pelayanan kepada

pelanggan secara tulus, responsive, ramah, fokus, dan menyadari bahwa kepuasan

pelanggan adalah segalanya.


89

5.2.5 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi Tan-

gible

Dimensi bukti fisik (tangible) berkaitan dengan daya tarik fasilitas fisik,

kelengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan

karyawan. Rumah sakit memiliki bukti fisik yang baik apabila kondisi interior dan

eksterior ruangan ditata secara menarik, kondisi kenyamanan dan kebersihan

gedung, kerapihan dan kebersihan gedung, kerapihan dan kebersihan petugas, dan

kecanggihan peralatan yang ada (Supranto,2011). Harapan pasien terhadap

dimensi tangible merupakan keyakinan pasien sebelum menerima pelayanan yang

nantinya akan dijadikan standar atau acuan dalam menilai pelayanan (Depkes RI,

2004).

Dimensi tangible pelayanan rawat jalan terhadap pasien peserta JKN di

RSUD Kabupaten Brebes dalam penelitian ini ditunjukkan oleh lima atribut, yaitu

keramahan dan kesopanan oleh petugas, kebersihan dan kerapihan ruangan rawat

jalan, penataan ruangan, kelengkapan dan kebersihan alat-alat yang dipakai, serta

kerapihan petugas.

Berdasarkan importance performance analysis melalui tingkat kesesuaian

atribut pada tabel 4.16 diperoleh dari lima atribut yang mewakili dimensi tangible,

hanya dua atribut yang dikatakan sudah dapat memuaskan pasien yaitu penataan

ruang rawat jalan dan kerapihan penampilan karyawan. Sedangkan tiga atribut

lainnya dikatakan belum memuaskan pasien.

Selain itu berdasarkan importance performance analysis diperoleh bahwa

dimensi tangible memiliki nilai tingkat kesesuaian yang belum memuaskan


90

pasien. Padahal dimensi ini menjadi penting sebagai ukuran dari pelayanan karena

suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, dicium dan diraba. Sebagaimana menurut

Soraya (2011) menyatakan karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, dicium,

diraba maka bukti fisik menjadi penting sebagai ukuran dari suatu pelayanan.

Kepuasan pasien JKN terhadap dimensi tangible harus ditingkatkan karena

tangible yang baik menyebabkan harapan pasien terhadap pelayanan menjadi

tinggi. Hal ini berkaitan dengan pernyataan Leonard L Berry, dimana jasa

merupakan perbuatan, penampilan atau sebuah jasa yang dikonsumsi tetapi tidak

dimiliki. Walaupun penampilan jasa diwakili oleh wujud tertentu, namun esensi

yang dibeli adalah penampilan (Alma,2007). Selain itu, menurut Perwani hal yang

penting dalam housekeeping dan berkaitan erat dengan mutu produk/ jasa adalah

bagaimana institusi penyedia pelayanan mampu menghadirkan keindahan,

kerapihan, kebersihan, dan kelengkapan dan kesehatan terhadap produk jasa yang

ditawarkan kepada pelanggan (Perwani, 2006).

5.3 Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Berdasarkan Analisis Dia-

gram Kartesius

Perusahaan dapat mengetahui peringkat pelayanan menurut kepuasan

pelanggan dan kinerja perusahaan serta mengidentifikasi tindakan apa yang perlu

dilakukan manajemen perusahaan melalui penjabaran keseluruhan atribut kualitas

pelayanan kedalam diagram kartesius (Supranto J,2011).

Melalui importance-performance analysis dapat pula diketahui letak dari

pelaksanaan atribut setiap dimensi kualitas pelayanan yang mempengaruhi pasien.

Sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan kualitas.


91

Berikut ini merupakan gambar diagram kartesius tingkat kepentingan (harapan)

dan tingkat kinerja (kenyataan) dengan ke-empat kuadrannya :

HIGH
High Leverage
Attributes to Maintain
Attributes to Improve

IMPORTANCE
Low Leverage
Attribute to maintain
Attributes to De-emphasize
LOW
Gambar 5.1 Diagram Importance/Performance Matrix (Kartesius)

Sumber : Measuring Customer Satisfaction

Berdasarkan gambar didapatkan posisi atribut dimensi kualitas pelayanan

rawat jalan untuk pasien peserta JKN yang terbagi kedalam empat kuadran dengan

menggunakan diagram kartesius yaitu :

5.3.1 Kuadran A ( Attributes To Improve)

Ini adalah wilayah yang memuat atribut-atribut yang dianggap penting

oleh pasien peserta JKN, tetapi pada kenyataannya atribut-atribut ini belum sesuai

seperti yang diharapkan (tingkat kepuasan yang dicapai masih rendah). Atribut

yang berada pada kuadran ini menunjukan letak kelemahan pihak manajemen

RSUD Kabupaten Brebes dalam memenuhi kebutuhan pasien peserta JKN.

Berikut atribut-atribut yang termasuk kedalam kuadran ini:

a. Item (1), prosedur penerimaan pasien JKN yang cepat dan tepat.

b. Item (2), pelayanan pemeriksaan diagnosis dan perawatan terhadap pasien

yang cepat dan tepat.


92

c. Item (3), jadwal pelayanan rumah sakit dijalankan tepat waktu

d. Item (8), tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan pelayanan.

e. Item (11), jaminan dan kepercayaan terhadap pelayanan rawat jalan.

f. Item (17), pelayanan oleh petugas rawat jalan yang sopan dan ramah

g. Item (18), kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan.

Atribut yang masuk dalam kuadran ini penanganannya harus diprioritaskan

oleh pihak manajemen RSUD Brebes. Caranya adalah melakukan perbaikan

secara terus menerus sehingga performace yang ada didalam kuadran ini

meningkat.

Sebagaimana menurut Pohan (2007) menyatakan kuadran A adalah lokasi

berbagai aspek atau atribut layanan kesehatan yang dirasakan penting oleh pasien,

tetapi pelaksanaannya menurut pasien masih kurang. Dengan demikian, atribut

layanan kesehatan harus menjadi perhatian utama di dalam peningkatan mutu atau

kinerja.

Kuadran A merupakan posisi atribut yang memiliki high importance, low

performance. Artinya kualitas atau kinerja pelayanan atribut tersebut masih

dibawah harapan pasien, sehingga berdampak pada ketidakpuasan pasien peserta

JKN. Hal ini berpengaruh pada keberhasilan program Jaminan Kesehatan

Nasional.

5.3.2 Kuadran B (Maintain Performance)

Ini adalah wilayah yang memuat atribut-atribut yang dianggap penting

oleh pasien dan atribut yang dianggap oleh pasien sudah sesuai dengan yang
93

dirasakannya sehingga tingkat kepuasannya relatif tinggi. Atribut yang termasuk

dalam kuadran ini adalah :

a. Item (4), prosedur pelayanan rawat jalan untuk peserta JKN tidak berbelit-

belit.

b. Item (5), kemampuan dokter dan perawat untuk cepat tanggap

menyelesaikan keluhan pasien.

c. Item (6), petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti

oleh pasien.

d. Item (10), pengetahuan dan kemampuan dokter, perawat dan petugas

lainnya dalam bekerja.

e. Item (12), ketrampilan para dokter, perawat dan petugas lainnya dalam

bekerja.

f. Item (15), pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial

dan lain-lain.

g. Item (16), petugas dan pasien JKN terjalin komunikasi yang baik.

h. Item (20), kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat pemeriksaan

yang dipakai.

i. Item (21), kerapihan dan kebersihan penampilan petugas (karyawan).

Kinerja atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini harus

dipertahankan karena semua atribut ini menjadikan pelayanan rawat jalan RSUD

Brebes unggul dimata pasien. Sebagaimana menurut Pohan (2007) menyatakan

semua aspek atau atribut yang terdapat pada kuadran B merupakan atribut yang

dianggpa sangat penting oleh pasien, dan kinerja telah berada diatas penilaian ra-
94

ta-rata kinerja atau telah sejalan dengan harapan pasien atau hampir memuaskan.

Sehingga atribut tersebut perlu dipertahankan.

5.3.3 Kuadran C (Attributes to Maintain)

Atribut yang berada dalam kuadran C merupakan atribut dengan prioritas

rendah karena pengaruh atribut tersebut dianggap kurang begitu penting bagi

pasien. Keadaan ini menunjukkan bahwa atribut yang berada dalam kuadran ini

belum menjadi perhatian kebutuhan pasien.

Atribut yang berada dalam kuadran ini menunjukkan letak kelemahan pihak

manajemen RSUD Brebes dalam memenuhi kebutuhan pasien peserta JKN,

namun saat ini masih dianggap belum begitu penting. Berikut atribut-atribut yang

masuk kedalam kuadran ini adalah :

a. Item (13), memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien

b. Item (19), penataan ruangan rawat jalan (dalam dan luar).

Strategi peningkatan kualitas dalam kuadran ini yaitu meningkatkan

kinerja atribut-atribut ini setelah meningkatkan kinerja atribut-atribut dalam

kuadran A. Sebagaimana pada tabel 4.17 menunjukkan atribut-atribut tersebut

berada pada urutan prioritas 12-13 untuk ditingkatkan. Artinnya atribut-atribut

tersebut menjadi prioritas rendah (dibawah prioritas utama) dalam peningkatan

kinerja atribut.

Sebagaimana menurut Pohan (2007) menyatakan semua aspek atau atribut

yang terdapat dalam kuadran C merupakan atribut yang dianggap penting oleh

pasien. Kinerja juga belum memadai, karena masih dibawah nilai rata-rata
95

penilaian kinerja. Walaupun atribut tersebut perlu ditingkatkan, prioritasnya masih

dibawah prioritas atribut yang terdapat dalam kuadran A.

Kuadran C merupakan posisi atribut yang memiliki low importance dan

low performance. Artinya kualitas atau kinerja pelayanan atribut tersebut masih

dibawah rata-rata penilaian kinerja, sehingga berdampak pada ketidakpuasan

pasien JKN terhadap atribut tersebut. Dari ketidakpuasan pasien ini

berkonsekuensi pada keberhasilan program JKN dimana indikatornya adalah

kepuasan masyarakat yang dinilai dari pelayanan rumah sakit.

5.3.4 Kuadran D (Low Leverage)

Ini adalah wilayah yang memuat atribut-atribut yang dianggap kurang

penting oleh pasien JKN sedangkan pelakasanaanya sudah baik sehingga

dirasakan terlalu berlebihan. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini

dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya maupun sumber daya.

a. Item (7), dokter didampingi oleh perawat dalam memeriksa pasien.

b. Item (9), petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnose penyakit pasien

peserta JKN.

c. Item (14), perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya.

Atribut yang terdapat pada kuadran D ini tidak butuh strategi peningkatan

kualitas. Kuadran D merupakan posisi atribut yang memiliki low importance, high

performance. Artinya kualitas atau kinerja pelayanan atribut tersebut sesuai dan

melebihi harapan pasien, sehingga berdampak pada kepuasan pasien terhadap

atribut tersebut. Atribut dalam kuadran ini harus dipertahankan guna menciptakan

loyalitas dan minat pasien JKN.


96

5.4 Hambatan dan Kelemahan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan tidak terlepas dari keterbatasan yang dimiliki

oleh peneliti yaitu sebagai berikut :

5.4.1 Kemungkinan terjadi bias pengukuran kuesioner, karena kriteria responden

tidak tersebar rata sedangkan umur dan jenis kelamin merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen. Hal ini dapat

mengurangi validitas pengukuran kepuasan pasien rawat jalan.

5.4.2 Kemungkinan terjadi bias karena kepuasan pasien dalam penelitian ini

tidak mendeskripsikan per aspek pelayanan rawat jalan di RSUD

Kabupaten Brebes seperti pelayanan administrasi, pelayanan dokter,

pelayanan penunjang, bukti langsung dan pelayanan perawat, tetapi

mendeskripsikan secara umum pelayanan rawat jalan terhadap pasien

peserta JKN.

5.4.3 Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif sehingga tidak

mencari atau menjelaskan hubungan atau tidak menguji hipotesis.


BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan uraian dan analisis hasil dari bab-bab sebelumnya, maka

penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar pasien rawat jalan peserta JKN di RSUD Kabupaten Brebes berada

pada rentang usia 16-63 tahun. Bila dilihat dari jenis kelamin maka

perempuan lebih mendominasi pelayanan rawat jalan untuk peserta

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Untuk pasien yang berpendidikan

SMA paling banyak memanfaatkan pelayanan. Sedangkan dari segi

pekerjaan maka sebagian besar pasien berasal dari kalangan swasta. Dan

untuk status kepesertaan JKN diambil 50% masing-masing untuk PBI dan

Non PBI.

2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara keseluruhan

pelayanan rawat jalan di RSUD terdapat 2 (dua) dimensi pasien belum

merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan yaitu dimensi reliability

(88,8%) dan tangible (90,1%).

3. Terdapat 7 atribut yang berada di kuadran A dan menjadi prioritas utama

serta harus dilaksanakan sesuai dengan harapan pasien.

4. Faktor-faktor yang berada pada kuadran B merupakan faktor yang perlu

dipertahankan pelaksanaanya karena sudah sesuai dengan harapan pasien

JKN yaitu berjumlah 9 atribut.

97
98

5. Faktor-faktor yang berada pada kuadran C adalah faktor-faktor yang

dinilai kurang penting oleh pasien namun telah dilakukan cukup baik oleh

rumah sakit dan cukup memuaskan, faktor tersebut ada 2 (dua) yaitu

perhatian secara khusus kepada pasien dan penataan ruangan.

6. Faktor-faktor pada kuadran D yang pelaksanaannya dilakukan sangat baik

oleh rumah sakit tetapi dinilai kurang penting oleh pasien sehingga

terkesan sangat memuaskan atau berlebihan, antara lain terdapat 3 atribut

yaitu: kerjasama dokter dan perawat, petugas mampu menjaga kerahasiaan

diagnose penyakit pasien, dan perhatian terhadap keluhan pasien dan

keluarga.

6.2 Saran

1. Bagi BPJS Kesehatan

a. Pihak BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara, perlu memperketat

pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk

peserta JKN di rumah sakit untuk meningkatkan kepuasan pasien.

2. Bagi Manajemen RSUD Kabupaten Brebes

a. Pihak RSUD Brebes perlu meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan

dari segi kehandalan dan penampilan dengan cara melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan yang diberikan.

b. Pihak RSUD Brebes perlu mempertahankan kinerja terhadap

pelayanan yang telah dapat memuaskan pasien JKN seperti dari segi

jaminan, empati dan ketanggapan dengan cara melakukan evaluasi

secara rutin terhadap pelaksanaan pelayanan.


99

c. Pihak RSUD Brebes segera mengadakan perbaikan sesuai atribut-

atribut yang menjadi prioritas utama, yaitu:

i. Meningkatkan kebersihan dan kenyamanan ruang tunggu

dengan cara membuat jadwal piket dan memperketat

pengawasan terhadap petugas kebersihan.

ii. Pihak RSUD Brebes sebaiknya menyediakan kotak saran dan

kritik agar dapat mengetahui kebutuhan, keinginan dan harapan

pasien JKN sebagai bahan masukan guna melakukan perbaikan

dan peningkatan kualitas pelayanan.

iii. Perlunya memasang informasi tentang alur pelayanan pasien

rawat jalan secara detail seperti menempel papan informasi/alur

pelayanan di bagian pendaftaran sehingga pasien benar-benar

mengerti langkah-langkah yang akan dilaluinya untuk menjalani

proses rawat jalan.

iv. Untuk mempercepat pelayanan administrasi atau pendaftaran,

pihak rumah sakit kiranya perlu menyediakan tenaga

administrasi yang benar-benar memiliki kompetensi

dibidangnya sehingga pelayanan pada proses pendaftaran dan

pengarsipan dokumen setiap pasien dapat tercatat dengan baik.

v. Meningkatkan kinerja dokter dan perawat seperti ketrampilan,

kecepatan dan ketepatan pelayanan pemeriksaan diagnosis.


100

vi. Petugas meningkatkan performance, khususnya komunikasi

yang lebih baik saat memberikan pelayanan, sehingga akan

memberikan rasa nyaman pada pasien.

vii. Menegakkan peraturan terkait dengan jadwal pelayanan rawat

jalan agar tepat waktu.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Melakukan penelitian kepuasan pasien peserta JKN pada pelayanan

rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes yang lebih dikhususkan pada

pelayanan masing-masing poliklinik atau masing masing atribut

pelayanan rawat jalan seperti mulai dari pelayanan administrasi

sampai dengan pelayanan penunjang medik. Atau penelitian yang

dilakukan dengan menggunakan analisis yang berbeda (seperti : cus-

tomer satisfaction index, gap analysis, dsb)


DAFTAR PUSTAKA

Adnan Nur, Dkk, 2005, Perbandingan Tingkat Kepuasan Peserta Askes Wajib
dan Sukarela terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Tingkat I. JMPK
Vol.08/No.4/ Desember/2005, PT Askes Kantor Cabang Solo, Jawa Ten-
gah.

Ali Jadoo et al, 2012, Level of patients’ satisfaction toward National Health In-
surance in Istanbul City-Turkey, BMC Public Health, 12, Malaysia

Badan Pusat Statistika Jawa Tengah, 2014, Data Jumlah Kependudukan Tahun
2014, Semarang.

Bagus, 2010, Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan di RSUD Dr. H.
Soewondo Kendal Tahun 2010, UNDIP FKM, Semarang.

Bambang, Lina, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Budayanti, Saripermanik, 2007, Mutu Pelayanan Kesehatan bagi Pasien Askeskin


berdasarkan Standar Pelayanan Publik Studi di RSUD Banyumas, Tesis
Manajemen Universitas Jendral Soedirman Purwokerto, Purwokerto.

Candra Yoga, 2010, Manajemen Administrasi Rumah Sakit Edisi Ke-2, UI Pres,
Jakarta.

Depkes RI, 2012, Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019,
Jakarta.

Depkes RI, 2013, Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jakarta.

Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, 2013, Profil Kesehatan Kabupaten Brebes


Tahun 2013, Brebes

Febriana A dan Stefanus S, 2013, Mutu Pelayanan Kesehatan Berdasarkan


Dimensi Dabholkar di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam, Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia, Volume I, No 2, April-Juni 2013,
hlm.132-139.

Hasan A, 2013, Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan, CAPS (Center for Academic
Publishing Service), Yogyakarta.

Heru S dan Yasril, 2009, Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
102

Irawan H, 2009, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, PT Elex Media Komputindo,


Jakarta.

Isfandyarie, Anny, 2006, Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi bagi Dokter Buku
1,Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta

Kotler, Philip, 2005. Manajemen Pemasaran, Jakarta :Indeks.

Kusumapradja R, Ni Putu, dan Ali Germas, 2013, Analisis Hubungan Antara


Kualitas Pelayanan, Karakteristik Pasien, dan Hambatan Pindah
Loyalitas Pasien Rawat Jalan RSUD Cibinong, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Esa Unggul, Jakarta, Forum Ilmiah Volume 10 Nomor 1,
Januari 2013.

Maulidhany, F, 2012, Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Pasien


Rawat Jalan di Rumah Sakit Islam Hidayatullah Yogyakarta, Jurnal 32
Kindai, Vol 8 No 2.

Peraturan Presiden No 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.

Peraturan Presiden No.72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, Jakar-
ta.

Perwani, 2006, Mencoba Mendefinisikan Housekeeping, PT Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta.

Pohan Imbalo S. 2007, Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta :EGC.

Purnama, Nursya’bani, 2006, Manajemen Kualitas, Perspektif Global, Edisi


Pertama, Ekonisia FE-UII, Yogyakarta.

Rashid, Amina, 2014, Patient Satisfaction Survey as a Tool Towards Quality Im-
provement, Oman Medical Journal,Vol.29 No 1:3-7.

RSUD Kabupaten Brebes, 2014, Data Kunjungan Pasien Rawat Jalan RSUD
Kabupaten Brebes Tahun 2014, Brebes

Sabarguna B, 2008, Pemasaran Pelayanan Rumah Sakit, Sagung Seto, Jakarta.

Snyder, M & Gangestad, S, 2012, On the Nature Self Monitoring: Matters of


Assesment, Matters of Validity. Journal of Personality and Social Psy-
chology, Vol 16.
Sopiyudin Dahlan, 2004, Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Arkanas,
Jakarta.
103

Soraya, Eva. 2011. Analisis Kualitas Pelayanan Provider Jasa Seluler Indosat
IM3 terhadap Kepuasan Konsumen. Universitas Muhamadiyah Sema-
rang, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Skripsi

Suharsimi, Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Yogyakarta

Supranto, J, 2011, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta, Ja-


karta.

Susatyo H, Arita, 2012, Cara Mudah Memahami Manajemen Kesehatan dan


Rumah Sakit, Gosyen Publishing, Yogyakarta.

Thabrany H, 2014, Jaminan Kesehatan Nasional, PT Raja Grafindo Persada, Ja-


karta

Tjiptono, F, 2000, Manajemen Jasa, Penerbit Adi, Yogyakarta.

Triwibowo, C, 2012 Perizinan dan Akreditasi Rumah Sakit, Sebuah Kajian


Hukum Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta.

Undang-Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaran Jaminan


Sosial (BPJS).

Wike, Diah, 2009, Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perawat Di
Rsud Tugurejo Semarang, Tesis, S2 UNDIP, Semarang.
104
105

Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing


106

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian kepada RSUD Brebes


107

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpol


108

Lampiran 4. Surat Keterangan dari RSUD Brebes


109

Lampiran 5. Instrumen Penelitian

KUESIONER TENTANG KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA JAMINAN


KESEHATAN NASIONAL
Dalam rangka penyusunan Skripsi, saya (Mahasiswa Peminatan Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Semarang), melakukan survey dengan judul penelitian saya adalah “Analisis
Kepuasan Pasien Rawat Jalan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di RSUD
Kabupaten Brebes”. Untuk itu saya membutuhkan pendapat anda untuk mendukung
penelitian ini. Semua jawaban yang saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya
untuk kepentingan penelitian. Terimakasih atas kerja samanya.

IDENTITAS RESPONDEN
1. No. Responden :
2. Nama :
3. Umur : Th
4. Jenis Kelamin : L/P
5. Alamat :

Berilah tanda silang (X) pada jawaban anda.

6. Pendidikan terakhir :
(1) Tidak sekolah (4) Tingkat SMA
(2) Tingkat SD (5) Tingkat Akademi
(3) Tingkat SMP (6) Tingkat Perguruan Tinggi

7. Pekerjaan
(1) Tidak bekerja (4) PNS/TNI/POLRI
(2) Petani/ Buruh (5) Pelajar/Mahasiswa
(3) Swasta (6) Lain-lain

8. Status kepesertaan JKN


(1) PBI (Penerima Bantuan Iuran) (2) Non PBI (PNS, TNI, Polri,
(Jamkesmas, Jamkesda) BPJS Mandiri)

9. Tujuan poli
110

Kuesioner 1

Petunjuk
1. Berilah tanda cek list (√) pada jawaban yang anda anggap penting sesuai menyangkut harapan anda
terhadap pelayanan RSUD Kab. Brebes.
2. Isilah dengan sejujur-jujurnya karena penilaian anda dijamin kerahasiaannya dan tidak akan
mempengaruhi pelayanan yang anda terima.
3. Pilihlah jawaban dengan kategori : TPt = Tidak Penting (=1)
KPt = Kurang Penting (=2)
CPt = Cukup Penting (=3)
Pt = Penting (=4)
SPt = Sangat Penting (=5)

Dimensi JENIS PERNYATAAN Jawaban


Pelayanan Rawat Jalan TPt KPt CPt Pt SPt
Reliability 1. Prosedur penerimaan pasien peserta JKN (BPJS
Kesehatan) yang cepat dan tepat.
2. Pelayanan pemeriksaan diagnosis dan perawatan
terhadap pasien yang cepat dan tepat.
3. Jadwal pelayanan rumah sakit dijalankan dengan
tepat waktu.
4. Prosedur pelayanan rawat jalan untuk peserta
JKN (BPJS Kesehatan) tidak berbelit-belit.
Responsiven 5. Kemampuan dokter dan perawat rawat jalan
nes untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan
pasien.
6. Petugas memberikan informasi yang jelas, mudah
dimengerti oleh pasien.
7. Dokter didampingi oleh perawat dalam
memeriksa pasien.
8. Tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan
pelayanan.
Assurance 9. Petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnose
penyakit pasien peserta JKN.
10. Pengetahuan dan kemampuan dokter, perawat
dan petugas lainnya dan bekerja.
11. Jaminan berupa kesembuhan dari pelayanan
rawat jalan dan kepercayaan terhadap pelayanan
rawat jalan yang diberikan.
12. Ketrampilan para dokter, perawat dan petugas
lainnya dalam bekerja
Emphaty 13. Memberikan perhatian secara khusus kepada
setiap pasien
14. Perhatian terhadap keluhan pasien dan
111

keluarganya
15. Pelayanan kepada semua pasien tanpa
memandang status sosial dan lain-lain.
16. Antara petugas pelayanan rawat jalan dan pasien
peserta JKN terjalin komunikasi yang baik.
Tangible 17. Pelayanan oleh petugas rawat jalan yang sopan
dan ramah.
18. Kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan.
19. Penataan ruangan rawat jalan ( dalam dan luar ).
20. Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat
pemeriksaan yang dipakai .
21. Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas
(karyawan).

Kuesioner 2
Petunjuk
1. Berilah tanda cek list (√) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai menyangkut pengalaman
pelayanan yang anda terima terhadap kinerja pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes.
2. Isilah dengan sejujur-jujurnya karena penilaian anda dijamin kerahasiaannya dan tidak akan
mempengaruhi pelayanan yang anda terima.
3. Pilihlah : TB = Tidak Baik (=1)
KB = Kurang Baik (=2)
CB = Cukup Baik (=3)
B = Baik (=4)
SB = Sangat Baik (=5)

Dimensi JENIS PERNYATAAN Jawaban


Pelayanan Rawat Jalan TB KB CB B SB
Reliability 1. Prosedur penerimaan pasien peserta JKN (BPJS
Kesehatan) yang cepat dan tepat.
2. Pelayanan pemeriksaan diagnosis dan perawatan
terhadap pasien yang cepat dan tepat.
3. Kedisiplinan jadwal pelayanan rawat jalan.
4. Prosedur pelayanan rawat jalan untuk peserta
JKN (BPJS Kesehatan) yang tidak berbelit-belit.
Responsiven 5. Kemampuan dokter dan perawat rawat jalan
nes untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan
pasien.
6. Petugas memberikan informasi yang jelas,
mudah dimengerti oleh pasien.
7. Dokter didampingi oleh perawat dalam
memeriksa pasien.
8. Tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan
pelayanan.
112

Assurance 9. Petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnose


penyakit pasien peserta JKN.
10. Pengetahuan dan kemampuan dokter, perawat
dan petugas lainnya dan bekerja.
11. Jaminan berupa kesembuhan dan kepercayaan
terhadap pelayanan rawat jalan.
12. Ketrampilan para dokter, perawat dan petugas
lainnya dalam bekerja
Emphaty 13. Memberikan perhatian secara khusus kepada
setiap pasien
14. Perhatian terhadap keluhan pasien dan
keluarganya
15. Pelayanan kepada semua pasien tanpa
memandang status sosial (status kepesertaan
JKN) dan lain-lain.
16. Antara petugas pelayanan rawat jalan dan pasien
peserta JKN terjalin komunikasi yang baik.
Tangible 17. Pelayanan oleh petugas rawat jalan yang sopan
dan ramah.
18. Kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan.
19. Penataan ruangan rawat jalan ( dalam dan luar ).
20. Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat
pemeriksaan yang dipakai.
21. Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas
(karyawan).
113

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER TINGKAT KEPENTINGAN


(HARAPAN)

Reliability Statistics
Scale Statistics

Cronbach's Alpha N of Items Mean Variance Std. Deviation N of Items


.878 21 91.10 57.128 7.558 21

Item-Total Statistics

Cronbach's Al-
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- pha if Item De-
Item Deleted Item Deleted Total Correlation leted

Pertanyaan 1 86.67 52.851 .387 .875

Pertanyaan 2 86.43 51.771 .643 .868

Pertanyaan 3 86.63 52.516 .385 .876

Pertanyaan 4 87.10 51.817 .483 .872

Pertanyaan 5 86.90 52.369 .497 .872

Pertanyaan 6 86.57 52.530 .516 .872

Pertanyaan 7 86.87 51.154 .454 .874

Pertanyaan 8 86.87 52.120 .395 .876

Pertanyaan 9 86.83 50.489 .506 .872

Pertanyaan 10 86.57 50.530 .509 .872

Pertanyaan 11 86.67 52.230 .384 .876

Pertanyaan 12 86.57 53.082 .447 .873

Pertanyaan 13 87.07 50.271 .578 .869

Pertanyaan 14 86.90 52.645 .464 .873

Pertanyaan 15 86.67 53.954 .341 .876

Pertanyaan 16 86.67 52.920 .539 .871

Pertanyaan 17 86.73 51.513 .538 .870

Pertanyaan 18 86.87 54.533 .314 .877

Pertanyaan 19 87.00 49.862 .624 .867

Pertanyaan 20 86.60 53.766 .416 .874

Pertanyaan 21 86.83 51.868 .665 .868


114

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER TINGKAT KINERJA


(KENYATAAN)

Reliability Statistics
Scale Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Mean Variance Std. Deviation N of Items
.877 21
81.70 53.597 7.321 21

Item-Total Statistics

Cronbach's Al-
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- pha if Item De-
Item Deleted Item Deleted Total Correlation leted

Pertanyaan 1 77.87 49.430 .344 .876

Pertanyaan 2 77.83 49.730 .439 .873

Pertanyaan 3 78.10 48.852 .417 .874

Pertanyaan 4 77.87 48.326 .371 .877

Pertanyaan 5 77.60 50.041 .489 .872

Pertanyaan 6 77.53 47.913 .537 .869

Pertanyaan 7 77.53 50.326 .348 .875

Pertanyaan 8 77.73 47.237 .643 .866

Pertanyaan 9 77.57 49.771 .434 .873

Pertanyaan 10 77.97 49.413 .420 .873

Pertanyaan 11 77.87 48.602 .426 .873

Pertanyaan 12 77.60 49.972 .499 .871

Pertanyaan 13 77.80 46.648 .662 .865

Pertanyaan 14 78.23 48.668 .517 .870

Pertanyaan 15 77.97 49.826 .417 .873

Pertanyaan 16 77.73 49.995 .419 .873

Pertanyaan 17 77.70 46.424 .654 .865

Pertanyaan 18 78.10 48.231 .416 .874

Pertanyaan 19 77.97 50.378 .472 .872

Pertanyaan 20 77.77 47.633 .629 .867

Pertanyaan 21 77.67 49.747 .522 .871


115

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Mengambil Data


116

Lampiran 8 Rekapitulasi Data


Rekapitulasi Identitas Responden Pasien Rawat Jalan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) RSUD Kabupaten Brebes

Status
No Umur JK Pendidikan Pekerjaan JKN Poli Alamat
1 36 P SMA Swasta PBI Bedah Brebes
2 63 P SMA Lain-lain Non PBI Syaraf Brebes
3 38 P SD Lain-lain Non PBI Dalam Jatibarang
4 33 P SD Lain-lain Non PBI Dalam Pemaron
5 42 P SD TB Non PBI Syaraf Pasarbatang
6 40 P SD Lain-lain Non PBI Dalam Gandasuli
7 33 L SMP Swasta PBI Bedah Bojongsari
8 16 L SD Swasta PBI Jantung Pejagan
9 27 P D3 Lain-lain PBI Syaraf Pesantunan
10 40 L SMA Lain-lain Non PBI Jantung Gandasuli
11 43 P TS TB PBI Gigi Gandasuli
12 52 P SMA Lain-lain Non PBI Dalam Brebes
13 29 L SMP Swasta PBI Mata Malahayu
14 21 P SMP Swasta PBI Gigi Ciduwet
15 20 P SMA TB PBI Syaraf Ambulu
16 41 P SD Petani PBI Dalam Cimohong
17 45 P SMA Lain-lain PBI Dalam Brebes
18 31 P SMA TB PBI Mata Malahayu
19 38 P SD Petani PBI Dalam Sawojajar
20 53 P SMA Lain-lain Non PBI Gigi Bulakamba
21 36 P SD TB Non PBI Jantung Sawojajar
22 41 P SMP TB PBI Dalam Randusanga
23 34 P SMP Swasta Non PBI Jatibarang
24 46 L SMA Swasta PBI Losari
25 16 L SMP Pelajar PBI Syaraf Klampok
26 29 P SD Lain-lain PBI Mata Kaliwengi
27 30 P SD TB PBI Jiwa Brebes
28 60 P SD Petani PBI Dalam Kemurang
29 46 L SD Lain-lain Non PBI Dalam Banjaranyar
30 35 P SD Petani PBI Jantung Klampok
117

31 23 P SMA Swasta Non PBI Jiwa Brebes


32 56 P SD TB Non PBI Syaraf Songgom
33 30 L SMA Swasta Non PBI Jatibarang
34 22 L SMA Lain-lain PBI Kulit Brebes
35 53 P SD Lain-lain PBI Dalam Tanjung
36 50 P SMP Lain-lain Non PBI Dalam Pasarbatang
37 37 P SMA TB Non PBI Syaraf Brebes
38 36 L SD Petani PBI Dalam Songgom
39 40 P TS Petani Non PBI Dalam Grinting
40 45 L S1 PNS Non PBI Dalam Kaligangsa
41 27 P SMP TB PBI Mata Pasarbatang
42 22 P SMA Swasta PBI Paru Pasarbatang
43 23 P SMA TB Non PBI Kulit Jatibarang
44 45 P SMA Swasta Non PBI Dalam Pasarbatang
45 48 L SMA Swasta Non PBI Dalam Grinting
46 19 L SMP Pelajar Non PBI Bedah Pasarbatang
47 60 P TS TB PBI Mata Jatibarang
48 25 P SMP Lain-lain PBI Gigi Brebes
49 30 L SMP Swasta PBI Gigi Pasarbatang
50 37 L SMA Swasta Non PBI Dalam Jatibarang
51 23 P D3 Mahasiswa Non PBI Gigi Brebes
52 36 P SMP Petani Non PBI Sarireja
53 39 P SMP TB PBI Paru Grinting
54 47 L SMP Lain-lain Non PBI Mata Sawojajar
55 26 P SMA Swasta Non PBI Jatibarang
56 53 L SMP Lain-lain PBI Syaraf Tanjung
57 47 L D3 PNS Non PBI Syaraf Ciduwet
58 50 L SMA PNS Non PBI Dalam Ciduwet
59 35 P SD Lain-lain PBI Mata Jatibarang
60 23 P D3 Mahasiswa Non PBI THT Tanjung
61 28 P SMP Swasta PBI Bulakamba
62 32 P SD Lain-lain PBI Dalam Bulakamba
63 56 L D3 Swasta Non PBI Syaraf Pejagan
64 43 L SMP Swasta PBI Kemurang
65 52 P SD Lain-lain PBI Syaraf Malahayu
66 30 L SMA Swasta Non PBI THT Pasarbatang
67 55 P SD Petani PBI Jantung Losari
68 43 P SMP Lain-lain PBI Jantung Songgom
69 29 L S1 PNS Non PBI THT Jatibarang
70 63 L SMA PNS Non PBI Syaraf Tanjung
Lampiran 9 Data Mentah Hasil Penelitian

REKAPITULASI DATA HARAPAN (TINGKAT KEPENTINGAN) PASIEN PESERTA JKN TERHADAP PELAYANAN RAWAT JALAN RSUD KAB.
BREBES

No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21
1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 5 4
2 4 5 5 3 5 4 3 5 3 4 4 5 3 4 4 4 4 5 2 4 3
3 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4
4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4 3
5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
6 4 4 4 3 4 5 3 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4
7 4 2 4 5 5 5 3 5 3 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 3
8 5 4 3 4 4 5 3 4 3 5 4 5 4 5 4 4 2 2 4 4 3
9 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5
10 5 5 5 4 4 5 4 5 3 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5
11 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 5 4 4 5 4
12 5 3 1 1 5 3 3 5 3 5 5 5 3 2 4 4 4 5 3 4 3
13 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5
14 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
15 5 5 5 5 4 4 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4
16 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5
19 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
20 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
119

21 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5
22 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
23 4 4 2 4 5 4 4 5 5 2 5 5 2 5 4 4 2 5 2 4 4
24 5 5 3 5 5 5 3 5 3 5 2 5 3 3 5 5 5 4 4 5 3
25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4
26 3 3 4 3 5 4 3 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
27 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4
29 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4
30 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
32 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
35 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4
36 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4
37 5 5 5 3 5 5 4 5 3 5 5 5 3 3 4 4 4 4 3 5 4
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
39 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4
40 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4
41 4 4 4 3 4 4 3 4 5 2 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4
42 5 4 5 5 5 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
43 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 3 4 4 4 4 5 5 5 5
44 1 1 3 3 3 4 4 5 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 5
45 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 5 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4
46 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
47 4 5 4 5 5 5 4 4 4 2 3 3 5 1 5 5 5 5 5 5 5
120

48 5 4 5 5 5 5 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5
49 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4
50 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 2 1 4 3 3 3 5 5
51 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 3 3 4 3 2 4 4 5 4 5 5
52 4 5 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 5 5
53 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4
54 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5
55 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5
56 4 5 4 3 4 4 3 5 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4
57 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 5 5 3 3 4 5 4 4 3 5 5
58 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4
59 5 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4 3
60 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4
61 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 3 4 4
62 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4
63 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
64 4 3 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 5 3 3 5 4
65 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4
66 5 4 5 5 5 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
67 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 3 4 5 5 4 4 5 5
68 5 4 3 3 5 3 3 5 3 5 5 5 4 3 4 4 4 5 3 4 3
69 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4
70 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4
REKAPITULASI PENILAIAN PASIEN PESERTA JKN TERHADAP KINERJA PELAYANAN RAWAT JALAN RSUD KAB. BREBES

No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21
1 4 3 3 5 4 3 3 4 5 5 4 5 4 5 5 4 3 3 4 5 4
2 2 1 2 4 2 3 4 3 4 4 3 3 2 2 4 3 3 1 3 2 4
3 3 5 4 5 3 5 4 3 4 5 5 5 3 4 5 4 4 3 4 4 5
4 5 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4
8 5 5 5 4 2 5 4 2 3 5 4 3 4 5 3 4 5 3 5 5 5
9 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4
10 4 4 1 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4
11 4 4 3 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 4 5
12 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4
13 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4
14 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4
15 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4
16 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4
18 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4
19 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
20 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 3 5 4 5 4 4 4 4
21 3 3 3 3 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 3 4 4 4
22 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
122

23 3 4 4 5 3 4 5 3 3 4 5 4 3 4 5 4 3 2 4 4 3
24 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 3 3 5 5 5 3 4 4 4
25 2 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4
27 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4
29 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4
30 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
31 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4
32 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4
34 3 4 3 3 4 5 4 4 4 3 3 4 4 3 5 4 5 4 4 5 4
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
36 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
37 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4
38 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
39 4 4 2 4 4 2 4 2 3 4 3 4 2 4 4 4 2 4 3 3 4
40 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4
41 3 2 4 3 4 5 4 4 5 3 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
43 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
44 1 1 3 3 3 4 4 5 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 5
45 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4
46 4 3 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4
47 3 5 3 4 3 3 4 3 5 4 4 4 3 3 5 3 3 3 3 5 4
48 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5
123

49 3 3 3 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5
50 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 2 1 4 3 3 3 5 5
51 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4
52 4 3 4 4 5 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5
53 4 4 3 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 5
54 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
55 3 3 4 4 3 4 5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4
56 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4
57 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5
58 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
59 4 4 2 4 4 2 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 5
60 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5
61 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 5
62 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4
63 3 5 4 5 3 4 4 3 4 5 4 5 3 4 5 4 3 3 4 4 5
64 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5
67 3 3 3 3 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4
68 3 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 5 4 3 3 4 4 4
69 4 5 4 5 5 3 5 5 5 5 3 5 3 3 5 5 3 2 4 4 5
70 3 3 4 3 4 5 4 4 5 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4
Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Penjelasan Pengisian Kuesioner kepada Responden

Gambar 2. Pengisian Kuesioner Gambar 3. Pemberian Souvenir


untuk Responden
125

Gambar 4. Pengisian Kuesioner oleh Responden

Gambar 5. Membacakan Kuesioner untuk Responden


126

Gambar 6. Penjelasan Pengisian Kuesioner kepada Responden

Gambar 7. Tampilan Luar Pelayanan Rawat Jalan RSUD Brebes


127

Gambar 8. Tampilan Dalam Pelayanan Rawat Jalan RSUD Brebes

Gambar 9. Ruang Tunggu Pelayanan Obat untuk Pasien JKN


Lampiran 11. Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Brebes
Lampiran 12. Ethical Clearance

Você também pode gostar