Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KALORIMETER
9.1 TUJUAN
1. Mengetahui cara menentukan kalor jenis berbagai logam menggunakan
kalorimeter.
2. Mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi kalor jenis suatu benda.
XI-108
BAB 9 KALORIMETER KELOMPOK 5
Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunnya dicampurkan, benda
yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya
sama. Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor
yang dilepas benda panas. Benda yang diinginkan melepas kalor yang sama
besar dengan kalor yan diserap bila dipanaskan.
Qlepas=Qterima
𝑚1. 𝑐1. ∆𝑇1 = 𝑚2. 𝑐2∆𝑡2
𝑚. 𝑐1(𝑇1 − 𝑇2) = 𝑚2. 𝑐2(𝑇𝑐 − 𝑇2)
Keterangan :
m1= massa benda1
c1= kalor jenis benda1
m2= massa benda2
c2= kalor jenis benda2
T1= suhu benda1
T2= suhu benda2
Tc= suhu campuran
Rumus tersebut menunjukan bahwa adanya perpindahan dari satu
sistem ke sistem lain. (T1-T2) menunjukkan bahwa benda 1 adalah benda
yang memiliki suhu lebih tinggi karena memberi kalor pada sistem (benda
lain). Sementara benda 2 (Tc-T2) menunjukkan bahwa benda 1 memiliki
suhu lebih rendah, yang berarti benda 2 menerima kalor dari benda 1.
Pada percobaan menentukan kalor jenis logam dengan menggunakan
kalorimeter, kalorimeter diisi dengan air. Benda yang kalor jenisnya rendah
ditentukan dimasukan kedalam kalorimeter (dicampurkan dengan
kalorimeter). Bila benda yang hendak ditentukan kalor jenisnya itu lebih
tinggi suhunnya daripada suhu kalorimeter. Hakikatnya suhu kalorimeter
beserta isinnya naik, sedangkan suhu benda yang dimasukkan kedalam
kalorimeter turun , suhu akhir benda dan kalorimeter menjadi sama.
Misalkan massa benda yang hendak ditentukan kalor jenisnya itu mb,
kalor jenisnya cb. Suhu awalnya 𝜃. Misalkan massa kalorimeter mk, kalori
jenisnya ck, massa pengaduk mp, kalor jenisnya cp, massa air didalam
kalorimeter ma, kalor jenisnya ca, misalkan suhu awal kalorimeter dan
isinya 𝜃𝑜, dan 𝜃𝑜 < 𝜃,setelah benda dan kalorimeter dicampurkan, misalkan
suhu akhirnya menjadi 𝜃𝜕, suhu kalorimeter beserta isinnya naik
sebesar(𝜃𝜕 − 𝜃𝑜). Suhu benda yang hendak ditentukan kalor jenisnya turun
(𝜃 − 𝜃𝜕). 𝑗𝑎𝑑𝑖 ∶
Kalorimeter beserta isinya menerima kalor sebesar :
Qk=(mk.ck+mp.cp+ma.C𝜕)( 𝜃2 − 𝜃𝑜)
Benda yang kalor jenisnya hendak ditentukan memberikan kalor sebesar :
Qb=mb.cb(𝜃- 𝜃2)
Dari hukum kekekalan energi(asass black)
Qk=Qb
(mk.ck+mp.cp+ma.ca)( 𝜃 − 𝜃𝑜) = 𝑚𝑏. 𝑐𝑏(𝜃 − 𝜃2)
mkck+mp cp+ma ca)(θa-θb)
Cb=
mb(θ-θa)
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan maka zat (m), kalor jenis
zat (c) dan perubahan suhu (ΔT), yang dinyatakan dengan persamaan berikut
Q = m.c.ΔT
Keterangan:
Q= jumlah kalor (Joule)
m= massa zat (gram)
ΔT= perubahan suhu (takhir-tawal)
C= kalor jenis
Kalorimeter adalah jenis zat dalam pengukuran panas dari reaksi
kimia atauperubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter.
Kata kalormetri berasal dari bahasa latin yaitu calor, yang berarti panas.
Kalorimetri tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada
makhluk hidup yang memproduksi karbon dioksida dan buangan nitrogen
(ammonia, untuk organisme perairan, urea, untuk organisme darat) atau
konsumsi oksigen.
Lavoisier (1780) menyatakan bahwa produksi panas dapat
diperkirakan dari konsumsi oksigen dengan menggunakan regresi acak. Hal
ini membenarkan teori energi dinamik. Pengeluaran panas oleh makhluk
hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk dilakukan langsung, di mana
makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk dilakukan
pengukuran. Jika benda atau sistem diisolasi dari alam, maka temperatur
harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan berubah.
Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat yang disebut dengan panas
dan kalorimetri mengukur perubahan suatu tersebut. Bersamaan dengan
kapasitas dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung perpindahan panas.
Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki
suhu. Jika zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga
tingkat tertentu sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud,
seperti perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat
mengalami perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut akan
melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk
kalor dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau joule (J)
dan kilojoule (kj).
1 kilokalori= 1000 kalori
agar diperoleh suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang
suhunya berbeda.
Azas penggunaan kalori meter adalah azas black. Setiap dua benda
atau lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih
tinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu lebih
rendah akan menyerap kalor hingga mencapai keseimbangan, yaitu suhunya
sama. Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus imbang. Kalor yang
dilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga berlaku hukum
kekekalan energi. Pada sistem tertutup, kekekalan energi panas (kalor) ini
dapat dituliskan sebagai berikut.
Qlepas= Qterima
Dengan Q = m . c . ∆t
keterangan:
Q= banyaknya kalor yang diperlukan (J)
m= massa suatu zat yang diberi kalor (kg)
c= kalor jenis zat (J/kgoC)
∆t = kenaikan/perubahan suhu zat (oC)
C= kapasitas kalor suatu zat (J/oC) Pertukaran energi kalor merupakan dasar
teknik yang dikenal dengan nama kalorimeter, yang merupakan pengukuran
kuantitatif dari pertukaran kalor. Untuk melakukan pengukuran kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat digunakan kalorimeter. Salah satu
kegunaan yang penting dari kalorimeter adalah dalam penentuan kalor jenis
suatu zat. Kalor yang hilang pada sampel tersebut akan diterima oleh air dan
kalorimeter. Dengan mengukur suhu akhir campuran tersebut, maka dapat
dihitung kalor jenis zat tersebut.(Petrucci, Ralph H. 1987.
Fisika Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid2)
Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanasi sampai suhu tertentu.
Dengan cepat zat itu dimasukkan kedalam kalori meter yang berisi air dengan
suhu dan massanya sudah diketahui. Kalori meter diaduk sampai suhunya
tidak berubah lagi. Dengan menggunakan hukum kekekalan energy, kalor
jenis yang dimasukkan dapat dihitung.(Syukri, S. 1999. Fisika Dasar 1)
Timbang kalorimeter
Tempatkan termometer
9.4.2 Bahan
1. benang kasur : secukupnya
2. tembaga : 1 buah
3. kuningan : 1 buah
4. alumunium : 1 buah
= 1663,31 j𝑘𝑔−1 𝑘 −1
Tembaga
[(mk,ck)+(ma.ca)+( 𝜃𝑎−𝜃𝑜)]
Kalor jenis tembaga = 𝑚𝑏(𝜃𝑎−𝜃𝑜)
= 201,604 j𝑘𝑔−1 𝑘 −1
Aluminium
[(mk,ck)+(ma.ca)+( θa-θo)]
Kalor jenis alumunium =
mb(θa-θo)
= 658,333 j𝑘𝑔−1 𝑘 −1
Chart Title
1800
1600
1400
1200
Axis Title
1000
800
600
400
200
0
cuzn cu ai
Series1 1663.31 201.6 658.33
9.6 Analisa
Dalam percobaan kalorimeter ini bertujuan untuk menentukan besarnya
energi listrik yang dilepaskan dalam kalorimeter, menentukan besarnya nilai
kalor yang diterima kalorimeter, dan menentukan kesetaraan kalor .
Dari percobaan ini didapatkan massa kalorimeter, tembaga dan
alumunium. Masing-masing massa kalorimeter tersebut adalah 0,762 kg.
Massa campuran antara air dan kalorimeter yaitu 0,0686 kg. Sehingga massa
airnya dapat diketahui dengan perhitungan ma=mc-mk yaitu massa air=massa
campuran, massa kalorimeter massa air= 0,076 kg. Suhu awal didapatkan
23°𝑐 sampai 31°𝑐 digunakan untuk menghitung energi kalor(Q). Dengan
rumus :
Q=(mk.ck+m𝜕. 𝑐𝜕)𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒.
Untuk kalor jenis kalorimeter(ck) dan kalor jenis air(c𝜕)berbeda. Kalor
jenis kalorimeter yaitu 0,762 kg dan untuk kalor jenis air yaitu 0,076 kg, dari
perhitungan didapat energi kalor rata-rata yaitu sebesar
201,604,658,333,1663,31 joule.
Pembuktian dari asas black dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
Qlepas=Qterima
W=Q
9.7 Kesimpulan
1. Kalor jenis logam dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
Qlepas=Qterima
2. Hal-hal yang mempengaruhi kalor jenis suatu benda :
- Perubahan suhu suatu zat
- Perubahan wujud zat