Você está na página 1de 12

TEKNIK DEMOGRAFI II

Estimasi Kematian dari Berdasarkan Informasi Anak Lahir Hidup dan Anak Mati
Hidup menggunakan Data Sensus Penduduk tahun 2010 di Provinsi Kalimantan Barat

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Kelas 3SK3

1. Eliza Tiara Devi 16.9101

2. Miftachul Rachman D. 16.9273

3. Shobrina Afifah 16.9423

POLITEKNIK STATISTIKA STIS

JAKARTA

2018
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Angka kematian merupakan bagian dari kajian kependudukan yang menarik
untuk dibahas karena selalu menjadi salah satu target dalam pembangunan manusia
suatu negara. Hal ini tertuang dalam tujuan Sustainable Development Goals (SDGs)
untuk mengurangi angka kematian dari berbagai faktor penyebab tingginya angka
kematian, baik factor kesehatan, social ekonomi maupun keamanan (BPS, 2014).
Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan angka kematian
sebagai tolak ukur pembangunan manusianya (Arif, dkk: 2015). Angka kematian
meliputi banyak hal, mulai dari angka kematian bayi, angka kematian ibu, angka
kematian neonatal ataupun angka kematian total. Perhitungan angka kematian dapat
didekati dengan berbagai pengukuran salah satunya menggunakan pendekatan angka
lahir hidup dan angka lahir mati.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran atau estimasi kematian di
Provinsi Kalimantan Barat dengan menggunakan data sensus penduduk tahun 2010.
Estimasi kematian dihitung dengan menselisihkan angka lahir hidup dan angka lahir
mati yang telah dihitung.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang mendasari penelitian ini adalah bagaimana estimasi
kematian penduduk di provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2010 jika didekati dengan
ALH dan AMH?

3. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk dapat
mengestimasi kematian penduduk di provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2010
dengan pendekatan ALH dan AMH.

PEMBAHASAN

1. Kajian Pustaka

2
a. Kematian
Menurut PBB dan WHO, kematian adalah menghilangnya semua bukti
kehidupan secara permanen kapan saja setelah kelahiran hidup, tidak termasuk lahir
mati dan keguguran. Penyebab kematian didefinisikan sebagai "penyakit atau cedera
yang menyebabkan rangkaian peristiwa mengerikan yang mengarah langsung ke
kematian, atau keadaan kecelakaan atau kekerasan yang menyebabkan cedera fatal",
sesuai dengan aturan Klasifikasi Penyakit Internasional (United Nations Statistics
Division, 2019).
b. Anak Lahir Hidup
Menurut BPS, Anak Lahir Hidup adalah banyaknya kelahiran hidup dari
sekelompok atau beberapa kelompok wanita selama masa reproduksinya. Salah satu
kegunaannya adalah untuk mengetahui rata-rata jumlah anak yang dilahirkan hidup
oleh sekelompok wanita mulai dari masa reproduksi hingga saat wawancara (Sirusa
BPS, 2019).
c. Anak Masih Hidup
Menurut BPS, Anak Masih Hidup adalah jumlah anak masih hidup yang
dimiliki seorang wanita sampai saat wawancara dilakukan. Kegunaannya adalah untuk
mengetahui jumlah anak yang dimiliki seorang wanita secara riil. Data ini menjadi
dasar perhitungan Angka Kematian Bayi (AKB) menggunakan probabilitas bayi mati
(proportion dying).
Anak Masih Hidup ketika dibandingkan dengan Anak Lahir Hidup akan
mencerminkan jumlah kematian anak pada tiap kelompok usia. Makin kecil selisihnya,
makin rendah jumlah kematian yang ada pada daerah tersebut. Sehingga jumlah Anak
Masih Hidup seharusnya sama dengan atau lebih kecil dari jumlah Anak Lahir Hidup
(Sirusa BPS, 2019).
d. Angka Kematian Ibu
Banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan
karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per
100.000 kelahiran hidup.
e. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000
kelahiran hidup pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi

3
meninggal sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan per seribu kelahiran
hidup).
f. Angka Kematian Neo-natal
Angka kematian bayi endogen atau kematian neonatal adalah banyaknya
kematian bayi yang terjadi pada bayi usia 0 sampai 1 bulan pertama per 1000
kelahiran.
g. Angka Kematian Post Neo-natal
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi
yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun per 1000
kelahiran hidup.
h. Angka Kematian Anak (AKA/Child Mortality Rate)
Jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak
umur yang sama pada pertengahan tahun itu. Jadi, Angka Kematian Anak tidak
termasuk kematian bayi.
i. Angka Kematian Balita (AKBa)
Jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak
umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi).
j. Angka Kematian Anak (AKA)
Jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak
pada umur yang sama pada pertengahan tahun itu. Jadi, Angka Kematian Anak tidak
termasuk kematian bayi.
k. Angka Kematian Kasar (AKK)
Angka yang menunjukkan banyaknya kematian untuk setiap 1000 orang penduduk
pada pertengahan tahun yang terjadi pada suatu daerah pada waktu tertentu.

2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam estimasi kematian adalah dengan menggunakan
pendekatan jumlah Anak Lahir Hidup dan jumlah Anak Masih Hidup. Rata-rata Anak
Lahir Hidup dan Rata-rata Anak Masih Hidup pada masing-masing kelompok umur
dibandingkan melalui grafik. Jarak diantara kedua angka tersebut menunjukkan
estimasi jumlah kematian pada suatu wilayah tertentu.

3. Data yang digunakan


Berikut adalah data yang digunakan dalam perhitungan estimasi kematian
penduduk di provinsi Kalimantan Barat. Terdapat dua data yang digunakan yaitu:

4
- Data jumlah wanita umur 10 tahun ke atas pernah kawin menurut kelompok umur
dan jumlah anak yang dilahirkan hidup. Data penduduk wanita yang dicantumkan
merupakan penduduk wanita perkotaan maupun perdesaan.
- Data jumlah wanita umur 10 tahun ke atas pernah kawin menurut kelompok umur
dan jumlah anak yang masih hidup. Data penduduk wanita yang dicantumkan
merupakan penduduk wanita perkotaan maupun perdesaan.

Tabel 3.1: Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kelompok
Umur dan Jumlah Anak yang Dilahirkan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Tabel 3.2: Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kelompok
Umur dan Jumlah Anak yang Dilahirkan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

4. Perhitungan
a. Angka Lahir Hidup (ALH)
Angka lahir hidup diperoleh dari membagi jumlah anak dengan jumlah wanita
pernah kawin pada setiap kelompok umur. Perhitungan tertera pada tabel berikut:
5
Jumlah
Kelompok Jumlah Wanita
ALH
Umur Anak Pernah
Kawin
10-14 126 832 0,15
15-19 19.988 31.624 0,63
20-24 126.397 117.959 1,07
25-29 280.877 171.993 1,63
30-34 393.519 168.220 2,34
35-39 440.616 149.663 2,94
40-44 441.875 130.430 3,39
45-49 403.312 109.668 3,68
50-54 351.140 90.044 3,90
55-59 252.240 61.478 4,10
60-64 208.300 48.823 4,27
65-69 145.730 33.074 4,41
70-74 97.639 21.805 4,48
75-79 50.609 11.158 4,54
80-84 30.577 6.715 4,55
85-89 12.904 2.787 4,63
90-94 5.737 1.295 4,43
95+ 3.866 874 4,42
Jumlah 3265452 1158442 2,819
Tabel 4.1: Perhitungan Angka Lahir Hidup

b. Angka Masih Hidup (AMH)


Angka masih hidup diperoleh dari membagi jumlah anak yang masih hidup
dengan jumlah wanita pernah kawin pada setiap kelompok umur. Perhitungan tertera
pada tabel berikut:

Jumlah
Kelompok Jumlah Wanita
AMH
Umur Anak Pernah
Kawin
10-14 124 832 0,15
15-19 19.428 31.624 0,61
20-24 122.795 117.959 1,04
25-29 272.303 171.993 1,58
30-34 379.023 168.220 2,25
35-39 420.985 149.663 2,81
40-44 417.771 130.430 3,20
45-49 376.317 109.668 3,43

6
50-54 322.316 90.044 3,58
55-59 228.669 61.478 3,72
60-64 186.351 48.823 3,82
65-69 129.099 33.074 3,90
70-74 85.511 21.805 3,92
75-79 43.881 11.158 3,93
80-84 26.049 6.715 3,88
85-89 10.924 2.787 3,92
90-94 4.689 1.295 3,62
95+ 2.997 874 3,43
Jumlah 3.049.232 1.158.442 2,632
Tabel 4.2: Perhitungan Angka Masih Hidup

7
5. Interpretasi Perhitungan

Dari data yang kita peroleh diatas, dapat diketahui bahwa Rata-rata Angka
Lahir Hidup dan Angka Masih Hidup cukup konstan. Terdapat hubungan positif antara
bertambahnya kelompok umur dengan Angka Lahir Hidup dan Angka Masih Hidup,
meski di ujung sempat sedikit menurun.

Rata-rata Angka Lahir Hidup yang kita dapatkan bisa terbilang cukup normal
dan konstan, karena hanya memiliki jarak 4, 48 antara Rata-rata terkecil dan terbesar.
Dengan Rata-rata terkecil sebesar 0,15 yang terdapat pada kelompok umur 0-15 tahun.
Dan rata-rata terbesar sebesar 4. 63 yang terdapat pada kelompok umur 85-89 tahun.
Jumlah Anak Lahir Hidup terbanyak terdapat pada kelompok umur 40 – 44 tahun,
dengan jumlah sebesar 441.875 jiwa. Dan jumlah wanita pernah kawin terbanyak
terdapat pada kelompok umur 25 - 29 tahun, dengan jumlah sebesar 171.993 jiwa.
Dengan jumlah Anak Lahir Hidup sebanyak 3265452 jiwa dan Jumlah Wanita pernah
kawin sebanyak 1158442 jiwa, menghasilkan Rata-rata Angka Lahir Hidup
keseluruhan sebesar 2,819.

Sama halnya dengan Angka Lahir Hidup, Rata-rata Angka Masih Hidup yang
kita dapatkan bisa terbilang cukup normal dan konstan, karena hanya memiliki jarak
3,78 antara rata-rata terkecil dan rata-rata terbesar. Dengan Rata-rata terkecil sebesar
0,15 yang terdapat pada kelompok umur 0-15 tahun. Dan rata-rata terbesar sebesar
3,93 yang terdapat pada kelompok umur 75-79 tahun. Jumlah Anak Masih Hidup
terbanyak terdapat pada kelompok umur 35 - 39 tahun, dengan jumlah sebesar 420.985
jiwa. Dan jumlah wanita pernah kawin terbanyak terdapat pada kelompok umur 25 - 29
tahun, dengan jumlah sebesar 171.993 jiwa. Dengan jumlah Anak Masih Hidup
sebanyak 3049232 jiwa dan Jumlah Wanita pernah kawin sebanyak 1158442 jiwa,
menghasilkan Rata-rata Angka Masih Hidup keseluruhan sebesar 2,632.

Jika dibandingkan antara Angka Lahir Hidup dengan Angka Masih Hidup,
tentu saja Angka Masih Hidup akan lebih besar dan positif meningkat, karena memang
sudah selazimnya begitu. Sampai pada kelompok umur 30-34 tahun, selisih antara
kedua penghitungan hanya sedikit, dan setelahnya selisih semakin membesar.

8
Dikarenakan seiring bertambahnya waktu, akan lebih banyak Anak Lahir Hidup yang
meninggal. Sehingga jumlah Anak Masih hidup akan lebih sedikit dari jumlah Anak
Lahir Hidup.

Grafik 5.1: Grafik Proyeksi ALH dan AMH

Dari grafik yang kita peroleh diatas, dapat menggambarkan bahwa Rata-rata
Anak Lahir Hidup dan rata-rata Anak Masih Hidup di Provinsi Kalimantan Barat
cukup normal dan konstan. Dan hubungan antara kelompook umur dengan Rata-rata
ALH dan AMH positif dan meningkat, meski di ujung (kelompok umur 80 – 84 sedikit
menurun). Jumlah partisipasi masyarakat dalam populasi penduduk di Provinsi
Kalimantan Barat cukup tinggi, dapat kita ketahui dari hasil Rata-rata ALH dan AMH
yang dapat terbilang cukup tinggi.

Jika kita memfokuskan kepada garis Rata-rata Anak Lahir Hidup, dapat kita
lihat bahwa seiring bertambahnya kelompok umur, rata-rata pun semakin besar, meski
pada umur 80 – 84 tahun mulai menurun. Garis Rata-rata Anak Lahir Hidup di
Provinsi Kalimantan Barat ini mencapai angka 4,5 lebih. Hal itu menunjukan, bahwa
sangat banyak Kelahiran yang tercatat per ibu pernah kawin yang tinggal di Provinsi
Kalimantan Barat. Dari grafik yang menunjukan tingginya Angka Lahir Hidup di

9
Provinsi Kalimantan Barat, sesegera mungkin dapat kita evaluasi apakah Program
Pemerintah terkait Populasi penduduk apakah cukup berhasil atau tidak.

Dan apabila kita memfokuskan kepada garis Rata-rata Anak Masih Hidup,
dapat kita lihat bahwa seiring bertambahnya kelompok umur, rata-rata pun semakin
besar juga, sama halnya dengan rata-rata ALH, meski pada umur 80 – 84 tahun mulai
menurun. Garis Rata-rata Anak Masih Hidup di Provinsi Kalimantan Barat ini
mencapai angka 3,5 lebih. Hal itu menunjukan, bahwa sangat banyak Kelahiran yang
tercatat per ibu pernah kawin yang tinggal di Provinsi Kalimantan Barat dan masih
hidup. Dari grafik yang menunjukan tingginya Angka Masih Hidup di Provinsi
Kalimantan Barat, sesegera mungkin dapat kita evaluasi apakah Program Pemerintah
terkait Populasi penduduk apakah cukup berhasil atau tidak.

Jika kita membandingkan antara dua penghitungan diatas, tentu saja Rata-rata
Angka Lahir Hidup akan lebih tinggi dari Rata-rata Angka Masih Hidup di Provinsi
Kalimantan Barat. Karena memang sudah selazimnya begitu. Dan jika kita lebih teliti
lagi pada grafik yang kita punya, kita akan melihat selisih yang cukup besar antara
kedua penghitungan pada kelompok umur 75 – 79 tahun keatas. Hal itu menunjukan,
terdapat cukup banyak mortalitas yang terjadi di Provinsi Kalimantan Barat. Dari data
tersebut juga, kita dapat menghitung jumlah mortalitas per kelompok umur Ibu di
Provinsi Kalimantan Barat. Dari tingginya selisih kedua penghitungan diatas, yaitu
antara ALH dan AMH per kelompok umur, mungkin selanjutnya dapat dievaluasi
apakah program pemerintah sudah berjalan dengan baik atau belum

10
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapat kesimpulan bahwa ..

11
DAFTAR PUSTAKA
“Angka Kematian”, https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=77. Sistem
Informasi Rujukan Statistik (SIRUS) Republik Indonesia. Diakses pada 15 januari
2019. Pukul 22.45 WIB

Arif, Muhammad F. A., Widha Ayu N. P. H. dan Maulida Iffani. 2015. Mortalitas di
Indonesia (Sejarah Masa Lalu dan Proyeksi ke Depan). Seminar Nasional dan PIT IGI
XVIII 2015.

Badan Pusat Statistik. 2014. Kajian Indikator Sustainable Development Goals (SDGs).
Jakarta. Badan Pusat Statistik.

Sulistyorini, Agus. 2007. Perbandingan Metode Brass dengan Metode Trussel dalam
Menghasilkan Angka Harapan Hidup. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

United Nations. Dept. of International Economic. (1990). Step-by-step guide to the estimation
of child mortality (No. 107). United Nations Pubns.

12

Você também pode gostar