Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Nilai :
LAPORAN PRAKTIKUM 4
MIKROBIOLOGI PANGAN
Pembuatan Yogurt
b.1
Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
Susu merupakan makanan sumber protein hewani yang berasal dari sapi sedang
laktasi. Susu mempunyai nilai gizi tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein,
lemak, hidrat arang, vitamin dan mineral. Protein susu mempunyai nilai biologis tinggi
karena mengandung asam amino essebsial yang lengkap, seimbang sehingga lebih mudah
dicerna tubuh.
Nilai biologis susu yang tinggi menyebabkan susu mudah terserang
mikroorganisme, sehingga susu mudah rusak dan tidak tahan lama disimpan dalam bentuk
segar. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pengolahan lanjutan untuk susu menjadi produk
yang lebih tahan lama namun tidak merusak nilai gizi yang terkandung didalamnya.
Yoghurt merupakan salah satu bentuk pengolahan lanjutan dari susu yang dapat
meningkatkan daya simpan susu dan juga meningkatkan nilai gizi yang terkandung
didalamnya. Yoghurt dibuat dengan memeram susu yang diinokulasikan menggunakan
bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat yang dapat digunakan sebagai starter untuk
inokulasi yoghur adalah Laktobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
Penggunaan bakteri asam laktat sebagai starter yoghurt menyebabkan yoghurt
yang dihasilkan menjadi asam. Proses permentasi selain memberi efek pengawetan juga
merubah rasa susu menjadi asam juga merubah struktur dan cita rasa susu. Hal ini
membuat produk permentasi lebih menarik, mudah dicerna dan bergizi. Penambahan
bahan lain seperti ekstrak buah, kacang, dan flavor dapat dilakukan untuk menambah cita
rasa yoghurt agar lebih menarik.
Pembuatan yoghurt sangat mudah dan tidak membutuhkan banyak waktu.
Mengingat pentingnya pengolahan lanjutan terhadap susu maka dilaksanakanlah praktkum
pembuatan yoghurt agar mahasiswa dapat membuat produk olahan susu yang tahan lama
dan bergizi tinggi.
B. Tujuan
1. Mengetahui bahan yang digunakan dalam pembuatan yoghurt
2. Mengetahui dan dapat melakukan pembuatan yoghurt
3. Mengetahui pH, rasa, tekstur dan aroma yoghurt
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Yoghurt adalah minuman sehat yang terbuat dari fermentasi susu sapi. Istilah
yoghurt berasal dari bahasa Turki, yang berarti susu asam. Yoghurt diartikan sebagai bahan
makanan yang berasal dari susu sapi dengan bentuk menyerupai bubur atau es krim yang
rasanya asam (Shurtleff dan Aoyagi, 2007).Yoghurt dibuat melalui proses fermentasi
menggunakan campuran bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus,
yang dapat menguraikan gula susu (laktosa) menjadi asam laktat. Adanya asam laktat inilah
yang menyebabkan yoghurt berasa asam. Aroma yang spesifik dari yoghurt terdiri dari
komponen komponen karbonil dengan diacetil dan acetaldehid yang dominan (Belitz dan
Grosch, 1987). Proses fermentasi menyebabkan kadar laktosa dalam yoghurt berkurang,
sehingga yoghurt aman dikonsumsi oleh orang yang lanjut usia atau yang alergi terhadap
susu. Sejumlah ahli menyatakan beberapa manfaat dapat diperoleh dari yoghurt, jika
dikonsumsi secara teratur, yaitu :
1.Dapat menghasilkan zat zat gizi yang diperlukan oleh hati sehingga berguna untuk
mencegah
penyakit kanker (Chang et al., 2005).
2. Membantu proses pencernaan di dalam tubuh ( Ooi et al., 2010).
3. Memiliki gizi yang lebih tinggi dibanding dengan susu segar dan kandungan lemaknya
juga lebih rendah, sehingga cocok bagi mereka yang sedang menjalani diet rendah kalor (
Zemel et
al., 2004).
4. Membantu proses penyembuhan lambung yang luka (Rudriquez et al., 2010).
5. Menurunkan kadar kolesterol dalam darah (Akalin et al., 1997).
6. Mengatasi berbagai masalah pencernaan seperti diarhe, radang usus dan intoleransi laktosa
(Chang et al., 2005; Nsofor dan Maduoko, 1992).
Yogurt dapat didefinisikan sebagai sejenis produk susu terkoagulasi, yang diperoleh
dari fermentasi asam laktat tertentu melalui aktivitas Streptococcus salivarius var.
thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii var. bulgaricusdimana mikroorganisme dalam
produk aktif harus hidup-aktif dan berlimpah (Codex Alimentarius, 1976).
Yoghurt berasal susu yang kemudian ditambahkan dengan bakteri yang akan
membentuk asam laktat. Bakteri yang biasa digunakan dalam proses pembuatan yogurt
adalah bakteri Bifidobacterium sp., Lactobacillus sp. atau bakteri Streptococcus thermophilus
dan Lactobacillus bulgaricus. Bakteri-bakteri ini yang akan memicu proses fermentasi dari
susu, mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat (Abdullah, 2012). Streptococcus
thermophilus merupakan bakteri gram-positif yang bersifat anaerob. Streptococcus
thermophilus banyak digunakan pada pembuatan keju, fermentasi makanan. Streptococcus
thermophilus memiliki peran sebagai probiotik, mengurangi gejala intoleransi laktosa dan
gangguan gastrointestinal lainnya. Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri yang membantu
dalam proses fermentasi yoghurt. Bakteri ini mengubah laktosa menjadi asam laktat. Asam
ini sekaligus dapat mengawetkan susu dan mendegradasi laktosa sehingga orang yang toleran
terhadap susu murni dapat mengkonsumsi yogurt tanpa mendapat masalah kesehatan
(Rorooh, 2012).
Fermentasi susu adalah salah satu bentuk pengolahan susu dengan melibatkan
aktivitas satu atau beberapa spesies mikroorganisme yang dikehendaki. Proses fermentasi
tersebut dapat mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa sehingga lebih mudah
dicerna (Gianti dan Evanuarini, 2011). Selama proses fermentasi terbentuk asam laktat hasil
metabolisme laktosa susu oleh starter bakteri menjadi glukosa atau galaktosa-6- fosfat.
Selanjutnya melalui rantai glikolisis glukosa diubah menjadi asam laktat melalui siklus Kreb
(Helferich dan Westhoff, 1980).
Tingkat pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik intern maupun
ekstern. Faktor intern meliputi suhu optimum masing-masing jenis bakteri, sedangkan faktor
ekstern, meliputi kondisi lingkungan sekitar tempat tumbuhnya bakteri. Proses pertumbuhan
bakteri starter dalam pembuatan yogurt, diawali dengan peningkatan laju pertumbuhan
Streptococcus thermophilus memproduksi asam laktat pada pH rendah untuk
mengoptimalkan laju pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus, sehingga pada akhirnya
pertumbuhan Streptococcus thermophilus berlangsung lambat dan Lactobacillus bulgaricus
memproduksi asam laktat yang menimbulkan penurunan pH (Hamann dan Marth, 1983).
Aroma dan rasa yoghurt dipengaruhi oleh karena adanya senyawa tertentu dalam yoghurt
seperti senyawa asetaldehida, diasetil , asam asetat dan asam-asam lain yang jumlahnya
sangat sedikit . Senyawa ini dibentuk oleh bakteri Streptococcus thermophillis dari laktosa
susu, diproduksi juga oleh beberapa strain bakteri Lactobacillus bulgaricus (Friend dkk,
1985).
Soyghurt merupakan salah satu bentuk yoghurt yang terbuat dari susu kedelai yang
diasamkan melalui proses fermentasi dengan menggunakan campuran bakteri pembentuk
asam yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus (Irkin dan Eren, 2008).
Kedelai memiliki kemampuan antioksidan yang lebih besar dalam mencegah oksidasi lemak,
bila dibandingkan dengan casein susu. Fermentasi pada pembuatan susu kedelai dapat
meningkatkan nilai gizi pada susu kedelai. Selain itu, kedelai dapat juga dibuat untuk
bermacam macam makanan yang difermentasi seperti kecap, tempe, nugget kedelai, dan
semua makanan tersebut merupakan makanan buatan di Negara Asia (Hui et al., 2005).
Kedelai sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk olahan dan hanya sebagian kecil yang
dikonsumsi secara langsung.
Hasil fermentasi susu kedelai tidak mengandung laktosa maupun kolesterol sehingga
sangat baik untuk kesehatan. Selain itu pada fermentasi susu kedelai terdapat senyawa
antikolesterolemia yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu non fermentasi (Akalin,
1997). Konsumsi soyghurt juga bermanfaat bagi keseimbangan ekosistem pada saluran
intestinal dengan meningkatkan populasi probiotik dan menurunkan populasi bakteri patogen
(Cheng et al., 2005). Salah satu kandungan kedelai yang memiliki banyak manfaat adalah
isoflavon yang berperan dalam perbaikan profil lipid serum, perlindungan LDL terhadap
oksidasi dan meningkatkan aktivitas beberapa enzim antioksidan pada hati (Wei et al., 1993).
Komponen lainnya seperti saponin dan soy protein juga memiliki efek sebagai antioksidan.
Soyghurt dapat menurunkan kolesterol total dan akumulasi trigliserida hati pada proses stress
oksidatif. Penelitian Cavalin et al. (2005) juga menunjukkan bahwa pemberian soyghurt pada
hewan percobaan dapat meningkatkan kadar HDL serta mencegah peningkatan autoantibodi
terhadap LDL.Nilai gizi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi, seperti yang ditampilkan
pada Tabel 2.1 ( Koswara, 2006), oleh karena itu dapat difermentasi menjadi youghurt
kedelai atau soyghurt dan sangat baik digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi anak-anak
yang menderita intoleransi laktosa (Nsofor dan Maduoko 1992; Chang et al., 2005). Laktosa
susu sapi akan lolos ke usus besar dan akan dicerna oleh jasad renik yang ada disana.
Akibatnya orang yang tidak toleran terhadap laktosa akan menderita diare tiap kali meminum
susu sapi. Secara umum susu kedelai mempunyai kandungan vitamin B2, B1 niasin,
piridoksin dan golongan vitamin B lainnya yang tinggi. Vitamin lain yang jumlahnya cukup
banyak adalah Vitamin E dan K. Kedelai banyak mengandung Ca, F sedangkan Fe terdapat
dalam jumlah yang relatif sedikit. Kedelai juga mengandung banyak zat gizi seperti
isoflavon, saponin, asam pitat, pytosterol dan asam fenolik (Anderson and Wolf, 1995).
Namun demikian, pemanfaatan susu kedelai terbatas karena cita rasa yang kurang disenangi
(langu). Keterbatasan susu kedelai tersebut dapat dikurangi melalui proses fermentasi susu
kedelai (Buono et al., 1990 ), menjadi yoghurt kedelai yang dikenal dengan istilah soyghurt.
B. Cara Kerja
Susu 1 liter
100 g gula
Penambahan bahan 1 sdm susu
skim
Diaduk rata
Penambahan starter 10 ml
Inkubasi 12 jam
Yoghurt/
soygurt
A. Hasil
a. Data Pengamatan soyghurt
Tabel 1. Hasil Pengamatan Soygurt
Yoghurt plain
Soyghurt plain
Pada praktikum Yogurt dan Soygurt ini hanya dilakukan pengujian organoleptik
meliputi warna, rasa, aroma, dan tekstur. Produk Yogurt yang dibuat hasil uji organoleptik
masih masuk dalam standar sedangkan untuk produk Soygurt tidak masuk pada parameter
tekstur dimana terjadi pemisahan / whey off / sineresis. Hal ini disebabkan karena sifat
karakteristik bahan baku dimana susu kedelai sifat emulsinya lebih tidak stabil, serta total
padatah dan whey lebih banyak dari susu sapi. Perlu ditambahkan bahan penstabil untuk
meningkatkan mempertahankan homogenitas, kekentalan dan konsistensi yoghurt atau
soygurt.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno., F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. IPB
Purnomo, H. dan M. Padaga, 1993 Susu dan Produk Olahannya. Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya.
Adnan, M., 1984. Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu. Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Gadja Mada. Yogyakarta
http://www.academia.edu/5667664/LAPORAN_PRAKTIKUM_PEMBUATAN_YOGHURT
diakses tanggal 10 Desember 2014.
http://muhtaufiqmunawar.blogspot.com/2009/01/bakteri-pada-yoghurt.html. diakses tanggal 10
Desember 2014.
http://biosejati.wordpress.com/2012/04/17/praktikum-membuat-yoghurt. diakses tanggal 10 Desember
2014.
http://ysuryadi.blogspot.com/2012/06/laporan-praktikum-bioteknologi.html. diakses tanggal 10
Desember 2014.
http://bloghusen.blogspot.com/2012/03/laporan-praktikum-mikrobiologi.html. diakses tanggal 10
Desember 2014.
http://a-husnul.blogspot.com/2011/12/laporan-hasil-praktikum-yoghurt.html. diakses tanggal 10
Desember 2014.
http://famousfornothing212.blogspot.com/2010/10/laporan-praktikum-mikrobiologi-industri.html.
diakses tanggal 10 Desember 2014.