Você está na página 1de 2

Analisis kasus

Menurut teori Psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud, trauma


masa kanak-kanak merupakan kejadian yang paling berpeluang mengakibatkan
gangguan kepribadian seseorang, termasuk gangguan identitas disosiatif. Pada masa
kanak-kanak, itu merupakan awal dari terbentuk dan berkembangnya kepribadian
seseorang. Saat terjadi pengalaman traumatis yang kurang menyenangkan, maka
individu megusahakan diri untuk merepress ke alam bawah sadarnya. Namun, jika
pengalaman tersebut tidak dapat diatasi, maka akan memaksanya untuk menciptakan
pribadi lain yang mampu menghadapi situasi yang tidak mampu dihadapi oleh si
individu. Menurut Freud, munculnya pribadi yang lain tersebut merupakan salah satu
defence mechanism, yaitu suatu sistem yang terbentuk pada diri seseorang saat ia tidak
mampu menghadapi kecemasan yang luar biasa. Munculnya kepribadian-kepribadian
lain tersebut tergantung pada suatu situasi yang mereka hadapi.
Pada kasus Sybil, masa kanak-kanaknya dipenuhi oleh kejadian traumatis
yang merupakan pengalaman yang kurang menyenangkan baginya. Segala pengalaman
ini direpress oleh Sybil ke alam ketidaksadarannya. Namun, ketika pengalaman
tersebut berulang, Sybil tidak mampu menghadapinya, dan munculnya pribadi lain
dengan karakter yang lebih kuat dari Sybil. Contohnya saja Peggy. Peggy akan muncul
ketika Sybil tidak dapat menghadapi situasi yang menuntutnya untuk menunjukkan
rasa marah.
Bila ditelusuri dengan teori Jung yang lebih menekankan pada kematangan
dan proses perkembangan, Jung menginterpretasikan tingkah laku manusia dari sudut
pandang filsafat, agama, dan mistik. Salah satu faktor yang mnyebabkan Sybil menjadi
pribadi yang terpecah adalah karena adanya keyakinan agama yang fanatik. Agamanya
yang dia rasa banyak mengekang dirinya dan kemunafikan keluarganya terhadap
perkataan mereka tentang agama sering berbeda dengan kenyataan yang mereka
perbuat. Hattie sering mengatakan bahwa dia mencintai Sybil, tetapi sikapnya selama
ini yang terkadang nyaris membunuhnya membuat ia bingung dan takut cinta kasih
Tuhan. Karena jika cinta seperti apa yang dilakukan ibunya, maka setiap cinta akan
begitu termasuk cinta Tuhan. Oleh karena itu, ia takut terlalu dekat orang lain kecuali
Teddy dan Laura, temannya yang sudah mengetahui penyakit Sybil.

Você também pode gostar