Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN PUSTAKA
c. Sumber Data
1) Data primer Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari
individu,keluarga, kelompok, masyarakat berdasarkan hasil
pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat
dipercaya, misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record.
3) Cara Pengumpulan Data
a) Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
4) Pengelolaan Data
a) Klasifikasi data atau kategorisasi data
b) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
5) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat
apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
6) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan Berdasarkan
analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan.
7) Prioritas Masalah Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan
hierarki kebutuhan Abraham H Maslow:
• Keadaan yang mengancam kehidupan
• Keadaan yang mengancam kesehatan
• Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas
akan memeberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat
baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan
tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan
dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan
symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).
Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang
terjadi.
2) Faktor Ekstrinsik
Yang merupakan faktor ekstrinsik:
1) Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat
penolakan atau kekerasan dari orang tua). Depresi bisa
menyebabkan nafsu makan anak berkurang. Depresi bisa terjadi jika
anak tidak mendapatkan rangsangan sosial yang cukup, seperti yang
dapat terjadi pada bayi yang diisolasi dalam suatu inkubator atau
pada anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
2) Faktor ekonomi (dapat mempengaruhi masalah pemberian makanan
kepada anak, tempat tinggal dan perilaku orang tua). Keadaan
ekonomi yang pas-pasan dapat menyebabkan anak tidak
memperoleh gizi yang cukup untuk perkembangan dan
pertumbuhannya
3) Faktor lingkungan (termasuk pemaparan oleh infeksi, parasit atau
racun).
Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan sedangkan lingkungan
yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan
lingkungan “bio-psiko-fisiko-sosial” yang mempengaruhi individu
setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
4) Faktor Pendukung
a) Faktor – faktor pendukung perkembangan anak, antara lain :
Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut
b) Peran aktif orang tua
c) Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan
anak
d) Peran aktif anak
e) Pendidikan orang tua (Soetjiningsih, 1998).
3. Fase Perkembangan Pada Masa Usia Pra Sekolah
Pada masa usia pra sekolah ini dapat diperinci lagi menjadi 2 masa, yaitu masa
vital dan masa estetik.
a) Masa Vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk
menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud
menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu ini sebagai masa oral,
karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan. Anak memasukkan
apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya, tidaklah karena mulut
merupakan sumber kenikmatan utama tetapi karena waktu itu mulut
merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar (Elizabeth B.
Hurlock, 1999). Pada tahun kedua telah belajar berjalan, dengan mulai
berjalan anak akan mulai belajar menguasai ruang. Mula-mula ruang
tempatnya saja, kemudian ruang dekat dan selanjutnya ruang yang jauh.
Pada tahun kedua ini umumnya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan
(kesehatan). Melalui latihan kebersihan ini, anak belajar mengendalikan
impuls-impuls atau dorongan-dorongn yang datang dari dalam dirinya
(umpamanya buang air kecil dan air besar) (Elizabeth B. Hurlock, 1999).
b) Masa Estetik
Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Kata
estetik disini dalam arti bahwa pada masa ini perkembangan anak yang
terutama adalah fungsi panca inderanya. Pada masa ini, panca indera masih
peka karena itu Montessori menciptakan bermacam – macam alat
permainan untuk melatih panca inderanya (Yusuf, 2001: 69).
4. Tugas Perkembangan Pada Masa Usia Pra Sekolah
Havighurst (1961) mengartikan tugas perkembangan adalah merupakan suatu tugas
yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila
tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan
dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan
menyebabkan ketidak bahagiaan pada diri individu yang bersangkutan,
menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan
tugas-tugas berikutnya. Tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku
atau keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh individu sesuai dengan usia atau
fase perkembangan-nya, seperti tugas yang berkaitan dengan perubahan
kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama dan hal lainnya
sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya. Tugas-tugas
perkembangan pada usia 0 sampai 6 tahun adalah sebagai berikut :
a) Belajar berjalan
b) Belajar memakan makanan padat
c) Belajar berbicara
d) Belajar buang air kecil dan buang air besar
e) Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
f) Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
g) Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan
alam
h) Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara /
orang lain
i) Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk (mengembangkan kata hati).
Menurut Elizabeth Hurlock (1999) tugas-tugas perkembangan anak usia 4 - 5
tahun adalah sebagai berikut:
6. Jenis-jenis perkembangan
Soetijiningsih (2002), mengemukakan bahwa jenis perkembangan anak usia 4-5
tahun itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam empat
kelompok besar yang disebut sektor perkembangan yang meliputi :
a. Perilaku Sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan kemandirian, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungan misalnya, membantu di rumah,
mengambil makan, berpakaian tanpa bantuan, menyuapi boneka,
menggosok gigi tanpa bantuan, dapat makan sendiri.
b. Gerakan Motorik Halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu yang
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat
misalnya menggambar garis, lingkaran dan menggambar manusia.
c. Bahasa
Kemampuan yang memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah,
misalnya bicara semua dimengerti, mengenal dan menyebutkan warna,
menggunakan kata sifat (besar-kecil).
d. Gerakan Motorik Kasar
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, misalnya
berdiri dengan satu kaki, berjalan naik tangga dan menendang bola ke
depan
Kegunaan Denver II
1) Untuk menilai perkembangan anak sesuai usia.
2) Memantau anak yang tampak tidak sehat umur dari lahir sampai dengan 6
tahun.
3) Menjaring anak tanpa gejala terhadap kemungkinan adanya kelainan
perkembangan.
4) Memastikan apakah anak dengan persangkaan ada kelainan. Apakah benar-
benar ada kelainan.
5) Memonitor anak dengan resiko perkembangan.