Você está na página 1de 8

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK

Praktikum ke : 2

Hari/tanggal : Sabtu, 05 Desember 2015

TITRASI PENGENDAPAN ATAU ARGENTOMETRI

OLEH :

NAMA : KHAERIL ASLAMIAH FAHRI

STAMBUK : A1C4 14 019

KELOMPOK : IVA

ASISTEN PEMBIMBING : HALIADI

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015
TITRASI PENGENDAPAN ATAU ARGENTOMETRI

I. Latar Belakang

Garam yang dihasilkan dari air laut, mutunya biasanya tergantung dari

mutu air laut yang diuapkan. Tanpa adanya proses pemurnian maka garam dapur

yang dihasilkan melalui penguapan air laut masih bercampur dengan senyawa lain

yang terlarut.

Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan ion Ag+.

Pada titrasi argentometri zat pemerikasaan yang telah dibubuhi indikator

dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur

volum larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat

diendapkan sehingga kadar garam daam larutan pemeriksaan dapat ditentukan.

Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan

bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan

K2CHO4 sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana

netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5–9,0. Dalam suasana asam, perak kromat

larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan

perak hidroksida.

Berdasarkan uraian tersebut maka dengan cara Mohr dapat ditentukan

kadar NaCl dalam garam dapur. Oleh karena itu, dilakukan percobaan tentang

Analisis Volumetri titrasi pengendapan atau argentometri untuk mengetahui kadar

NaCl dalam garam dapur dengancara Mohr.


II. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu melakukan analisis kuantitatif dengan

metode titrasi pengendapan atau argentometri.

III. Dasar Teori

Titrasi argentometri merupakan titrasi dengan menggunakan larutan perak

nitrat untuk menentukan kadar halogen.

NaX(aq) + AgNO3(aq) AgX(aq) + NaNO3 (aq).

Penelitian ini menggunakan titrasi argentometri dengan metode Mohr yakni

mulamula Ag+ yang ditambahkan bereaksi membentuk endapan AgCl berwarna

putih. Apabila Cl- sudah habis bereaksi maka kelebihan Ag+ selanjutnya bereaksi

dengan CrO42- yang berasal dari indikator K2CrO4 yang ditambahkan dan

membentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah bata, berarti titik akhir titrasi

sudah tercapai (Antara, 2008).

Berdasarkan pada indikator yang digunakan, argentometri dapat dibedakan

atas :

1. Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna) Metode Mohr dapat digunakan

untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan

larutan standar AgNO3 dan penambahan K2CrO4 sebagai indikator. Titrasi

dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana netral atau dengan sedikit

alkalis, pH 6,5 – 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk
dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida.

Reaksi yang terjadi adalah :

Asam : 2CrO42- + 2H- ↔ CrO72- + H2O

Basa : 2 Ag+ + 2 OH- ↔ 2 AgOH

2AgOH ↔ Ag2O + H2O

Perak juga tidak dapat ditetapkan dengan titrasi menggunakan NaCl sebagai

titran karena endapan perak kromat yang mula-mula terbentuk sukar bereaksi

pada titik akhir. Larutan klorida atau bromida dalam suasana netral atau agak

katalis dititrasi dengan larutan titer perak nitrat menggunakan indikator kromat.

Apabila ion klorida atau bromida telah habis diendapkan oleh ion perak, maka

ion kromat akan bereaksi membentuk endapan perak kromat yang berwarna

coklat/merah bata sebagai titik akhir titrasi. Sebagai indikator digunakan

larutan kromat K2CrO4 0,003M atau 0,005M yang dengan ion perak akan

membentuk endapan coklat merah dalam suasana netral atau agak alkalis.

Kelebihan indikator yang berwarna kuning akan menganggu warna, ini dapat

diatasi dengan melarutkan blanko indikator suatu titrasi tanpa zat uji dengan

penambaan kalsium karbonat sebagai pengganti endapan AgCl.

2. Model Valhard (Penentu zat warna yang mudah larut).

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Cl-, Br-, dan I- dengan

penambahan larutan standar AgNO3. Indikator yang dipakai adalah Fe3+

dengan titran NH4CNS, untuk menentralkan kadar garam perak dengan titrasi

kembali setelah ditambah larutan standar berlebih. Kelebihan AgNO3 dititrasi

dengan larutan standar KCNS, sedangkan indikator yang digunakan adalah ion
Fe3+ dimana kelebihan larutan KCNS akan diikat oleh ion Fe3+ membentuk

warna merah darah dari FeSCN.

3. Motode Fajans (Indikator Absorbsi)

Titrasi argenometri dengan cara fajans adalah sama seperti pada cara

Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan. Indikator

yang digunakan dalam cara ini adalah indikator absorbsi seperti cosine atau

fluonescein menurut macam anion yang diendapkan oleh Ag+. Titrannya

adalah AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merah. pH tergantung pada

macam anion dan indikator yang dipakai. Indikator absorbsi adalah zat yang

dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna.

Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen antara lain

dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH. Sebelum titik

ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalam lapisan primer dan setelah tercapai

ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan

digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan berada pada lapisan sekunder

(Pinilih, 2007).

Penentuan Kadar NaCl. Kadar NaCl ditentukan dengan cara titrasi

argentometri. Metode yang digunakan adalah metode Mohr. Sampel garam dapur

ditimbang sebanyak 0,025 gram dalam botol timbang kemudian ditambahkan

aquades hingga volume 10 ml sambil dikocok-kocok dan diperiksa pH larutan

tersebut. Bila terlalu asam ditambahkan larutan NaH 0,1 M tetes demi tetes

sampai netral, bila terlalu basa ditambahkan larutan H0,1 M tetes demi tetes

sampai netral. Kemudian ditambahkan 1 ml indikator K25% . Larutan dititrasi


dengan larutan Ag yang telah distandardisasi sampai warna merah coklat dan

dihitung kadarnya.

(V.N)A
Kadar NaCl = x 100%
Wgx
Keterangan:

V = Volume rata-rata Ag yang diperoleh dari hasil titrasi.

N = Normalitas Ag

Mr NaCl = 58,46

Wg = Berat garam (Sugiyo, 2010).

Kepekatan ion-ion nitrat (NO3-), sulfat (SO4-) dan ammonium (NH4+)

ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer HACH DR 2010 manakala

kepekatan klorida ditentukan menggunakan kaedah argentometri. Dalam larutan

neutral dan sedikit beralkali, kalium kromat boleh digunakan sebagai penunjuk

untuk menentukan takat akhir titratan antara argentum nitrat dan klorida.

Argentum klorida secara kuantitatifnya dimendakkan sebelum warna merah bata

argentum kromat terbentuk (Sulaiman, et al., 2006).

Pengukuran kadar klorida pada sampel air menggunakan metode

argentometri, yaitu titrasi menggunakan larutan AgNO3 sebagai titrant. Pada

metode ini, sampel terlebih dahulu dikondisikan suasana netral dengan cara

menambahkan asam sulfat dan natrium hidroksida, hal ini disebabkan karena

metode argentometri merupakan metode Mohr yang bereaksi dalam keadaan

netral. Sampel kemudian ditambahkan larutan hidroksida yang bertujuan untuk

menghilangkan pengotor selain klorida. (Hendrawati,2007 ).


IV. Metode Percobaan

A. Alat

Alat-alat yang diguanakan pada percobaan ini yaitu

1. Botol semprot 1 buah

2. Erlenmeyer 250 mL 2 buah

3. Labu ukur 250 mL 2 buah

4. Gelas ukur 5 mL 1 buah

5. Spatula 1 buah

6. Pipet volume 25 mL 1 buah

7. Gelas kimia 50 mL 3 buah

8. Buret 50 mL 1 Buah

9. Filler 1 buah

10. Klem dan Statif 1 buah

B. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu:

1. Garam dapur

2. Air laut

3. NaCl 0,04 N

4. AgNO3 0,1 n

5. K2CrO4 2%

6. Fe (III) amonium sulfat

7. NH4SCN 0,1 N

8. HNO3 encer
C. Prosedur Kerja

1. Penentuan kadar NaCl dalam garam dapur

Garam Dapur

ditimbang 1 gram

dilarutkan dengan aquades dalam labu ukur 250 ml sampai tanda batas

dipipet 25 mL

dimasukkan dalam Erlenmeyer 250 mL

ditambahkan 2 mL K2CrO4 2 % sebagai indikator

dititrasi dengan larutan standar AgNO3 0.1 N

ditirasi dengan AgNO3 0.1 N perlahan-lahan sambil


dikocok hingga terbentuk endapan

Endapan Putih

2. Penentuan kadar klorida dalam air laut

5 mL air laut

Dilarutkan dengan aquades ± 25 mL di dalam erlenmeyer 250 mL

Ditambahkan 1 mL larutan K2CrO4 2%

Dititrasi dengan AgNO3 sampai terjadi


perubahan warna

Você também pode gostar