Você está na página 1de 16

TUGAS MAKALAH HUKUM PAJAK

“SUBJEK PAJAK PENGHASILAN”

NAMA : M.AZRIL MAULANA (01010581822110)


M. DAFFA
S SAFIRA SALSABILA
SYILA

KELAS: 2A7
DOSEN: YANUAR SYAM PUTRA, S.H., M.H. MPK

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa,


karena berkat dan rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah
tentang Subjek Pajak Penghasilan. Makalah ini diajukan guna
memenuhi nilai tugas pertama tugas mata kuliah Hukum Pajak.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik serta saran yang
sekiranya bersifat membangun sangat saya harapkan demi
sempurnya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................1
Kata Pengantar...........................................................................................2
Daftar Isi......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................4
Rumusan Masalah......................................................................................6
Tujuan Makalah...........................................................................................6
Manfaat Makalah.........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka.........................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN
Pembahasan dan Analisis...........................................................................10
BAB IV PENUTUP
Penutup.....................................................................................................15
Daftar Pustaka...........................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Menurut Rochmat Soemitro, pajak adalah gejala masyarakat, artinyapajak
hanya ada di dalam masyarakat1. Masyarakat adalah kumpulanmanusia
yang pada suatu waktu berkumpul untuk tujuan tertentu. Negaraadalah
masyarakat yang mempunyai tujuan tertentu. Kelangsungan hidupnegara
juga berarti kelangsungan hidup masyarakat dan kepentinganmasyarakat.
Untuk kelangsungan hidup masing-masing diperlukan biaya.Biaya hidup
individu, menjadi beban dari individu yang bersangkutan danberasal dari
penghasilannya sendiri. Biaya hidup negara adalah untukkelangsungan alat-
alat negara, administrasi negara, lembaga negara, danseterusnya, dan harus
dibiayai dari penghasilan negara.
Pada mulanya pajak bukan merupakan suatu pungutan
melainkanhanya berupa pemberian secara sukarela oleh rakyat kepada
raja dalammemelihara kepentingan negara, seperti menjaga keamanan
negara,menyediakan jalan umum, membayar gaji pegawai dan lain-lain.
Bagipenduduk yang tidak melakukan penyetoran maka ia diwajibkan
melakukanpekerjaan-pekerjaan untuk kepentingan umum untuk beberapa hari
lamanyadalam satu tahun.
Penghasilan negara adalah berasal dari rakyatnya melalui
pungutanpajak, dan atau dari hasil kekayaan alam yang ada di dalam
negara itu(natural resources).Dua sumber itu merupakan sumber terpenting
yangmemberikan penghasilan kepada negara. Penghasilan itu untuk
membiayaikepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan
pribadiindividu seperti kesehatan masyarakat, pendidikan, kesejahteraan
dansebagainya. Jadi, dimana ada kepentingan masyarakat,disana
timbulpungutan pajak sehingga pajak adalah dengan kepentingan umum.
Pungutan pajak memang pada dasarnya mengurangi
penghasilanataupun kekayaan individu akan tetapi sebaliknya merupakan
penghasilanmasyarakat yang kemudian di kembalikan lagi kepada masyarakat,
melauipengeluaran-pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan
yangakhirnya kembali lagi kepada seluruh masyarakat yang bermanfaat
bagirakyat, baik yang membayar maupun tidak. Seperti yang dikatakan
olehRohmat Soemitro bahwa membayar pajak itu tidak saja berarti kewajiban
ikutserta memikul beban negara (pengeluaran negara), tetapi juga merupakanhak
untuk serta memikul sebagian dari beban negara, sesuai
dengankemampuannya.
Pajak mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan
bernegara,khususnya didalam pembangunan karena pajak merupakan
sumberpenghasilan negara untuk membiayai semua pengeluaran,
termasukpengeluaran pembangunan. Sistem pemungutan pajak di indonesia
adalahSelf Assessment System yang berarti wajib pajak diberikan
kepercayaanuntuk memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri
atas pajakyang terhutang terhadap negara. Disamping cara Self Assessment
Systemterdapat cara lain yaitu sistem pemotongan (withholding system).
WithholdingSystem merupakan cara yang paling mudah yang dilakukan
pemerintah untukmemungut pajak, yaitu dengan cara mewajibkan wajib pajak
untuk melakukanpungutan dan pemungutan pajaknya oleh pihak lain. Dengan cara
ini makapemerintah tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk
memungutpajak.
Dalam pemungutan pajak subjek dan objek pajak harus jelas.
Olehkarena itu harus dikelola dengan baik dan benar sehingga data wajib
pajaksesuai. Selain itu, tarif pajak harus ditentukan berdasarkan ketentuan
yangberlaku saat itu. Dengan demikian para wajib pajak dapat rutin dan
patuhmembayar pajak. Subjek pajak adalah orang, badan atau kesatuan
lainnyayang telah memenuhi syarat-syarat subjektif, yaitu bertempat tinggal
atauberkedudukan di Indonesia. Subjek pajak baru menjadi wajib pajak bila
telahmemenuhi syarat-syarat obyektif. Objek pajak adalah apa yang
dikenakanpajak. Mengingat penting dan strategisnya objek pajak karena
menyangkutapa yang dikenakan atau tidak dikenakannya pajak atas objek
dimaksud
sehingga dalam UU perpajakan kita selalu dengan tegas dinyatakan apa
yangmenjadi objek setiap jenis pajak.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah – masalah tersebut dapat di rumuskan sebagai berikut
1. Apa dasar hukum dari subjek pajak penghasilan?
2. Apa definisi dari pajak penghasilan?
3. Siapa saja yang menjadi subjek pajak?

C. TUJUAN MAKALAH
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja yang menjadi dasar hukum dari subjek pajak penghasilan
2. Definisi dari pajak penghasilan
3. Siapa saja yang berhak menjadi subjek pajak

D. MANFAAT MAKALAH
1. Dapat mengetahui secara lebih jelas tentang subjek pajak dan
pengertiandari pajak penghasilan serta dasar hukum yang menjadi
landasan bagisubjek pajak penghasilan tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum membahas tentang Pajak Penghasilan, ada baiknya
kitamengatahui tentang arti dari kata pajak itu sendiri. Karena dengan
memahamitentang arti dari pajak itu sendiri, kita akan lebih mudah
mempelajari danmengerti tentang seluk-beluk perpajakan di Indonesia.
Pengertian pajak sendiri menurut Undang-undang Nomor 28
tahun2007 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP)
adalahkontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badanyang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidakmendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluannegara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Adapun di dalam pajak terdapat 5 unsur pokok dalam definisi pajak yaitu:
1. Iuran / pungutan
2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang
3. Pajak dapat dipaksakan
4. Tidak menerima kontra prestasi
5. Untuk membiayai pengeluaran umun pemerintah
Jenis-jenis Pajak:
Secara umum jenis pajak dibedakan menjadi pajak pusat dan pajak daerah.
Contoh dari pajak pusat adalah:
1. Pajak Penghasilan (PPh)
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
3. Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
4. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Akan tetapi sejak tahun 2012, khusus untuk jenis pajak Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), pengelolaan terhadap jenis pajak ini sebagian dialihkan kepada
Pemerintah Daerah (Pemda).

B. Pengertian Pajak
Kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan
yangbertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik
materiil maupunspiritual, dimana tujuan tersebut perlu banyak
memperhatikan masalahpembiayaan pembangunan. Salah satu
usaha untuk mewujudkankemandirian suatu bangsa atau Negara
dalam pembiayaan pembangunanyaitu menggali sumber dana yang
berasal dari dalam negeri berupa pajak.
Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang
berguna bagikepentingan bersama. Pembebanan pajak oleh
pemerintah yang berbentukpemungutan pajak terhadap wajib
pajak, pada hakikatnya merupakanperwujudan dari pengabdian
kewajiban dan peran serta wajib pajak untuklangsung dan
bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan
yangdiperlukan untuk pembiayaan Negara dan pembangunan nasional.

C. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)


Muda Markus dan Lalu Hendry Yujana
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek
pajak atas penghasilan yang diperolehnya dalam satu tahun pajak.
D. Pengertian Subjek Pajak
Subjek pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh Undang-
undang untuk dikenakan pajak. Pajak Penghasilan (PPh) yang dikenakan
terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima
atau diperolehnya dalam tahun pajak. Sedangkan menurut Waluyo dan
Wirawan yang dimaksud dengan subjek pajak adalah:
1. Orang Pribadi
2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
3. Badan
4. Bentuk Usaha Tetap (BUT)

E. Dasar Hukum
Pajak Penghasilan sendiri telah diatur serta memiliki kekuatan
hukum yang tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 Tentang Pajak Penghasilan. Adapun Undang-Undang ini
terlah beberapa kali mengalami perubahan, dan yang terakhir
diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang
Perbuahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
Tentang Pajak Penghasilan (UU PPh).

BAB III
PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan
KeempatAtas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
Penghasilan
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 574/KMK.04/2000 yang telah
diubahbeberapa kali terakhir dengan Keputusan Menteri
KeuanganNomor 601/KMK.03/2005 tentang Organisasi-organisasi
Internasional dan Pejabat Perwakilan Organisasi Internasional yang Tidak
Termasuksebagai Subjek Pajak Penghasilan
Adapun undang-undang yang masih berlaku yaitu Undang- Undang
36Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang
Nomor 7Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan merupakan perubahan
keempat dariUndang-Undang Pajak Penghasilan yang pertama yaitu
Undang-UndangNomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.

B. Definisi Pajak Penghasilan


Pajak penghasilan
Definisi dari pajak penghasilan ini tercantum di dalam Pasal 1 Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1994 yang berbunyi: “Pajak Penghasilan
dikenakan terhadap Subjek Pajak atas Penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun Pajak.

C. Subjek Pajak
Secara garis besar subjek pajak adalah pihak-pihak (orang
maupunbadan) yang akan dikenakan pajak, sedangkan objek pajak
adalah segalasesuatu yang akan dikenakan pajak. Wajib pajak adalah
subjek pajak yangtelah memenuhi syarat-syarat objektif sehingga
kepadanya diwajibkan pajak.Dengan perkataan lain. Setiap wajib pajak
adalah subjek pajak.
Subjek pajak adalah orang, badan atau kesatuan lainnya yang
telahmemenuhi syarat-syarat subjektif, yaitu bertempat tinggal
atauberkedudukan di Indonesia. Subjek pajak baru menjadi wajib pajak
bila telahmemenuhi syarat-syarat obyektif.
Subjek pajak tidak identik dengan subjek hukum, oleh karena itu
untukmenjadi subjek pajak tidak perlu menjadi subjek hukum.
Sehingga firma,perkumpulan, warisan yang belum terbagi sebagai
satu kesatuan dapatmenjadi subjek pajak. Demikian juga orang gila,
anak yang masih di bawahumur dapat menjadi subjek atau wajib
pajak, tetapi untuk mereka perluditunjuk orang atau wali yang
dapat dipertanggungjawabkan untukmemenuhi kewajiban-
kewajibannya.
a. Subjek Pajak dari Pajak Penghasilan (PPh)Secara umum
pengertian subjek pajak adalah siapa yang dikenakanpajak.
Secara praktik termasuk dalam pengertian subjek pajak
meliputiorang pribadi dan warisan yang belum terbagi sebagai
satu kesatuan,badan, dan bentuk usaha tetap. Berdasarkan Pasal 2
ayat 1 UU No. 36Tahun 2008, Subjek pajak tersebut dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1) Orang Pribadi dan Warisan yang Belum Terbagi sebagai
SatuKesatuan Menggantikan yang BerhakKedudukan orang pribadi
sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggalatau berada di
Indonesia ataupun di luar Indonesia. Orang pribadi tidakmelihat
batasan umur dan juga jenjang sosial ekonomi, dengan kata
lainberlaku sama untuk semua (non dicrimination). Sedangkan
warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuanmerupakan subjek
pajak pengganti, menggantikan menggantikan merekayang berhak
yaitu ahli waris. Penunjukan ahli warisan tersebut dimaksudkanagar
pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan
tersebuttetap dapat dilakasanakan, demikian juga dengan
tindakan penagihanselanjutnya.
2) BadanBadan adalah sekumpulan orang atau modal yang
merupakankesatuan baik yang melakukan usaha atau tidak
melakukan usaha yangmeliputi :
1. Perseroan Terbatas (PT)
2. Perseroan Komanditer
3. Perseroan atau perkumpulan lainnya
4. Badan usaha milik negara (BUMN) atau badan usaha
milik daerah(BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun.
5. Firma
6. Kongsi
7. Koperasi
8. Dana pension
9. Persekutuan
10. Yayasan
11. Organisasi massa
12. Organisasi sosial politik
13. Bentuk usaha tetap
14. Bentuk usaha lainnya.
3) BUMN dan BUMDBadan Usaha Milik negara dan badan usaha
milik daerah merupakansubjek pajak tanpa memperhatikan nama
dan bentuknya sehinggasetiap unit tertentu dari badan pemerintah,
misalnya lembaga, badan,dan sebagainya yang dimiliki oleh
Pemerintah Pusat dan Pemerintahdaerah yang menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan untukmemperoleh penghasilan
merupakan subjek pajak.
4) PerkumpulanDalam pengertian perkumpulan termasuk
pula asosiasi, persatuan,perhimpunan, atau ikatan dari pihak-pihak
yang mempunyai kepentinganyang sama.
5) Bentuk Usaha Tetap Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah
bentuk usaha yang digunakanoleh orang pribadi yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia atau berada diIndonesia tidak lebih dari 183 hari
dalam dalam jangka waktu 12 bulan, ataujuga badan yang didirkan
atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia
untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang
dapatberupa :
1. Tempat kedudukan manajemen
2. Cabang perusahaan
3. Kantor perwakilan
4. Gedung kantor
5. Pabrik
6. Bengkel
7. Pertambangan dan penggalian sumber alam
8. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi
9. Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan atau kehutanan
10. Gudang
11. Ruang untuk promosi atau penjualan
12. Proyek konstruksi, instalasi atau proyek perakitan
13. Pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau oleh
oranglain
14. Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya
tidakbebas
15. Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan
dantidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima
premi ataumenanggung resiko di Indonesia
16. Komputer, agen elektronik atau peralatan otomatis yang dimiliki
sewaatau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik
untukmenjalankan kegiatan usaha melalui internet.

BAB IV
PENUTUP
Dari penjelasan yang ditelah disampaikan oleh makalah ini
dapatdisimpulkan bahwa:
1. Dasar hukum bagi pajak penghasilan (PPh) pada awalnya
adalahUndang-Undang Nomor 73 Tahun 1983 Tentang Pajak
Penghasilan,akan tetapi seiring dengan perkembangan
zaman maka undang-undang ini mengalami pembaharuan
sebanyak empat kali. Sehinggadasar hukum bagi pajak
penghasilan yang berlaku hingga sekarangadalah Undang-undang
Nomor 36 Tahun 2008 Tentang PerubahanKeempat Atas Undang-
Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang PajakPenghasilan

2. Definisi dari Pajak Penghasilan tercantum didalam Pasal 1


Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994 yang berbunyi
bahwa dikenakanterhadap subjek pajak atas penghasilan
yang diterima ataudiperolehnya dalam Tahun Pajak

3. Subjek Pajak Yang menjadi subjek pajak adalah:


1. Orang pribadi
2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu
kesatuanmenggantikan yang berhak
3. Badan
4. BUMN dan BUMD
5. Perkumpulan
6. Bentuk Usaha Tetap

DAFTAR PUSTAKA
1. Soemitro, Rochmat. 1892. Pengantar Singkat Hukum Pajak.
Bandung: Eresco
2. Soemitro, Rochmat. 1991
3. http:forum.kompas.com
4. Markus, Muda., dan Hendry Yujana. 2002. Pajak Penghasilan
5. Soemitro, Rochmat. 2004. Perpajakan Teori dan Kasus.
Bandung:Eresco

Você também pode gostar