Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Saat ini , banyak masyarakat khususnya remaja yang telah terinfeksi penyakit menular
seksual. Ini disebabkan karena bebasnya pergaulan remaja, penggunaan jarum suntik yang
tidak steril, dan sebab lainnya. Jumlah kasus PMS dari tahun ke tahun di seluruh bagian
dunia terus meningkat, meskipun upaya preventif telah dilaksanakan..
Penularan penyakit menular seksual perlu dicegah dan jika telah sudah tertular untuk
segera diberikan pengobatan agar tidak terjadi keterlambatan ataupun menjadi suatu
komplikasiDalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang infeksi menular seksual
menjadikan remaja tegar dalam menghadapi masalah dan mampu mengambil keputusan
terbaik bagi dirinya. Maka, pelayanan konseling sangat diperlukan oleh remaja. Meskipun
kepedulian pemerintah, masyarakat, maupun LSM dalam memperluas penyediaan informasi
dan pelayanan kesehatan reproduksi sudah semakin meningkat namun dalam akses
pemberian pelayanan konseling masih terbatas. Hal ini antara lain disebabkan karena jumlah
fasilitas pelayanan konseling bagi remaja yang terbatas disamping itu kemampuan tenaga
konselor dalam memberikan konseling kepada remaj di pusat-pusat pelayanan informasi, dan
konsultasi kesehatan reproduksi remaja masih terbatas.
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu penyakit menular seksual?
b. Untuk mengetahui pa yang menjadi penyebab penyakit menular seksual?
c. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dari penyakit seksual?
d. Untuk mengetahui apa peran bidan dalam menghadapi penyakit seksual?
1
BAB II
PEMBAHASAN
PMS adalah singkatan dari Penyakit Menular Seksual, yang berarti suatu infeksi atau
penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau lewat
vagina).
PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin tapi
gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan
organ tubuh lainnya.
2
2.3 Penyebab PMS
a. Infeksi bakteri
b. Infeksi virus
c. Infeksi protozoa
1. Trichomonas vaginalis
2. Entamoba histolyca
3. Giardia lambia
3
d. Parasit
Penyakit menular seksual yang sering terjadi di lingkungan masyarakat, dintaranya yaitu :
1. Gonorhhoe
a. Pengertian
Gonore adalah penyakit seksual yang paling sering terjadi disebabkan oleh bakteri
Neisseria Gonorrhoeae, kokus gram negative kecil berbentuk ginjal yang tersusun
berpasangan.
ada wanita
Sebagian besar (80%) dengan gonore non / complikata tidak memperlihatkan gejala, namun
beberapa mungkin mengeluh peningkatan rabas vagina dan disuria, eksudat mukopurulen
dari os serviks, Infeksi pada kelenjar pada uretra.
Pada Pria
Gejala terlihat dalam waktu 2-10 hari setelah hubungan seksual dengan pasangan
yang terinfeksi, gejala-gejala tersebut, antara lain :
4
6. Infeksi rectum diperoleh melalui hubungan seksual anus pada homoseksual, sering
asimtomatik tetapi mungkin dijumpai gambaran proktitis (rabas anus,nyeri
perdarahan, tenesmus)
Pada wanita
Sebagian besar wanita dengan gonore non / complikata tidak memperlihatkan gejala,
namun beberapa mungkin mengeluh peningkatan rabas vagina dan disuria
Gonore mempunyai dampak yang buruk terhadap kehamilan. Ibu hamil yang
menderita gonore dapat menularkan infeksi tersebut melalui plasenta. Dampak tersebut antara
lain :
gonore ditularkan ke janin pada kelahiran jika ibu dibiarkan tidak diterapi, sehingga dapat
menyebabkan efek negative terhadapjanin / bayi antara lain :
5
c.Pengobatan
Terapi / pengobatan
Pada dewasa
1. Pennisilline
2. cefriaxone ( untuk gonore tanpa komplikasi pada ibu hamil) IM 125 mg atau oral
cefixime (400 mg)
3. spectinomycin dengan eritromicyn (untuk wanita yang alergi terhadap penisilin atau
antibiotic beta-laktam) 2 gram/12jam.
4. Dipantau selama 24-48jam. Jika ada kemajusn diteruskan dengan :
1. Cefixime 400 mg /2 kali sehari
2. Ciprofloxacin (tidak hamil)
5. Untuk gonore dengan endokarditis terapi selama 4 minggu dan untuk gonore
meningitis selama 10-14 hari
Pada neonatus
1. cefriaxone 25-50mg/kg IV/IM
2. Terapimata eritromisin pada saat kelahiran
3. Karioamnitis → ampisilin/seftriaxone
1. Clamidia trachomatis
6
Pada wanita
a. Sebagian besar wanita dengan infeksi klamidia di servik tidak memperlihatkan gejala
tetapi sebagian kecil mengeluh rabas vagina dan disuria
b. Mungkin tidak terdapat tanda-tanda spesifik, servik mungkin tampak normal /
mungkin terjadi endoservitis disertai pengeluaran mukopus dari os.
c. Nyeri tekanan adneksa yang ringan
2. Faktor Penyebab
usia muda
a. pasangan seksual yang banyak
b. penggunaan kontrasepsi oral
c. ras (angka pravalensi lebih tinggi pada Afro Amerika)
c. Komplikasi
Pada pria
a. Uretritis
b. Epidedimitis
c. Proktitis
d. Sindromreiter (konjungtivitis, dermatitis, uretritis dan arthritis)
Pada wanita
1. Servisitis
2. Uretritis
3. Penyakit peradangan pelvis
4. Terjadi perinerpatitis, timbul nyeri akut di hipokondrium kanan semakin terasa
apabila pasien menarik napas dalam-dalam, mual, anoreksia dan demam ringan.
7
3. Dampak clamidia trachomatis pada kehamilan
d. Terapi
a. Pemberian eritromisin dapat pada kehamilan dan pada neonatus kalau terjadi
pneumonia atau otitis media
b. Kontak seksual harus dilacak dan diterapi secara empirik.
c. Golongan tetrasiklin dan makrolid
3. Genitalis/Herpes Simplek
Virus herpes simpleks adalah anggota dari keluarga virus herpes DNA dan ditularkan
lewat kontak mukokutaneus yang intim (Neville F. Hacker , 2001: 199). Herpes simpleks
adalah infeksi akut oleh virus herpes simplek ( V. Herpes Hominls) tipe I atau tipe II yang
ditandai dengan adanya vesikel berkelompok di atas kulit yang eritematosa di daerah muka
kutan (Arif Mansjoer jilid II, 2000 : 151). Sedangkan virus herpes genitalia adalah virus
herpes simpleks tipe I dan II (M. William Schwarts, 2004 : 701)
1. Demam
2. Malaise
3. Anoreksia
4. Pembengkakan kelenjar getah bening regional
5. Vesikel berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih
dan kemudian menjadi seropurulen → ulserasi dangkal
8
2. Fase Laten
1. Tidak ditemukan gejala klinis tetapi VHS dapat ditemukan dalam keadaan tidak aktif
pada ganglion dorsalis.
2. Penularan dapat terjadi pada fase ini,akibat pelepasan virus terus berlangsung
meskipun dalam jumlah sedikit.
3. Infeksi Rekuren
Reaktivitas VHS pada ganglion dorsalis mencapai kulit sehingga menimbulkan gejala klinis
yang dapat dipacu oleh :
9
3. Dampak pada kehamilan
Pasien yang terkena herpes primer pada kehamilan menghadapi peningkatan resiko
komplikasi obstetric dan neonatal, antara lain :
a. Aborsi spontan
b. IUGR
c. Persalinan kurang bulan
1. Ensefalopati
2. Keratokonjungtivitis
3. Lesi pada kulit
d. Terapi/ Pengobatan
1. Medikamentosa
2. Belum ada terapi radikal
3. Pada episode pertama, berikan :
1. Asiklovir 200 mg peroral 5 x/hr selama 7 hr atau
2. Asiklovir 5 mg/kgBB. IV tiap 8jam selama7 hr atau
3. Preparat isoprinosin sebagai imunomudular atau
4. Asiklovir parenteral atau preparat adenine orabinosid → berat → komplikasi pada alat
dalam.
5. Pada episode rekurensi → tidak perlu diobati → karena bisa membalik → tapi dapat
diobati dengan krim asiklovir.
10
4. Sifilis
Sifilis adalah suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh treponema pallidum (Dewi
Pujiati,2011:33).
Pada laki-laki :
a. Timbul ulkus (Chancre) pada penis tapi tidak sakit, tepian timbul dan keras ( seperti
kancing)
b. Mungkin ada pembesaran kelenjar limfe regional tapi tidak nyeri. Ulkus primer ini
akan sembuh spontan, meninggalkan parut seumur hidup.
c. Pada perempuan : timbul ulkus (chancre) pada serviks
3. Sifilis tersier
1. Semua organ dapat terserang, terutama otak (neurosifilis → dinensia dan perubahan
perilaku) dan jantung
2. Interval dari infeksi menjadi neurosifilis berkisar antara 20-30 tahun
3. Terjadi gumma (daerah nekrotis luas) di hati, tulang-tulang dan testes
11
1. Dampak pada kehamilan
Infeksi ibu dapat menyebabkan penularan transplasental ke janin pada setiap gestasi.
Ibu dengan sifilis primer dan sekunder akan lebih mungkin menularkan infeksi dengan
manifestasi lebuih berat yang terjadi pada janin. Komponen infeksi sifilis bawaan dini antara
lain :
c. Terapi
1. Terapi sifilis pada kehamilan sama seperti terapi pada keadaan tidak hamil (terapi
yang dipilih adalah penisilin G).
2. Pada pasien dengan sifilis primer, sekunder atau laten yang berlangsung < dari 12
bulan menggunakan terapi dosis tunggal benzatin penisilin : 2,4 juta unit yang
dilakukan secara intramuscular (IM)
3. Pasien dengan sifilis laten yang lebih lama dari satu tahun diberi terapi mingguan ini
selama 3 minggu.
12
5. Kandidosis vaginal
Kandidosis vaginal adalah penyakit jamur yang yang bersifatakut atau sub akut pada
vagina danatau vulva dan disebabkan oleh kandida, biasanya oleh C. albicans.
Tanda
1. Radang
2. Disertai maserasi
3. Pseudomembran
4. Fisura
5. Lesi satelit papulopustular
Gejala
1. Gatal
2. Biasa disertai keputihan
3. Tidak berbau / berbau asam
4. Jumlah biasa banyak
5. Berwarna putih keju, seperti kepala susu / krim atau seperti susu pecah
6. Pada dinding vagina biasanya dijumpai gumpalan keju ( cottage cheeses) yang
menenpel
13
1. Dampak pada kehamilan
Infeksi pada bayi saat dilahirkan, seringkali terbatas pada bagian mulut dan daerah
yang ditutupi popok.
b. Penanganan :
Terlihat pada daerah perianal,lipatan inguinal dan di bagian abdomen yang lebih rendah.
14
2. Penanganan
e. AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya system kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan oleh infeksi Human
Immunodefisiency Virus (HIV) (Arif Mansjoer jilid 2, 2000 : 162).
b. Manifestasi klinis
1. keganasan
1. Sarcoma Kaposi
2. Limfoma burkit
3. Limfoma imunoblastik
4. Limfoma primer pada otak
5. Kanker leher rahim invasive
6. Penurunan imunitas yang hebat
15
2. infeksi oportunistik
c. Perawatan dan penanganan wanita yang terinfeksi HIV sebelum dan selama persalinan
7. Ulkus mole
Ulkus mole adalah penyakit infeksi pada kelamin yang akut, setempat, disebabkan
oleh haemopilus ducrey.
16
Ulkus pada wanita tidak senyeri laki-laki, berupa :
1. Disuria
2. Nyeri pada waktu defekasi
3. Dispareunia
4. Atau duh tubuh vagina
b.Komplikasi
Dapat timbul mixed chancre, abses kelenjar inguinal, fimosis, parafimosis, fistula
urethra dan infeksi campuran. Bila terjadi infeksi campuran dengan treponema pallidum
disebut ulkus mikstum : mulanya menunjukkan gambaran ulkus mole tetapi semakin
berkurang nyerinya dan lebih berindurasi.
c. Pngobatan
1) Medikamentosa
17
2.5 Peran Bidan Dalam Mengatasi PMS
Sebagai seorang bidan dalam hal ini dapat mengambil perannya sebagai pelaksana
yaitu :
b. memberikan penyuluhan kepada remaja atau orang dewasa tentang seks, sebelum
terjadi penularan IMS melalui hubungan seksual, betapa bahayanya jika melakukan
hubungan seks bebas seperti berganti-ganti pasangan seks, melakukan hubungan seks
lewat dubur (anal), oral seks.
c. Pada seseorang yang telah terkena IMS, bidan disini memberikan konseling
memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya tentang IMS, Seseorang yang
terkena IMS di anjurkan untuk tidak berhubungan seks untuk menghindari tertularnya
kepada patner seksnya, Jika melakukan hubungan seks sebaiknya menggunakan
kondom, IMS yang masi dapat disembuhkan sebaiknya penderita di anjurkn untuk
melakukan pengobatan yang rutin.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
IMS (Infeksi Menular Seksual) merupakan salah satu penyakit yang mudah ditularkan
melalui hubungan seksual, dengan ciri khas adanya penyebab dan kelainan yang terjadi
terutama di daerah genital. HIV merupakan sebuah virus berbahaya yang dapat merusak
sistem kekebalan tubuh manusia. Selain itu, virus inilah yang menyebabkan AIDS.
AIDS (Aqcuired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan
kekebalan tubuh sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan.
Cara penularan HIV yang paling umum ialah melalui senggama, transfusi darah, jarum suntik
dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll. secara
teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil.
3.2 Saran
1. Sebagai tenaga kesehatan sudah menjadi kewajiban untuk memerangi infeksi menular
seksual
2. Sebagai remaja dan masyarakat umum agar dapat mencegah infeksi menular seksual
19