Você está na página 1de 8

Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus merupakan suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon
yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh gula
(glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproduksi secara sempurna, sehingga kadar
glukosa di dalam tubuh akan meningkat. Gula yang meliputi polisakarida, digosakarida,
disakarida, dan monosakarida merupakan sumber tenaga yang menunjang keseluruhan
aktivitas manusia. Seluruh gula ini akan diproses menjadi tenaga oleh hormon insulin
tersebut karena penderita diabetes mellitus biasanya akan mengalami lesu, kurang tenaga,
selalu merasa haus, sering buang air kecil, dan penglihatan menjadi kabur. Gejala lain akibat
adanya kadar glukosa yang terlalu tinggi akan terjadi ateroma sebagai penyebab awal
penyakit jantung koroner( Filhazany, 2010).

Bakteri Escherichia Coli

Escherichia coli ( E-coli) merupakan salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. E.
coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater
0.5 micrometer. Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 micrometer kubik. Bakteri ini termasuk
umumnya hidup pada rentang 20-40 derajat C, optimum pada 37 derajat.

Bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich pada 1885 ini dapat ditemukan dalam usus
besar manusia. Di usus besar manusia terkandung sejumlah E-coli yang berfungsi
membusukkan sisa-sisa makanan. Di samping berfungsi membantu membusukkan sisa
pencernaan, E-coli juga menghasilkan vitamin B12 dan vitamin K yang penting dalam proses
pembekuan darah. Sedangkan fungsi E-coli dalam organ pencernaan hewan, semisal kuda,
adalah membantu mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana agar dapat
diserap oleh dinding usus( Waluyo, 2005).

Teknik Pembuatan Insulin dari Bakteri Escherichia coli

Insulin adalah suatu hormon polipetida yang diproduksi dalam sel-sel β kelenjar Langerhaens
pankreas. Insulin berperan penting dalam regulasi kadar gula darah (kadar gula darah dijaga
3,5-8,0 mmol/liter). Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga sebagai
sebutan insulin endogen. Namun, ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi
guna memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari
luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin
eksogen. Kekurangan insulin dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes mellitus
tergantung insulin (diabetes tipe 1). Insulin terdiri dari 51 asam amino. Molekul insulin
disusun oleh 2 rantai polipeptida A dan B yang dihubungkan dengan ikatan disulfida. Rantai
A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino.
Produk hormon insulin manusia dapat dihasilkan dari teknik rekayasa genetika dengan
teknologi Plasmid. Insulin adalah hormon yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam
darah. Hormon ini sangat diperlukan oleh penderita diabetes mellitus karena kelenjar
pankreas penderita tidak mampu menghsilkan hormone tersebut. Hormon insulin berfungsi
untuk mengubah glukosa dalam darah menjadi glikogen.

Insulin bervariasi dari satu organisme ke organisme lainnya, namun hal ini tidak
membedakan aktivitasnya. Pada mulanya sumber insulin untuk penggunaan klinis ada
manusia diperoleh dari pancreas sapi atau babi. Insulin yang diperoleh dari suber-sumber
tersebut efektif bagi manusia karena identik dengan insulin manusia. Insulin pada manusia,
babi, dan sapi mempunyai perbedaan dalam susunan asam aminonya, tapi aktivitasnya tetap
sama.

Perbedaan susunan asam amino pada insulin manusia,

babi (pork), dan sapi (beef)

Insulin manusia dan insulin babi hanya beda 1 asam amino yaitu pada B30, sedangkan insulin
manusia dan insulin sapi beda 3 asam amino yaitu pada A8, A10, dan B30 sehingga
pemakaian insulin babi kurang imunogenik dibandingkan insulin sapi. Tapi masalahnya, 1
babi yang diekstraksi insulinnya hanya cukup untuk 1 orang selama 3 hari padahal saat ini
ada ± 60 juta orang di dunia yang menderita diabetes tergantung insulin dan diduga
meningkat 5-6 % per tahunnya. Maka dari itu sekarang banyak dikembangkan teknologi
rekombinan untuk mendapatkan insulin.

Salah satu sumber insulin yang sudah tidak asing lagi digunakan dalam dunia kedokteran
adalah insulin babi. Untuk menghasilkan 1 pound insulin didapatkan dari 60 ribu ekor babi
serta diperkirakan mampu mengobati pasien diabetes sebanyak 750-1.000 orang selama
setahun . Jika produksi babi pertahun sebanyak 85 juta maka insulin yang mampu dihasilkan
selama setahun adalah 1.400 pound. Jumlah tersebut dapat mengobati pasien sebanyak 1, 050
juta sampai 1,4 juta pertahunnya. Jumlah yang cukup spektakuler. Saat ini ada alternatif lain
pengganti insulin seperti Humulin. Humulin merupakan produk insulin manusia pertama
yang dipasarkan perusahaan farmasi Amerika Serikat , Eli Lily pada tahun 1982. Walaupun
sedikit mahal, ternyata cukup diminati oleh pasien untuk mengganti hormon insulin babi.
Namun, teknologi rekayasa genetika juga telah banyak berperan dalam produksi insulin,
dimana bakteri di rekayasa sedemikian rupa sehingga mamapu memproduksi insulin. Dengan
demikian insulin yang beredar pada dunia pengobatan merupakan gabungan dari insulin babi
dan insulin dari bakteri. Penggunaan obat insulin yang diproduksi dari transplantasi sel
pancreas babi ke sel bakteri, serta xenotransplatation yang menggunakan katup jantung babi
ditransplantasikan ke jantung manusia memberikan kekhawatiran terhadap mereka yang
beragama Islam.

Produksi insulin dapat dilakukan dengan cara mentransplantasikan gen-gen pengendali


hormon tersebut ke plasmid bakteri. Keberhasilan memindahkan gen insulin manusia ke
dalam bakteri sudah dapat diperoleh, yaitu melalui bakteri-bakteri yang tumbuh dengan
metode fermentasi. Teknik Plasmid bertujuan untuk membuat hormone dan antibodi. Misal
untuk membuat hormon insulin dengan teknik plasmid. Gen /DNA digunting dengan Enzim
Endonuklease Restriksi Gen /DNA disambung dengan Enzim Ligase.

Proses Pembuatan Insulin


1. Pada proses pembuatan insulin ini, langkah pertama adalah mengisolasi plasmid dari E. coli.
Plasmid adalah salah satu bahan genetik bakteri yang berupa untaian DNA berbentuk
lingkaran kecil. Selain plasmid, bakteri juga memiliki kromosom. Keunikan plasmid ini adalah
dapat bisa keluar-masuk tubuh bakteri, dan bahkan sering dipertukarkan antar bakteri.
2. Pada langkah kedua ini plasmid yang telah diisolir dipotong pada segmen tertentu
menggunakan enzim restriksi endonuklease. Sementara itu DNA yang di isolasi dari sel
pankreas dipotong pada suatu segmen untuk mengambil segmen pengkode insulin.
Pemotongan dilakukan dengan enzim yang sama.
3. DNA kode insulin tersebut disambungkan pada plasmid menggunakan bantuan enzim DNA
ligase. Hasilnya adalah kombinasi DNA kode insulin dengan plasmid bakteri yang disebut
DNA rekombinan.
4. DNA rekombinan yang terbentuk disisipkan kembali ke sel bakteri.
5. Bila bakteri E. coli berkembangbiak, maka akan dihasilkan koloni bakteri yang memiliki DNA
rekombinan.

Setelah tumbuh membentuk koloni, bakteri yang mengandung DNA rekombinan


diidentifikasi menggunakan probe. Probe adalah rantai RNA atau rantai tunggal DNA yang
diberi label bahan radioaktif atau bahan fluorescent dan dapat berpasangan dengan basa
nitrogen tertentu dari DNA rekombinan. Pada langkah pembuatan insulin ini probe yang
digunakan adalah ARNd dari gen pengkode insulin pankreas manusia.

Untuk memilih koloni bakteri mana yang mengandung DNA rekombinan, caranya adalah
menempatkan bakteri pada kertas filter lalu disinari dengan ultraviolet. Bakteri yang memiliki
DNA rekombinan dan telah diberi probe akan tampak bersinar. Nah, bakteri yang

bersinar inilah yang kemudian diisolasi untuk membuat strain murni DNA rekombinan.
Dalam metabolismenya, bakteri ini akan memproduksi hormon insulin(Isharmanto, 2009).

Jenis dan Pemanfaatan Insulin

Insulin adalah hormon alami yang dikeluarkan oleh pankreas. Insulin dibutuhkan oleh sel
tubuh untuk mengubah dan menggunakan glukosa darah (gula darah). Dari glukosa, sel
membuat energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya. Pasien diabetes mellitus
(kencing manis) tidak memiliki kemampuan untuk mengambil dan menggunakan gula darah,
sehingga kadar gula darah meningkat. Pada diabetes tipe I, pankreas tidak dapat
memproduksi insulin. Sehingga pemberian insulin diperlukan. Pada diabetes tipe 2, pasien
memproduksi insulin, tetapi sel tubuh tidak merespon denga normal terhadap insulin. Namun
demikian, insulin juga digunakan pada diabetes tipe 2 untuk mengatasi resistensi sel terhadap
insulin. Dengan peningkatan pengambilan glukosa oleh sel dan menurunnya kadar gula
darah, insulin mencegah atau mengurangi komplikasi lebih lanjut dari diabetes, seperti
kerusakan pembuluh darah, mata, ginjal dan syaraf. Insulin diberikan dengan cara
disuntikkan di bawah kulit (subkutan). Jaringan subkutan perut adalah yang terbaik karena
penyerapan insulin lebih konsisten dibanding di tempat lainnya. Terdapat banyak bentuk
insulin. Insuin diklasifikasikan berdasarkan dari berapa cepat insulin mulai bekerja dan
berapa lama insulin bekerja.
Terdapat lima tipe insulin yang tersedia: Fast insulin, Short acting, Intermediate acting, Long
acting dan Premixed insulin, yang tersedia dengan teknologi rekombinan atau semi
rekombinan sebagai insulin “human”. Insulin analog yang dihasilkan melalui teknologi
rekombinan DNA memiliki profil kerja yang lebih fisiologik dibandingkan human insulin
semisintetik yang sebelumnya digunakan. Insulin manusia yang bekerja singkat (short-
acting/regular human insulin) yang bekerja sebagai prandial insulin masih memiliki berbagai
kelemahan, antara lain mula kerja yang lambat (perlu di berikan 30-45 menit sebelum
makan), risiko keamanan bila batal makan, masa kerja yang panjang, hipoglikemia post-
prandial 4-6 jam setelah makan, risiko hiperinsulinemia.

Dikembakangkannya insulin analog yang bekerja cepat (rapid – acting), Seperti insulin
lispro, insulin aspart serta insulin glusine menghasilkan insulin yang memiliki penyerapan di
subkutan yang lebih cepat, puncak kerja yang lebih singkat dan tinggi serta masa kerja yang
juga lebih singkat. Akibatnya waktu pemberian menjadi lebih dekat dengan waktu makan,
bahkan dapat diberikan saat makan, serta risiko hipoglikemia pots-prandial menjadi lebih
kecil.

Insulin lispro dan insulin aspart merupakan insulin analog kerja-cepat yang telah beredar saat
ini, dan kerja kedua insulin ini pada metabolisme karbohidrat dan lipid tampaknya
serupa.Insulin lispro memiliki asam amino B28 (lisin) dan B29 (prolin), yang berkebalikan
dengan insulin manusia (B28 prolin dan B29 lisin). Perbedaan ini menyebabkan disolusi yang
lebih cepat menjadi dimer kemudian monomer yang akan diserap dengan cepat (pada
pemberian subkutan).

Insulin glulisine (B3 lisin mengggantikan asparagin dan B29 glulisin menggantikan lisin)
merupakan insulin analog kerja cepat yang sedang menjalani evaluasi di USA dan Eropa, dan
pada beberapa penelitian menunjukkan anset, puncak dan masa kerja yang mirip dengan
kedua pandahulunya.

Secara keseluruhan sebanyak 20-25% pasien DM tipe 2 kemudian akan memerlukan insulin
untuk mengendalikan kadar glukosa darahnya. Untuk pasien yang sudah tidak dapat

dikendalikan kadar glukosa darahnya dengan kombinasi sulfonylurea dan metformin, langkah
berikut yang mungkin diberikan adalah insulin.

Disamping pemberian insulin secara konvensional 3 kali sehari dengan memakai insulin kerja
cepat, insulin dapat pula diberikan dengan dosis terbagi insulin kerja menengah dua kali
sehari dan kemudian diberikan campuran insulin kerja cepat dimana perlu sesuai dengan
respon kadar glukosa darahnya. Umumnya dapat juga pasien langsung diberikan insulin
campuran kerja cepat dan menengah dua kali sehari.

Kombinasi insulin kerja sedang yang diberikan malam hari sebelum tidur dengan
sulfonylurea tampaknya memberikan hasil yang lebih baik daripada dengan insulin saja, baik
satu kali ataupun dengan insulin campuran. Keuntungannya pasien tidak harus dirawat dan
kepatuhan pasien tentu lebih besar.

Insulin dapat diberikan pada keadaan: penurunan berat badan yang cepat, hiperglikemia
berat yang disertai ketoasidosis, ketoasidosis diabetic, hiperglikemia hiperosmolar non
ketotik, Hiperglikemia dengan asidosis laktat, Gagal dengan kombinasi OHO dosis hamper
maksimal, Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke), Kehamilan dengan
DM/diabetes mellitus gestasional yang tidak dapat dikendalikan dengan perencanaan makan,
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat, Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Untuk pasien berobat jalan, bila sudah ada indikasi pemberian insulin maka dianjurkan untuk
memulainya dengan insulin kerja menengah 5 unit pada pagi hari dan dilakukan evaluasi
kadar glukosa darah harian dengan secara bertahap melakukan penyesuaian dosis insulin
sehingga tercapai target control glukosa darah. Penyesuaian dosis insulin dapat dilakukan
dengan menambah 2-4 unit setiap 3-4 hari. Macam dan jadwal pemberian insulin dapat
diubah sesuai respon.

Pandangan Islam terhadap Rekayasa Genetika

Islam menganjurkan kita untuk selalu menggunakan akal dalam memahami agama. Islam
adalah agama yang menghormati akal, Islam menghimbau kepada seluruh manusia untuk
mengetahui dengan benar akan keesaan Allah, dan semua itu hanya bisa dibangkitkan dengan
menggunakan potensi akal sebaik mungkin. Karena pemahaman yang benar hanya tercipta
jika manusia menggunakan akal tersebut untuk berfikir dengan cara yang benar.

Dengan akal tersebut manusia dapat meneliti dan memahami bagaimana hakikat dari alam
yang telah diciptakan oleh Allah SWT yang diterangkan dalam surat Al-Baqarah 164, yang
berbunyi:

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati
(kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Dalam hadits yang masyhur pun dinyatakan bahwa Rasulullah Saw menganjurkan kita untuk
menuntut ilmu bahkan sampai ke negeri Cina sekalipun. Dan Allah juga menganjurkan kita
untuk terus membaca dan mempelajari apa yang di temukan oleh manusia. Seperti yang
difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Quran surat AlAlaqayat 1-5 :

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.

Dari semua itu, selain belajar dan memahami suatu ilmu, islam pun sangat menekankan pada
implikasi dari ilmu tersebut, karena ilmu tersebut ada untuk memudahkan dan meningkatkan
kulaitas hidup manusia itu sendiri.

Secara ontologi, keberadaan ilmu dan agama saling bergantung sama lain. Secara
epistemologis, hubungan ilmu dan agama saling melengkapi satu sama lain. Sementara secara
aksiologis seluruh nilai kebenaran, kebaikan, keindahan dan keilahian saling mengkualifikasi
satu dengan yang lain. Maka, peran agama dalam teknologi rekayasa genetika ini menjadi
“pengendali” ataupun penuntun ilmu yang berbasis akal agar tidak menyalahi aturan-aturan
sebagai manusia itu sendiri. Untuk mewujudkan semua itu, agama harus ikut berkembang
seiring berkembangnya teknologi dan ilmu apapun.

Dalam buku ushul fiqh Syatibi juga dinyatakan bahwa yang bersifat dharuri (penting) ada
lima, yaitu memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Oleh karena itu, untuk
menuntun teknologi rekayasa genetika tersebut harus bisa memenuhi tuntutan kepentingan
kepentingan yang ada, dan selama teknologi tersebut memenuhi syarat kepentingan dalam
islam, maka teknologi tersebut dibenarkan.

Você também pode gostar