Você está na página 1de 37

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................. 3
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 6
1.3.1. Tujuan penelitian ....................................................... 6
1.3.2. Manfaat penelitian ..................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Peneliti Terdahulu .................................................................... 8
2.2. Landasan Teori ........................................................................ 13
2.2.1. Pengertian Pajak ......................................................... 13
2.2.2. Perencanaan Pajak ..................................................... 15
2.2.2.1. Pengertian Perencanaan Pajak ........................... 15
2.2.2.2. Jenis-jenis Perencanaan Pajak ........................... 17
2.2.2.3. Motivasi Perencanaan Pajak ............................. 18
2.2.2.4. Tahapan Perencanaan Pajak ............................. 20
2.2.2.5. Aspek Formal dan Administratif Perencanaan
Pajak ........................................................................ 23
2.2.2.6. Aspek Material Dalam Perencanaan Pajak ....... 23
2.2.2.7. Aspek Formal Perencanaan Pajak .................... 24
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................. 27
2.4. Kerangka Pemikiran ................................................................ 27
ii

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Jenis dan Desain Penelitian ..................................................... 28
3.1.1. Jenis penelitian ........................................................... 28
3.1.2. Desain Penelitian ....................................................... 28
3.2. Fokus Penelitian ...................................................................... 29
3.3. Sumber Data ............................................................................ 29
3.4. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ....................................... 30
a. Studi Lapangan (Field Research) .................................... 30
b. Studi Kepustakan (Library Research) ............................. 32
3.5. Objektivitas dan Keabsahan Data ........................................... 32
3.6. Model Analisa Data ................................................................. 33
3.7. Prosedur Penelitian .................................................................. 35
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam sebuah perusahaan menginginkan usahanya berjalan dengan lancar,

baik dalam upaya menghasilkan barang dan jasa yang di produksinya serta

memenuhi kewajiban perusahaan tersebut sehingga dapat mengoptimalkan laba.

Dimana dengan menghasilkan laba perusahaan dapat mempertahankan

pertumbuhan perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain,

karena laba tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk

mempertahankan atau meningkatkan kinerja perusahaan. Namun di samping itu

perusahaan juga mempuyai beban yang dapat mengurangi laba dimana salah

satunya adalah beban pajak.

Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang

oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan , dengan tidak mendapat

prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas

Negara untuk menyelenggarakan pemerintah (Brotodiharjo dalam gunadi

2002:2)

Dari pemahaman pajak diatas dapat kita simpulkan bahwa pajak adalah

kewajiban yang bersifat memaksa dan terdapat peraturan peraturan yang

mengikatnya dimana setiap peraturan pasti ada sanksi di dalamnya seperti sanksi

administrasi yang merupakan pemborosan sumber daya.


2

Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan kewajiban perpajakan secara

baik dan benar sehingga dapat menghindari adanya pemborosan sumber daya

perusahaan sebagai akibat dari pengenaan tersebut. Untuk menekan pemborosan

pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakan tersebut, salah satu cara yang

dapat dilakukan perusahaan adalah dengan perencanaan pajak.

Perencanaan pajak adalah upaya pemenuhan kewajiban, pengkoordinasian

dan pengawasan mengenai perpajakan, sehingga beban yang harus ditanggung

perusahaan dapat diminimalkan guna memperoleh laba dan likuiditas yang

diharapkan, tanpa harus melanggar undang-undang yang berlaku. Upaya

meminimalisasi pajak tersebut sering disebut dengan tax planning.

Meminimalisasi beban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai

dari yang masih berada dalam bingkai peraturan perpajakan sampai dengan yang

melanggar peraturan perpajakan. Upaya untuk menekan pajak (yang terhutang

lebih kecil dari yang seharusnya) membutuhkkan suatu langkah-langkah

manajemen yang terintegratif. Langkah-langkah manajemen yang dimaksud di

mulai dari perencanaan hingga penggawasan terhadap progam pengurangan

pajak yang harus dilunasi oleh perusahaan (Ampa , 2011:2)


3

1.2. Perumusan Masalah

Tax planning adalah suatu kapasitas yang dimiliki oleh wajib pajak (WP)

untuk menyusun aktivitas keuangan guna mendapat pengeluaran (beban) pajak

yang minimal. Secara teoritis tax planning dikenal sebagai effective tax

planning, yaitu seorang wajib pajak berusaha mendapat penghematan pajak(tax

saving) melalui prosedur penghindaran pajak (tax avoidance) secara sistematis

sesuai ketentuan UU Perpajakan (Hoffman, 1961).

Jadi tax planning adalah upaya untuk meminimumkan kewajiban pajak

dimana dapat ditempuh dengan cara mengambil keuntungan dari ketentuan

mengenai pengecualian dan pemotongan atau pengurangan yang diperkenankan.

Tujuan tax planning bukanlah untuk menghindari pembayaran pajak,

tetapi merancang atau mengatur agar pajak yang dibayarkan tidak lebih dari

yang seharusnya. Sehingga dapat kita ketahui tujuan pokok tax planning adalah

untuk mengurangi jumlah atau total pajak yang harus di bayarkan oleh wajib

pajak yang merupakan tindakan legal karena penghematan pajak hanya

dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang diatur oleh undang-undang

sehingga menjadi langkah yang tepat dalam mengefisiensi pembayaran beban

pajak.
4

PT Maxitherm Boilers Indonesia merupakan jenis perusahaan sub

konstruktor dengan beban pajak penghasilan yang cukup tinggi. Salah satu

produk unggulannya berupa Boiler Burner dan Service Boiler. Sebagai wajib

pajak, perusahaan ini telah memiliki omzet lebih dari Rp 50.000.000.000,00

setiap tahunnya. Berdasarkan Undang-Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008

pasal 14 ayat (2) disebutkan bahwa ketika omzet suatu perusahaan dalam

periode satu tahun operasional mencapai batas minimal Rp 4.800.000.000,00

maka perusahaan diwajibkan untuk membuat pembukuan. Status PT Maxitherm

Boilers Indonesia sebagai perusahaan yang diwajibkan untuk melakukan

pencatatan operasionalnya dengan metoda pembukuan membuat perusahaan ini

harus selektif dalam melakukan pemilihan peraturan perpajakan supaya dapat

melakukan penghematan terhadap pungutan pajak yang akan dibebankan.

Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2011 tersebut telah menerapkan

tax planning sebagai alternatif untuk meminimalkan beban pajak terutangnya,

salah satu diantaranya yaitu dengan cara mempercepat atau menunda

beberapa penghasilan maupun biaya-biaya operasional untuk memperoleh

pengurangan pajak dan juga menggunakaan strategi-strategi lainnya. Pada

tahun 2015, PT Maxitherm Boilers Indonesia mampu menghasilkan laba

sebesar 4.285.527.000 sedangkan pada tahun 2016 memperoleh laba sebesar

7.935.455.000. Hal ini membuat pajak yang harus mereka tanggungpun juga

cukup tinggi karena dikenakan tarif 25% dari laba bersih yang mereka

peroleh. Namun angka itu dapat berubah lebih tinggi lagi apabila perusahaan

tidak menerapkan tax planning dengan baik dan benar.


5

Berdasarkan uraian permasalahan yang dikemukakan diatas, maka

permasalahan yang akan dibahas dalam laporan ini adalah

1. Bagaimana strategi tax planning yang telah diterapkan oleh PT

Maxitherm Boilers Indonesia untuk meminimalkan beban PPh

Badan yang ditanggung pada tahun 2015 dan 2016?

2. Seberapa besar penghematan pajak yang diperoleh PT Maxitherm

Boilers Indonesia dengan adanya penerapan tax planning?


6

1.3. Tujuan & Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah

1. Untuk mengetahui strategi tax planning yang diterapkan oleh PT

Maxitherm Boilers Indonesia terkait dengan upaya untuk

meminimalkan beban PPh Badan yang ditanggungnya pada tahun

2015 dan 2016.

2. Untuk mengetahui besarnya penghematan pajak yang diperoleh

PT Maxitherm Boilers Indonesia dengan adanya penerapan tax

planning.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Dari penulisan laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

banyak pihak, diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan menguji

kemampuan penulis mengenai penguasaan materi perpajakan

khususnya dalam hal perencanaan pajak untuk meminimalisasi

PPh Terutang Badan sebagaimana teori-teori yang telah

didapat penulis selama proses perkuliahan.


7

2. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan saran yang berguna mengenai cara

pelaksanaan tax planning yang efektif dan efisien. Selain itu

dapat dijadikan pertimbangan dalam membuat strategi tax

planningyang baik dan benar dalam mengendalikan beban

pajaknya sesuai dengan peraturan perpajakan.

3. Bagi Almameter

Penulisan tugas akhir ini mampu menambah daftar

kepustakaan bagi almamater yang dapat berguna untuk

tambahan pengetahuan bagi para pembaca mengenai

penerapan tax planningyang benar untuk perusahaan dan

pengaruhnya terhadap beban pajaknya.


8

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1. Peneliti Terdahulu

Berikut hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

penelitian ini yaitu:

1. Arum Listyani (2014) “Penerapan Tax Planning Sebagai Alternatif

Legal Guna Meminimalkan Beban PPh Badan PT. Central Java Daya

Wiguna Indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui

strategi tax planning yang diterapkan oleh PT Central Java Daya

Wiguna Indonesia, terkait dengan upaya untuk meminimalkan beban

PPh Badan yang ditanggungnya pada tahun 2011 dan 2012 dan

mengetahui besarnya penghematan pajak yang diperoleh PT Central

Java Daya Wiguna Indonesia dengan adanya penerapan tax planning.

Hasilnya dimana Penerapan tax planning yang dilakukan oleh PT.

Central Java Daya Wiguna Indonesia yaitu dengan memanfaatkan

celah-celah undang-undang perpajakan dimana strategi yang

digunakan yakni memberikan tunjangan kepada karyawan dalam

bentuk uang yaitu berupa tunjangan makan, transportasi dan

tunjangan asuransi yang dibayar pemberi kerja, metode penyusutan

menggunakan metode garis lurus, Pemilihan metode penilaian

persediaan menggunakan metode rata-rata (average).


9

2. Sakina Putri Maharani (2014) “Perencanaan Pajak Atas Penyusutan

Aktiva Tetap Dan Pengadaan Aktiva Tetap Untuk Meminimalkan

Beban Pajak Perusahaan Pada Pt. Fajar Surya Wisesa Tbk.”. Tujuan

penelitian ini adalah metode apa yang palin tepat digunakan PT

Fajar Surya Wisesa Tbk dalam menghitung biaya penyusutan dan

jumlah penghematan pajaknya, Mengetahui bagaimana pengaruh

perencanaan pajak atas pengadaan aktiva tetap yang dilakukan

terhadap beban pajak yang ditanggung oleh PT Fajar Surya Wisesa

Tbk dan jumlah penghematan pajaknya.

Hasilnya Metode penyusutan yang diterapkan Perusahaan saat ini

adalah metode garis lurus. Sedangkan dari hasil penelitian

menyebutkan bahwa metode yang paling tepat diterapkan pada PT

FAJAR SURYA WISESA yakni metode saldo menurun ganda

(double declining method). Dengan menerapkan metode saldo

menurun maka perusahaan akan menghemat beban pajak sebesar

Rp145.054.730, Selain itu, pengadaan aset tetap perusahaan yang

sebagian besar dari pembelian secara langsung membuktikan bahwa

perusahaan tidak dapat memaksimalkan biaya yang dapat

mengurangi laba. Pembelian secara sewa guna usaha untuk seluruh

aset tetap lebih menguntungkan bagi Perusahaan. Walaupun jumlah

nilai tunai biaya lebih besar, namun dengan sewa guna usaha

perusahaan dapat mengakui seluruh biaya sewa sehingga

meningkatkan beban pajak perusahaan dan akan menekan pajak.


10

3. Via Syara Samudra (2016) “Analisis Strategi Tax Planning Pph 21

Atas Pemberian Natura Dan Kenikmatan Dalam Mengoptimalkan

Beban Pajak”. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui alasan

perusahaan dalam strategi tax planning PPh 21 lebih memilih

menggunakan natura dan kenikmatan, Untuk mengetahui strategi tax

planning PPh 21 atas pemberian natura dan kenikmatan yang

dilakukan Perusahaan X dapat mengoptimalkan beban pajak.

Hasilnya Pemberian natura dan kenikmatan ini dilakukan

perusahaan karena tidak hanya dapat mengoptimalkan beban pajak

melainkan juga dapat meningkatkan kinerja dan menumbuhkan

motivasi semangat bekerja kepada karyawan, Pemberian natura dan

kenikmatan yang dilakukan perusahaan dalam mengoptimalkan

beban pajak kurang memperhatikan dampak pajak pada karyawannya.


11

2.1. Tabel Peneliti Terdahulu

Nama Judul
Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
1. Arum Penerapan Tax Penerapan tax planning yang dilakukan
Listyani Planning oleh PT. Central Java Daya Wiguna
(2014) Sebagai Indonesia yaitu dengan memanfaatkan
Alternatif Legal celah-celah undang-undang perpajakan
Guna dimana strategi yang digunakan yakni
Meminimalkan memberikan tunjangan kepada karyawan
Beban PPh dalam bentuk uang yaitu berupa tunjangan
Badan PT. makan, transportasi dan tunjangan
Central Java asuransi yang dibayar pemberi kerja,
Daya Wiguna metode penyusutan menggunakan metode
Indonesia garis lurus, Pemilihan metode penilaian
persediaan menggunakan metode rata-rata
(average).
12

2. Sakina Perencanaan Metode penyusutan yang diterapkan


Putri Pajak Atas Perusahaan saat ini adalah metode garis
Maharani Penyusutan lurus. Sedangkan dari hasil penelitian
(2014) Aktiva Tetap menyebutkan bahwa metode yang paling
Dan Pengadaan tepat diterapkan pada PT FAJAR SURYA
Aktiva Tetap WISESA yakni metode saldo menurun
Untuk ganda (double declining method). Dengan
Meminimalkan menerapkan metode saldo menurun maka
Beban Pajak perusahaan akan menghemat beban pajak
Perusahaan Pada sebesar Rp145.054.730, Selain itu,
Pt. Fajar Surya pengadaan aset tetap perusahaan yang
Wisesa Tbk sebagian besar dari pembelian secara
langsung membuktikan bahwa perusahaan
tidak dapat memaksimalkan biaya yang
dapat mengurangi laba. Pembelian secara
sewa guna usaha untuk seluruh aset tetap
lebih menguntungkan bagi Perusahaan.
Walaupun jumlah nilai tunai biaya lebih
besar, namun dengan sewa guna usaha
perusahaan dapat mengakui seluruh biaya
sewa sehingga meningkatkan beban pajak
perusahaan dan akan menekan pajak

3. Via Syara Analisis Strategi Pemberian natura dan kenikmatan ini


Samudra Tax Planning dilakukan perusahaan karena tidak hanya
(2016) Pph 21 Atas dapat mengoptimalkan beban pajak
Pemberian melainkan juga dapat meningkatkan
Natura Dan kinerja dan menumbuhkan motivasi
Kenikmatan semangat bekerja kepada karyawan,
Dalam Pemberian natura dan kenikmatan yang
Mengoptimalkan dilakukan perusahaan dalam
Beban Pajak mengoptimalkan beban pajak kurang
memperhatikan dampak pajak pada
karyawannya
13

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Pajak

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan utama yang di peroleh

dari sumber dana dalam negeri. Dimana merupakan iuran dari rakyat

untuk kas Negara yang tidak mendapat balas jasa secara langsung dan

digunakan dalam pembiayaan pembanguanan. Adapun definisi atau

pengertian pajak yang dikemukakan oleh para tokoh sebagai berikut :

a. Soemitro dan Mardiasmo (2009:1) mendifinisikan pajak adalah iuran

rakyat kepada kas Negara bedasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang

langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum.

b. Pengertian pajak menurut Mr. Dr. NJ. Feldmann dalam buku De Over

Heidsmiddelen Van Indonesia (terjemahan) : Pajak adalah prestasi yang

dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha (menurut

norma-norma yang ditetapkannya secara umum tanpa adanya

kontraprestasi, dan semata - mata digunakan untuk menutup pengeluaran.

c. Smeet, Wirawan B dan Burton (2008 : 6) mendefinisikan “Pajak adalah

prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma - norma umum

dan yang dapat dipaksakan tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunj

ukan dalam hal individual maksudnya adalah untuk membiayai

pengeluaran pemerintah.
14

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

pajak adalah suatu iuran yang harus dibayar setiap warga negara yang

bersifat memaksa karena telah diatur sedemikian rupa dalam Undang-

Undang yang dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah, dan hasil pembayaran pajak yang Wajib Pajak

lakukan tidak langsung terlihat hasilnya.

Dari pengertian-pengertian diatas terdapat 4 (Empat) karakteristik atau

ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak sebagaimana dikemukakan

oleh Muqodim (1999 : 147) yaitu :

a. Pajak adalah pengalihan sumber-sumber dari sektor swastake sektor

Negara. Artinya bahwa yang berhak melakukan pemungutan pajak adalah

Negara, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

b. Bedasarkan undang-undang artinya walaupun Negara mepunyai hak untuk

memungut pajak namun pelaksanaanya harus memperoleh persetujuan

dari wakil-wakil rakyat dengan menyetujui undang-undang

c. Tanpa imbalan dari Negara yang langsung ditunjuk secara individual dan

tidak dihubungkan secara langsungg dengan besarnya pajak.

d. Untuk membiayai pengeluaran pemerintah baik pengeluran rutin maupun

pengeluran pembangunan.
15

2.2.2 Perencanaan Pajak

2.2.2.1 Pengertian Perencanaan Pajak

Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen

pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian

terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan

penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya

penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk

meminimumkan kewajiban pajak.

Perencanaan Pajak (Tax Planning) menurut Chairil Anwar Pohan

(2013:8), adalah sebagai berikut:

“Perencanaan Pajak (Tax Planning) adalah rangkaian

strategi untuk mengatur akuntansi dan keuangan perusahaan

untuk meminimalkan kewajiban perpajakan dengan cara-cara

yang tidak melanggar peraturan perpajakan (in legal way),

dalam arti yang lebih luas meliputi keseluruhan fungsi

manajemen perpajakan”.

Perencanaan Pajak menurut Thomas Sumarsan (2013:115), adalah

sebagai berikut:

“Istilah perencanaan pajak mencakup penataan strategis

untuk meminimalkan kewajiban pajak, kegiatan perencanaan

pajak pada umumnya berusaha untuk menghindari sanksi

akibat dari penerapan pajak yang melanggar peraturan dan

perundang-undangan pajak di indonesia”.


16

Adapun pengertian Perencanaan Pajak (Tax Planning) menurut

Erly Suandy (2016:7), adalah sebagai berikut:

“Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen

pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian

terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis

tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan”.

Berdasarkan definisi tentang tax planning dari ketiga pengertian

di atas dapat disimpulkan bahwa tax planning adalah upaya untuk

mengatur pembayaran pajak atau meminimalkan kewajiban pajak

dengan tidak melanggar perundang- undangan yang berlaku, agar

pajak yang dibayar tidak lebih dari jumlah yang seharusnya. Jika

tujuan dari perencanaan pajak adalah untuk membuat agar beban

pajak yang harus dibayar dapat ditekan serendah mungkin dengan

memanfaatkan peraturan perpajakan yang ada. Akan tetapi

menurut pembuat Undang-undang perencanaan pajak disini sama

dengan penghindaran pajak (tax avoidance), karena secara hakikat

ekonomis kedua-duanya adalah untuk memaksimalkan penghasilan

setelah pajak, karena pajak merupakan unsur pengurang laba.


17

2.2.2.2 Jenis-jenis Perencanaan Pajak

Perencanaan pajak tidak hanya dilakukan di Indonesia saja,

karena kadang-kadang perusahaan juga harus berhubungan dengan

negara di luar Indonesia untuk menjalankan kegiatan

perusahaanya. Untuk itu sebelum melakukan perencanaan pajak

seorang perencana pajak harus mengetahui jenis- jenis perencanaan

pajak terlebih dahulu.

Menurut Erly Suandy (2016:29), jenis-jenis perencanaan pajak

dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Perencanaan pajak domestik (national tax planning)

2. Perencanaan pajak internasional (international tax planning)

Dari kedua jenis perencanaan pajak tersebut terdapat

perbedaan yang melekat antara perencanaan pajak nasional dengan

perencanaan pajak internasional, yaitu terletak pada peraturan

pajak yang akan digunakan. Dalam perencanaan pajak nasional

hanya memperhatikan undang-undang domestik, sedangkan

perencanaan pajak internasional disamping undang-undang

domestic juga harus memperhatikan perjanjian pajak dan undang-

undang dari negara- negara yang terlibat.


18

2.2.2.3 Motivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak

Sebelum perencanaan pajak dilakukan, tentunya ada beberapa

hal yang memotivasi perusahaan untuk melakukan perencanaan pajak.

Menurut Erly Suandy (2016:12), motivasi yang mendasari

dilakukannya suatu perencanaan pajak umumnya bersumber dari tiga

unsur perpajakan, yaitu:

1. Kebijakan perpajakan (tax policy)

2. Undang-undang perpajakan (tax law)

3. Administrasi perpajakan (tax administration)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat uraian dibawah ini:

1. Kebijakan Perpajakan (tax policy)

Kebijakan perpajakan (tax policy) merupakan alternatif dari

berbagai sasaran yang hendak dituju dalam sistem perpajakan.

Dari berbagai aspek kebijakan pajak, terdapat faktor-faktor yang

mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak, diantaranya:

jenis pajak yang akan dipungut, subjek pajak, objek pajak, tarif

pajak, prosedur pembayaran pajak.


19

2. Undang-undang Perpajakan (tax law)

Kenyataan menunjukan bahwa dimana pun tidak ada

undang-undang yang mengatur setiap permasalahan secara

sempurna. Oleh karena itu, dalam pelaksanaanya selalu diikuti

oleh ketentuan-ketentuan lain (Peraturan Pemerintah, Keputusan

Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, dan Keputusan

Direktur Jenderal Pajak). Tidak jarang ketentuan pelaksanaan

tersebut bertentangan dengan undang-undang itu sendiri karena

disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijakan dalam

mencapai tujuan lain yang ingin dicapainya. Akibatnya

terbuka celah (loopholes) bagi wajib pajak untuk menganalisis

kesempatan tersebut dengan cermat untuk perencanaan pajak yang

baik.

3. Administrasi Perpajakan (tax administration)

Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak

adalah untuk memaksimalkan laba setelah pajak (after tax

return) karena pajak ikut mempengaruhi pengambilan keputusan

atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan

investasi melalui analisis yang cermat dan pemanfaatan peluang

atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang

sengaja dibuat oleh pemerintah untuk memberikan perlakuan

yang berbeda atas objek yang secara ekonomi hakikatnya sama


20

(karena pemerintah mempunyai tujuan lain tertentu) dengan

memanfaatkan:

a. Perbedaan tarif pajak (tax rates)

b. Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar

pengenaan pajak (tax base)

c. Loopholes, shelters, dan havens

2.2.2.4 Tahapan Dalam Membuat Perencanaan Pajak

Untuk melakukan perencanaan pajak tentunya tidak bisa dilakukan

dengan sembarangan, tetapi harus melalui tahapan-tahapan yang

terperinci agar perencanaan pajak yang dilakukan dapat berhasil

sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun tahapan-tahapan dalam membuat perencanaan pajak

menurut Erly Suandy (2016:15), adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis informasi (basis data) yang ada.

2. Membuat satu model atau lebih rencana kemungkinan

besarnya pajak.

3. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak.

4. Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali

rencana pajak.

5. Memutakhirkan rencana pajak.


21

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat uraian berikut ini:

1. Menganalisis informasi (basis data) yang ada

Tahap pertama dari proses pembuatan perencanaan

pajak adalah menganalisis komponen yang berbeda atas pajak

yang terlibat dalam suatu proyek dan menghitung seakurat

mungkin beban pajak yang harus ditanggung.

2. Membuat satu model atau lebih rencana kemungkinan

besarnya pajak

Model perjanjian internasional dapat melibatkan satu

atau lebih atas tindakan-tindakan berikut:

a. Pemilihan bentuk transaksi yang akan dilakukan oleh

perusahaan atau hubungan internasional.

b. Pemilihan negara asing sebagai tempat melakukan investasi

atau menjadi residen dari negara tersebut.

c. Penggunaan satu atau lebih negara tambahan.

3. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak

Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan yang

merupakan bagian kecil dari seluruh perencanaan strategis

perusahaan, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi untuk

melihat sejauh maa hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak


22

terhadap beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Beban

pajak tersebut akan dihitung dengan menggunakan hipotesis

sebagai berikut:

a. Bagaimana jika perencanaan pajak tidak

dilaksanakan

b. Bagaimana jika perencanaan pajak tersebut

dilaksanakan dan berhasil dengan baik

c. Bagaimana jika perencanaan pajak tersebut

dilaksanakan tetapi gagal.

4. Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali

rencana pajak

Pembuatan suatu rencana sebaiknya disertai dengan

gambaran atau perkiraan berapa peluang kesuksesan dan

berapa laba setelah pajak yang akan diperoleh jika berhasil

maupun kerugian jika terjadi kegagalan.

5. Memutakhirkan rencana pajak

Dengan membiarkan perhatian terhadap perkembangan

yang akan datang maupun situasi yang terjadi saat ini,

seorang manajer akan mampu mengurangi akibat yang

merugikan dari adanya perubahan, dan pada saat yang

bersamaan mampu mengambil kesempatan untuk memperoleh


23

manfaat yang potensial.

2.2.2.5 Aspek Formal dan Administratif Perencanaan Pajak

Menurut Erly Suandy (2016:9), aspek administratif dari

kewajiban perpajakan meliputi kewajiban mendaftarkan diri untuk

memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP), menyelenggarakan

pembukuan atau pencatatan, membayar pajak, menyampaikan Surat

Pemberitahuan (SPT), di samping memotong atau memungut pajak.

2.2.2.6 Aspek Material dalam Perencanaan Pajak

Menurut Erly Suandy (2016:10), pajak dikenakan terhadap

objek pajak yang dapat berupa keadaan, perbuatan, perbuatan,

maupun peristiwa. Basis perhitungan pajak adalah objek pajak. Maka

untuk mengoptimalkan alokasi sumber dana, manajemen akan

merencanakan pembayaran pajak yang tidak lebih (karena dapat

mengurangi optimalisasi alokasi sumber daya) dan tidak kurang

(supaya tidak membayar administrasi yang merupakan pemborosan

dana). Untuk itu objek pajak harus dilaporkan secara benar dan lengkap.

Pelaporan objek pajak yang benar dan lengkap harus bebas dari berbagai

rekayasa negative.
24

2.2.2.7 Aspek Formal Perencanaan Pajak

Aspek formal perencanaan pajak Erly Suandy (2016:9) :

i. Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pengukuhan Pengusaha

Kena Pajak (NPPKP)

ii. Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan

iii. Membayar pajak

iv. Menyampaikan Surat Pemberitahuan

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat uraian dibawah ini:

1. Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok

WajibPajak (NPWP) atau Nomor Pengukuhan Pengusaha

Kena Pajak (NPPKP)

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi

pembayar pajak, pemotong pajak dan peungut pajak yang

mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan perpajakn ditentukan untuk melakukan

kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak dan pemotong

pajak tertentu (pasal 1 butir 2 UU KUP). Yang wajib

mempunyai NPWP adalah Wajib Pajak (Subyek Pajak


25

Penghasilan). Sedangkan yang wajib mempunyai NPPKP

adalah wajib pajak badan didirikan seperti PT, CV, Firma,

Kongsi, Yayasan, Perkumpulan, Lembaga, Koperasi, BUMN,

Ormas, Orsospol wajib melaporkan usahanya. Setiap pengusaha

yang dikenakan pajak pertambahan nilai yang menyerahkan

barang kena pajak / jasa kena pajak omsetnya di atas

1.800.000.000

2. Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan

Dalam dunia bisnis, setiap perusahaan membutuhkan

system pencatatan yang mencatat dan merekam semua

aktivitas perusahaan secara rapid dan teratur. Seperti halnya dunia

bisnis, dunia pajak juga mengharuskan beberapa beberapa wajib

pajak untuk melakukan system pencatatan suatu aktivitas

bisnis. Dalam pajak pencatatan tersebut lebih dikenal dengan

nama pembukuan. Pembukuan yang dicatat secara rapih dan

teratur dapat menghasilkan informasi mengenai pajak yang

terutang atas jumlah seluruh objek pajak pajak yang terutang

atas jumlah seluruh objek pajak yang diterima, diperoleh,

diserahkan dan dilakukan selama masa pajak (bulanan /

tahunan) tertentu.
26

3. Membayar Pajak

Setelah Wajib Pajak memiliki NPWP, kewajiban yang

harus dilaksanakan selanjutnya adalah membayar pajak

sehubungan dengan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai / Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

(PPN &PPnBM). Bagi Negara, pajak adalah salah satu sumber

penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai

pengeluaran Negara, baik pengeluaran rutin maupun

pengeluaran pembangunan.

4. Menyampaikan Surat Pemberitahuan

Pengertian SPT dalam pasal 1 butir 11 UU KUP, Surat

Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan

untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak, obyek

dan/ atau bukan obyek pajak, dan/ atau harta dan kewajiban

sesuai dengan harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

Aspek material dalam perencanaan pajak Erly Suandy (2016:10) :

a. Mengoptimalkan alokasi sumber dana

b. Objek pajak harus dilaporkan secara benar dan lengkap


27

2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis

Untuk dapat meminimalisasi kewajiban pajak, dapat dilakukan

berbagai cara, baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan

(lawful) maupun yang melanggar peraturan perpajakan (unlawful),

seperti tax avoidance dan tax evasion. Perencanaan pajak umumnya

selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu transaksi atau kejadian

mempunyai dampak perpajakan. Apabila kejadian tersebut

mempunyai dampak pajak, apakah dampak tersebut dapat diupayakan

untuk dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya. Selanjutnya,

apakah pembayaran pajak tersebut dapat ditunda. Salah satu

perencanaan pajak adalah dengan cara mengatur seberapa besar laba

yang dilaporkan, sehingga masuk dalam indikasi adanya praktik

manajemen laba.

2.4. Kerangka Pemikiran

Perencanaan Pajak

Penghasilan Kena
Pajak

Manajemen Laba
28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1. Jenis Penelitian

Data Kualitatif, yaitu data yang berisi kondisi perusahaan seperti

latar belakang perusahaan, struktur organisasi, tujuan perusahaan,

rencana perusahaa, kebijakan perusahaan. Dimana data tersebut

diperoleh secara lisan ataupun tulisan. Teknik ini digunakan penulis

untuk menganalisis latar belakang perusahaan dan faktor-faktor

yang dapat meminimalkan besarnya beban pajak terutang untuk

wajib pajak badan.

3.1.2. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis kualitatif, yaitu penelitian yang menekankan

analisisnya pada data angka, yakni data yang saya peroleh dari laporan

spt pph badan tahun 2015 dan 2016.


29

3.2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Laporan Keuangan Laba Rugi Tahun 2015 dan 2016

Peneliti akan menggunakan laporan Keuangan Laba Rugi Tahun

2015 dan 2016

b. Rekap SPT Masa PPh Badan Tahun 2015 & 2016

Peneliti melakukan penelitian terhadap PPh Pasal 25 yang

dilaporkan pada tahun 2015 & 2016. Agar mengetahui seberapa besar

pajak penerimaan tersebut terhadap pengkreditan PPh pasal 25.

c. Perencanaan Pajak

Peneliti melakukan analisis terhadap perencanaan pajak yang

ada di PT. Maxitherm Boilers Indonesia. Untuk mengetahui bagaimana

perencanaan pajak yang ada di PT. Maxitherm Boilers Indonesia sehingga

dapat digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki perencanaan yang

ada di perusahaan. Agar perencanaan yang ada diperusahaan tidak

melanggar peraturan.

3.3. Sumber Data

Data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil

wawancara yang diperoleh dari narasumber atau informan yang

dianggap berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan dan


30

sebenarnya di lapangan (Moleong, 2000). Data primer yang digunakan

dalam penulisan ini diperoleh dari hasil wawancara yang telah

dilakukan penulis dengan manager keuangan (financial manager) PT

Maxitherm Boilers Indonesia.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data-data pendukung data primer dari

literatur dan dokumen serta data yang diambil dari suatu organisasi

(Moleong, 2000). Data sekunder yang digunakan penulis diperoleh dari

PT Maxitherm Boilers Indonesia. Data ini berupa :

1. SPT Tahunan Badan tahun 2015 dan 2016.

2. Laporan keuangan laba rugi PT Maxitherm Boilers Indonesia

pada tahun 2015 dan 2016 .

3. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak peghasilan.

3.4. Alat dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Studi Lapangan (Field Research)

Yaitu pengamatan langsung pada objek penelitian dalam

pengumpulan data- data yang diperlukan guna penulisan tugas akhir

melalui:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data,dimana peneliti

melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk


31

melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwan, 2009).Penulis

mengamati langsung di bagian staff perpajakan PT Maxitherm Boilers

Indonesia untuk mengetahui secara langsung kegiatan yang ada di

perusahaan.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

motivasi, perasaan yang dilakukan antara 2 pihak yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancara (Arifin

dan Amran, 2009). Penulis melakukan wawancara mengenai

penerapan tax planning kepada manager keuangan (financial manager)

dankaryawan di bagian staff perpajakan pada PT Maxitherm Boilers

Indonesia.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai

hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen,

rapot, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006). Dokumen dari perusahaan

yang dapat memberikan gambaran mengenai keadaan PT Maxitherm

Boilers Indonesia berupa dokumen yang berhubungan dengan pajak

terutang badan.
32

3.4.2. Studi Kepustakaan (library Research)

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur,

catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan

masalah yang dipecahkan(Nazir, 2005). Penulis mengumpulkan data

yang bersumber dari literatur, buku perencanaan pajak, perpajakan, dan

referensi lain untuk menunjang penulisan.

3.5. Objektivitas dan Keabsahan Data

Trianggulasi adalah cara yang paling umum digunakan dalam

penjaminan validitas data dalam penelitian kualitatif. Trianggulasi

merupakan teknik peme- riksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Menurut Sugiyono (2006:267), Validitas merupakan “derajat

ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang

dapat dilaporkan oleh peneliti”. Menurut Hamidi (2004:82-83), Ada

beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui validitas data,

yaitu:

1. Teknik trianggulasi antar sumber data, teknik pengumpulan

data, dan pengumpulan data yang dalam hal terakhir ini

peneliti akan berupaya mendapatkan rekapitulasi data apa saja

yang berhubungan langsung dengan PPh Pasal 25.


33

2. Pengecekan kebenaran informasi kepada para informan yang

telah ditulis oleh peneliti dalam laporan penelitian (member

check).

3. Akan mendiskusikan dan menduskusikan ulang apakah

dalam pelaporan sudah sesuai dengan ketententua perundang-

undangan.

3.6. Model Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis interaktif. Model ini ada 4 komponen analisis yaitu:

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Menurut Moleong (2004:280- 281), “Analisis data adalah

proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola,

kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”.

Langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman

(1992:15-19), adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi

penelitian dengan melakukan observasi, wawancara, dan

dokumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan

data yang dipandang tepat dan untuk menentukan fokus

serta pendalaman data pada proses pengumpulan data

berikutnya.
34

2. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan,

pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan

langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data,

dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti

memfokuskan wilayah penelitian.

3. Penyajian data, yaitu rangkaian organisasi informasi yang

memungkinkan penelitian dilakukan. Penyajian data

diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja, keterkaitan

kegiatan atau tabel.

4. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data,

peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang

diteliti langsung di lapangan dengan menyusun pola - pola

pengarahan dan sebab akibat.

Siklus analisis interaktif ditunjukkan dalam bentuk skema berikut ini.


35

3.7. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan penjelasan langkah-langkah

yang harus ditempuh dalam suatu penelitian. Menurut Moleong

(2004:127-148), Langkah- langkah prosedur penelitian meliputi tiga hal

yaitu:

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap ini merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti dengan

pertimbangan etika penelitian lapangan melalui tahap pembuatan

rancangan usulan penelitian hingga menyiapkan perlengkapan penelitian.

Dalam tahap ini peneliti diharapkan mampu memahami latar belakang

penelitian dengan persiapan-persiapan diri yang mantap untuk masuk

dalam lapangan penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Dalam tahap ini peneliti berusaha mempersiapkan diri untuk

menggali dan mengumpulkan data-data untuk dibuat suatu analisis

data mengenai pengamen jalanan di Surakarta. Secara intensif setelah

mengumpulkan data, selanjutnya data dikumpulkan dan disusun.

3. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini dilakukan kegiatan yang berupa mengolah data

diperoleh dari narasumber maupun dokumen, kemudian akan disusun

kedalam sebuah penelitian. Hasil analisis tersebut dituangkan dalam

bentuk laporan sementara sebelum menulis keputusan akhir.

Você também pode gostar