Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada
Oleh :
Rachmawati Dwi Maharani
NIM 6661100330
2014
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Telah Diuji di Hadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 16 Oktober
2014 dan dinyatakan LULUS.
Serang, Oktober 2014
Ketua Penguji
(Kandung Sapto Nugroho., S.Sos., M.Si)
NIP 197809182005011002 ..................................
Anggota :
(Drs. Hasuri Waseh, SE., M.Si)
NIP 196202032000121002 ...................................
Anggota :
(Deden Maulana Haris, S.Sos., M.Si)
NIP 197204072008121002 ...................................
Mengetahui,
Fokus dalam penelitian ini adalah Implementasi Program Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari
implementasi program tersebut dilihat dari faktor pendukung serta faktor
penghambatnya. Program ini dibuat dengan tujuan dapat meningkatkan jumlah
masyarakat untuk dapat mengakses air minum dan sanitasi yang layak serta
mempraktekan perilaku hidup bersih dan sehat. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrument dalam penelitian
ini adalah peneliti itu sendiri yang didasari pada indikator teori implementasi
kebijakan menurut model Merilee S. Grindle. Indikatornya terdiri dari isi kebijakan
dan konteks kebijakan. Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis interaktif menurut Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian
ini adalah dalam implementasinya belum berjalan dengan baik. Kurangnya
profesionalitas kerja dan sanksi yang tegas, keterbatasan SDM serta kurangnya
keikutsertaan dari masyarakat terhadap program tersebut. peneliti memberikan saran
agar kinerja dari para pelaksana senantiasa dapat ditingkatkan lagi agar lebih
profesional dan bertanggung jawab.
ABSTRACT
Alhamdulillah Puja dan Puji syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT
atas segala rahmat, ridho, dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua.
Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita semua Nabi
Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan berkat rahmat,
Adapun dalam peelitian skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul “Program
Kabupaten Lebak.” Penyusunan penelitian skripsi ini tentunya tak lepas dari
bantuan banyak pihak yang tentunya sangat berpengaruh dalam pembuatan proposal
skripsi ini, baik secara moril dan materil. Maka peneliti ingin mengucapkan rasa
terima kasih kepada kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan do’a, kasih
sayang, serta dukungan dan motivasi dalam penyelesaian penelitian skripsi ini.
terimakasih kepada :
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
4. Bapak Gandung Ismanto., S.Sos., MM., selaku Wakil Dekan III Fakultas
5. Ibu Rina Yulianti, S.IP., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu
6. Bapak Anis Fuad, S.Sos., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
7. Bapak Deden M.Haris. S.Sos., M.Si., selaku Dosen Program Studi Ilmu
8. Ibu Titi Setiawati, M.Si., selaku Kepala Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial
9. Terimakasih yang tak terhingga untuk kedua orang tuaku tercinta, kepada
Apih Jajuli S.Sos., dan Mamah Rd. Yani Aryani atas do’a, cinta kasih dan
motivasi yang telah diberikan tanpa henti dan tak pernah putus kepada
10. Terimakasih kepada kaka tersayang Wildan Alfariza SH M.Si atas segala
11. Terimakasih kepada keluarga besar Jaka Wijaya, Keluarga besar Amar
Saudara Sepupu, dan Ponakan atas doa dan semangat yang diberikan
kepada peneliti;
12. Terimakasih kepada Rihat Faris Ardiansyah atas do’a, semangat, motivasi,
13. Terimakasih kepada A Indra Pratama SE., Kang Alam, Intan Aisyah HR,
Lina, Nidya, Citra, Fitra, Gita, Pita, Rurin, Njay atas doa, semangat dan
dukungannya.
15. Terimakasih untuk teman-teman satu angkatan 2010 baik Reguler maupun
Non Reguler, khususnya kelas ANE A dan ANE B yang menjadi motivasi
16. Kepada para sahabat, Kanari Gemilang Al Ridha, Dwi Mayang Sari, Astri
17. Semua dosen dan staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
18. Terimakasih kepada Ibu Ela Arwati dan ibu Anik Arifah bagian Kesehatan
19. Terimakasih kepada semua informan yang telah membantu peneliti dalam
Pasir Tanjung dan desa Tambakbaya atas segala informasi dan bantuannya
dalam penyusunan dan penyadian skripsi ini. Peneliti mengharapkan kritik dan
saran untuk membangun kemujuan yang lebih baik lagi terhadap penelitian
skripsi ini. Semoga penelitian skripsi ini dapat bermanfaat berguna dan
memberikan wawasan bagi para pembaca dan peneliti. Akhir kata peneliti
ucapkan terimakasih.
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR TABEL………………………………………………………… x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. xi
BAB I PENDAHULUAN
3.7.1 Wawancara………………………………………….. 73
3.7.3 Observasi……………………………………………... 80
3.7.4 Dokumentasi…………………………………………. 80
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rekapitulasi Pelaporan Monitoring Stop Babs dan Ctps Puskesmas
Tabel 1.2 Rekapitulasi Pelaporan Monitoring Stop Babs dan Ctps Puskesmas
Di Kabupaten Lebak…………………………………………….. 90
Nomor: 001/KEP/M-PDT/I/2005…………………………….
Nomor: 79/KPTS/DC/2013…………………………………..
PENDAHULUAN
partisipatif dan terintegrasi, sehingga kesenjangan pembangunan daerah yang ada saat
ini dapat segera diatasi. Untuk mengatasi suatu ketertinggalan di daerah menjadi
tanggung jawab Pemerintah Daerah itu sendiri, namun Pemerintah Pusat lebih
desa dengan berbagai faktor permasalahan di desa yang dilanjut ketingkatan yang
Development Goals dalam bidang sektor Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG), yaitu
menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang belum mempunyai akses air
minum dan sanitasi dasar pada Tahun 2015. Sejalan dengan itu, Pemerintah Indonesia
(Pamsimas), yaitu adalah salah satu program nasional yang diselenggarakan secara
meningkatkan akses penduduk perdesaan dari peri urban terhadap fasilitas air minum
dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis masyarakat. program Pamsimas
dimulai padaTahun 2008, dimana sampai dengan Tahun 2012 telah berhasil
meningkatkan pelayanan air minum dan sanitasi, serta meningkatkan nilai dan
perilaku hidup bersih dan sehat di sekitar 6800 desa/kelurahan yang tersebar di 110
Kabupaten/Kota.
Untuk terus meningkatkan akses penduduk perdesaan dan pinggiran kota terhadap
fasilitas air minum dan sanitasu dalam rangka pencapaian target MDG’s, Program
Pamsimas dilanjutkan pada Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2016. Program
meningkatkan cakupan penduduk terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang
layak dan berkelanjutan, yaitu (1) Air Bersih untuk Rakyat, dan (2) Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat.
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pelayanan air minum dan sanitasi telah
minum dan sanitasi yang memenuhi SPM tersebut, Program Pamsimas berperan
dalam menyediakan dukungan financial baik investasi fisik dalam bentuk sarana dan
prasarana, maupun investasi non fisik dalam bentuk manajemen dukungan teknis, dan
pengembangan kapasitas.
Pemerintah telah menetapkan 13 (tiga sebelas) prioritas dalam Program Aksi
dimensi keadilan di semua bidang. Ketiga belas prioritas ini dipandang mampu
menjawab semua tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan negara di masa
merubah suatu kondisi dan situasi seperti sekarang yang dirasa kurang baik kearah
yang lebih baik lagi sesuai kebutuhan masyarakat banyak. Pembangunan desa bisa
melalui beberapa program seperti misalnya listrik masuk desa, hotmix masuk desa,
Program Pamsimas adalah salah satu bentuk aksi nyata dari pemerintah Indonesia
baik pusat maupun daerah dalam upaya pembangunan desa dan peningkatan
penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat, dan meningkatkan kesehatan
masyarakat dan lingkungan di desa, serta berupaya menurukan angka penyakit diare
dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan yang tidak bersih.
Pamsimas adalah suatu program penyediaan air minum, sanitasi, dan kesehatan.
Pamsimas dapat berjalan dengan efektif dan berkelanjutan apabila berbasis pada
baik yang kaya dan yang miskin dan dilakukan melalui pendekatan yang tanggap
Program Pamsimas ini adalah salah satu program Pemerintah Pusat dalam
yang berhubungan dengan air dan lingkungan yang berbasis masyarakat. Program ini
hadir tentu dengan tujuan awalnya adalah untuk membantu masyarakat di desa dalam
lingkungan tempat mereka tinggal. Program ini memang tidak hanya untuk desa
tertinggal, tetapi untuk semua desa yang memang membutuhkan sarana air ataupun
desa tersebut.
Indikator capaian Pamsimas tahun 2008-2012:
1. Bertambahnya 6-7 juta penduduk menurut status sosial ekonomi yang dapat
2. Bertambahnya 3,1 juta penduduk menurut status sosial ekonomi yang dapat
mengakses sanitasi.
sabun.
Pamsimas.
desa/kelurahan lokasi sasaran dilakukan tiap tahun, dan dilaksanakan pada 1 tahun
pelaksanaan program. Jumlah desa/kelurahan yang masuk dalam daftar panjang desa
layak (eligible longlist) sama dengan jumlah kouta lokasi sasaran per Kabupaten/Kota
dikurangi jumlah desa/kelurahan yang telah menjadi lokasi program Pamsimas pada
air minum
sanitasi
2tahun terakhir
Berdasarkan daftar tersebut, TKK (Tim Teknis Kabupaten/Kota) kemudian
yang bersangkutan agar dapat menentukan prioritas desa/kelurahan yang dipilih untuk
ikut sertadalam kegiatan pertemuan sosialisasi proyek. Jumlah desa/ kelurahan yang
akan mengikuti pertemuan sosialisasi dapat disesuaikan dengan jumlah desa calon
penerima proyek yang ditargetkan, dengan mempertimbankan dua hal utama sebagai
berikut ini :
masyarakat.
dibentuk Tim Evaluasi RKM (Rencana Kerja Masyarakat) oleh TKK (Tim
peduli dapat diundang sebagai pengamat atau partisipan. Aspek koordinasi pada
tingkat kecamatan memiliki posisi strategis dan penting terutama terkait dengan
distribusi dan geografi desa/kelurahan sasaran di wilayahnya. Kecamatan sangat tepat
perdesaan dan pinggiran kota di lokasi Pamsimas dalam (Penggunaan sarana air
minum dan sanitasi dan juga praktik perilaku hidup bersih da sehat), sebagai upaya
Indikator dari penetapan lokasi sasaran dari Program tujuan umumnya adalah (1)
Tambahan jumlah orang yang memiliki akses sarana air minum yang sesuai. (2)
Tambahan jumlah orang yang memiliki akses sarana sanitasi yang sesuai. Kemudian
keuangan. (2) Pelatihan teknis sarana air minum dan sanitasi. (3) Pembangunan
sarana air minum umum di daerah pedesaan. (4) Pembangunan sarana sanitasi
komunal di daerah pinggiran kota. RKM II: (1) Pembangunan sarana sanitasi di
sekolah. (2) Pelatihan PHBS di masyarakat dan di sekolah. (3) Pelaksaaan PBHS di
masyarakat dan sekolah. (4) Penyiapan dan pelatihan pengelola sarana air minum dan
sanitasi.
Selanjutnya adalah tahapan dari Program Pamsimas adalah sebagai berikut :
Rapid Participatory Assessment (RPA), mulai dari daftar panjang (Longlist) dan
daftar pendek (Shortlist) sampai dengan penetapan lokasi terpilih. Dari tabel diatas
sampai dengan desa. Dimana Tim Pusat bertanggungjawab penuh dalam menjamin
Dari data tabel diatas, dapat dilihat pada sebelum implementasi program
Pamsimas di Desa Pasir Tanjung tersebut ada sebanyak 4,121 jiwa penduduk di desa
tersebut yang membuang air besarnya sembarangan atau BABS dan ada sebanyak 412
jiwa penduduk yang melakukan aktivitasnya tersebut di jamban. Hal tersebut tentu
penduduk yang terdata yang terkena penyakit diare. Maka dapat dikatakan bahwa
masih banyak masyarakat di desa pasir tanjung yang masih BABS dibandingkan
Kampung Pasir
Melati RW 01 104 98 482 251 231 3
Kampung
Peucangeun RW
02 155 140 807 441 366 6
Kampung
Cidalung RW 02 158 116 593 190 390 4
Kampung Pasir
Cau RW 03 53 44 174 112 64 0
Kampung
Tambakbaya RW
04 201 141 792 90 615 22
Kampung
Pengkolan/Bojong
Kondang Rw 05 130 105 508 132 393 3
Kampung Pasir
Kadu RW 07
56 38 207 20 170 0
Kampung Sempur
Dua RW 07
56 45 229 135 90 2
Jumlah
913 727 3,792 1,371 2,319 40
(Sumber: Puskesmas Mandala Kec.Cibadak, 2012).
Dari data tabel diatas, dapat dilihat pada sebelum implementasi program
melakukan BABS ada sebanyak 1,371 jiwa orang. Kemudian ada sebanyak 2,319
jiwa orang yang melakukannya di jamban. Hal ini tentu lebih baik dari Desa Pasir
Tanjung yang memang masyarakatnya masih banyak yang BABS, namun dilihat dari
langsung ke sungai atau apakah sudah dengan baik pengelolaannya sehingga tidak
merusak dan mengganggu lingkungan. Pada desa Tambakbaya ada sekitar 40 jiwa
orang yang terkena kasus diare, memang jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan
Masyarakat ini atau Pamsimas adalah program yang di keluarkan oleh Kementerian
PU, dan pelaksana di daerahnya Dinas Cipta Karya berkoordinasi dengan Dinas
Dinas Cipta Karya sendiri tentunya sebagai pelaksana pembangunan secara fisik
kebiasaan dan perilaku masyarakatnya melalui kegiatan pemicuan bukan dari fisik
Pada awal mula sebelum adanya program ini masuk ke desa mereka, para
kebiasaan yang dilakukan oleh warga Desa Pasir Tanjung dan Desa Tambakbaya
tentu adalah kebiasaan yang tidak baik ataupun tidak sehat. Karena dengan aktivitas
tersebut maka dapat menimbulkan beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh air dan
lingkungan kotor seperti diare, dan bukan hanya itu saja lingkungan sekitarpun tentu
akan menjadi tidak bersih dan tidak sehat atas aktivitas ataupun kebiasaan masyarakat
Perilaku hidup tidak sehat ini dapat ditinggalkan dan dirubah dikit demi
Pamsimasnya untuk dialirkan kerumah penduduk di desa tersebut, selain itu warga
Tambakbaya ada tujuh titik penyimpanan penampungan air ada sebanyak delapan
Berbasis Masyarakat, karena pada dasarnya permasalahan yang muncul dari kedua
desa tersebut adalah tidak jauh berbeda. Maka dari observasi awal peneliti
Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan oleh Ibu Anik
dalam menjaga dan merawat sarana dan prasarana yang telah disediakan
air tersebut.
sesuai, tidak strategis dan tidak adil atau tidak menyeluruh bagi
masyarakat di desa Pasir Tanjung tersebut yang dapat mengakibatkan
warga segan dan mersa malu untuk menggunakan air tersebut. Sehingga
baik, dan tidak banyak dari warga yang memilih kembali ke sungai.
Bukan hanya dari penyimpanan yang kurang stategis saja memang, karena
mereka.
lingkungan hidup. Pada awal sebelum adanya program ini masuk ke Desa
Berdasarkan uraian yang telah peneliti paparkan diatas, dapat dikatakan bahwa
permasalahan yang terjadi pada program Pamsimas tersebut ialah pada awal program
koordinasi yang selaras dari para pelaksana yang menjadi kendala awal dalam
program tersebut. Serta peran masyarakat yang kurang dalam implementasi program
ini agar dapat berjalan dengan baik dan berdayaguna. Sehingga pada pelaksanaan dan
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka identifikasi masalah yang diperoleh
Cibadak.
1. Secara Teoritis
perkuliahan
2. Secara Praktis
peneliti.
Pamsimas.
c. Hasil ini diharapkan dapat memberikan sumbangan masukan kepada para
BAB I PENDAHULUAN
akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari lingkup yang paling
umum hingga menukik ke masalah yang paling spesifik, yang relevan dengan
judul skripsi.
Mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari tema atau
judul penelitian dan dengan masalah atau variabel yang akan diteliti.
kalimat pernyataan.
Mengkaji berbagai teori dan konsep yang relevan dengan permasalahan dan
variabel penelitian, kemudian disusun secara teratur dan rapih yang digunakan
peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik
minimal 2 jurnal.
menunjukan alur piker peneliti sertakaitan antar variabel yang diteliti. Bagan
Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang
kunci (key informan) di dapat dalam situasi yang sesuai dengan fokus
berfungsi sebagai cara alternatif bagi peneliti yang tidak dapat menentukan
Menjelaskan jadwal peneliti secara rinci berserta tahapan penelitian yang akan
Menjelaskan tentang obyek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas,
struktur organisasi dari populasi atau sampel yang telah ditentukan serta hal lain
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan
4.3 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
PENELITIAN
masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa awal, memasuki
masyarakat pada masa transisi, untuk menuju pada masyarakat yang di cita-citakan.
kebijakan publik yang memerlukan kebijakan publik penjelas atau yang sering
operasional antara lain kepres, inpres, kepmen, keptusan kepala daerah, keputusan
kepala dinas. Jadi kebijakan publik dimulai dari program, ke proyek, dan kemudian
Kebijakan menurut Thomas R.Dye dalam Buku Budi Winarno (2012:20) adalah
apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan (public
kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh
“secara luas” kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai “hubungan suatu unit
kebijakan publik sebagai suatu hipotesis yang mengandung kondisi-kondisi awal dan
beberpa implikasi, yakni pertama, titik perhatian kita dalam membicarakan kebijakan
publik berorientasi pada maksud atau tujuan dan bukan perilaku secara serampangan.
Kebijakan publik secara luas dalam sistem politik modern bukan suatu yang terjadi
begitu saja melainkan direncanakan oleh aktor-aktor yang terlibat di dalam sistem
politik. Kedua, kebijakan merupakan arah atau pola tindakan yang dilakukan oleh
tersendiri.
mempromosikan perumahan rakyat dan bukan apa yang diinginkan oleh pemerintah.
Keempat, keijakan publik mungkin dalam bentuknya bersifat positif atau negatif.
Secara positif, kebijakan mungkin mencakup bentuk tindakan pemerintah yang jelas
mengambil tindakan dan tidak untuk melakukan sesuatu mengenai suatu persoalan
merupakan suatu keputusan atau suatu pilihan keputusan untuk mengambil atau tidak
publik mengatur baik secara langsung atau tidak langsung mengelolaan sumberdaya
untuk kepentingan publik atau kepentingan umum, yaitu masyarakat luas, segala
pembangunan adalah suatu hal yang sangat penting keberadaannya karena sangat
menentukan kemajuan suatu negara atau bangsa. Oleh sebab itulah hanya dengan
pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut kita
dapat diperjelas:
menghasilkan rencana yang akan digunakan atau dengan kata lain sebagai
manusia terdiri atas dua bagian: pertama karena digerakan oleh naluri yaitu
yang digerakan oleh pemikiran rasional agar kegiatan yang dilakukan itu
manusia, hal inilah yang sesungguhnya perlu ditetapkan atau diatur dalam
adalah salah satu kondisi yang dapat merendahkan martabat antar manusia
dengan manusia organisasi lainnya, dan bahkan sampai kepada bangsa yang
maklumi bahwa unsur utama dari pada suatu bangsa adalah adanya wilayah
program pembangunan adalah suatu hal yang sangat penting keberadaannya karena
sangat menentukan kemajuan suatu negara atau bangsa. Oleh sebab itu pemerintah
pembangunan yang akan dilakukan baik sebelum dibuat kebijakan ataupun setelah
alasan kebijakan tersebut dibuat adalah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
dalam kelancaran suatu kebijakan atau program yang dilakukan oleh pemerintah tentu
diperlukan partisipasi atau peran serta langsung dari amsyarakat untuk mensukseskan
program yang dibuat oleh pemerintah tersebut, karena tentu pemerintah prospeknya
dari pada suatu bangsa adalah adanya wilayah tertentu, kekuasaan pemerintah, dang
anggota masyarakat. Maka perlu pembinaan oleh pemerintah dan jajarannya kepada
dilakukan oleh sebagian orang atau sekelompok orang untuk menjaga lingkungan
alam sekitarnya agar alam dapat bersinergi dan seimbang dengan kehidupan manusia.
lingkungan merupakan suatu sahabat hidup bagi manusia dan makhluk hidup lainnya,
berakibat kematian bagi manusia dan kemusnahan makhluk hidup yang lainnya.
Tindakan memelihara dan melestarikan lingkungan adalah suatu tindakan
yang sangat terpuji dan patut menjadi kebanggaan suatu bangsa dan negara, karena
negara, sehingga Indonesia lahir sebagai negara yang memiliki kesenjangan yang
sangat melebar antara orang kaya dan orang miskin, misalnya ada anggota
masyarakat memiliki penghasilan hanya sekitar puluhan ribu dan ada yang
penghasilan di atas ratusan juta itu senantiasa menginvestasi atau dengan lain
Berbeda halnya dengan masyarakat yang memperoleh penghasilan yang relative kecil
keberlangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya yang ada di bumi ini.
lingkungan kerja dimana tempat mereka mencari nafkah, lingkungan alam tempat
dengan sesame manusia serta lingkungan keluarga sebagai salah satu faktor yang
kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas, merupakan tahap dari proses
program, kebijakan, keuntungan, atau suatu jenis keluaran yang nyata. Istilah
implementasi menunjuk pada sejumlah kegiatan yang mengikuti pernyataan maksud
tentang tujuan-tujuan program dan hasil-hasil yang diinginkan oleh para pejabat
oleh berbagai aktor, khususnya para birokrat yang dimaksudkan untuk membuat
program berjalan.
direalisasikan sebagai dampak dari suatu kegiatan pemerintah. Oleh karena itu, tugas
sarana tertentu dirancang dan dijalankan dengan harapan sampai pada tujuan-tujuan
yang diinginkan. Selanjutnya menurut Van Meter dan Van Horn (Winarno, 2012:149)
kebijakan.
Maka dapat dikatakan bahwa implementasi kebijakan adalah salah satu proses
tahapan dari kebijakan publik yang dilakukan oleh pemerintah untuk melihat sejauh
mana program pemerintah dilaksanakan, apakah telah sesuai dengan maksud dan
tujuan awal apakah masih ada berbagai permasalahan atau penghambat dalam
penerapan atau pencapaian kebijakan atau program yang dilakukan oleh pemerintah.
Jadi implementasi adalah kegiatan untuk melihat sejauh mana kebijakan dilaksanakan
sasaran tersebut.
Model van Meter dan van Horn dalam Budi Winarno (2012:158) mempunyai
enam variabel yang membentuk kaitan (linkage) antara kebijakan dan kinerja
tersebut dijelaskan oleh van Meter dan van Horn sebagai berikut :
menentukan kinerja kebijakan. Menurut van Meter dan van Horn, identifikasi
2. Sumber-sumber kebijakan
kebijakan.
apa yang mereka miliki dengan menajalankan kebijakan. Van Meter dan Horn
merupakan pusat perhatian yang besar selama dasawarsa yang lalu. Para
hasil kebijakan.
dan tujuan-tujuan juga merupakan suatu hal yang sangat pentig. Para
kebijakan tersebut.
8. Masalah kapasitas
Menurut van Meter dan Horn, implementasi yang berhasil juga merupakan
krusial bagi public administration dan public policy. Implementasi kebijakan adalah
salah satu tahap kebijakan publik, antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi-
empat faktor atau variabel krusial dalam implementasi kebijakan publik, faktor
Secara umum Edward membahas tiga hal penting dalam proses komunikasi
2. Sumber-sumber
3. Kecenderungan-kecenderungan
Jika para pelaksana bersikap baik terhadap suatu kebijakan tertentu, dna hal
4. Struktur Birokrasi
Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering bahkan secara
dan Paul Sabatier dalam buku Leo Agustino (2012,144). Model yang ditawarkan
mereka disebut dengan A Framework for Policy Implementation Analysis. Kedua ahli
ini berpendapat bahwa peran penting dari implementasi kebijakan publik adalah
1. Kesukaran-kesukaran Teknis
teknik-tekik tertentu.
2. Keberagaman Perilaku yang Diatur
kebebasan bertindak yang harus dikontrol oleh para pejabat dan pelaksana
Semakin kecil dan semakin jelas kelompok sasaran yang perilakunya akan
lebih dapat kita kendalikan bila tingkat dan ruang lingkup perubahan yang
akan dicapai.
b. Keterkendalaan teori kausalitas yang diperlukan.
undang-undang.
b. Dukungan publik.
Model Grindle yang dikemukakan oleh Wibawa dalam Buku Riant Nugroho
berikut :
1. Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan.
implementasi, dan arena konflik yang mungkin terjadi di antara para aktor
implementasi, serta kondisi mencermati model Grindle, kita dapat memahami bahwa
keunikan model Grindle teletak pada pemahaman yang komprehensif akan konteks
yang dalam pemetaan kita beri label “MS” yang terletak di kuadran “puncak ke
bawah” dan berada di “mekanisme paksa” dan “mekanisme pasar”. Menurut kedua
yaitu :
1. Syarat pertama adalah, jaminan bahwa kondisi eksternal yang dihadapi oleh
2. Syarat kedua adalah, apakah untuk melaksanakan tersedia sumber daya yang
ada.
tujuan.
Model yang disususn oleh Richard Elmore, Benny Hjern dan David O’Porter
dalam Riant Nugroho (2002:635) model ini diberi lebel “RE, dkk” yang terletak di
kuadran “bawah ke puncak” dan berada di “mekanisme pasar”. Model ini dimulai
dari identifikasi jaringan aktor yang terlibat dalam proses pelayanan dan menanyakan
pembangunan sebagai perubahan yang berlangsung secara luas dalam masyarakat dan
bukan sekedar pada sektor ekonomi saja melainkan sektor lainnya seperti perubahan
sebelumnya.
b) Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana
yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah,
Maka pembangunan adalah melakukan perubahan secara sadar kearah yang lebih
baik lagi dengan tujuan memperbaiki kondisi ataupun situasi yang ada sekarang
menjadi kesituasi yang lebih baik lagi yang lebih ideal dan berbasis kepada
pembangunan tersebut.
1. Prinsip Pembangunan
Beberapa prinsip dan proses pembangunan yang penting antara lain (Adam
a. kesemestaan.
b. Partisipasi masyarakat.
c. Keseimbangan.
d. Kesinambungan.
e. kekuatan sendiri.
f. Kesisteman.
g. Strategi jelas.
h. Skala prioritas.
i. Kelestarian ekologis.
2. Proses Pembangunan
a. Konseptualisasi.
c. Keputusan Politik.
d. Dasar hukum.
e. Rencana Pembangunan.
f. Programming.
g. Proyek.
h. Pelaksanaan.
j. Feed back.
k. Politik.
l. Sosial budaya.
m. Hankam.
n. Teknologi.
o. Agama
Pembangunan daerah adalah usaha untuk meningkatkan kualitas dan
perikehidupan manusia dan masyarakat daerah yang dilakukan secara terus menerus,
perkembangan keadaan daerah, nasional, dan global. Maka semua point atau prinsip-
prinsip pembangunan dan proses pembangunan adalah satu kesatuan yang saling
pembangunan adalah ilmu dan seni tentang bagaimana pembangunan suatu sistem
pembaharuan.
terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu bangsa atau negara untuk mencapai
Wildawsky dan Aaron dalam buku Adam Ibrahim dan Juni Pranoto, 2011;24)
yang lebih baik atau memperbaiki bentuk atau susunan yang lama menjadi susunan
yang baru sesuai dengan kebutuhan ataupun kondisi yang diperlukan secara efektif
dan efisien serta berdaya guna. Maka melakukan perubahan atas permintaan
masyarakat ataupun desakan lingkungan mengenai memenuhi kebutuhan yang
development.
itu, mekanisme dan tata kerja dalam proses analisis perumusan dan
perumusan kebijakan.
kegiatan pemeritahan saja. Oleh karena itu, ada fungsi lain yang penting
adalah suatu proses melalui usaha dan prakarsa masyarakat sendiri maupun kegiatan
pemerintah dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan budaya. Menurut
1. Proses
2. Program
3. Gerakan
4. Metode
manusia yang tidak baik menjadi aktivas yang lebih baik, seperti merubah kebiasaan
masyarakat yang tidak baik seperti membuang sampah sembarangan, Buang Air
Besar Sembarangan, dan hal-hal lainnya aktivitas ataupun kebiasaan masyarakat yang
buruk ataupun tidak baik diharapkan dapat berubah kearah yang lebih baik lagi.
Cileles Kecatamatan Jatinangor Sumedang” oleh Vina Eka Yuliani dari Universitas
Padjajaran.
unit-unit terkait serta kurang optimalnya proses sosialisasi dan partisipasi dari
masyarakat, sehingga maksud dan tujuan dari program tersebut belum tersampaikan
sebanyak 10 orang. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model
analisis data dari Miles dan Huberman, yaitu data reduction, data display, dan
program yaitu organisasi, interpretasi, dan aplikasi, sebagai pedoman peneliti dalam
melakukan penelitian.
dapat dinilai belum cukup efektif mencapai tujuan formalnya. Beberapa hal yang
harus diperhatikan agar program ini dapat mencapai tujuannya dengan baik adalah
penetapan sasaran program yang tepat dan konsisten dilaksanakan sesuai ketentuan,
pengelolaan yang transparan dan akuntabel oleh pihak pelaksana di desa dan
sanitasi dengan konsep berbasis kebutuhan masyarakat bagi kabupaten dan kota di
seluruh Indonesia yang memiliki kesulitan di dalam pemenuhan akses air dan
sanitasi.
Salah satu kabupaten yang telah melaksanakan Program Pamsimas Tahun 2008
penyediaan sarana air minum dan sanitasi). Proses perencanaan (Komponen I) tidak
adalah perwakilan masyarakat dan pemerintah desa dan hasil perencanaan tidak
dari komponen kontribusi biaya (in-cash) dan tenaga (in-kind) untuk Pembangunan
sisi lain, Desa Jetaksari memiliki permasalahan pada pembangunan (Komponen II)
yang berdampak pada pelaksanaan pengelolaan (Komponen III) yakni masalah pada
proses penentuan sumber air yang tidak melalui uji kelayakan dan kesehatan sehingga
air yang dihasilkan tidak layak konsumsi oleh masyarakat, yang pada akhirnya
membuat sarana tidak pernah dipakai serta tidak dirawat oleh masyarakat. Desa
Kenteng, Ngrandah dan Pakis memiliki masalah pada upaya penambahan jumlah
sumur (Komponen III) untuk melayani kebutuhan masyarakat akan air bersih,
Namun penggunaan sarana air pribadi daripada sumur Pamsimas ketika musim
membantu pemasukan biaya untuk pengelolaan sarana air. Sedangkan dari sisi
kegiatan pengelolaan sanitasi, hanya Desa Kenteng yang memiliki kegiatan rutin
permasalahan yang terjadi di dalam penelitian ini. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan Teori Implementasi dengan menggunakan Model Implementasi dari
implementasi menurut Grindle dibagi menjadi dua, yaitu yag pertama adalah isi
kebijakan dan konteks kebijakan, isi dari kebijakan tersebut terbagi menjadi 6 (enam)
yaitu:
yang ada saat ini dapat segera diatasi. Untuk mengatasi ketertinggalan suatu
menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang belum mempunyai akses air
minum dan sanitasi dasar pada Tahun 2015. Sejalan dengan itu, Pemerintah
urban terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan
sampai dengan Tahun 2012 telah berhasil meningkatkan pelayanan air minum dan
sanitasi, serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat di sekitar
terhadap fasilitas air minum dan sanitasu dalam rangka pencapaian target MDG’s,
Program Pamsimas dilanjutkan pada Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2016.
layak dan berkelanjutan, yaitu (1) Air Bersih untuk Rakyat, dan (2) Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat.
merubah suatu kondisi dan situasi seperti sekarang yang dirasa kurang baik kearah
yang lebih baik lagi sesuai kebutuhan masyarakat banyak. Pembangunan desa bisa
melalui beberapa program seperti misalnya listrik masuk desa, hotmix masuk desa,
Program Pamsimas adalah salah satu bentuk aksi nyata dari pemerintah Indonesia
baik pusat maupun daerah dalam kesehatan masyarakat terutama dalam menurukan
angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan
lingkungan. Adapun ruang lingkup upaya peningkatan penyediaan air minum dan
Pamsimas adalah suatu program penyediaan air minum, sanitasi, dan kesehatan.
Pamsimas dapat berjalan dengan efektif dan berkelanjutan apabila berbasis pada
baik yang kaya dan yang miskin dan dilakukan melalui pendekatan yang tanggap
1. Bertambahnya 6-7 juta penduduk menurut status sosial ekonomi yang dapat
2. Bertambahnya 3,1 juta penduduk menurut status sosial ekonomi yang dapat
mengakses sanitasi
sabun
5. Adanya rencana peningkatan kapasitas Pemerintah Kabupaten/Kota pelaksana
Pamsimas.
Tanjung tersebut ada sebanyak 4,121 jiwa penduduk di desa tersebut yang
membuang air besarnya sembarangan atau BABS dan ada sebanyak 412 jiwa
diare di desa tersebut sekitar 54 jiwa penduduk. Maka dapat dikatakan bahwa
masih banyak masyarakat di desa pasir tanjung yang masih BABS dibandingkan
orang. Kemudian ada sebanyak 2,319 jiwa orang yang melakukannya di jamban.
Hal ini tentu lebih baik dari Desa Pasir Tanjung yang memang masyarakatnya
masih banyak yang BABS. Pada desa Tambakbaya ada sekitar 40 jiwa orang
yang terkena kasus diare, jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan desa
Pasir Tanjung.
Di tahun 2008-2009 di Desa Pasir Tanjung sendiri sudah ada sebanyak
Tambakbaya ada tujuh titik penyimpanan penampungan air ada sebanyak delapan
masing desa tersebut, baik Desa Pasir Tanjung ataupun Desa Tambakbaya masih
Pamsimas tersebut. Seperti di Desa Pasir Tanjung menurut data dari Dinas
belum mendapatkan penampungan air hasil dari Program Pamsimas yang ada di
desa mereka. Sedangkan di Desa Tambakbaya masih ada sembilan kampung yang
Bojong Hilir, Kampung Pasir Lame, Kampung Lebak Wangi, Kampung Sumur
desa, adanya kekerabatan, adanya hubungan relasi dengan pihak penyedia atau
tidak strategis dan tidak adil atau tidak menyeluruh bagi masyarakat di desa-desa
Permasalahan yang lain muncul pada proses implementasi program ini adalah
pada awal program ini akan direalisasikan, adanya kurang koordinasi dari pihak
pelaksana program baik dari Dinas Cipta Karya dan Puskesmas Kecamatan yang
agar pembangunan dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta adanya
Proses Proses
Model Implementasi Grindle (Riant konteks implementasinya:
Nugroho (2012:690), konten kebijakan : 1. Kekuasaan, kepentingan, dan
1. Kepentingan yang terpengaruhi strategi aktor yang terlibat.
oleh kebijakan. 2. Karakteristik lembaga dan
2. Jenis manfaat yang akan dihasilkan. penguasa.
3. Derajat perubahan yang diinginkan. 3. Kepatuhan dan daya tanggap.
4. Kedudukan pembuat kebijakan.
5. (siapa) pelaksana program.
6. Sumber daya yang dikerahkan.
Feedback
Output Mengetahui bagaimanakah
Diperoleh gambaran umum Implementasi Program Pamsimas di
mengenai Implementasi Kabupaten Lebak
program Pamsimas di
Kabupaten Lebak
2.4 Asumsi Dasar
Dari hasil observasi awal yang telah peneliti lakukan terhadap obyek
penelitian ini, maka peneliti membuat suatu kerangka pemikiran seperti yang
telah di paparkan sebelumnya di atas. Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa
METODELOGI PENELITIAN
digunakan, karena setiap penelitian yang dilakukan tentu untuk mencapai sebuah
tujuan dari penelitian itu sendiri. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada
latar dan indibidu tersebut secara holistik (utuh). Sejalan dengan definisi tersebut,
adalah tradisis tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena, jika
dahulu sebagai yang lazim digunkan dalam penelitian kalsik, maka sangat tidak
kualitatif adalah berupa kata-kata, gambar, dan buka angka-angka yang biasa
laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen
resmi lainnya.
Lebak. Sehingga peneliti merasa tertarik untuk melihat dan mengetahui faktor apa
sajakah yang menyebabkan Kabupaten Lebak tersebut tertinggal melihat dari satu
Pada ruang lingkup atau fokus penelitian sendiri dimaksudkan adalah segala
hal yang dijadikan sebagai pusat perhatian peneliti dalam penelitian ini untuk
Berdasarkan hal tersebut, maka fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui
Cibadak.
3.3 Lokasi Penelitian
digunakan. Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori Implementasi
dengan Model Implementasi yang di paparkan oleh Merilee S.Grindle
(2012:690), menurutnya implementasi kebijakan dapat dilihat dari dua hal yaitu :
aksi kebijakannya.
faktor yaitu :
Mengacu dari definisi konsep serta teori yang digunakan sebagai pisau
tingkat implementability itu sendiri yang terdiri dari content of policy dan
contex of policy atau isi kebijakan dan konteks kebijakan, adapun isi
bergantung pada dirinya sebagai alat pengumpul data (Moleong, 2005:19). Dalam
penelitian ini, yang menjadi instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri, maka
yang terjadi di dalam masyarakat, intansi terkait atau yang terjadi di lapangan. Dalam
berikut :
sepanjang penelitian itu berlangsung oleh sebab itu dalam keadaan yang serba
tidak pasti dan tidak jelas tersebut, tidak ada pilihan lain selain peneliti itu
data, analisis data, mentafsirkan data dan kesimpulan atas semuanya. Maka dalam
penelitian kualitatif pada awalnya memang permasalahan belum jelas dan pasti,
maka yang menjadi instrument adalah peneliti sendiri. Tetapi setalah masalah
yang akan dipelajari itu jelas barulah dapat dikembangkan suatu instrument.
dan Denzim K (2009:189), seorang informan yang baik adalah seorang yang
penelitian ini. menurut Morse dan Denim K (2009:290) bahwa penentuan key
Kecamatan Cibadak dan informan yang lain adalah dari pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten Lebak, Dinas Cipta Karya, dan juga masyarakat di Desa Pasir
masing-masing.
Rangkasbitung Kesling/Sanitarian
Puskesmas
Rangkasbitung
Mandala Kesling/Sanitarian
Puskesmas Mandala
Tambakbaya
f. Ibu Mustopa
g. Bapak Jari
h. Bapak Sain
i. Bapak Nuthasan
Kesehatan Penyehatan
Lebak
Kabupaten Lingkungan
Lebak
Lebak Pembangunan
Permukiman dan
Perencanaan wilayah
Lebak
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti
terfokus.
3.7.1 Wawancara
melalui Tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dan suatu topik.
Kabupaten Lebak.
3.7.2 Pedoman Wawancara
berdasarkan tugas pokok dan fungsi setiap informan dalam penelitian. Hal ini
Penyehatan
Lingkungan (PPL)
Dinas Kesehatan
Kabupaten Lebak.
Dewi, Staf
Surveilans dan
Penyehatan
Lingkungan Dinas
Kesehatan
Kabupaten Lebak.
Sanitarian dan
bagian Kesling di
Puskesmas
Rangkasbitung
kebijakan Pelaksana
Penyehatan
Lingkungan (PPL)
Dinas Kesehatan
Kabupaten Lebak.
Dewi, Staf
Surveilans dan
Penyehatan
Lingkungan Dinas
Kesehatan
Kabupaten Lebak.
Sanitarian dan
bagian Kesling di
Puskesmas
Rangkasbitung
Konteks Implementasinya
3.7.4 Dokumentasi
rekaman suara, foto-foto, dokumen yang terkait dengan penelitian baik yang
analisis data dilakukan secara terus-menerus tanpa henti sampai data tersebut
diteliti. Aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dimana data yang
penelitian.
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai
dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam
kesimpulan.
2. Reduksi data
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
3. Penyajian data
sejenisnya. Akan tetapi dalam penelitian ini, penyajian data yang peneliti
lakukan dalam penelitian ini adalah bentuk teks narasi, seperti yang dikatakan
oleh Miles & Huberman, “the frequent from display data for qualitative
research data in the past has been narrative text” ( yang paling sering
digunakan untuk penyajian data kualitatif pada masa lalu adalah bentuk teks
naratif). Penyajian data bertujuan agar penelitian dapat memahami apa yang
dengan menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
4. Penarikan kesimpulan
sebelumnya masih bersifat sementara, dan akan terus berubah selama proses
tersebut didukung dengan bukti-bukti data valid dan konsisten yang peneliti
Gambar 3.1
Penarikan kesimpulan
Reduksi Data dan verifikasi
4.7.6 Sumber Data
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumentasi dan lain-lain. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu sebagai
berikut :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung tanpa ada perantara dari
sumbernya. Sumber ini dapat berupa benda, situs, atau manusia. seorang
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin
terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang
disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk raport, maka telah terjadi kewajaran
untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh
menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan
membercheck adalah agar data atau informasi yang di dapat sesuai dengan apa
Lapangan
2. Menentukan
tema penelitian
3. Izin penelitian
4. Pengumpulan
data
terkait/melaku
kan penelitian
5. Bimbingan
6. Penyusunan
laporan
penelitian
7. Seminar
Proposal
8. Acc Lapangan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
00’ Lintang Selatan dan 105 25’ - 106 30’ Bujur Timur. Jarak terpanjang
menurut garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 km dan jarak terpanjang
dari barat ke timur sekitar 90 km, dengan lurus wilayah 1.467,35 Km2, dan
karakteristik yaitu wilayah selatan dengan ketinggian 0-200 meter dpl (di
tengah dan utara dengan ketinggian antara 201-500 meter; serta wilayah
timur yang memiliki ketinggian antara 501-1000 meter dengan puncaknya
Luas wilayah dari Kabupaten Lebak adalah 304.472 hektar atau sebesar 3.044,72
km². Wilayah Kabupaten Lebak yang memiliki luas terbesar berada di Kecamatan
Cibeber, yaitu sebesar 38.315 hektar, sedangkan wilayah yang memiliki luas terkecil
yaitu berada di Kecamatan Kalanganyar dengan luas sebesar 2,591 hektar. Secara
administrative, Kabupaten Lebak terdiri atas 345 Desa yang berada di 28 Kecamatan
Laki-
Kecamatan Perempuan Jumlah
laki
Dari data diatas, Setiap kecamatan tentu memiliki kepadatan penduduk yang
Rangkasbitung dengan jumlah penduduk 120.808 jiwa dan yang paling sedikit
adalah pusat pemerintahan dari Kabupaten Lebak yang disebut juga Ibu Kota dari
Luas
No. Kecamatan Wilayah No. Kecamatan Luas Wilayah (Ha)
(Ha)
1 Malingping 92,17 15 Leuwidamar 146,91
2 Wanasalam 134,29 16 Muncang 84,98
3 Panggarangan 163,36 17 Sobang 107,20
4 Cihara 159,57 18 Cipanas 75,38
5 Bayah 153,74 19 Lebakgedong 62,55
6 Cilograng 107,20 20 Sajira 110,98
7 Cibeber 383,15 21 Cimarga 183,43
8 Cijaku 74,36 22 Cikulur 66,06
9 Cigemblong 75,29 23 Warunggunung 49,53
10 Banjarsari 145,31 24 Cibadak 41,34
11 Cileles 124,98 25 Rangkasbitung 49,51
Gunung
12 145,77 26 Kalanganyar 25,91
Kencana
13 Bojongmanik 58,21 27 Maja 59,87
14 Cirinten 91,12 28 Curugbitung 72,55
Dari tabel diatas, Kecamatan yang memiliki luas paling terluas di Kabupaten
Lebak adalah Kecamatan Cibeber dengan luas 383,15 Ha. Sedangkan yang paling
sempit adalah Kecamatan Kalanganyar dengan luas 25,91 Ha. Sedangkan dari
kondisi jarak dari Ibu Kota Kecamatan ke Kota Rangkasbitung sebagai Ibu Kota
Kabupaten Lebak, Kecamatan paling jauh adalah Kecamatan Cilograng sejauh 160
KM, Kecamatan paling dekat adalah Kecamatan Rangkasbitung dengan jarak 1 KM.
ke Kota Rangkasbitung
Kependudukan dan Catatan Sipil sebanyak 1.282.858 Jiwa terdiri dari 663.404 laki-
laki dan 619.454 jiwa perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Lebak
rata-rata pertahun pada 2011 adalah 1,72% laju pertumbuhan penduduk nasional
adalah 1,49%, bila dibandingkan dengan pertumbuhan Provinsi Banten pada tahun
penyebaran penduduk yang tidak merata. Konsetrasi terbesar berada di Lebak Utara
berada dalam kelompok umur 15-64 tahun. Hal ini berarti sebagian penduduk berusia
Gambaran tingkat kesejahteraan dengan alasan ekonomi dan non ekonomi dapat
terlihat pada Tabel 2 dengan jumlah keseluruhan tahun 2011 sebanyak 351.602 KK,
degan jumlah rincian Keluarga Pra Sejahtera sebanyak 72.056 KK atau 20,50%,
Keluarga Prasejahtera dengan alasan Ekonomi dan non Ekonomi I sebanyak 100.351
atau 28,54%, Keluarga Sejahtera II sebanyak 118.751 atau 33,77% dan Keluarga
Sejahtera III sebanyak 49.688 atau 14,13%. Dan keluarga Sejahtera III Plus sebanyak
10,756 atau 3,06%. Jadi dari gambaran tersebut maka dapat di lihat bahwa tahapan
hanya karena banyak terdapat lahan pertanian (50% dari total luas wilayah) namun
juga didukung oleh komposisi penduduk yang mayoritas bekerja disektor pertanian.
Terbukti bahwa hingga tahun 2010, penduduk yang bekerja di sektor ini mencapai
53,68%. Sementara sektor perdagangan, hotel, dan restoran dijadikan tumpuhan
harapan hidup oleh 76.376 penduduk (16,08% dari total tenaga kerja).
Kabupaten Lebak memiliki dua Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Ciujung
yang meliputi sungai Ciujung, Sungai Cilaki, Sungai Ciberang, dan Sungai Cisimeut;
serta DAS Ciliman – Cimandur yang meliputi Sungai Ciliman dengan anak sunginya,
Sungai Cimandur, Sungai Cisiih, Sungai Cihara, Sungai Cipager, dan Sungai
Cibaliung. Dari sisi demografi, jumlah penduduk Kabupaten Lebak berdasarkan hasil
sensus penduduk tahun 2010 mencapai 1.204.095 jiwa dengan sex ration sebesar
105,81%, sedangkan pada tahun 2001 jumlah penduduk Kabupaten Lebak berjuml;ah
1.282.858 jiwa dengan rincian 663.404 laki-laki dan 619.454 perempuan. Dari data
Kabupaten Lebak memiliki moto atau semboyan yaitu Iman, Aman, Uman,
Amin. Yng mana dari keempat kata tersebut mengandung pengertiannya masing-
masing:
1. Iman
Keyakinan yang teguh kepada Tuhan yang Maha Esa, menurut perintah dengan
Tiada gangguan dan tak sudi mengganggu, tentram, damai, sauyunan, sehat lhir batin.
3. Uman
Milik teratur, tanah subur, rakyat makmur, dagang untung, tani berbukti (mukti).
4. Amin
Ibadah dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pemberiannya yang telah
Desa Pasir Tanjung adalah salah satu desa dari sekian banyak desa di
Cimarga
Kecamatan Maja
Kalanganyar
TK/Play group
sedang sekolah
Pengrajin 4 Orang -
Alternatif
POLRI 1 Orang -
Desa Tambakbaya adalah salah satu desa dari sekian banyak desa di
Kecamatan Cibadak
Cikulur
Kecamatan Kalanganyar
Di Desa Tambakbaya
Pendidikan:
Di Desa Tambakbaya
belum masuk TK
sedang sekolah
Di Desa Tambakbaya
Peternak 2 Orang -
Montir 2 Orang -
jenis dan analisis data adalah kualitatif, maka data yang diperoleh bersifat deskriptif
berbentuk kata-kata berupa kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi lapangan
serta data, atau hasil dokumentasi lainnya. Sumber data utama dicatat dalam catatan
tertulis atau melalui alat perekam yang peneliti gunakan dalam proses wawancara
selama proses pengamatan adalah berupa catatan lapangan dan foto-foto, karena data
berupa foto dapat menghasilkan data deskriptif yang berharga dan sering digunakan
model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huburman. Data yang diperoleh
setiap aspek berdasarkan jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan
penelitian ini, peneliti memberikan kode pada aspek-aspek tertentu, diantaranya yaitu
3. Kode I1,A,B ….. dan seterusnya menandakan informan desa Pasir Tanjung
jawaban tersebut dan mencari data penunjang lain yang akan memperkuat hasil
dalam bentuk uraian singkat atau teks naratif, bagan, matriks, hubungan antar
kategori, dan sejenisnya. Namun pada penelitian ini, penyajian data yang peneliti
informan dalam pembahasan penelitian yang telah disesuaikan dengan teori Merilee
(Pamsimas) di Kabupaten Lebak adalah dapat dilihat dari dua hal yaitu contex of
dalam program tersebut. Berikut ini merupakan kategori yang telah disusun oleh
A. Isi Kebijakan (content of policy) yang terdiri dari beberapa indikator yaitu:
kategori :
(Pamsimas)
keseluruhan
b. Manfaat yang di dapat dari adanya program penyediaan air minum
Pamsimas.
data yang didapat dari hasil kategorisasi diatas dapat dipahami secara
keseluruhan oleh para pembaca, setelah data dan informasi yang dipaparkan
penelitian.
Tabel 4.2
Daftar Informan
Puskesmas Mandala
Pembangunan Permukiman
Pasir Tanjung
Tambakbaya
Lebak
Lingkungan
Keterangan Informan :
1. Ibu Ela, Bagian Kesehatan Lingkungan dan Sanitarian dari Puskesmas
4. Ibu Vina, Kasi Program dan anggaran Dinas Cipta Karya Kabupaten
Lebak.
Tambakbaya
A. Bapak Aat
B. Bapak Selamet
C. Ibu Ratna
D. Ibu Rodiah
E. Ibu Awot
F. Ibu Mustopa
G. Bapak Jari
H. Bapak Sain
I. Bapak Nuthasan
A. Ibu Nur
B. Bapak Aang
C. Ibu Diah
4.3.1 Pamsimas
desa dan peningkatan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat,
ditularkan melalui air dan lingkungan yang tidak bersih. Adapun ruang
dan laki-laki, baik yang kaya dan yang miskin dan dilakukan melalui pendekatan
kesehatan.
Program Pamsimas ini adalah salah satu program Pemerintah Pusat dalam
masyarakat. Program ini hadir tentu dengan tujuan awalnya adalah untuk
Program ini memang tidak hanya untuk desa tertinggal, tetapi untuk semua desa
yang memang membutuhkan sarana air ataupun kekurangan akses air di desa
1. Bertambahnya 6-7 juta penduduk menurut status sosial ekonomi yang dapat
2. Bertambahnya 3,1 juta penduduk menurut status sosial ekonomi yang dapat
mengakses sanitasi.
sabun.
Pamsimas.
Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya program Pamsimas ini adalah
dengan meningkatnya jumlah masyarakat untuk mengakses air bersih atau air
minum dan sanitasi yang layak serta mempraktekan perilaku hidup bersih dan
sehat (hygiene), sebagai bagian usaha pencapaian target MDG’s sektor air minum
(scaling up) program berbasis masyarakat secara nasional. Adapun secara rinci
6. Perubahan perilaku masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan sehat serta
bertugas:
1. Mensosialisasikan program Pamsimas kepada masyarat di tingkat
Kabupaten/Kota.
di Kabupaten/Kota.
Keputusan Bupati/Walikota.
Kemitraan.
Provinsi.
Bupati/Walikota.
terkoordinasi mulai dari tingkat Pusat hingga ke tingkat desa, pada tingkat
setempat, yang beranggotakan Dinas Cipta Karya dan Dinas Kesehatan serta
Project)
penjaringan minat.
Untuk tingkat Kabupaten/Kota juga digunakan kriteria seperti yang
program adalah :
program Pamsimas.
tahun terakhir.
telah dilakukan oleh peneliti dri hasil observasi, wawancara, dokumentasi, serta studi
Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat adalah suatu
kekurangannya atau terbatasnya penerimaan cakupan air minum dan akses air bersih
2008 adalah salah satu bukti nyata dari Pemerintah Indonesia untuk mencapai
Millennium Development Goals sektor Air minum dan Sanitasi, yaitu dengan tujuan
dapat menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang belum mempunyai akses air
minum dan sanitasi dasar. Adapun konteks dari isi kebijakan menurut Teori
hidup bersih dan sehat. Untuk lebih jelasnya peneliti menanyakan kepada
“Tentu tujuan awal dari Pamsimas ini untuk memenuhi cakupan air
bersih untuk masyarakat yang memang cakupan air bersihnya kurang, serta
mencoba untuk merubah perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang
Cibadak mengemukanan hal yang serupa seperti yang dipaparkan oleh Ibu
berikut :
“Untuk kepentingan yang terpengaruhi oleh Pamsimas ini jelas untuk
Pamsimas. Karena tujuan dari program Pamsimas ini adalah untuk meningkatkannya
akses layanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat, baik masyarakat dipedesaan
yang memiliki kekurangan cakupan air bersih dan air minum serta masyarakat miskin
khususnya yang berada di daerah tertinggal. Adapun secara rinci program Pamsimas
bertujuan untuk:
a. Terdapat tambahan 5,6 juta penduduk yang dapat mengakses sarana air
(CTPS)
daerah bidang air minum dan sanitasi untuk mendukung adopsi dan
pengarusutamaan Pendekatan Pamsimas dan pencapaian target
APBD untuk pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi yang telah
dibangun serta peluasan program air minu, dan sanitasi untuk mencapai
MDG’s
Suatu kebijakan yang dibuat oeleh pemerintah baik itu program, peraturan,
kebijakan tentunya adalah suatu upaya ataupun usaha dari pemerintah untuk
dalam suatu program seperti dalam Program Penyediaan Air Minum dan
masyarakat gak harus pergi ke sungai kalau mau mandi, nyuci, pokoknya
kebutuhan air minum ataupun air bersih disuatu daerah dan mencoba
perubahan dan manfaat yang baik dan positif, masyarakat di desa menjadi
tidak perlu harus ke sungai kalau mau mandi, nyuci, buang air segala
macemnya itu sudah tidak perlu lagi. Manfaat dari Pamsimas ini sangat
Pamsimas ini.”
bantuan dari pemerintah ini keluarga saya serta masyarakat desa bisa
tertolong kebutuhan air bersihnya, jadi bisa mandi mencuci tidak harus
manfaat yang dihasilkan oleh Program Pamsimas tentu manfaatnya sangat baik,
keseharian mereka, Karena seperti yang kita tahu bahwa manusia pasti membutuhkan
air dalam kehidupan sehari-hari kita, baik untuk minum, untuk mencuci, untuk mandi
dan sebagainya. Maka dengan adanya Program Pamsimas ini, masyarakat yang
awalnya kesulitan memnuhi kebutuhan air mereka, atau masyarakat yang biasnya
melakukan aktifitasnya diluar rumah seperti di kebun atau disungai, sekarang dengan
Bukan hanya itu, Program Pamsimas ini juga bertujuan untuk dapat merubah
kebiasaan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Dan menimbulkan rasa
kepedulian terhadap kebersihan dan lingkungan sekitar mereka tinggal, karena hal
tersebut pula lah dapat mempengaruhi terhadap kebersihan dan kesehatan diri
sehari-hari mereka dengan di sungai atau di kebun, tentu masyarakat tidak menjaga
penyakit yang dapat menularkandari air dan lingkungan seperti contohnya diare.
Maka tipe manfaat yang diharapkan dengan adanya program Pamsimas ini
adalah dengan meningkatnya jumlah masyarakat untuk mengakses air bersih atau air
minum dan sanitasi yang layak serta mempraktekan perilaku hidup bersih dan sehat
(hyangiene), sebagai bagian usaha pencapaian target MDG’s sektor air minum dan
12. Perubahan perilaku masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan sehat serta
Dalam suatu kebijakan tidak dapat dipisahkan dari adanya suatu target
yang hendak atau ingin dicapai. Derajat perubahan yang ingin dicapai dari
untuk masyarakat agar dapat memenuhi kecukupan air minum dan air bersih
segera mungkin. Dari suatu fenomena atau situasi yang awal tentu
berubah menjadi situasi yang lebih baik lagi sesuai dengan tujuan yang awal
Lebak adalah :
setelah adanya Program Pamsimas tentu saja hal-hal seperti yang telah
sebagai berikut :
dipedesaan dapat terpenuhi kebutuhan air minum dan air bersih, akses
kesadaran masyarakat untuk dapat hidup bersih dan sehat, serta menjaga
masyarakat itu sulit. Ya, untuk merubah kebiasaan itu memang sulit, semua
dapat mengakses sarana air minum yang bersih serta akses sanitasi yang
Ibu Ratna sebagai salah satu warga di Desa Pasir Tanjung memaparkan
memang seperti di Desa Pasir Tanjung pada awal sebelum ada Pamsimas
pada ke sungai atau kebun yah, jadi diharapkan tidak adalagi warga di
desa yang ke kebun atau ke sungai untuk mencuci, mandi, buang air
kecil/besarnya.”
1. Terpenuhinya kebutuhan sarana air minum dan air bersih serta dan adanya
bersih serta menerapkan stop BABS dan mengadopsi program Cuci Tangan
ingin dicapai atau capaian dari Program Pamsimas tersebut tentu saja adalah
terpenuhnya kebutuhan masyarakat akan air bersih dan air minum serta
1. Sekitar 6-7 juta penduduk menurut status sosial ekonomi yang dapat
mengakses sanitasi.
Sabun (CTPS)
tujuan.
mencapai MDG’s.
suatu kebijakan satu program harus sesuai dengan peraturan dan ketentuan
yang ada dan keputusan yang diambil tentu untuk kepentingan bersama.
ProgramPamsimas.
“Instansi terkait pada Program Pamsimas ini tentu selain kita dari Dinas
“Dalam penetapan nama desa-desa telah diatur oleh dinas terkait yaitu
secara fisiknya.”
sebagai berikut:
yang bersih. Karena untuk emrubah kebiasan itu sulit, makanya perlu
adanya koordinasi dari Bappeda – Dinas Kesehatan – Dinas Cipta Karya dan
Kabupaten/Kota
b. Seleksi Kabupaten/Kota
Pemerintah Desa/Kelurahan
Pelaksanaan program adalah suatu hal yang sangat penting dalam suatu
kebijakan. Dapat dikatakan para pelaksana ini adalah penyedia dan yang
pelaksana program juga sebagai tolak ukur untuk melihat sejauh mana suatu
“Pelaksana dari Program Pamsimas seperti yang telah saya jelaskan pada
Bappeda, Dinas Cipta Karya dan Puskesmas terkait dengan sektor wilayah
fisik dan tidak lupa adanya peranan aktif dari masyarakat yang ikut serta
“Pelaksana Pada Program Pamsimas ini adalah dari Dinas terkait seperti
Kabupaten/Kota.
di Kabupaten/Kota.
Keputusan Bupati/Walikota.
Kemitraan.
Provinsi.
Bupati/Walikota.
“ Sumber daya yang digunakan dalam Program Pamsimas tentu saja dari
Sumber Daya Manusia yang dikerahkan baik dari Pusat, provinsi dan
kemudian dari sumber daya alam yang digunakan dalam program adalah
desa.”
Selain itu memang fungsi lokasi ataupun lingkungan di sekitar desa menjadi
sumber daya alam yang menunjang untuk keberhasilan dari program ini.
dan mulai berprilaku hidup bersih dan sehat. Kemudian barulah ditunjang
oleh para pelaksana atau pemberi pelayanan yang memiliki kecakapan dan
setempat, yang beranggotakan Dinas Cipta Karya dan Dinas Kesehatan serta
Project)
penjaringan minat.
Untuk tingkat Kabupaten/Kota juga digunakan kriteria seperti yang
program adalah :
program Pamsimas.
tahun terakhir.
dalam pengimplementasian suatu kebijakan agar dapat diketahui hal apa saja
kekuasaan, kepentingan dan juga strategi yang dilakukan oleh para aktor,
baik oleh pembuat kebijakan, pelaksana bahkan juga aktor lain di luar itu
baik yang disengaja ataupun tidak disengaja, dan baik secara langsung
baik secara langsung ataupun tidak langsung. Berikut ini adalah pemaparan
dari Ibu Ela Sebagai Sanitarian di desa Pasir Tanjung adalah sebagai
berikut:
“Mengenai permasalahan penyalahgunaan kepentingan-kepentingan
desa Pasir Tanjung adalah pada saat awal akan masuknya program ini di
sampai bawa golok dan mengancam para petugas dan warga disekitar situ.
dekat rumahnya.”
Hal yang sama disampaikan pula oleh Ibu Anik sebagai Sanitarian di
masyarakat lain akan sampai atau akan dapat memanfaatkan juga atau
tidak.
lagi karena jadi masyarakat tidak mendapatkan pelayanan air bersih secara
penetapkan titik penampungan air minum dan air bersih baik di desa Pasir
kurang optimal.
pengairan ataupun distribusi air minum dan air bersih yang tidak merata
desa Tambakbaya. Bahkan seperti yang telah dipaparkan oleh Ibu Anik
diatas, di desa Pasir Tanjung sampai ada warga yang mengancam membawa
yang ada dan ada ketidak profesionalitas dan adanya campur tangan dari
aktor yang terlibat atau penguasa seperti karna faktor kerabat, family, dan
sebagainya yang dapat mementingkan kepentingan pribadi diatas
akan terlepas dari karakteristik atau peran dari para pelaksana kebijakan itu
sendiri. Karakteristik stakeholders dalam hal ini sesuai dengan tugas dan
dibawah pengawasan oleh Dinas Cipta Karya, setelah jadi maka operasi
anggotanya Dinas kesehatan, Dinas Cipta Karya dan dinas terkait lainnya.
(Satlak).”
Program, Tim Teknis Program, dan Project Managemen Unit Pusat (PMU).
setempat, yang beranggotakan Dinas Cipta Karya dan Dinas Kesehatan serta
Hal ini juga bagian penting dari proses implementasi suatu kebijakan,
dimana tingkat kepatuhan dan adanya respon dari para pelaksana kebijakan
merupakan aksi nyata dari para pelaksna untuk melaksanakan tugas pokok
terlaksana dengan baik, secara optimal dan berdaya guna. Maka berkaitan
dengan hal tersebut, ada beberapa aturan serta mekanismenya dari setiap
sebagai bukti kepatuhan dan adanya respon dari para pelaksana, dari
sungai untuk mencuci baju, piring, mandi, dan buang airnya. Tentu saja
pada awal pembangunan yang kurang gotong royong dari masih ada aja
baik mulai dari implementator atau pelaksana tingkat pusat hingga tingkat
kebutuhan.
berada pada tingkat Kecamatan karena terkait dengan distribusi dan geografi
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dilaksanakan belum dapat dikatakan berhasil dan berjalan optimal. Berbagai temuan
penampungan air bersih dari Program pamsimas yang tidak merata di dalam
adanya kurang berkoordinasi dinas atau instansi terkait, dan kurang menjalankan
kesuksesan implementasi pada Program Pamsimas ini adalah yang pertama kurang
profesionalitas kerja dari para dinas ataupun pejabat terkait dalam program ini, dilihat
dari awal program ini akan masuk ke desa, peneliti mendapatkan bahwa adanya
kurang koordinasi dari dinas pada saat melakukan musyawarah awal di desa tidak
semua dinas terkait ikut hadir dalam rapat. Kemudian adanya penempatan
peran atau kekuasaan dari para aktor terlibat untuk memutuskan lokasi penyimpanan
dengan kebutuhan masyarakat dan masyarakat tidak mendapatkan air bersih secara
adil dan merata. Faktor dari kurangnya Sumber daya pelaksana juga menjadi faktor
dapat menemukan satu sanitarian dari puskesmas yang melakukan pemicuan di setiap
bersih dari Program Pamsimas tidak dibangun oleh masyarakat di desa melainkan
oleh tukang bangunan yang dibayar oleh para masyarakat desa terkait yang
terawat dan kurang bersifat berkelanjutan yang menyebabkan kurangnya optimal dari
Lebak dapat berjalan dengan baik dan sesuai, maka kiranya peneliti menyampaikan
adanya aturan atau sanksi jelas yang mengatur kinerja dari para pelaksana
program agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik
agar program Pamsimas dapat berjalan dengan baik dan program ini dapat
Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial.
Miles, Matthew B & A. Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif, Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik Teori, Proses dan Studi Kasus. Jakarta : PT
Buku Seru
Dokumen lain:
I I1
Q
Q1 Apakah yang melatar belakangi adanya program Pamsimas ini bu?
Jadi awalnya program ini untuk desa-desa yang tertinggal yang tentunya
soal air bersih. Kemudian dari ketidak mampuan desa untuk menyediakan
air bersih, para warganya pada mandi, buang air kecil dan besar
bersih dan air minum untuk masyarakat di desa serta mencoba merubah
kebiasaan cara hidup atau pola hidup masyarakat yang kurang bersih
Pada awal program ini masuk sih saya telat ikut memulainya, jadi tidak ikut
dari awal musyawarah itu. saya gak dikasih tau awal musyawarah awal di
desa itu, berarti kan adanya kurang koordinasi pada awalnya. Kemudian
dari masyarakat di desanya yang antusiasnya cukup baik namun pada saat
Cukup baik yah walaupun awalnya memang sangat sulit untuk merubah
Kebiasaan kan sudah lama sering dan terus dilakukan, maka pada saat
panjang. Namun di Desa Pasir Tanjung ini termasuk cepat dan bagus hasil
Q6 Dengan adanya program ini tentu ada perubahan, perubahan apa saja
Awalnya tentu saja masyarakat BABS, pada mandi, nyuci di sungai, setelah
adanya program ini tentu masyarakat ga usah ke sungai atau ke kebon kalau
mau buang air kecil/besar. Masyarakat tentunya lebih hidup sehat dan bersih
mereka.
Q7 Menurut ibu dengan adanya Pamsimas ini kepentingan apa saja yang
Selain masyarakat dapat terpenuhi soal air bersih dan air minumnya,
Q9 Siapa saja yang ikut serta atau ikut andil dalam program ini?
kepada masyarakat, selain kami dari puskesmas ada dinas Cipta Karya dan
Yang melakukan pembangunan secara fisik tentunya dari Dinas Cipta Karya
simpan di dekat rumahnya aja. Harusnya kan gak gitu, sesuai dengan
Q11 Pada awal program pamsimas ini ada berapa titik penampungan bu?
Cipancur Lebak, Cipancur Pasir, Cilengkeng dan Ciunut. menurut ibu dari
kedelapan itu belum cukup memenuhi kebutuhan cakupan air bersih dan air
minum seluruh warga, karna masih ada beberapa desa yang tidak
Keterangan :
Q
Q1 Apakah yang melatar belakangi adanya program Pamsimas ini?
masyarakat mengenai air bersih dan air minum. Program ini ada untuk
membantu masyarakat dan desa untuk memenuhan cakupan air bersih dan
dan air minum untuk masyarakat di desa dan mencoba merubah kebiasaan
masyarakat yang kurang bersih menjadi pola hidup bersih dan sehat.
air bersih dan air minum untuk masyarakatnya, serta adanya tingkat
penyakit diare yang tinggi yang ditularkan atau dihasilkan dari lingkungan
dan air yang tercemar. Hal tersebut yang mendorong program ini ada di
kebiasaan hidup bersih dan sehat pun agak susah untuk diterapkan kepada
masyarakat.
Belum begitu berjalan denga baik dilihat dari hasil monitoring dan
pemicuan yang saya lakukan, masyarakat yang masih belum mau merubah
perilaku mereka menjadi perilaku bersih dan sehat dan menikmati fasilitas
yang telah disediakan oleh pemerintah. Masih banyak warga desa tuh masih
tetep balik lagi ke sungai dengan alesan lebih enak di sungai karena lebih
Q6 Dengan adanya program ini tentu ada perubahan, perubahan apa saja
adanya perubahan kearah yang lebih baik. Sebagian warga sudah mulai
Q7 Menurut ibu dengan adanya Pamsimas ini kepentingan apa saja yang
Hal utama yang terpengaruhi tentu warga di desa, karena mereka menjadi
sasran utama dari program ini. program ini ada sebenarnya untuk
penyehatan hidup.
untuk hidup bersih dan sehat. Sehingga adanya peningkatan kualitas mutu
masyarakat sendiri.
yang strategis untuk dapat digunakan oleh warga desa, namun pada
malu dan segan untuk menggunakan fasilitas tersebut karena malu. Dari hal
kaya gitu, tentu aja bikin masyarakat kembali lagi ke kebiasaan mereka
yang lama karena mereka tidak bisa memanfaatkan fasilitas dari program
tersebut.
Keterangan :
Q
Q1 Apakah yang menjadi latar belakang munculnya Program Pamsimas?
Tujuannya untuk mencukupi kebutuhan warga desa dalam segi air bersih
dan air minum, dimana warga Desa Pasir Tanjung pada saat awal sebelum
bersih dan air minum untuk masyarakat di desa serta mencoba merubah
kebiasaan cara hidup atau pola hidup masyarakat yang kurang bersih
Sangat bagus yah, antusias dari warga desa pad program ini bagus. Sangat
berterimakasih dengan adanya program ini masuk ke desa kami, jadi warga
desa bisa terpenuhi air bersih dan air minumnya. Dulunya kan yag punya
sumur juga paling satu dua orang, belum kalau kemarau kan kering. Warga
yang lainnya biasanya ke sungai, sekarang jadi gak usah ke sungai lagi.
Selain masyarakat dapat terpenuhi soal air bersih dan air minumnya,
Keterangan :
I3 = Pengurus Pamsimas Desa Pasir Tanjung
Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara
I I3
Q
Q1 Apakah yang menjadi latar belakang munculnya Program Pamsimas?
ketidakmampuan desa untuk menyediakan air bersih dan air minum untuk
kami sebagai salah satu bukti penularan atau pencemaran lingkungan dan
mencukupi kebutuhan air bersih dan air minum untuk masyarakat di desa.
warga yang masih melakukan aktifitas seperti BABS, mandi dan mencuci
desa ini. Memang tidak dipungkiri bahwa merubah kebiasaan itu tidak
mudah, dibutuhkan waktu untuk dapat merubah perilaku dan sikap hidup
bersih tersebut.
antusias dari warga yang kurang, minat dari warga kurang, sehingga masih
Sebenarnya dengan adanya program ini masyarakat dapat terpenuhi soal air
bersih dan air minumnya, masyarakat dapat lebih menjaga kebersihan dan
Karena dengan kita sehat, air bersih dan lingkungan bersih akan terjauh
Keterangan :
Q
Q1 Apakah yang menjadi latar belakang munculnya Program Pamsimas?
mengenai akses kemampuan pemenuhan air minum yang berih dan sanitasi
diare disuatu desa yangdisebkan oleh kerusakan lingkungan hidup atau yang
mencoba merubah kebiasaan cara hidup atau pola hidup masyarakat yang
kurang bersih menjadi pola hidup bersih dan sehat. Dengan tujuannya untuk
kemampuan pemenuhan air minum yang berih dan sanitasi yang berbasis
masyarakat, selain itu guna menurunkan angka tingginya diare disuatu desa
air.
Tantangan dalam program ini beragam yah, dari misalnya tantangan dari
Masalahnya tentu saja apabila para pelaksana tidak dapat menjawab ataupun
Q5 Dengan adanya program ini tentu ada perubahan, perubahan apa saja
yang dihasilkan oleh program ini khususnya di Desa Pasir Tanjung dan
Desa Tambakbaya?
Dari kondisi awal di desa dengan kekurangan air bersih dan air minum serta
adanya perilaku yang kurang bersih atau higenis tentu dengan adanya
harapkan masyrakat dapat terpenuhi cakupan air bersih dan air minumnya,
Selain masyarakat dapat terpenuhi soal air bersih dan air minumnya,
Q8 Siapa saja yang ikut serta atau ikut andil dalam program ini?
Keterangan :
Q
Q1 Apakah yang menjadi latar belakang munculnya Program Pamsimas?
mengenai akses kemampuan pemenuhan air minum yang berih dan sanitasi
diare disuatu desa yangdisebkan oleh kerusakan lingkungan hidup atau yang
mencoba merubah kebiasaan cara hidup atau pola hidup masyarakat yang
kurang bersih menjadi pola hidup bersih dan sehat. Dengan tujuannya untuk
kemampuan pemenuhan air minum yang berih dan sanitasi yang berbasis
masyarakat, selain itu guna menurunkan angka tingginya diare disuatu desa
air.
Tantangan dalam program ini beragam yah, dari misalnya tantangan dari
Masalahnya tentu saja apabila para pelaksana tidak dapat menjawab ataupun
Q5 Dengan adanya program ini tentu ada perubahan, perubahan apa saja
yang dihasilkan oleh program ini khususnya di Desa Pasir Tanjung dan
Desa Tambakbaya?
Dari kondisi awal di desa dengan kekurangan air bersih dan air minum serta
adanya perilaku yang kurang bersih atau higenis tentu dengan adanya
harapkan masyrakat dapat terpenuhi cakupan air bersih dan air minumnya,
Selain masyarakat dapat terpenuhi soal air bersih dan air minumnya,
Q8 Siapa saja yang ikut serta atau ikut andil dalam program ini?
Keterangan :
1. Konten Kebijakan
Q Kepentingan apa dan siapa saja yang terpengaruhi oleh program ini?
I
I1 Kepentingan yang terpengaruhi mah tentunya masyarakat yah, karena
sasaran dari program ini sendiri yaitu untuk mencukupi kebutuhan air
BABS gitu.
program ini untuk warga desa agar supaya warga desayang kekurangan air
bersih dan air minum bisa tertolong dengan adanya program ini.
awal dari program ini, dimana dengan tujuan program ini t Tujuannya untuk
masyarakat, selain itu guna menurunkan angka tingginya diare disuatu desa
yang disebkan oleh kerusakan lingkungan hidup atau yang ditularkan dari
air.
masyarakat gak harus pergi ke sungai kalau mau mandi, nyuci, pokoknya
ikut tumbuh
kebutuhan air minum ataupun air bersih disuatu daerah dan mencoba
merubah kebiasaan para warga atau masyarakat untuk bisa berprilaku hidup
mereka tinggal serta mulai adanya perubahan pola sikap ataupun kebiasaan
perubahan dan manfaat yang baik dan positif, masyarakat di desa menjadi
tidak perlu harus ke sungai kalau mau mandi, nyuci, buang air segala
macemnya itu sudah tidak perlu lagi. Manfaat dari Pamsimas ini sangat
Pamsimas ini
setelah adanya Program Pamsimas tentu saja hal-hal seperti yang telah saya
jelaskan sebelumnya diharapkan dapat terjawab ataupun bisa dapat
dipedesaan dapat terpenuhi kebutuhan air minum dan air bersih, akses
kesadaran masyarakat untuk dapat hidup bersih dan sehat, serta menjaga
masyarakat itu sulit. Ya, untuk merubah kebiasaan itu memang sulit, semua
dapat mengakses sarana air minum yang bersih serta akses sanitasi yang
I6 Dalam penetapan nama desa-desa telah diatur oleh dinas terkait yaitu
secara fisiknya
I
I5 Pelaksana dari Program Pamsimas seperti yang telah saya jelaskan pada
Bappeda, Dinas Cipta Karya dan Puskesmas terkait dengan sektor wilayah
fisik dan tidak lupa adanya peranan aktif dari masyarakat yang ikut serta
Selain itu masyarakat sendiri pun selain menjadi sasaran penerima program,
I1 Pelaksana Pada Program Pamsimas ini adalah dari Dinas terkait seperti
Selain itu masyarakat sendiri pun selain menjadi sasaran penerima program,
Sumber Daya Manusia yang dikerahkan baik dari Pusat, provinsi dan
instansi terkait, masyarakat di desa sasaran program, tokoh ulama dan tokoh
dari sumber daya alam yang digunakan dalam program adalah lahan-lahan
untuk lokasi penyimpanan penampungan air bersih atau air minum berbasis
Selain itu memang fungsi lokasi ataupun lingkungan di sekitar desa menjadi
sumber daya alam yang menunjang untuk keberhasilan dari program ini.
oleh para pelaksana atau pemberi pelayanan yang memiliki kecakapan dan
2. Konteks Kebijakan
Pasir Tanjung adalah pada saat awal akan masuknya program ini di desa
sampai bawa golok dan mengancam para petugas dan warga disekitar situ.
Sehingga membuat warga yang awal akan dibangun disekitar rumahnya pun
rumahnya.
lain akan sampai atau akan dapat memanfaatkan juga atau tidak.
Masyarakatpun ada yang memanfaatkan kekerabatan, kekeluargaan dengan
para warga yang akan menggunakan fasilitas merasa canggung. Dan hal
menjadi canggung untuk meminta dan menikmati air tersebut dan akhirnya
dibawah pengawasan oleh Dinas Cipta Karya, setelah jadi maka operasi dan
tiap bulannya
Pelaksanaan. Untuk tim pengelolaan tingkat pusat terdiri dari Tim Pengarah
kesehatan, Dinas Cipta Karya dan dinas terkait lainnya. Untuk struktur
dan berkelanjutan.
I5 Kesadaran untuk melaksanakan tupoksinya masing-masing merupakan
sebagai bukti kepatuhan dan adanya respon dari para pelaksana, dari
Identitas Pribadi
Riwayat Pendidikan
KATA SAMBUTAN
Pasal 5 Undang-Undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air menyatakan bahwa negara
menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari
guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif. Tujuan Pembangunan
Millennium Indonesia menetapkan bahwa pada tahun 2015, Indonesia menyediakan akses air
minum yang layak bagi 68.87% penduduk dan akses sanitasi layak bagi 62.41% penduduk.
Untuk kebutuhan air minum, secara nasional sampai dengan tahun 2011 Indonesia baru mampu
menyediakan akses yang layak bagi 55.04% dari total penduduk Indonesia, sedangkan untuk
kebutuhan sanitasi dasar, Indonesia baru mampu menyediakan akses sanitasi layak bagi 55.53%
dari total penduduk Indonesia. Di antara masyarakat yang belum terlayani, masyarakat
berpenghasilan rendah di perdesaan dan pinggiran kota termasuk kelompok yang rentan
mengakses air minum dan sanitasi yang layak tersebut.
Pelaksanaan Program Pamsimas Tahun 2008-2012 telah berhasil meningkatkan jumlah warga
miskin perdesaan dan pinggiran kota yang dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi,
serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui upaya pemberdayaan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat ini telah meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai
mitra strategis Pemerintah Daerah dan Pemerintah dalam menyediakan dan meningkatkan
kualitas pelayanan air minum dan sanitasi.
Program Pamsimas II, Tahun 2013-2016 merupakan kelanjutan program Pamsimas 2008-2012
sebagai instrument pelaksanaan dua agenda nasional untuk meningkatkan cakupan penduduk
terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan, yaitu (1) Air Bersih
untuk Rakyat, dan (2) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan jumlah warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpenghasilan
rendah di wilayah perdesaan dan peri-urban yang dapat mengakses pelayanan air minum dan
sanitasi, meningkatkan penerapan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
pencapaian target Milennium Development Goals (sektor air minum dan sanitasi) melalui
pengarusutamaan dan perluasan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat. Program
Pamsimas II dilaksanakan untuk menunjang pengembangan permukiman yang berkelanjutan
pada 219 kabupaten/kota yang tersebar di 32 provinsi.
Buku Pedoman maupun Petunjuk Pelaksanaan Program Pamsimas yang cukup lengkap ini
diharapkan membantu penyelenggaraan program agar lebihefektif, baik di tingkat Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat, sehingga pada akhir 2016 tujuan Program Pamsimas
dapat dicapai.
KATA PENGANTAR (
Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas,
terjangkau, dan kontinu. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan
air bersih yang layak, terutama masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan pinggiran
kota. Program Pamsimas adalah salah satu program andalan Pemerintah di dalam penyediaan
air bersih dan sanitasi bagi masyarakat perdesaan dan pinggiran kota melalui pendekatan
berbasis masyarakat.
Sejak 2008 Pamsimas dilaksanakan, dampaknya positif bagi masyarakat desa yang tersebar di
sekitar 6800 desa/kelurahan.Sebagai program stimulan dengan pendekatan berbasis
masyarakat, program Pamsimas menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan sekaligus
sebagai penanggungjawab pelaksanaan kegiatan.Untuk membantu penyelenggaraan program
agar dapat berjalan efektif dan dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan pedoman dan
petunjuk teknis.
Buku Pedoman ini telah disempurnakan sesuai dengan konsep dan pendekatan pelaksanaan
Program Pamsimas II. Buku Pedoman Pelaksanaan Program Pamsimas di Tingkat Masyarakat
ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari buku pedoman dan buku petunjuk teknis
Program Pamsimas lainnya, yaitu:
1) Petunjuk Teknis Pemilihan Desa
2) Petunjuk Teknis Perencanaan Kegiatan di Tingkat Masyarakat
3) Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan di Tingkat Masyarakat
4) Petunjuk Teknis Pengoperasian dan Pemeliharaan
5) Petunjuk Teknis Pengelolaan Keuangan
6) Petunjuk Teknis Pengelolaan Keuangan
7) Petunjuk Teknis Pengadaan Barang dan Jasa di Tingkat Masyarakat
8) Petunjuk Teknis Pengamanan Lingkungan dan Sosial
9) Petunjuk Teknis Penguatan Keberlanjutan
10) Petunjuk Teknis Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
11) Petunjuk Teknis Hibak Insentif Kabupaten/Kota
12) Petunjuk Teknis Hibah Insentif Desa
Dengan demikian diharapkan seluruh komponen program Pamsimas dapat berjalan dengan baik,
masyarakat dapat menikmati air bersih dan sanitasi yang layak sepanjang masa dalam
pengelolaan yang berkelanjutan.
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tata Cara Seleksi Kabupaten/Kota Dan Desa Sasaran ....................... 56
Lampiran 2. Pengelola Dan Pelaksana Program Pamsimas .................................... 60
Lampiran 3. Rencana Tindak Anti Korupsi ............................................................... 86
Lampiran 4. Rencana Tindak Kesetaraan Gender ................................................... 98
Lampiran 5. Rencana Tindak Konvensi Hak Penyandang Disabilitas .................... 101
Lampiran 6. Daftar Sumber Air Minum Dan Sarana Sanitasi Yang Layak
(Improved) .......................................................................................... 103
DAFTAR TABEL
Hal
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 4-1. Struktur Organisasi Pengelola dan Pelaksana Program Pamsimas ................ 36
DAFTAR SINGKATAN
ACAP : Anti Coruption Action Plan
Air Minum : Air yang siap diminum dengan melalui pengolahan (mengacu kepada peraturan
yang berlaku)
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BABS : Buang Air Besar Sembarangan
Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BI : Bank Indonesia
BLM : Bantuan Langsung Masyarakat
BOP : Biaya Operasional Program
BPD : Badan Permusyawaratan Desa
BPKP : Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
CD : Community Development
CDD : Community Driven Development
CLTS : Community Led Total Sanitation
CMAC : Central Management Advisory Consultant
CPIU : Central Project Implementaion Unit
CPMU : Central Project Mangement Unit
CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun
DED/RRK : Detailed Engineering Design / Rancangan Rinci Kegiatan
Kem. PU : Kementerian Pekerjaan Umum
Kemendagri : Kementerian Dalam Negri
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
Kemenkeu : Kementerian Keuangan
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
DitPAM : Direktorat Pengembangan Air Minum
DJCK : Direktorat Jenderal Cipta Karya
DJPb Depkeu : Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan
DPPHLN Depkeu : Direktorat Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri, Kementerian
Keuangan
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DRA : Demand Responsive Approach
FA : Financing Agreement
Fasilitator : Tenaga Pendamping Program Pamsimas di masyarakat
FGD/DKT : Focused Group Discussion / Diskusi Kelompok Terarah
FMR : Financial Management Report
GA : Grant Agreement
GoI : Government of Indonesia
HU : Hidran Umum
IDA : International Development Association
IMIS : Integrated Management Information System
INFORMASI PENTING
Semua kegiatan dan proses yang dilakukan dalam program PAMSIMAS harus
mengikuti prinsip dan pendekatan yang telah ditetapkan dalam Pedoman dan
Petunjuk Teknis. Segala bentuk penyesuaian atau perbedaan penerapan dari
Pedoman dan Petunjuk Teknis harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
CPMU setelah dievaluasi oleh DPMU dan PPMU. Proses persetujuan dilakukan
secara online melalui website Pamsimas (www.pamsimas.org).
BAB 1. PENDAHULUAN
Untuk terus meningkatkan akses penduduk perdesaan dan pinggiran kota terhadap
fasilitas air minum dan sanitasi dalam rangka pencapaian target MDGs, Program
Pamsimas dilanjutkan pada Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2016. Program
Pamsimas II (WSLIC-3 AF) dilaksanakan untuk mendukung dua agenda nasional
untuk meningkatkan cakupan penduduk terhadap pelayanan air minum dan sanitasi
yang layak dan berkelanjutan, yaitu (1) Air Bersih untuk Rakyat, dan (2) Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat.
Program Pamsimas adalah program yang bersifat nasional dan melibatkan berbagai
unsur dan pihak dengan para pelaku yang berbeda baik dari kedudukan dan
pengetahuansehingga memerlukan pedoman yang mengatur pelaksanaannya.
Sekurang-kurangnya ada 4 (empat) hal yang dibutuhkan dari pedoman agar tercapai
hal-hal sebagai berikut:
a) Ada kesamaan pandang antara pelaku Pamsimas di berbagai tataran mengenai
apa yang harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan, dan apa yang harus
dicapai oleh program.
b) Ada tuntunan bagi para pelaku Pamsimas dalam melaksanakan kegiatan
Pamsimas di desa/kelurahan.
c) Ada standar baku mutu untuk pencapaian hasil kerja Pamsimas di desa/kelurahan
sehingga memudahkan untuk dilakukan evaluasi secara nasional untuk
menentukan apakah program berhasil atau tidak.
d) Memudahkan replikasi atau adopsi oleh para pelaku yang berbeda.
1 Pendekatan Tanggap Kebutuhan (Demand Responsive Approach) adalah pendekatan yang menempatkan
kebutuhan masyarakat sebagai faktor yang menentukan dalam pengambilan keputusan termasuk di dalamnya
pendanaan. Karakteristik utama pendekatan ini adalah (i) tersedianya pilihan yang terinformasikan; (ii)
pemerintah berperan sebagai fasilitator; (iii) terbukanya akses seluas-luasnya bagi partisipasi dari seluruh pihak
yang berkepentingan; (iv) aliran informasi yang memadai bagi masyarakat.
Pengguna Manfaat
Pengelola Program (Pimpinan · Memahami secara menyeluruh program Pamsimas
dan Staf) · Merencanakan pelaksanaan program
· Mengendalikan program termasuk penilaian kinerja pelaksanaan
program
Konsultan Pelaksana · Panduan kerja pengendalian mutu pelaksanaan program
· Menyusun strategi dan rencana kerja pelaksanaan program
· Memantau dan evaluasi kemajuan program
· Acuan untuk melakukan perbaikan dan/atau perubahan Buku
Pedoman
Pemerintah Pusat · Memahami secara menyeluruh program Pamsimas
· Masukan kebijakan dalam rangka integrasi dan koordinasi serta
mengembangkan kebijakan penanggulangan kemiskinan pada
umumnya dan khususnya pengembangan layanan air minum dan
sanitasi berkelanjutan
Pemerintah Daerah (Provinsi, · Memahami secara menyeluruh program Pamsimas
Kota/Kabupaten, Desa) · Menciptakan kesinambungan program
· Membangun jaringan kerjasama di tingkat pelaksanaan
· Acuan untuk replikasi dan adopsi program Pamsimas
Anggota Legislatif · Memahami secara menyeluruh program Pamsimas
· Acuan pengembangan kebijakan
Kedua Pedoman tersebut bersifat umum yang menjelaskan ketentuan dan garis
besar dari tata cara pelaksanaan dan pengelolaan program. Penjelasan lebih lanjut
dari kedua Pedoman tersebut diuraikan dalam Petunjuk Teknis (Juknis) dan jika
diperlukan dalam Pedoman Operasional Baku (POB). Secara rinci susunan buku
pedoman terkait dengan pelaksanaan Pamsimas dapat dilihat di Gambar 1.1.
Pedoman Pelaksanaan
Tingkat Masyarakat
PETUNJUK TEKNIS
1. Pemilihan Desa
8. Penguatan Keberlanjutan
1. Kumpulan Format
Untuk mendukung kedua pedoman umum tersebut, terdapat beberapa buku Petunjuk
Teknis, Katalog Informasi Pilihan, dan Gambar Tipikal yang menjelaskan lebih detail
mengenai aspek-aspek khusus bagi para pelaku atau pihak tertentu maupun
stakeholder terkait, yaitu sebagai berikut:
1) Buku Petunjuk Teknis Pemilihan Desa
2) Buku Petunjuk Teknis Perencanaan Kegiatan Tingkat Masyarakat
3) Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Tingkat Masyarakat
4) Buku Petunjuk Teknis Pengoperasian dan Pemeliharaan
5) Buku Petunjuk Teknis Pengelolaan Keuangan
6) Buku Petunjuk Teknis Pengadaan Barang dan Jasa Tingkat Masyarakat
7) Buku Petunjuk Teknis Pengamanan Lingkungan dan Sosial
8) Buku Petunjuk Teknis Penguatan Keberlanjutan Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi berbasis Masyarakat
9) Buku Petunjuk Teknis Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
10) Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Hibah Insentif Desa/Kelurahan
11) Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Hibah Insentif Kabupaten/Kota
Untuk rujukan lebih lanjut terhadap petunjuk teknis diatas, disediakan katalog
informasi yang terdiri dari:
1. Buku Kumpulan Format
2. Buku Gambar Tipikal Standar Sarana Air Minum dan Sanitasi Program
Pamsimas
Client Connection Website adalah website yang dibuat oleh Bank Dunia yang dapat
digunakan oleh pemerintah, proyek/satuan kerja untuk memantau informasi terkini
mengenai dana pinjaman yang telah ditarik (disbursement of funds) dan pengadaan
untuk proyek Bank Dunia.
2.1 TUJUAN
2.2 SASARAN
Tujuan program Pamsimas tersebut diatas akan tercapai bila sasaran program
tersebut dibawah ini, sebagaimana diuraikan dalam indikator kinerja kunci (Key
Performance Indicator) Pamsimas, tercapai:
a. Terdapat tambahan 5,6 juta penduduk yang dapat mengakses sarana air minum
aman3 dan berkelanjutan;
b. Terdapat tambahan 4 juta penduduk yang dapat mengakses sarana sanitasi yang
layak dan berkelanjutan;
c. Minimal 50% masyarakat dusun (lokasi Program) menerapkan Stop Buang Air
Besar Sembarangan (BABS);
d. Minimal 60% masyarakat mengadopsi program Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS);
e. Minimal 80% Pemerintah kabupaten/kota memiliki dokumen perencanaan daerah
bidang air minum dan sanitasi untuk mendukung adopsi dan pengarusutamaan
2
Pinggiran kota yang dapat menjadi lokasi Program Pamsimas II adalah dengan karakteristik: (1) terletak di
perbatasan atau pinggiran wilayah kota, (2) cakupan penduduk dengan akses terhadap fasilitas air minum dan
sanitasi yang layak masih rendah, dan (3) tidak terdapat layanan jaringan PDAM atau PDAL
3Kriteria air minum dan sanitasi yang layak mengikuti definisi dari program pemantauan bersama WHO-UNICEF untuk
pencapaian target MDGs..
Penjelasan lebih detail mengenai tujuan, sasaran dan indikator capaian dapat dilihat
pada Tabel 4.2 tentang Indikator Capaian Kunci Program Pamsimas
Penjelasan lebih detail mengenai kriteria dan proses seleksi kabupaten dan desa
dapat dilihat pada Lampiran 1
2.3.1 Strategi
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut diatas maka diterapkan strategi sebagai
berikut :
· Melalui sharing program APBN dan APBD; dimana dana APBN membiayai BLM
untuk sejumlah 80% dari kebutuhan pendanaan desa sasaran, dan APBD wajib
membiayai BLM minimal 20% kebutuhan pendanaan desa sasaran.
· Penerapan tiga pilihan pembangunan SPAM pada desa sasaran, sebagai berikut:
o optimalisasi yaitu kegiatan pemulihan SPAM yang tidak/ berfungsi sebagian
untuk menambah jumlah penerima manfaat.
o pengembangan yaitu kegiatan peningkatan kapasitas SPAM pada desa
/kelurahan yang telah memiliki SPAM dengan tingkat keberfungsian yang baik
untuk menambah jumlah penerima manfaat.
o perluasan yaitu kegiatan pembangunan SPAM baru pada desa yang belum
memiliki SPAM.
· Penerapan pagu BLM pada tingkat kabupaten/kota; pagu BLM diterapkan di
tingkat kabupaten/kota dengan jumlah sesuai dengan usulan target tambahan
penerima manfaat program lingkup kabupaten/kota. Alokasi BLM pada setiap
desa sasaran Pamsimas II selanjutnya diputuskan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota berdasarkan hasil evaluasi RKM desa/kelurahan.
· Penerapan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM); pendekatan
STBM diterapkan pada skala kabupaten/kota dengan pelibatan aktif dan intensif
para Sanitarian, Promkes, Puskesmas, bidan desa, kader kesehatan, dan
Fasilitator STBM di tingkat kabupaten/kota.
· Penguatan kelembagaan; penguatan kelembagaan di tingkat kabupaten/kota
dilakukan sebagai bagian dari fungsi Panitia Kemitraan pada Pokja AMPL dan
Asosiasi Pengelola SPAM perdesaan. Kedua lembaga/organisasi ini akan tetap
terus berperan dalam membantu Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pengelolaan
air minum dan sanitasi perdesaan berbasis masyarakat, memastikan
keberlanjutan program, dan menfasilitasi kemitraan pembangunan air minum dan
sanitasi berbasis masyarakat.
· Penguatan peran Kader AMPL di perdesaan untuk mampu berperan aktif mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pasca konstruksi di tingkat
masyarakat sampai dengan tahap pemutakhiran informasi/data pengelolaan air
minum dan sanitasi perdesaan berbasis masyarakat serta prioritisasi program air
minum dan sanitasi perdesaan pada Musrenbang Kecamatan, Forum SKPD, dan
forum pembangunan lainnya.
2.3.2 Pendekatan
2.3.3 Prinsip
2.5 TANTANGAN
Tantangan utama dalam pengelolaan kegiatan penyediaan air minum dan sanitasi
perdesaan antara lain adalah:
5) Belum memadainya investasi bagi sistem penyediaan air minum dan sanitasi
perdesaan; pendanaan masih bertumpu pada anggaran Pemerintah, alokasi
APBD untuk pembangunan air minum dan sanitasi masih rendah, dan belum
dimanfaatkannya potensi pendanaan dari swasta dan masyarakat.
6) Penguatan Peran Kader AMPL dalam Pemutakhiran Data Air Minum Dan
Sanitasi Perdesaan dan Prioritasi Program Air Minum Dan Sanitasi
Perdesaan di Tingkat Kecamatan.
Kader AMPL adalah kader pemberdayaan masyarakat (KPM) desa bidang
AMPL.Kader AMPL menjadi mitra kerja KKM dan BPSPAMS dalam
mengembangkan pelayanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. Kader
AMPL membantu Pemerintah desa/kelurahan dalam pemutakhiran data air
minum dan sanitasi perdesaan, pemetaan kebutuhan program air minum dan
sanitasi desa/kelurahan, advokasi penggunaan air minum dan sanitasi layak, dan
dalam memprioritaskan program air minum dan sanitasi perdesaanpada
musrenbang kecamatan, forum SKPD, dan forum pembangunan lainnya.
Penjelasan lebih rinci tentang RAD AMPL dapat dilihat dalam Buku Petunjuk
Teknis Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) dan Penguatan Kelembagaan
Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat.
9) Membangun Kerjasama/Kolaborasi
Pembangunan SPAMS tidak hanya membutuhkan modal/investasi yang cukup
besar namun juga membutuhkan teknologi serta dukungan non teknis lainnya.
Untuk itu, membangun kerjasama sangat dibutuhkan. Pembangunan kerjasama
harus dikembangkan disemua lini, tingkatan dan aspek.
Insentif diberikan dalam 2 jenis, yaitu Hibah Insentif Desa/Kelurahan (HID) dan
Hibah Insentif Kabupaten/Kota (HIK). HID diperuntukkan bagi pengembangan
SPAM sedangkan HIK diperuntukkan bagi pengembangan dan optimalisasi
SPAM di desa/kelurahan yang telah mendapat program Pamsimas.
Penjelasan lebih rinci tentang HID dan HIK dapat dilihat dalam Buku Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Hibah Insentif Desa/Kelurahan dan Buku Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Hibah Insentif Kabupaten/Kota
Kegiatan ini difokuskan pada penguatan kerjasama antar lembaga dalam manajemen
program dan pengembangan kapasitas unit-unit pelaksana program, tim
koordinasi/Pokja AMPL, tim evaluasi RKM, dan personil lainnya yang terkait program.
Koordinasi dan pengelolaan kegiatan pengembangan kapasitas akan dijamin melalui
distribusi akuntabilitas dan tanggung jawab pada setiap tingkatan, pedoman
penjaminan mutu, kajian pelatihan secara teratur dan penerapan SIM (Sistem
Informasi Manajemen) pengembangan kapasitas.
Komponen ini bertujuan untuk membantu masyarakat dan institusi lokal dalam
pencegahan penyakit yang disebabkan dan atau ditularkan sanitasi buruk dan air
yang tidak bersih (seperti diare), melalui: (1) perubahan perilaku menuju perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), dan (2) peningkatan akses sanitasi dasar.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah perilaku dasar yang dianjurkan
kepada masyarakat untuk dapat mencapai status kesehatan yang lebih baik. PHBS
adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam kehidupan perorangan, keluarga,
dan masyarakat. Untuk memperoleh dampak kesehatan yang maksimal, terutama
untuk mengurangi insiden diare serta berbagai penyakit yang berhubungan dengan
air, upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat akan dilakukan oleh program
Pamsimas, baik melalui program promosi PHBS berbasis keluarga, masyarakat
maupun melalui sekolah.
Ketiga komponen sanitasi total tersebut menjadi landasan strategi pelaksanaan untuk
pencapaian 5 (lima) pilar STBM yaitu: Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop
BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga
(PAM-RT), Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT), dan Pengelolaan Limbah
Cair Rumah Tangga (PLRT).
Masuk dalam kegiatan peningkatan kebutuhan dan permintaan sanitasi ini adalah
sebagai berikut:
Kegiatan ini dimaksudkan untuk: (i) meningkatkan kebutuhan perbaikan sanitasi, (ii)
fasilitasi penyediaan kapasitas pasar lokal dalam merespon kebutuhan sanitasi dan
(iii) mendorong perbaikan perilaku menuju hidup bersih dan sehat. Tujuan tersebut
diupayakan melalui kegiatan promosi PHBS dan layanan/supply sanitasi. Promosi
PHBS ditujukan pada semua lapisan masyarakat, khususnya kaum perempuan dan
anak-anak. Promosi dilaksanakan melalui keluarga, institusi lokal/desa, fasilitas
umum seperti sekolah, tempat ibadah, dan melalui media massa baik cetak maupun
elektronik.
a. Tingkat Pusat
1. Advokasi Program STBM di seluruh lokasi Pamsimas oleh Kementerian
Kesehatan
Penyediaan sarana air minum dan sanitasi dilakukan melalui tiga pilihan
pembangunan SPAM, yaitu perluasan (penyediaan SPAM), pengembangan, dan
optimalisasi. Pilihan menu tersebut diadakan untuk melatih masyarakat menentukan
mau membangun baru, mengembangkan yang sdh ada atau optimalisasi yang sdh
ada tapi ruswak juga untuk memenuhi kebutuhan pembangunan SPAM yang berbeda
dan memperluas jangkauan kegiatan dan layanan. Komponen ini bertujuan untuk
menambah jumlah penerima manfaat akses air minum dan sanitasi yang layak.
Komponen ini menyediakan pilihan teknis terhadap penyediaan prasarana air minum
dan sanitasi. Sarana sanitasi yang dimaksud dalam hal ini adalah sarana penunjang
perubahan PHBS yang disediakan pada fasilitas umum, seperti sekolah dasar,
puskesmas pembantu (pustu), dan posyandu/polindes. Setiap pilihan prasarana
dilengkapi dengan penjelasan aspek keuntungan dan kerugiannya. Masyarakat yang
sudah diberdayakan, dapat menentukan jenis prasarana, melaksanakan
perencanaan dan pembangunan fisik, serta dapat mengelola operasional dan
pemeliharaan prasarana yang akan dibangun.
Peningkatan pelayanan air minum dilakukan baik melalui pembangunan sistem
pelayanan air minum dan sanitasi (SPAM) baru, pengembangan SPAM (baik unit air
baku, atau unit pengolahan, atau unit distribusi, atau unit layanan) untuk
meningkatkan cakupan pelayanan, maupun melalui optimalisasi sarana dan
prasarana air minum yang mengalami kerusakan ataupun yang tidak lagi berfungsi
yang memungkinkan masyarakat miskin, kaum perempuan, masyarakat
berkebutuhan khusus dan kelompok marginal lainnya untuk memperoleh pelayanan
air minum dalam jumlah yang memadai, kualitas yang memenuhi standar kesehatan,
kontinu, dan mudah dijangkau.
Pelaksanakan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi
dalam program Pamsimas didasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat setempat
dan pilihan prasarana dan sarana yang diinformasikan (informed choice). Pilihan
yang diinformasikan tersebut menyangkut seluruh aspek, seperti aspek teknologi,
pembiayaan, lingkungan, sosial dan budaya serta kelembagaan pengelolaan.
Dalam kaitannya dengan pilihan teknologi, beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan adalah:
1) Ketersediaan jenis sumber air baku yang akan dimanfaatkan;
2) Jumlah biaya yang dibutuhkan, kemampuan dan kemauan masyarakat untuk
memberikan kontribusi pembangunan;
3) Kompleksitas teknologi dan kesiapan masyarakat untuk mengelola SPAMS
dengan teknologi yang ada;
4) Nilai manfaat, kemudahan, dan kesinambungan penggunaan terhadap opsi
teknis yang dipilih.
Pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi didasarkan pada usulan
yang diajukan dan disepakati oleh masyarakat secara partisipatif dalam bentuk
usulan/proposal desa/kelurahan.
Penjelasan lebih detail mengenai Penggunaan Dana Bantuan dapat dilihat pada
Buku Pedoman Pelaksanaan Pamsimas di Tingkat Masyarakat.
HID diberikan kepada desa/kelurahan yang telah menunjukkan kinerja yang baik
dalam pelaksanaan Program Pamsimas untuk digunakan dalam pengembangan
SPAM. HIK diberikan kepada kabupaten/kota yang telah menunjukkan kinerja dan
kepemimpinan yang baik dalam pelaksanaan Program Pamsimas untuk digunakan
dalam pengembangan atau optimalisasi SPAM terbangun di desa/kelurahan yang
telah mendapat program Pamsimas.
Beberapa aspek utama pengelolaan program yang dimaksud antara lain adalah dukungan
jenis/kategori bantuan, dukungan kelembagaan, rancangan pelaksanaan/implementasi
program, pengadaan barang dan jasa, Anti Corruption Action Plan (ACAP), pengaduan
masyarakat, operasional dan pemeliharaan, pemantauan, evaluasi dan sistem pelaporan.
Penjelasan lebih detil atas beberapa aspek pengelolaan program Pamsimas dapat
dilihat pada lampiran pedoman ini. Sedangkan aspek tertentu yang dinilai cukup
spesifik akan diuraikan lebih rinci dan teknis dalam berbagai buku petunjuk teknis
sebagaimana dijelaskan pada bab 1 sub-bab 1.6 buku pedoman ini.
Gambaran umum penerapan jenis-jenis bantuan (BLM dan Bantuan Teknis) pada
komponen-komponen program adalah sebagaimana pada tabel 4.1.
2)560,6- 5)-0+4
34
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Untuk mencapai tujuan dan sasaran program Pamsimas, berikut ini adalah kegiatan
pokok penyelenggaraan program, yaitu:
a. Sosialisasi program kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
b. Seleksi kabupaten/kota sasaran
c. Sosialisasi program oleh Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah
Desa/Kelurahan
d. Seleksi desa/kelurahan sasaran
e. Penetapan desa/kelurahan sasaran
f. Pelaksanaan program di tingkat masyarakat (perluasan, pengembangan, atau
optimalisasi SPAM)
g. Pemantauan dan pelaporan kemajuan dan hasil kegiatan berbasis Sistem
Informasi Manajemen
h. Peningkatan kapasitas Pemerintah Provinsi dan Kabupaten dalam pengelolaan
program air minum dan sanitasi perdesaan berbasis masyarakat yang
berkelanjutan
i. Evaluasi dampak untuk mengetahui efektifitas, efisiensi, dan perubahan yang
dihasilkan program.
2)560,6- 5)-0+4
35
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Penjelasan lebih detil mengenai kelembagaan dan organisasi dapat dilihat pada lampiran 2
2)560,6- 5)-0+4
36
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
5 Indikator MPA untuk penyediaan air masyarakat seperti dirumuskan dalam Metodologi for Participatory Assessment ( MPA),
Bank Dunia WSP, 2003.
2)560,6- 5)-0+4
37
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Mengingat Program Pamsimas sebagai program yang dibiayai dari pinjaman luar
negeri (PLN), maka sistem pengelolaan keuangan disamping berdasarkan peraturan
pemerintah yang berlaku, juga terutama harus mengacu pada : Minute of Negotiation,
Loan Agreement No.IBRD-8259-IND, Project Appraisal Document, Aide Memoire,
Costing Table, progres kegiatan dan Annual Work Plan. Hal ini agar anggaran
memang diperuntukkan bagi pengeluaran – pengeluaran yang telah disetujui oleh
Bank Dunia sebagaimana tertera dalam Loan Agreement.
Penjelasan lebih detail dan terinci dapat dilihat dalam Buku Petunjuk Teknis
Pengelolaan Keuangan Program Pamsimas
2)560,6- 5)-0+4
38
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Tindakan anti korupsi ini berdasarkan pengalaman dari program sebelumnya yakni
WSSLIC maupun Pamsimas (Tahun 2008-2012). Berdasarkan dari pengalaman
tersebut tindakan anti korupsi sebagian besar difokuskan pada aspek proyek yang
berhubungan dengan kontrak yang bernilai besar seperti dalam pengadaan bantuan
teknis yang dinilai mempunyai resiko yang tinggi. Selanjutnya resiko lebih rendah
pada aspek pelatihan, lokakarya dan kampanye bersama konstitusi hanya 30% dari
total nilai proyek. Pengalaman sebelumnya pada program WSLIC bahwa untuk
kegiatan CDD mempunyai peluang yang tinggi untuk tindakan korupsi dimana nilai
investasi mencapai 70% dari total nilai proyek sehingga sangat membutuhkan
pengawasan yang lebih tinggi. Untuk di tingkat desa/kelurahan kunci utama adalah
sistim pelayanan yang baik serta transparansi, kualitas yang lebih baik serta
tanggung jawab pengelolaan program/proyek diberikan kepada masyarakat.
Penyediaan dokumen proyek yang dapat diakses oleh publik merupakan rencana
Pencegahan Korupsi ini dipublikasikan di dalam situs www.pamsimas.org, dan telah
disepakati oleh Executing Agency (Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum) dan para Implemeting Agencies (Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Lingkungan Pemukiman, Kementerian Kesehatan; Direktorat Jenderal
Bina Pembangunan Daerah dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
Kementerian Dalam Negeri; dan Pusat Pembinaan Kesegaran Jasmani, Kementerian
Pendidikan Nasional) untuk dipergunakan dalam Pamsimas. Tabel Tindakan
Pencegahan Korupsi telah dipersiapkan sesuai dengan risiko Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme yang terjadi pada proyek sejenis dan disesuaikan dengan mekanisme
pelaksanaan proyek.
Penjelasan lebih detail mengenai Rencana Tindak Anti Korupsi dapat dilihat
pada Lampiran 4
2)560,6- 5)-0+4
39
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
4.7 PENGAMANAN/SAFEGUARD
Kerangka safeguard dimaksudkan sebagai panduan bagi seluruh pihak yang terlibat
dalam melakukan analisis, perencanaan, pelaksanaan, operasi dan pemantauan
subproyek, dengan mengacu pada persyaratan dari Bank Dunia dan peraturan
perundangan yang berlaku di Indonesia mengenai dampak lingkungan, hibah lahan
(Voluntary Land Donation), dan masyarakat adat dan warga rentan (Isolated and
Vulnerable People).
1) Safeguard Lingkungan.
Kerangka safeguard lingkungan ini dimaksudkan sebagai upaya membantu
kabupaten/kota agar dapat melakukan evaluasi secara sistematik dalam
penanganan, pengurangan dan pengelolaan resiko lingkungan yang tidak
diinginkan, promosi manfaat lingkungan, dan mewujudkan keterbukaan, dengan
melakukan konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak dan
stakeholder lainnya.
2) Safeguard Sosial
Safeguard bagi hibah lahan (voluntary land donation) dan masyarakat adat dan
warga rentan (isolated and vulnerable people); kerangka ini dimaksudkan
sebagai upaya membantu kabupaten/kota agar dapat melakukan evaluasi secara
sistematik dalam penanganan, pengurangan dan pengelolaan resiko sosial yang
tidak diinginkan, promosi manfaat sosial, dan mewujudkan keterbukaan dengan
melakukan konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak pemindahan
dan stakeholder lainnya.
2)560,6- 5)-0+4
40
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
4.9 PEMANTAUAN
Tujuan Pemantauan:
l Memastikan bahwa kemajuan pelaksanaan kegiatan Pamsimas tidak
menyimpang dari jadwal yang telah ditentukan pada setiap tahapan kunci dalam
rencana induk Pamsimas (master schedule),
2)560,6- 5)-0+4
41
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
2)560,6- 5)-0+4
42
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
2)560,6- 5)-0+4
43
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
ini dan setiap orang dapat menyampaian pengaduan untuk ditujukan ke alamat
tersebut.
5) Uji Petik. Dilaksanakan untuk mengukur pencapaian substansi maupun
pemenuhan prasyarat kegiatan yang telah ditetapkan tersebut dengan
melakukan pengecekan langsung ke lapangan terhadap kelurahan/desa sampel
yang dipilih dengan metode pemilihan sampel acak terstratifikasi. Uji petik
merupakan bagian dari kerangka pemantauan proyek secara keseluruhan. Hasil
uji petik akan menjadi bagian yang saling melengkapi dengan kegiatan
pemantauan lainnya seperti SIM (sistim informasi manajemen), Quick Status,
dan PPM (pengelolaan pengaduan masyarakat). Kegiatan uji petik ini merupakan
kegiatan yang dilaksanakan setelah siklus selesai difasilitasi di masyarakat.
Dengan mempertimbangkan unsur keterwakilan, maka ditetapkan bahwa tim
CMAC akan melakukan uji petik di minimum 3% desa sampel di wilayah kendali
CMAC sedangkan tim OMS melaksanakan uji petik di minimum 10% desa
sampel di wilayah kendali OMS. Di tingkat kabupaten/kota, koordinator fasilitator
diharapkan melakukan uji petik di minimum 50% desa sampel di wilayah
kendalinya.
6) Informasi Berbasis Website. Salah satu alat monitoring yang efektif dan
populer untuk memantau kemajuan dan infomasi terkini suatu proyek adalah
website. Semua informasi mengenai Pamsimas akan diupload melalui website
(www.pamsimas.org). Informasi mengenai data progres dan pencapaian
indikator, pengaduan, resume kontrak konsultan, pustaka publikasi, data kontak
pelaku pamsimas dapat diakses pada website tersebut. Website tersebut juga
menyediakan media interaktif untuk pelaku pamsimas di seluruh wilayah untuk
menjalin komunikasi, yaitu: forum diskusi, pengaduan, dan ruang tanya jawab
dengan tenaga ahli.
7) Kunjungan Lapangan. Kegiatan monitoring ini dilakukan dengan melakukan
kunjungan langsung di masing-masing OMS di kabupaten/kota secara sampling,
untuk melakukan pengendalian tentang status pelaksanaan kegiatan dan
penyiapan media-media bantu yang dibutuhkan, serta monitoring terhadap
pemanfaatan dana BLM yang sudah dicairkan untuk memastikan kualitasnya
tercapai, serta memastikan transparansi dan akuntabilitasnya.
2)560,6- 5)-0+4
44
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
· Jumlah tambahan orang yang Laporan kumulatif Data MIS yang DPMU melaporkan ke CPMU,
mempunyai akses yang berkelanjutan 4.2 juta 6 juta 7.6 9.2 juta 10.8 juta 11.6 juta tahunan, berkelanjutan dan berdasarkan data MIS yang
terhadap fasilitas air minum yang juta berdasarkan survey Rumah dikumpulkan dari penilaian
layak, berdasarkan status sosial dan laporan kemajuan Tangga partisipatif dan data tim evaluasi
ekonomi detail dari DPMU independen
· Jumlah tambahan orang yang 4.9 juta 5.4 juta 6.4 7.4 juta 8.4 juta 9.4 juta
mempunyai akses yang berkelanjutan juta
terhadap fasilitas sanitasi yang layak,
berdasarkan status sosial dan ekonomi
· Jumlah desa/kelurahan yang telah Laporan kumulatif Laporan proyek dan CPMU, berdasarkan data dan
menyusun RKM 6.833 7,833 8.833 9.833 10.833 11.833 tahunan, dokumen anggaran laporan dari DPMU
berdasarkan Kab./Kota
· Rencana peningkatan kapasitas untuk
laporan kemajuan
mendukung adopsi dan
78% 40% 50% 60% 70% 80% detail dari DPMU
pengarusutamaan pendekatan
Pamsimas, dan kinerja dalam rangka
pencapaian tujuan program
· Realisasi anggaran Kab./Kota (APBD)
dalam sektor AMPL sebagai
persentase dari kebutuhan anggaran 51 % 30% 50% 60% 70% 80%
untuk mencapai target MDGs
2)560,6- 5)-0+4
45
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
· % desa/kel yang mempunyai SPAM Laporan kumulatif Data MIS yang DPMU melaporkan ke CPMU,
yang layak dan berfungsi NA 90% 90% 90% 90% 90% tahunan, berkelanjutan dan berdasarkan data MIS yang
bersumber dari survey Rumah dikumpulkan dari penilaian
pemantauan MIS Tangga partisipatif dan data tim evaluasi
· % desa/kel dengan BPSPAMS yang yang independen
berkinerja baik berkelanjutan
73% 73% 75% 75% 80% 90%
· Jumah desa/kelurahan dan kab./kota 566 200 desa/ 400 600 800 1000- Laporan kwartal Laporan proyek CPMU, berdasarkan data dan
yang melampaui kriteria kinerja proyek 8 kab Desa/ Desa/ Desa/ Desa/ DPMU dan kajian laporan dari DPMU
dan memperoleh tambahan dana hibah 16 32 Kab per tahun oleh
24 Kab 40 Kab Propinsi
Kab
· Adanya struktur dan alat pemantauan Laporan kwartal IMIS, Monitoring MIS DPMU, kajian per 6 bulan oleh
proyek (IMIS, M&E) memberikan 82% 100% 100% 100% 100% 100% DPMU dan kajian yang berkelanjutan CPMU
informasi berkala mengenai kualitas per tahun oleh
pelaksanaan proyek Kab Kab Kab Kab Kab Propinsi
2)560,6- 5)-0+4
46
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Evaluasi dalam Pamsimas dilakukan untuk menilai secara berkala apa yang telah
dihasilkan melalui pengukuran indikator kinerja utama untuk mengetahui tingkat
pencapaian tujuan-tujuan utama Pamsimas. Indikator kinerja Pamsimas dapat dilihat
pada tabel 4.3. Evaluasi difokuskan pada keluaran dan dampak proyek untuk menilai
kesesuaiannya dengan tujuan dan rencana yang ditetapkan. Evaluasi ini akan
dilakukan pada pertengahan pelaksanaan proyek dan setelah keseluruhan program
selesai.
Jenis-jenis evaluasi yang akan dilakukan dalam program Pamsimas adalah:
1) Evaluasi Keluaran (Output). Dilakukan dengan melihat sejauh mana perubahan
yang dialami masyarakat penerima manfaat dengan membandingkan kondisi
sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan.
2) Survei/Studi Dampak. Program Pamsimas melalui kerja sama dengan
konsultan atau pihak lain melakukan survei/studi dampak/manfaat ekonomi,
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, dan peran pemerintah sebagai
fasilitator dan regulator, serta peran masyarakat di bidang air minum dan
penyehatan lingkungan.
Studi Khusus/Tematik. Untuk mempertajam hasil pemantauan dan evaluasi
dampak, sejumlah studi tematik dapat dilakukan dalam kurun waktu pelaksanaan
program.
4.11 PELAPORAN
2)560,6- 5)-0+4
47
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Pendanaan proyek Pamsimas melalui sumber dana pinjaman dan hibah luar negri
(PHLN) dari Bank Dunia rupiah murni dari APBN, APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten/Kota, serta dana kontribusi swadaya masyarakat dan sumber dana lain
yang tidak mengikat.
a. APBN
Dana yang berasal dari Pemerintah antara lain digunakan untuk sebagian
kegiatan yang berkaitan dengan:
l Manajemen proyek,
l Pelatihan,
l Honorarium,
l Perjalanan,
l Monitoring,
l Operasional kantor dan sarana kerja lainnya baik di pusat maupun di daerah.
2)560,6- 5)-0+4
48
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
b. APBD Provinsi
Dana yang berasal dari Pemerintah Provinsi yang dianggarkan tiap tahunnya
adalah kegiatan proyek untuk pos-pos yang telah ditetapkan oleh Biro Keuangan
dan Bappeda dari Pemerintah Provinsi Peserta Pamsimas, antara lain :
l Pelatihan,
l Honorarium,
l Perjalanan di tingkat provinsi sampai ke daerah dan pusat
l Manajemen dan operasional kantor PPMU
c. APBD Kabupaten/Kota
Dana yang berasal dari Pemerintah Kabupaten/kota dianggarkan tiap tahunnya
untuk kegiatan proyek termasuk kegiatan yang tidak dibiayai atau sebagian
dibiayai melalui dana Bank Dunia tetapi sudah disepakati pada saat negosiasi.
Kegiatan tersebut, antara lain:
l Manajemen proyek,
l Pelatihan,
l Honorarium, perjalanan,
l Monitoring, operasional kantor dan sarana kerja lainnya baik di
kabupaten/kota sampai tingkat desa
l Sharing program dana APBD sebesar minimal 20% dari total pagu BLM
Kabupaten/Kota
l Sharing program dana APBD sebesar 20% tersebut dilaksanakan pada tahun
anggaran yang sama dan/atau untuk tahun 2013 selambat-lambatnya pada
tahun 2014 termasuk kewajiban sharing program tahun 2014.
l Dana operasional Panitia Kemitraan (Pakem).
l Dana Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
d. Kontribusi Masyarakat
Kontribusi masyarakat minimal sebesar 20% dari total RKM, dalam bentuk tunai
(in-cash) minimal 4% dan in-kind minimal 16%, yang merupakan dana
pendukung bagi pembiayaan kegiatan yang dibutuhkan oleh masyarakat,
direncanakan oleh masyarakat dan dituangkan di dalam RKM.
2)560,6- 5)-0+4
49
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Kategori yang telah disepakati dalam pelaksanaan program Pamsimas yang dibiayai
PHLN Bank Dunia berdasarkan sumber dana dapat dirinci beberapa kategori, yaitu:
1) Barang dan Lokakarya dari Komponen 1 dan 5 meliputi antara lain: Materi dan
pelaksanaan Pelatihan, Peralatan Kantor, (100% untuk foreign expenditures,
100% local expenditures/ex-factory dan pembelian lokal)
2) Barang dan Lokakarya dari Komponen 2 meliputi antara lain: Materi Pendidikan,
Peralatan Kantor, (100% untuk foreign expenditures, 100% local
expenditures/ex-factory dan pembelian lokal)
3) Pembiayaan pembangunan sarana air minum dan sanitasi (100% dari dana
hibah pusat).
Kategori Jasa Konsultan untuk pembiayaan, Konsultan Lokal, Monitoring, Studi,
pembayaran pada tahun 2013-2016 sebesar 80%.
Kategori Lain-lain/Dana Cadangan.
Seluruh komponen dan kategori pembiayaan yang tercantum dalam Financing
Agreement (FA) tidak dapat diubah, kecuali dengan persetujuan Bank Dunia.
Proses penganggaran dan pencairan dana harus memperhatikan FA agar kategori
dana pembiayaan sesuai dengan kesepakatan. Apabila kegiatan yang sudah
dilaksanakan tidak sesuai dengan kategori pembiayaan dalam FA, maka biaya
kegiatan tersebut tidak dapat dibayar oleh Bank Dunia.
Setiap desa Pamsimas akan dibiayai oleh APBN dan kontribusi masyarakat atau
APBD dan kontribusi masyarakat.
Ketentuan dan prosedur akuntansi program ini secara subsbtansi mengacu pada
prosedur pengelolaan keuangan Pemerintah, dengan dilengkapi penguatan
prosedur yang tepat. Prosedur Pemerintah ini termasuk mengacu pada Prosedur
Penganggaran dan Standard Akuntansi Pemerintah (Peraturan Pemerintah Nomor
71 tahun 2010, Peraturan Menteri Keuangan nomor 238/PMK.05/2011 tentang
pedoman umum sistem akuntansi pemerintah),Sistem Akuntansi Pemerintah dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat (PMK nomor 233/PMK.05/2011).
2)560,6- 5)-0+4
50
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
5.2.1 Penganggaran
a. Kegiatan Swakelola
Sesuai Anggaran yang telah ditetapkan, CPMU, PPMUs dan DPMU dapat
mengajukan pembayaran awal uang muka untuk pelaksanaan kegiatan selama 1
bulan kepada KPPN.
Biro Keuangan Kementerian PU, Kemendagri dan Kemenkes, serta unit keuangan di
tingkat Kabupaten dan Provinsi berlandaskan pada Standar Akuntansi Pemerintah
(Peraturan Pemerintah Nomor 71, 2010, Peraturan Menteri Keuangan nomor
238/PMK.05/2011 tentang pedoman umum sistem akuntansi pemerintah) dan Sistem
Akuntansi Pemerintah dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat (PMK nomor
233/PMK.05/2011).Software akuntansi Pemerintah diterapkan untuk mencatat
seluruh transaksi. Back up Manual (general cashbook dan buku pendukung lainnya)
tetap disimpan baik oleh Unit Akuntansi. Sistem diberlakukan berbasis bulanan dan
diserahkan ke Menkeu setiap tri-wulan.
2)560,6- 5)-0+4
51
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Kartu ini didukung lebih lanjut dengan kartu monitoring kontrak (satu kartu untuk satu
kontrak). Sistem-sistem ini dimaksudkan untuk menjamin seluruh pengeluaran
program Pamsimas termasuk dalam sistem dan pelaporan akuntabilitas pemerintah.
5.2.3 Pelaporan
Seluruh laporan yang diterima dari PPMU dan DPMU akan dikumpulkan oleh CPMU
dalam suatu format laporan IFR yang sudah disetujui oleh Lender dan diserahkan
setiap 3 bulan sekali dalam waktu 45 hari setelah berakhirnya periode laporan
kepada Lender melalui Kementerian Keuangan. Laporan pertama berisi rencana
kegiatan 6 bulan pertama dan dana yang dibutuhkan serta rencana pengadaan.
Laporan 3 bulanan ini akan diakumulasikan setiap tahunnya untuk kebutuhan audit
tahunan.
Monitoring penganggaran akan dilakukan melalui IFR dan jadwal audit interim yang
telah disepakati serta jadwal kegiatan supervisi. Mekanisme ini dapat membantu
menyakinkan bahwa laporan IFR dapat digunakan untuk kepentingan monitoring.
Mekanisme ini juga memungkinkan identifikasi awal dari setiap masalah yang ada,
khususnya untuk antisipasi akan terjadinya penyerapan dana lebih rendah dari
alokasi anggaran.
2)560,6- 5)-0+4
52
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Dalam menfasilitasi pencairan dana pinjaman, akan dibuka rekening dalam mata
uang dolar di BI (Bank Indonesia) atas nama Kementerian Keuangan. Pengelolaan
rekening tersebut berada di bawah tanggung jawab Ditjen Perbendaharaan
Kementerian Keuangan. Inisial deposit (pengisian awal) rekening khusus akan
diminta oleh Ditjen Perbendaharaan berdasarkan Rencana Kebutuhan Dana untuk 6
(enam) bulan ke depan (forecast for 6 months). Laporanini disiapkan oleh CPMU
(sesuai input dari PPMU dan DPMU). Dengan dana yang tersedia didalam rekening
khusus ini, Satuan Kerja dapat mulai melaksanakan pembayaran (sesuai dengan
kegiatan proyek dan proses pengadaan yang berlaku).
Satuan Kerja akan bertanggung jawab terhadap proses pengadaan dan pelaksanaan
kegiatan yang dilaksanakansesuai dengan anggaran yang telah disetujui. Pada saat
pelaksanaan kegiatan membutuhkan pembayaran, PIU dapat mulai melaksanakan
pembayaran. Mekanisme penyaluran dana pinjaman kepada kabupaten/kota
direncanakan akan mengikuti mekanisme proyek pusat. Dengan pengaturan ini, dana
akan dianggarkan pada level pemerintah pusat dan disalurkan langsung kepada
kelompok masyarakat melalui Satker PIP di Kabupaten/Kota.
Mekanisme transfer dana untuk arus dana ke kabupaten merujuk pada pengaturan
anggaran pemerintah pusat, mengingat sesuai PP Nomor 16/ FY 2005, urusan air
minum khususnya di wilayah pinggiran perkotaan merupakan tanggungjawab
pemerintah pusat. Dengan pengaturan ini, dana akan dianggarkan di pemerintah
pusat dan dana disalurkan langsung ke unit tehnik terkait (bukan pemerintah daerah).
Mekanisme pencairan dari dana kredit Pamsimas akan diawali dengan membuat
Rancangan Pencairan dengan menyerahkan (i) Daftar pembayaran kontrak yang
telah disetujui World Bank (subject to prior-review by the Bank) bersamaan dengan
daftar pengeluaran, dan (ii) statement of expenditures (SOE) untuk yang lainnya.
Sumber BLM pada setiap desa sasaran adalah salah satu dari APBN atau APBD.
Penyaluran dana ini dapat dilihat pada gambar berikut:
2)560,6- 5)-0+4
53
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
PUSAT SK Menteri PU
Satker
Pamsimas
DIPA APBN
Kab/Kota SK Bupati/Walikota
Satker PPIP
DIPA APBD
Penjelasan lebih detail akan diuraikan pada Buku Petunjuk Teknis Pengelolaan
Keuangan Program Pamsimas
5.5 AUDIT
Program akan memperkuat penanganan internal audit yang akan dilaksanakan oleh
Inspektorat Jenderal (Itjen) secara berkala dan BPKP. Inspektorat Jenderal
Kementerian PU telah ditugaskan untuk bertanggungjawab melakukan monitoring
realisasi anggaran dan evaluasi capaian kinerja program PAMSIMAS. Dalam hal ini
audit dapat didukung dengan bantuan teknis, misalnya ahli akuntan untuk
memperkuat kapasitas Itjen Kementerian PU.
6
Mekanisme penyaluran dana tersebut akan disesuaikan dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan yang berlaku
2)560,6- 5)-0+4
54
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Rencana kerja Itjen Kementerian PU dapat memasukkan internal audit kegiatan dan
pembiayaan Pamsimas di tingkat pusat dan provinsi. Laporan temuan audit
disampaikan ke auditor external proyek dan Bank Dunia.
Kontrol Internal dan akuntabilitas pelaksanaan di tingkat desa dan kabupaten akan
direview melalui internal audit yang dilakukan oleh BPKP. Audit BPKP setidaknya
mencakup minimal 10% desa/kelurahan sasaran di seluruh kabupaten partisipan
sebagai sampel audit.
Laporan keuangan program dan laporan kegiatan akan diaudit secara rutin setiap
tahun. Laporan audit keuangan dan statemen keuangan akan disampaikan ke World
Bank tidak lebih dari 6 bulan setalah tahun anggaran APBN berjalan (30 Juni pada
tahun berikutnya). Audit dilakukan berdasarkan Terms of Reference (TOR) yang
disepakati dengan World Bank pada saat negosiasi.
Penjelasan lebih detail tentang Audit dapat dilihat dalam Petunjuk Teknis
Pengelolaan Keuangan Program Pamsimas
2)560,6- 5)-0+4
55
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
LAMPIRAN 1.
TATA CARA SELEKSI KABUPATEN/KOTA DAN DESA
SASARAN
A. SELEKSI KABUPATEN/KOTA
1. PENENTUAN PROVINSI
Pelaksanaan Pamsimas terbuka untuk seluruh provinsi di Indonesia, kecuali Provinsi
DKI Jakarta. Hal ini didasarkan hasil kesepakatan Tim Pengarah Program Pamsimas.
Dengan pertimbangan efisiensi pengelolaan dan penyediaan bantuan teknis,
pelaksanaan Pamsimas diutamakan pada provinsi-provinsi dengan minimal 3 (tiga)
kabupaten/kota sasaran.
2. PENENTUAN KABUPATEN/KOTA
Penentuan kabupaten/kota didasarkan pada kriteria long list (daftar panjang) dan
kriteria short list (daftar pendek).
.’/2+3’0 #!
56
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
B. SELEKSI DESA
Secara khusus, dikaitkan dengan kondisi SPAM, terdapat kriteria untuk desa
perluasan, desa pengembangan, dan desa optimalisasi.
a. Kriteria desa perluasan adalah desa yang belum memiliki SPAM sama sekali
sehingga kegiatan yang diusulkan adalah pembangunan SPAM baru
b. Kriteria desa pengembangan adalah desa yang telah memiliki SPAM, yang
berfungsi baik, sehingga usulannya adalah pengembangan SPAM yang ada
untuk menambah pelayanan.
c. Kriteria desa optimalisasi adalah desa yang telah memiliki SPAM namun dalam
kondisi rusak dan selama minimum satu tahun terakhir belum mendapatkan
bantuan sejenis (bantuan pemulihan kondisi/rehabilitasi). Kegiatan optimalisasi
juga ditujukan untuk menambah jumlah penerima manfaat.
Pemilihan desa/kelurahan sasaran Pamsimas II dipimpin oleh Pokja AMPL. Unsur
pelaksana Pokja AMPL kabupaten/kota untuk proses pemilihan desa kelurahan
sasaran adalah Panitia Kemitraan (Pakem). Pakem beranggotakan unsur pemerintah
daerah dan masyarakat sipil.
Pakem melaksanakan seleksi desa berdasarkan proposal desa/kelurahan. Prioritas
diberikan kepada proposal desa/kelurahan yang didasarkan pada RPJMDesa atau
pernah diusulkan pada musrenbang kecamatan, atau diusulkan pada musyawarah
antar desa (MAD) atau forum pembangunan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar
usulan kegiatan desa/kelurahan tersebut merupakan kebutuhan prioritas
desa/kelurahan tersebut. Hasil pemilihan desa/kelurahan disahkan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota.
Pemilihan desa/kelurahan oleh Panitia Kemitraan dilakukan dengan langkah-langkah
utama sebagai berikut:
.’/2+3’0 #!
57
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
II. Penerimaan dan pembukaan proposal; pada tahap ini Pakem menerima
proposal kegiatan dari desa/kelurahan dan surat pengajuan proposal yang
memuat pernyataan kesanggupan masyarakat memenuhi persyaratan sebagai
sasaran program Pamsimas (komitmen menyediakan kontribusi masyarakat
dalam bentuk in-cash dan in-kind, menyediakan kader AMPL, dan komitmen
menghilangkan kebiasaan BABS). Proposal dan surat pengajuan proposal
disampaikan dalam amplop tertutup. Berdasarkan hasil pembukaan proposal,
Pakem mengelompokkan proposal desa/kelurahan berdasarkan jenis usulan
kegiatan dan menjumlahkan usulan biaya pembangunan dari proposal pada
masing-masing kelompok jenis kegiatan. Usulan biaya pembangunan dari
proposal pada setiap kelompok jenis kegiatan dirinci atas (1) rencana nilai
kontribusi masyarakat dan (2) usulan nilai bantuan Pamsimas.
III. Verifikasi Proposal; dalam tahap ini Pakem melakukan verifikasi terhadap
proposal yang diterima, dengan cara kajian data/dokumen dan/atau kunjungan
lapangan (observasi), atau wawancara untuk memastikan validitas data dan
kelayakan usulan kebutuhan biaya kegiatan.
IV. Penyusunan Peringkat (Ranking) Proposal dan daftar pendek (short list)
desa/kelurahan sasaran;dalam tahap ini Pakem melakukan penilaian proposal
yang telah diverifikasi. Penilaian proposal dilakukan untuk menyusun (1) ranking
proposal dan (2) rekomendasi daftar pendek (short list) desa/kelurahan yang
akan menjadi sasaran program Pamsimas;
V. Pengumuman daftar pendek desa/kelurahan; dalam tahap ini Pokja AMPL
dibantu Pakem mengumumkan daftar pendek desa/kelurahan kepada seluruh
kecamatan dan desa/kelurahan. Daftar pendek desa/kelurahan meliputi
desa/kelurahan yang akan didanai dengan APBN dan desa/kelurahan yang akan
didanai APBD.
VI. Penetapan; dalam tahap ini Ketua Pokja AMPL kabupaten/kota mengajukan
daftar pendek desa/kelurahan sasaran ((beserta perkiraan BLM setiap
desa/kelurahan) kepada Bupati/Walikota untuk mendapat pengesahan. Daftar
desa/kelurahan sasaran yang akan didanai APBD ditetapkan dengan Surat
Keputusan Bupati/Walikota, sedangkan daftar pendek desa/kelurahan sasaran
yang akan didanai dengan APBN diajukan oleh Bupati/Walikota kepada Direktur
Jenderal Cipta Karya untuk mendapat penetapan. Direktur Jenderal Cipta Karya
menetapkan desa/kelurahan sasaran sesuai hasil verifikasi Central Project
Management Unit (CPMU) Program Pamsimas. Penetapan daftar desa sasaran
Pamsimas adalah pada Oktober-Desember untuk pelaksanaan satu tahun
berikutnya.
.’/2+3’0 #!
58
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
KABUPATEN/KOTA DESA/KEL
Musyawarah Desa
Sosialisasi Program di Pembentukan Tim
1. SOSIALISASI
Tingkat Masyarakat Penyusun Proposal
dan Kader AMPL
2. PENERIMAAN
IMAS dan
DAN PEMBUKAAN Pengajuan Proposal
penyusunan proposal
PROPOSAL
3. VERIFIKASI
PROPOSAL
4. PENYUSUNAN
DAFTAR PENDEK
5. PENGUMUMAN DAFTAR
PENDEK DESA/KELURAHAN
Desa APBN ditetapkan
dengan SK Menteri PU
Tata cara pemilihan desa sasaran Pamsimas dijelaskan pada Petunjuk Teknis
Pemilihan Desa Sasaran Pamsimas.
.’/2+3’0 #!
59
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
LAMPIRAN 2.
ORGANISASI PENGELOLA DAN PELAKSANA PROGRAM
PAMSIMAS
L.2.1 UMUM
Secara umum, struktur organisasi pengelola dan pelaksana Program Pamsimas dari
tingkat pusat sampai dengan masyarakat dapat dilihat pada Gambar L-2.1 di berikut.
Gambar L-2.1
Organisasi Pengelola Dan Pelaksana Program Pamsimas
.’/2+3’0 $!
60
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Executing Agency
Executing Agency (EA) Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Pamsimas) adalah Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum. EA bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan program secara
menyeluruh.
Implementing Agency
Implementing Agency (IA) Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Pamsimas) adalah Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
(Bangda), Kementerian Dalam Negeri untuk komponen 1a; Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Kementerian Dalam Negeri untuk
komponen 1b; Direktorat Jenderal PP dan PL, Kementerian Kesehatan untuk
komponen 2, dan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
untuk komponen 3, 4 dan 5. IA bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
komponen program yang menjadi tanggung jawabnya.
Tim Pengarah menggunakan Tim Pengarah yang sama dengan Tim Pengarah AMPL
(Air Minum dan Penyehatan Lingkungan) yang dibentuk dengan Surat Keputusan
Kepala Bappenas, Nomor Kep.39/M.PPN/HK/03/2011, tanggal 31 Maret 2011.
Susunan Tim pengarah Pusat adalah sebagaimana tabel di bawah ini:
Tabel L-2.1 Susunan Komite Pengarah Pusat
No Posisi Jabatan
.’/2+3’0 $!
61
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
CPMU dibantu oleh kepala staf CPMU, beberapa koordinator bidang, dan beberapa
asisten. Koordinator bidang terdiri dari beberapa bidang sebagai berikut:
.’/2+3’0 $!
62
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
3 Koordinator bidang Perwakilan dari Ditjen PP & Peningkatan Kesehatan dan Perilaku Higienis dan
komponen 2 PL Pelayanan Sanitasi, terutama fasilitasi perubahan
Kementerian Kesehatan perilaku, pelatihan, dan penyebarluasan informasi
tentang perilaku hidup sehat
4 Koordinator bidang Perwakilan dari Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi
komponen 3,4,5 Ditjen Cipta Karya, Umum, Hibah Insentif, Dukungan Pelaksanaan dan
Kementerian Pekerjaan Manajemen Proyek , terutama dukungan teknis
Umum pelaksanaan program dan monitoring pengelolaan
program
Ketua dan anggota CPMU ditetapkan oleh Executing Agency dan bertanggungjawab
kepada Executing Agency mengenai pengelolaan dan administrasi program
Pamsimas secara keseluruhan, yang mencakup antara lain:
Tugas CPMU termasuk tugas koordinator bidang dari masing-masing CPIU sebagai
berikut:
.’/2+3’0 $!
63
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
.’/2+3’0 $!
64
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Central Project Implemention Unit (CPIU) dalam Pamsimas untuk tingkat pusat terdiri
dari Ditjen Bangda, Kemendagri sebagai PIU sub-komponen penguatan
kelembagaan, Ditjen PMD, Kemendagri sebagai PIU sub-komponen pemberdayaan
masyarakat, Ditjen PP dan PL, Kemenkes sebagai PIU sub-komponen peningkatan
sanitasi dan perilaku higienis, dan PIU Ditjen Cipta Karya, Kemen PU untuk
komponen Pembangunan Prasarana dan Sarana Air minum dan Sanitasi,
peningkatan Sosial-Ekonomi Lokal, dan Manajemen Program. Pembentukan CPIU
berdasarkan SK Ditjen dari Instansi Teknis masing-masing.
Satuan kerja Pamsimas di tingkat pusat terdiri dari 3 satuan kerja, yaitu:
(i) Satuan Kerja Pamsimas di Kementerian Pekerjaan Umum: Satker Pembinaan
Pamsimas
(ii) Satuan Kerja Pamsimas di Kementerian Kesehatan: Satker Direktorat
Penyehatan Lingkungan
(iii) Satuan Kerja Pamsimas di Kementerian Dalam Negeri terdiri dari:
Ditjen PMD: Satker Setditjen PMD
Ditjen Bangda: Satker Setditjen Bangda
.’/2+3’0 $!
65
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Kepala Satker akan dibantu oleh Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), Penguji Pembebanan dan Pejabat Penandatangan SPM
(PPP/PSPM), dan Bendahara.
Tugas dan fungsi satker tingkat pusat mengacu pada SK Menteri PU dan Pedoman
Operasional, antara lain sbb:
Pokja AMPL Provinsi dibentuk berdasarkan SK Gubernur, yang diketuai oleh Kepala
Bappeda Provinsi, dan beranggotakan:
.’/2+3’0 $!
66
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
.’/2+3’0 $!
67
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
.’/2+3’0 $!
68
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
.’/2+3’0 $!
69
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
.’/2+3’0 $!
70
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Pengertian
Panitia Kemitraan, selanjutnya disingkat dengan Pakem, adalah suatu unsur Pokja
AMPL/Pokja Sanitasi/Kelompok Kerja dengan nama lain (yang fokus menangani isu
air minum dan sanitasi kabupaten/kota) yang bertugas dalam perencanaan,
koordinasi program, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan Program
Pamsimas. Pakem beranggotakan unsur pemerintah dan non pemerintah
kabupaten/kota. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin proses pelaksanaan program
Pamsimas dilaksanakan secara partisipatif, transparan, dan akuntabel sesuai
pedoman yang berlaku.
Dalam hal kabupaten/kota memiliki lebih dari satu kelompok kerja yang menangani
isu air minum dan sanitasi (Pokja AMPL, Pokja Sanitasi, dan Pokja lainnya), maka
kabupaten/kota berwenang untuk menyepakati Pokja yang akan membawahi Pakem.
Keanggotaan Pakem dapat berasal dari beberapa Pokja.
Istilah Pokja AMPL dalam uraian berikut ini adalah istilah untuk Pokja AMPL, Pokja
Sanitasi, Kelompok Kerja dengan nama lain yang focus menangani isu air minum dan
sanitasi kabupaten/kota.
Kedudukan
Pakem bertanggung jawab kepada Ketua Pokja AMPL Kabupaten/Kota. Dalam
pelaksanaan tugasnya, Pakem berkonsultasi/berkoordinasi dengan DPMU, Satker
PIP Kabupaten/Kota dan konsultan penyedia bantuan teknis Pamsimas.
Lingkup Tugas
Tugas Pakem terdiri dari:
1) Membantu Pokja AMPL dalam mensosialisasikan Pamsimas kepada desa dan
kecamatan;
2) Melakukan seleksi dan verifikasi proposal desa;
3) Menyusun daftar pendek (short list) desa sasaran Pamsimas berdasarkan hasil
seleksi dan verifikasi proposal desa dan menyampaikan kepada Ketua Pokja
AMPL;
4) Melakukan koordinasi dengan DPMU antara lain dalam hal:
– Sinkronisasi rencana kerja tahunan (annual work plan)
– Evaluasi RKM berdasarkan hasil review DMS, DPMU, atau pihak lain yang
mempunyai kompetensi terkait.
– Evaluasi dan pelaporan kemajuan kegiatan dan keuangan pelaksanaan
Pamsimas
– Menfasilitasi penyelesaian/penanganan pengaduan masyarakat sehubungan
dengan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Pamsimas;
5) Merekomendasikan perubahan kebijakan terkait perbaikan pengelolaan
Pamsimas kepada Ketua Pokja AMPL, baik pada kegiatan Pamsimas regular,
HID, maupun HIK.
.’/2+3’0 $!
71
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Struktur Keanggotaan
Keanggotaan Panitia Kemitraan berjumlah ganjil, dimana 30% anggotanya adalah
perempuan.
Struktur Panitia Kemitraan terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, dan anggota. Keanggotaan
Panitia Kemitraan berjumlah ganjil, minimal 9 (sembilan) orang (termasuk ketua dan
wakil ketua) dengan komposisi 4 orang dari unsur Pemerintah Daerah dan 5 orang
dari unsur non Pemerintah Daerah.
Unsur anggota panitia kemitraan sekurang-kurangnya adalah sbb:
1) Perwakilan SKPD yang relevan, sekurang-kurangnya terdiri dari: Bappeda,
BPMD, Dinas Pekerjaan Umum, dan Dinas Kesehatan. Masing-masing wakil
SKPD sebanyak 1 orang.
2) Perwakilan Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan sebanyak 2 orang. Jika belum
terbentuk, dapat diwakilkan oleh BP-SPAMS atau LKM atau KPM dari desa yang
mempunyai kinerja baik dalam pengelolaan SPAM desa/kelurahan.
3) Perwakilan kelompok masyarakat/praktisi/pakar yang peduli terhadap pencapaian
dan kualitas pelayanan air minum dan sanitasi tingkat kabupaten/kota sebanyak 3
orang, khususnya yang berhubungan dengan pendekatan berbasis masyarakat
atau pemberdayaan masyarakat.
Ketua Pakem berasal dari unsur Bappeda sedangkan Wakil Ketua Pakem berasal
dari unsur Dinas Pekerjaan Umum. Panitia Kemitraan disahkan dengan Surat
Keputusan Ketua Pokja AMPL Kabupaten/Kota untuk selanjutnya menjadi dasar
perubahan/amandemen SK Bupati/Walikota perihal Pokja AMPL. Tata cara
pengesahan Panitia Kemitraan didasarkan pada tata cara yang berlaku di Pokja
AMPL kabupaten/kota masing-masing.
Pendanaan Operasional
Pendanaan biaya operasional (BOP) Pakem melekat pada SKPD pengelola Pokja
AMPL Kab/Kota. Ketentuan dan tata cara pencairan BOP Panitia Kemitraan
ditetapkan oleh masing-masing kabupaten/kota pelaksana Pamsimas.
.’/2+3’0 $!
72
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Kewenangan:
Meminta rekomendasi dari DPMU mengenai penerbitan SPM-LS dan
pencairan dana BPSPAMS tahap berikutnya.
Asosiasi Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Perdesaan Tingkat
Kabupaten/Kota adalah wadah/forum perkumpulan dari badan/kelompok pengelola
SPAMS di perdesaan (baik yang dibangun melalui program Pamsimas maupun non
Pamsimas) yang mempunyai kepentingan yang sama dan berada di dalam satu
wilayah administrasi kabupaten/kota dan mewakili organisasi masyarakat tingkat
.’/2+3’0 $!
73
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
desa atau dusun untuk urusan air minum dan sanitasi yang diakui oleh Pemerintah
Daerah setempat. Asosiasi ini dibentuk oleh, dari, dan untuk masyarakat.
Pembina Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan adalah Asisten Sekretariat Daerah
bidang ekonomi dan pembangunan.
Tujuan utama Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan adalah:
1. Meningkatkan cakupan layanan dan akses SPAMS perdesaan
2. Meningkatkan kinerja BPSPAMS dan/atau pengelola SPAMS perdesaan lainnya
Ketua DPMU (minimal setara Kepala Bidang) berasal dari Dinas Pekerjaan Umum.
DPMU diangkat melalui SK Bupati/Walikota.
Anggota DPMU berasal dari:
§ Dinas Pekerjaan Umum/Cipta Karya/sepadannya,
§ Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/sepadannya,
§ Dinas Kesehatan,
§ Dinas Pendidikan dan
· Instansi terkait lainnya sesuai dengan kebutuhan
Ketua DPMU dibantu oleh 3 (tiga) unit kerja dan dibentuk melalui SK Bupati/Walikota.
Unit kerja tersebut adalah: Bagian Perencanaan; Bagian Monitoring dan
Evaluasi;Bagian Keuangan.
Tugas DPMU adalah sebagai berikut:
1. Melaporkan kemajuan program termasuk laporan keuangan dan kinerja kegiatan
kepada Bupati/Walikota, Pokja AMPL Kab/Kota, dan PPMU.
2. Mengesahkan RKM yang telah disetujui Pokja AMPL Kabupaten/Kota
3. Menindak lanjuti pengajuan RKM yang telah dievaluasi Pakem yang bertindak
sebagai Tim Evaluasi RKM, untuk dipresentasikan di depan Pokja AMPL dalam
rangka mendapat persetujuan, untuk kemudian dibuatkan SPPB Satker/PPK
dengan KKM.
.’/2+3’0 $!
74
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
4. Mengelola dan memonitor program secara efektif dan menjamin seluruh kegiatan
program, khususnya penyiapan dan pelaksanaan RKM, diantaranya kegiatan
pemberdayaan masyarakat mulai tahap identifikasi masalah sampai tersusunnya
RKM, pelaksanaan kegiatan RKM dan pelatihan di tingkat masyarakat.
5. Memfasilitasi kelembagaan lintas desa/kelurahan yang dapat berupa aliansi kerja
dari beberapa BPSPAMS di tingkat kabupaten/kota.
6. Memfasilitasi BPSPAMS agar memperoleh akses terhadap berbagai pihak untuk
mendukung programnya pasca kegiatan konstruksi termasuk mendorong
pengembangan jejaring kerja BPSPAMS dengan pihak-pihak lain;
7. Melakukan koordinasi dan penyebarluasan informasi mengenai kemajuan
program termasuk laporan keuangan dan lainnya;
8. Memonitor dan mengevaluasi kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas
pengelolaan program tingkat kabupaten/kota;
9. Memonitor dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan operasional teknis dan
administrasi program;
10. Melakukan evaluasi kinerja konsultan dan FM.
Kewenangan DPMU:
1. Meminta BPSPAMS memperbaiki RKM bila tidak memenuhi persyaratan setelah
dievaluasi oleh tim Evaluasi RKM;
2. Memfasilitasi SPPB antara Satker Kabupaten dengan KKM
3. Menegur BPSPAMS dan TFM apabila melakukan hal-hal yang tidak sesuai
dengan prosedur.
L.2.2.4 Kecamatan
.’/2+3’0 $!
75
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
KKM adalah organisasi masyarakat warga (sipil) yang terdiri dari anggota
masyarakat yang dipilih dari desa/kelurahan yang bersangkutan secara demokratis,
.’/2+3’0 $!
76
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
.’/2+3’0 $!
77
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
.’/2+3’0 $!
78
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
2.2.6.2 BPSPAMS
Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BPSPAMS) adalah
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk mengelola pembangunan sarana air
minum dan sanitasi di tingkat desa/kelurahan. BPSPAMS merupakan lembaga yang
mewakili masyarakat dimana anggotanya berasal dan dipilih oleh semua lapisan
masyarakat dengan berbasis pada nilai dan kualitas sifat kemanusiaan, selain
kemampuan yang bersifat teknis. BPSPAMS akan berperan dalam program mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pengoperasian dan pemeliharaan, serta
dukungan keberlanjutan kegiatan program.
Tugas BPSPAMS sebagai berikut :
a. Dengan bimbingan TFM membuat laporan pengelolaan keuangan dengan
membuat pembukuan dana kepada masyarakat dan pengelolaan proyek
kepada (DPMU) secara periodic;
b. Dengan bimbingan TFM membuat laporan pembangunan fisik, kegiatan
pelatihan masyarakat dan program kesehatan kepada masyarakat, dan
pengelola proyek (DPMU) secara periodic;
c. Bersama FM dan bekerjasama dengan ”nature leader” yang ada di desa untuk
melaksanakan CLTS, serta memberi penjelasan kepada masyarakat untuk
memilih opsi sarana air minum, sarana air minum (di masyarakat dan sekolah)
serta pelatihan;
d. Bersama TFM menyempurnakan jadwal pelaksanaan konstruksi, memeriksa
kontribusi swadaya masyarakat minimal 20% (In Kind 16% dan In Cash 4%);
e. Bersama-sama masyarakat dan dibantu FM menyusun RKM, membahas,
menyelesaikan RKM, kemudian mengirimkannya kepada DPMU;
f. Mengikuti pelatihan bersama-sama masyarakat seperti:
· RRK
· RRK Pelatihan
· Teknis sarana air minum/sanitasi
· Rencana biaya pembangunan sarana air minum/sanitasi
· Rencana biaya O&P
· Rencana biaya iuran serta tata cara pengelolaan
· Rencana biaya keuangan
· Rencana pengadaan barang dan jasa (bila ada)
· Termasuk membuat dan membaca gambar teknis, pengetahuan spesifikasi
teknik, pengawasan pekerjaan, perhitungan kemajuan pembangunan fisik,
administrasi dan keuangan pelaksanaan pembangunan.
.’/2+3’0 $!
79
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
.’/2+3’0 $!
80
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
dan laporan reguler yang berhubungan dengan prosedur Bank Dunia dan
pemerintah terutama mengenai Implementation and Financial Report (IFR).
3. Memberikan bantuan kepada CPMU dan CPIU dalam hal:
a) Membantu pelaksanaan roadshow dan workshop, termasuk pengadaan
materi.
b) Menyiapkan strategi untuk pelaksanaan pendekatan gender/poverty sensitive
community dan mengembangkan kemitraan antara desa dan institusi di tahap
perencanaan, implemtasi, dan monitoring.
c) Menyiapkan manajemen dan perencanaan untuk capacity building di tingkat
kegiatan proyek, dan mendukung implementasinya berdasarkan hasil
monitoring proyek.
d) Memperkuat kapasitas kelembagaan di tingkat pusat dan provinsi melalui
bantuan manajemen dan teknis dalam hal perencanaan, manajemen,
akuntasi keuangan, audir, supervisi, dan monitoring.
e) Membangun sistem informasi manajemen untuk proses monitoring,
peningkatan perilaku sehat, dan keberlanjutan program.
f) Mengorganisasikan pendekatan partisipatori untuk keberlanjutan program air
minum dan sanitasi berbasis masyarakat.
g) Mengembangkan dan menerapkan kebijakan dan prosedur pengendalian
kualitas (Quality Control/Quality Assurance) di tingkat implementasi proyek
yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat, pengarusutamaan
gender, serta health and hygiene and water and sanitation engineering.
4. Membantu CPMU membangun dan melaksanakan pertemuan stakeholder di
tingkat pusat sebagai bagian dari monitoring keberlanjutan program.
5. Melakukan review manajemen dan teknis, penelitian, studi, dan lain sebagainya,
yang ditentukan oleh CPMU
6. Membuat dan mengumpulkan laporan dan data-data pendukung yang
dibutuhkan serta membantu CPMU dalam pembuatan Project Monitoring Report.
.’/2+3’0 $!
81
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
.’/2+3’0 $!
82
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
Fasilitator Masyarakat (FM) merupakan tenaga pendamping yang telah dilatih dalam
keterampilan untuk meningkatkan kapasitas/kemampuan masyarakat untuk
memutuskan, merencanakan, melaksanakan dan mengelola kegiatannya dengan
berperan secara aktif dalam setiap keputusan yang diambil.
Prinsip kerja fasilitator merupakan satu kesatuan tim sebagai Tim Fasilitator
Masyarakat (TFM) yang terdiri dari 2 bidang keahlian, yaitu :
· Fasilitator bidang Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi / Water & Sanitation
Facilitator (CF/WSS);
· Fasilitator bidang Pemberdayaan Masyarakat / Community Development
Facilitator (CF/CD).
Tugas pokok TFM adalah memfasilitasi kegiatan penilaian, analisa dan penyusunan
rencana kegiatan kelompok masyarakat sebagai Rencana Strategis Program Air
Minum, Kesehatan, dan Sanitasi (ProAKSi) dengan metode MPA/PHAST
(Methodology For Participatory Assessment/ Partipatory Hygiene And Sanitation
Trasformation ) dan Visioning. Memberikan bantuan teknis kepada masyarakat desa,
terutama Tim Kerja Masyarakat (LKM) atau organisasi pengelola lainnya dalam
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring program dalam peningkatan promosi
kesehatan, pencegahan penyakit dan sanitasi masyarakat. Dari Renstra ProAKSi
akan dijabarkan ke dalam rencana tahunan berupa Rencana Kegiatan Masyarakat
(RKM) untuk Program Pamsimas.
Fokus terpenting dari pekerjaan TFM adalah membantu masyarakat untuk
mengembangkan keterampilan teknis dan manajemen yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatannya. Setiap TFM akan memfasilitasi 3-5 desa/tahun di tiap-
tiap kabupaten/kota.
.’/2+3’0 $!
83
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
.’/2+3’0 $!
84
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
§ Melakukan fasilitasi terkait bidang tugasnya dengan pelaku program yang terkait
secara langsung maupun tidak langsung.
§ Melaporkan data indikator kunci pelaksanaan program sebagai input terhadap
mekanisme pemantauan dan evaluasi program yang akan dilakukan oleh
Koordinator Kabupaten.
.’/2+3’0 $!
85
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
2’/4+/’4 $"#%
LAMPIRAN 3.
RENCANA TINDAK ANTI KORUPSI
.’/2+3’0 %!
86
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
.’/2+3’0 &!
87
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
.’/2+3’0 &!
88
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
.’/2+3’0 &!
89
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
.’/2+3’0 &!
90
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
.’/2+3’0 &!
91
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
III.1. Penunjukan Unit Sedang § Minimnya kapasitas dan § Panduan proyek mencakup: (i) kriteria
Pelaksana Proyek transparansi dapat pemilihan dan indikator kinerja manajer
(Satker) and stafnya mengakibatkan tindakan kolusi. proyek, bendahara, staf perencanaan,
(pembuat komitmen, dan staf keuangan; (ii) mensyaratkan
bendahara, adanya penilaian kinerja tahunan sesuai
pemegang uang kriteria tersebut; (iii) Persyaratan CPMU
muka, pembuat SPM) untuk melaksanakan pelatihan yang
pada tingkat memadai tentang panduan proyek untuk
Kabupaten tidak semua staf.
didasarkan pada
wewenang dan
kualifikasi fungsional
mereka. Ada dua
alasan yang
mungkin melandasi
penunjukan tersebut:
(i) Proyek dianggap
kurang prioritas oleh
pihak lain; (ii) Pilih
kasih (favoritism)
II.2. Proses Rekruitmen Tinggi § Risiko tindakan kolusi untuk § Meningkatkan keterbukaan, penanganan
TFM, PMU dsb. merekrut konsultan yang disukai. keluhan seperti yang dicantumkan dalam
§ Risiko minimnya kapasitas staf Keppres 80/2003
PMU. § Proyek akan mengadakan pelatihan
tentang pengelolaan dan keuangan
proyek
§ Evaluasi rutin terhadap kinerja konsultan
(perlu dipertimbangkan penghargaan
terhadap konsultan dengan kinerja
terbaik).
§ Pemilihan semua personil harus
dilaksanakan melalui mekanisme yang
sepenuhnya jujur, obyektif dan transparan
sesuai petunjuk Bank. Panitia seleksi
diharuskan menunjukkan komitmen
mereka untuk mewujudkan proses seleksi
yang jujur, obyektif dan transparan dan
menghindari penyalahgunaan wewenang
dan diskresi dalam pemilihanb untuk
memenuhi kepentingan pribadi, keluarga,
kelompok dan/atau kepentingan lainnya
dengan menandatangani ‘Pakta Integritas’
sesuai dengan peraturan pemerintah
yang relevan (Keppres 80/2003). Kriteria
seleksi dibuat berdasarkan prinsip
meritokrasi bahwa hanya yang paling
berkualitas yang akan direkrut.
§ TFM akan diseleksi berdasarkan kinerja
mereka setelah melalui pelatihan pra-
tugas.
.’/2+3’0 &!
92
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
.’/2+3’0 &!
93
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
.’/2+3’0 &!
94
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
V. Penanganan Pengaduan
Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan
V.. Penanganan Sedang § Keluhan tidak ditangani secara § Membangun mekanisme penanganan
Pengaduan memadai keluhan secara rinci, termasuk
penelusuran keluhan dan pengukuran
efektifitas penerapan sistem ini. Termasuk
di dalamnya menempelkan pengumuman
dan deskripsi singkat mengenai hibah
desa di ruang publik seperti balai desa,
mesjid, dan lain-lain.
.’/2+3’0 &!
95
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
.’/2+3’0 &!
96
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
Hampir semua dokumentasi di atas harus ditempatkan secara lengkap dalam situs
proyek dan dalam bentuk cetakan (hardcopies). Beberapa dokumen akan diringkas
agar memberikan akses yang lebih baik terhadap informasi utama. Rincian lengkap
tentang bagaimana masing-masing dokumen tersebut di atas akan disediakan oleh
Executing and Implementing agencies akan dituangkan dalam panduan proyek.
Format sederhana, ringkas, dalam bentuk standar akan disiapkan untuk memastikan
adanya pelaporan kemajuan tahunan untuk lembaga non-pemerintah dan media
tingkat nasional dan lokal. Data dari laporan tersebut akan dipublikasikan setiap
bulan dalam website oleh CPMU. Informasi terpenting mengenai kontrak, kemajuan
pelaksanaan, dan rapat kerja dan lain-lain kegiatan terkait proyek akan dimuat dalam
laporan tersebut. Situs tersebut juga memuat data dasar mengenai jumlah, jenis dan
status keluhan untuk setiap propinsi dan kabupaten.
Satu ringkasan informasi dan kemajuan proyek, termasuk masalah dan solusinya,
akan dimuat dalam IFR (Interin Un-Audited Financial Report) dan dipaparkan kepada
forum masyarakat madani (misalnya LSM) dalam bentuk cetakan di tingkat pusat dan
propinsi. IFR akan dibuat tahunan dan akan ditempatkan dalam situs proyek.
.’/2+3’0 &!
97
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
LAMPIRAN 4.
RENCANA TINDAK KESETARAAN GENDER
No Kegiatan Ukuran
1 Kebijakan dan petunjuk · Memuat kebijakan pengarusutamaan gender kedalam juknis dan
teknis Pamsimas menjelaskan indikator keberhasilan pengarusutamaan gender;
· Memuat petunjuk operasional pengarusutamaan gender ke dalam
pedoman pelaksanaan dan mendisseminasikannya ke seluruh
pengelola program
· Menyusun juknis yang jelas, brosur dan poster yang komunikatif untuk
menjelaskan kebijakan kesetaraan gender dan
mendisseminasikannya ke seluruh aparat pemerintah
· TOR konsultan mewajibkan konsultan mematuhi kebijakan kesetaraan
gender
2 Seleksi Konsultan · Persyaratan bahwa kontraktor (perusahaan) menunjukkan kebijakan
yang memberi kesempatan kepada perempuan untuk menempati
setiap posisi yang ditawarkan. Persyaratan ini menjadi bagian dari
tender proposal
· Persyaratan keseimbangan gender di seluruh tim konsultan provinsi
dan kabupaten (minimum 30% dari anggota tim adalah perempuan
atau laki-laki)
3 Seleksi Fasilitator · PPMU memuat pernyataan dalam iklan lowongan pekerjaan bahwa
Masyarakat perempuan didorong untuk mengajukan lamaran.
· PPMU melakukan upaya untuk memastikan adanya lamaran
pekerjaan dari perempuan
· Sedikitnya satu fasilitator masyarakat per tim adalah perempuan atau
laki-laki
· Persyaratan keseimbangan gender sebesar 50% dalam setiap sub tim
fasilitator (seperti bidang teknis, pemberdayaan masyarakat, dan
kesehatan)
4 Orientasi dalam · Memberikan arahan/orientasi dalam kebijakan dan petunjuk teknis
pengarusutamaan pengarusutamaan gender kepada seluruh unit pengelola program, tim
koordinasi program, dan konsultan di semua tingkatan sehingga
masing-masing pelaku memahami tanggungjawabnya dalam
pengarusutamaan gender.
5 Peningkatan kapasitas · Menyediakan pelatihan bagi konsultan di tingkat pusat, provinsi, dan
bagi konsultan dan kab/kota serta fasilitator masyarakat sehingga mereka dapat
fasilitator masyarakat mengadopsi pendekatan pengarusutamaan gender dalam bidangnya
masing-masing dan mampu memberikan transfer keterampilan
pengarusutamaan gender kepada aparat pemerintah dan pelaku
lainnya.
· Mengidentifikasi pakar kesetarakan gender di tingkat lokal yang dapat
membantu memberikan bimbingan kepada fasilitator dan
merencanakan strategi partisipasi masyarakat
· Evaluasi pelatihan memuat penilaian atas materi kesetaraan gender
· Menyediakan indikator untuk pemberian pengakuan/penghargaan
kepada fasilitator masyarakat yang berkinerja baik dalam mendorong
.’/2+3’0 &!
98
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
No Kegiatan Ukuran
.’/2+3’0 &!
99
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
No Kegiatan Ukuran
.’/2+3’0 &!
100
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
LAMPIRAN 5.
RENCANA TINDAK KONVENSI HAK PENYANDANG DISABILITAS
Program Pamsimas menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Hak
asasi manusia sebagai hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat
universal dan langgeng, juga dilindungi, dihormati, dan dipertahankan, sehingga
perlindungan dan pemajuan hak asasi manusia terhadap kelompok rentan khususnya
penyandang disabilitas perlu ditingkatkan.
Kewajiban dalam merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi Mengenai Hak-hak
Penyandang Disabilitas (convention on the rights of persons with disabilities), melalui
penyesuaian peraturan perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara,
termasuk mengubah peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang
diskriminatif terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun anak, menjamin
partisipasi penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan,
kesehatan, pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta pemanfaatan teknologi,
informasi dan komunikasi.
.’/2+3’0 &!
101
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
Tujuan dari dibuatnya lampiran ini dalam Pedoman Pengelolaan Program Pamsimas adalah
untuk ikut memajukan, melindungi, dan menjamin kesamaan hak dan kebebasan yang
mendasar bagi semua penyandang disabilitas, serta penghormatan terhadap martabat
penyandang disabilitas sebagai bagian yang tidak terpisahkan (inherent dignity).
Setiap penyandang disabilitas harus bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,
tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan
perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas
integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk
didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka
kemandirian, serta dalam keadaan darurat.
Pengakuan harga diri dan nilai serta hak yang sama bagi penyandang cacat (disabilitas),
yaitu orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka
waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat
menemui hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan
kesamaan hak. Oleh karena itu, pengakuan bahwa diskriminasi berdasarkan disabilitas
merupakan pelanggaran terhadap martabat dan nilai yang melekat pada setiap orang.
.’/2+3’0 &!
102
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4
PAMSIMAS 2013
LAMPIRAN 6.
DAFTAR SUMBER AIR MINUM DAN SARANA SANITASI YANG
LAYAK (IMPROVED)
Sumber Air Minum 1. Sumur terlindungi (berjarak 1. Mata air tak terlindungi
minimal 10 m dari sumber 2. Sumur gali tak terlindungi
pencemar) 3. Air dari drum
2. Sambungan rumah (SR) 4. Air dari tanker truck
3. Kran Umum atau hidran umum 5. Air sungai/genangan
4. Sumur Bor 6. Air kemasan
5. Sumur gali terlindungi
6. Mata air terlindung
7. Penampung Air hujan
Sarana Sanitasi 1. Toilet guyur 1. Cubluk tanpa slab
2. Sewer perpipaan 2. bucket latrines
3. Septic tank 3. Hanging toilet/hanging latrine
4. WC gali (WC gantung di laut/sungai
5. Cubluk dimana kotoran langsung
6. Cubluk dengan ventilasi udara dibuang ke badan air)
7. Cubluk dengan slab 4. Bucket
8. Toilet kompos (kantong/penampungan
sementara yang secara
periodic dibuang)
Sumber: WHO/UNICEF Joint Monitoring Program for Water Supply and Sanitation 2003-2010
.’/2+3’0 &!
103
2)(1/’0 2)0*).1.’’0 231*3’/ 2’/4+/’4