Draft Per Desember 2012
ANALISIS KESENJANGAN DALAM IMPLEMENTASI ROADMAP,
INDUSTRIALISASI GARAM
Sejumlah tahapan yang biasa dilakukan di dalam menyusun suatu peta jalan
(roadmap), antara lain adalah: analisis kesenjangan (gap analysis), analisis SWOT
(Strength, Weaknesses, Opportunity, dan Threat), _identtfkasi_strategi
pengembangan, penyusunan peta jalan (roadmap), serta penyusunan rencana
tindak (action plan).
Analisis kesenjangan dilakukan untuk mengkaji sejauh mana kesenjangan di
antara kondisi sasaran (yang diinginkan) dengan kondisi nyata (yang ada) saat ini
untuk kemudian dicarikan solusi atau cara untuk mengatasinya agar kondisi sasaran
tersebut bisa tercapai. Dalam rangka penyusunan peta jalan industrialisasi garam di
Indonesia, analisis kesenjangan akan dikelompokkan ke dalam sejumlah aspek yang
terkait dengan isu-isu strategis tentang permasalahan sektor usaha garam di
Indonesia. Sejumlah aspek tersebut adalah: aspek produksi, aspek infrastruktur,
aspek sumberdaya manusia (SDM), aspek tataniaga, aspek permodalan, aspek
regulasi, dan aspek kelembagaan. Hasil analisis kesenjangan untuk masing-masing
aspek tersebut secara berurutan disajikan pada Tabel 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 di
bawah.Tabel 1. Analisis Kesenjangan Aspek Produksi
Kondisi Sasaran
+ Musim/masa produksi
garam di Indonesia tidak
lagi sangat tergantung
kepada faktor cuaca/ikiim
PCOS
+ Musim/masa produksi
garam di Indonesia masih
sangat tergantung kepada
faktor cuaca/iklim
Draft Per Desember 2012
Co ny
Pengembangan inovasi dan
teknologi tepat guna untuk
mengurangi ketergantungan yang
ssangat tinggl terhadap faktor
cuaca/iklim. Misalnya:
~ Memasyarakatkan usaha
garam di pekarangan
(backyard)
= Penggunaan rumah kaca
garam (RKG) untuk
mengurangi efek ikim,
terutama saat musim kemarau
basah
* Meningkatnya produksi
garam dalam negeri
sehingga pada tahun 2015
sudah bisa memenuhi
seluruh kebutuhan garam
nasional, baik garam
konsumsi maupun garam
industri
+ Produksi garam dalam
negeri belum mampu
memenuhi kebutuhan
garam nasional
+ Seluruh (100%) kebutuhan
garam industri secara
nasional masih dipenuhi
dari garam impor, padahal
kebutuhan garam industri
naasional jauh lebih besar
dibanding keubutuhan
garam konsumsi nasional
+ Peningkatan produksi garam
dalam negeri dengan program
intensifikasi dan ekstensifikasi
lahan
+ Melakukan intensifikasi dan
revitalisasi lahan produksi garam
yang diusahakan rakyat
+ Pengembangan usaha garam
rakyat yang mampu memasok
garam bahan baku berkualitas
baik untuk garam industri
Perluasan/ekstensifikasi
Jahan untuk memproduksi garam
bahan baku berkualitas baik
untuk garam industri:
-Penyusunan master pian dan
detail engineering design
(DED) dengan bekerjasama
dengan pemerintah daerah
~ Memperhatikan tata ruang
pemerintah daerah setempat
agar jangan sampai kawasan
yang sudah dicanangkan utk
swasembada garam kemudian
dikonversi ke peruntukkan
lainnya
- Pembangunan sarana-
prasarana dasar produksi dan
pembangunan pabrik yang
mengolah garam bahan baku
menjadi garam industri
= Meyakinkan Kemen PU untukDraft Per Desember 2012
menyiapkan lahan
+ Pengembangan kawasan garam
melalui klustering tambak garam
+ Produktivitas
(ton/Ha/tahun) lahan
garam rakyat di Indonesia
tidak tertinggal jauh
dibanding di negara-
negara pesaing (seperti di
Australia yang
produktivitasnya mencapai
200 - 300 ton/Ha/tahun)
+ Produktivitas lahan garam
rakyat di Indonesia masih
jauh lebih rendah (sekitar
50-70 ton/Ha/tahun)
dibanding di negara-negara
pesaing (seperti Australia)
Bekerjasama dengan
Litbang KKP, Perguruan Tinggi
(PT), dan para pakar garam
untuk terus melakukan ujicoba
lapangan/demplot untuk mencari
teknologi produksi yang lebih
produktif dan efisien|
Memfasilitasi pembentukan
institusi riset di bidang garam
Pengembangan inovasi dan
teknologi proses produksi yang
ssesuai untuk masing-masing
wilayah (seperti: penggunaan
ramsol, sistem ulir, sistem zeolit,
geomembran, bunker, dll)
Pelatihan teknologi baru
(tepat guna) dalam proses
produksi garam (penggunaan
ramsol, sistem ulir, sistem zeolit,
geomembran, bunker, meja
hablur garam, kincir angin,
purifikasi, dll) bagi para petani
garam/kelompok tani/KUGAR
Penerapan teknologi baru
(tepat guna) di suatu
wilayah/sentra produksi garam
sebagai pilot project
+ Teknologi baru (tepat
guna) sudah diterapkan
secara merata di seluruh
sentra produksi garam
+ Pada umumnya teknologi
proses produksi masih
tradisional
+ Teknologi baru (tepat
guna) belum merata
diterapkan di seluruh
sentra produksi garam
Mengintensifkan sosialisasi
dan pemerataan penerapan
teknologi baru (tepat guna)
proses produksi garam yang
disesuaikan dengan kondisi
masing-masing sentra produksi
garam
Mentransfer IPTEK melalui
penyediaan tenaga
penyuluh/pendamping produksi
bagi para petani garam
+ Kualitas garam rakyat
sudah tinggi dan mampu
bersaing dengan garam
impor
+ Kualitas garam domestik
masih rendah sehingga
kalah bersaing dengan
garam impor
Meningkatkan kualitas
garam rakyat dari K3/K2 menjadi
1 atau premium, melalui
tahapan:
~ Pelatihan teknologi baru (tepat
guna) peningkatan kualitas
garam bagi petani