Você está na página 1de 21

Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.

cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

EKSPERIMEN INTERFEROMETER FEBRY-PEROT

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA II


Diajukan guna memenuhi tugas praktikum Eksperimen Fisika II untuk Mahasiswa
Fisika Semester VI

Oleh
ABDUS SOLIHIN
NIM 071810201067

LABORATORIUM OPTOELEKTRONIKA DAN FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2010
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberi sangat
banyak kenikmatan kepada makhluknya, sehingga dengankenikmatan itu hamba
ini mampu menyelesaikan tulisan ini. Shalawat an salam tetap tercurahkan kepada
Rasullullah Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah kebaikan akhlak,
keobjektifan berpikir, dan kemaksimalan humanisme lewat ayat-ayat Qur’aniah
yang dibawanya berupa Al-Qur’an, Al-Hadits, dan peluang kemajuan yang berupa
ayat-ayat kauniah.
Salah satu dari sedemikian banyaknya ayat kauniah tersebut adalah
fenomena Interferensi pada Interferometer Febry-Perot. Dan demikianlah
eksperimen ini dapat menambah kerangka filosofis bagi penulis, dan semoga juga
bagi pembaca, guna kemaksimalan ilai-nilai kemanusiaan kita dihadapan sesama
dan dihadapan Sang Pencipta.
Demikian kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ketua Jurusan Fisika: Bpk. Dr. Edy Sutrisno
2. Dosen pembimbing praktikum: Bpk. Supriadi, S.Si
3. Asisten pembimbing

Sebagaimana pri-bahasa tak ada gading yang tak retak, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan tulisan selanjutnya. Penulis
ucapkan terimakasih banyak atas perhatiannya.

Penulis,

ABDUS SOLIHIN
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

ABDUS SOLIHIN
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Jember
email: elhobela@gmail.com

ABSTRAK

Interferometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengetahui pola-


pola interferensi suatu gelombang. Dalam eksperimen ini dilakukan percobaan
dengan menggunakan desain Interferometer Febri-Perot. Percobaan
Interferometer Febry-Perot dilakukan dengan meletakkan secara paralel (sejajar)
posisi Movable mirror dan adjustable mirror. Dengan posisi demikian, akan
terjadi perbedaan lintasan dari cahaya yang masuk melewati lens 1,8 nm tersebut
yang diakibatkan oleh pola reflektansi dan tranmisivitas cahaya yang melewati
kedua mirror yang bersangkutan. Selanjutnya, hal ini akan menyebabkan adanya
beda fase dan penguatan fase (yang biasa disebut sebagai interferensi) yang
selanjutnya menyebabkan munculnya pola-pola pada frinji. Hasil dari eksperimen
ini membuktikan bahwa Penambahan dan banyaknya jumlah frinji (N)
berbanding lurus dengan pergeseran Movable mirror 𝑑𝑚 yang dilakukan. Hal
ini dapat terlihat dari semakin besarnya nilai N (banyaknya frinji), maka nilai 𝑑𝑚
(jarak pergeseran Movable mirror terhadap titik acuan) juga menunjukkan angka
yang semakin besar. Dan dapat diketahui bahwa jenis desain interferometer ini
jauh lebih smooth dari pada Interferometer Michelson.

Kata Kunci: Interferometer Febry-Perot, Frinji, Movable Mirror, Adjustable


Mirror, Inteferensi
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Interferometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengetahui pola-pola
interferensi suatu gelombang. Salah satu jenis interferometer tersebut adalah
Interferometer Febry-Perot. Percobaan Interferometer Febry-Perot pertama kali
dilakukan pada akhir abad ke-19 oleh C. Febry dan A. Perot untuk
menggambarkan perbaikan yang signifikan dari Interferometer Michelson.
Eksperimen Interferensi Febry-Perot menggunakan bidang permukaan yang
keduanya membiaskan hanya sebagian cahaya sehingga memungkinkan adanya
banyak sinar yang akan menciptakan pola interferensi. Dengan demikian,
interferensi yang dihasilkan pada penampakan frinji lebih smooth.

Percobaan Interferometer Febry-Perot dilakukan dengan meletakkan


secara paralel (sejajar) posisi Movable mirror dan adjustable mirror. Dengan
posisi demikian, akan terjadi perbedaan lintasan dari cahaya yang masuk melewati
lens 1,8 nm tersebut yang diakibatkan oleh pola reflektansi dan tranmisivitas
cahaya yang melewati kedua mirror tersebut. Selanjutnya, perbedaan lintasan ini
akan menyebabkan adanya beda fase dan penguatan fase (yang biasa disebut
sebagai interferensi) yang selanjutnya menyebabkan munculnya pola-pola pada
frinji.

Dalam perkembangan selanjutnya, Interferometer Febry-Perot tidak


hanya dapat digunakan untuk memberikan efek smooth pada pola interferensi
frinji dibandingkan Interferometer Michelson, akan tetapi dapat pula digunakan
dalam penentuan sifat-sifat gelombang lebih lanjut, misalnya dalam penentuan
panjang gelombang cahaya tertentu, pola penguatan interferensi yang terjadi, dan
sebagainya. Sehingga, mengingat nilai guna dari eksperimen ini yang sedemikian
luasnya, maka percobaan Interferensi Febry-Perot ini menjadi penting untuk
dilakukan.
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hubungan antara jumlah frinji (N) dengan pergeseran cermin
𝑑𝑚 pada eksperimen Interferometer Febry-Perot ini dilihat dari bentuk
dan pola pengamatan grafik yang terbentuk?
2. Berapa nilai tetapan kalibrasi k1 dan k2 dari analisa grafik maupun
penurunan kuantitatif yang dilakukan pada eksperimen Interferometer
Febry-Perot ini dan bagaimana hubungan antar keduanya?

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui hubungan antara jumlah frinji (N) dengan pergeseran cermin
𝑑𝑚 pada eksperimen Interferometer Febry-Perot dilihat dari bentuk dan
pola pengamatan grafik yang terbentuk.
2. Mengetahui nilai tetapan kalibrasi k1 dan k2 dari analisa grafik maupun
penurunan kuantitatif yang dilakukan pada eksperimen Interferometer
Febry-Perot dan bagaimana hubungan antar keduanya.

1.3 Manfaat dan Kegunaan


Dengan melakukan eksperimen ini, praktikan akan dapat mengetahui
karakteristik Interferometer Febry-Perot yang memiliki nilai guna yang
sedemikian luas meliputi ke-smooth-an visualisasi frinji yang terbentuk,
penentuan panjang gelombang cahaya tertentu, pola penguatan interferensi
yang terjadi, dan sebagainya. Sehingga, dengan demikian akan dapat
menambah wawasan dalam pengembangan bidang optika dan gelombang
dalam keilmuan fisika.
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Interferensi gelombang merupakan perpaduan antara dua gelombang atau


lebih pada suatu daerah tertentu pada saat yang bersamaan. Interferensi dua
gelombang yag mempunyai frekuensi, amplitude, dan arah getaran sama yang
merambat menurut garis lurus dengan kecepatan yang sama tetapi berlawanan
arahnya, menghasilkan gelombang stasioner atau gelombang diam. Interferensi
desdruktif (saling meniadakan) terjadi bila gelombang-gelombang yang
mengambil bagian dalam interferensi memiliki fase berlawanan. Sedangkan
interferensi konstruktif (saling menguatkan) terjadi jika gelombang-gelombang
yang mengambil bagian dalam interferensi memiliki fase yang sama. Interferensi
konstruktif biasa disebut juga dengan superposisi gelombang. (Bahrudin, 2006:
140)

Salah satu alat yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi pola


interferensi tersebut adalah interferometer. Alat ini dapat dipegunakan untuk
mengukur panjang gelombang atau perubahan panjang gelombang dengan
ketelitian sangat tinggi berdasarkan penentuan garis-garis interferensi. Walaupun
pada awal mula dibuatnya alat ini dipergunakan untuk membuktikan ada tidaknya
eter. (Halliday,1994:715).

Dalam interferometer ini, kedua gelombang yang berinterferensi diperoleh


dengan jalan membagi intensitas gelombang semula. Contohnya adalah
interferometer Febry-Perot yang merupakan perbaikan lebih lanjut dari
Interferometer Michelson, interferometer ini juga sangat berguna dalam
pengukuran indeks bias dan jarak. Prinsip kerja dari percobaan yang dilakukan
oleh A. Perot telah menghasilkan beberapa variasi konfigurasi. Agar pola
interferensi yang misalnya berwujud lingkaran-lingkaran gelap-terang dapat
terjadi, hubungan fase antara gelombang-gelombang di sembarang titik pada pola
interferensi haruslah koheren. (Tjia,1994: 181)
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

Interferometer Fabry-Perot dibangun dengan menggunakan dua plat sejajar


yang permukaannya sangat reflektif dan pada umumnya dipisahkan oleh udara.
Dua buah plat kaca dipisahkan oleh sebuah jarak d yang mempnyai sifat untuk
memeantulkan pada permukaannya.Gelombang keluar dari plat setelah
mengalami banyak refleksi selanjutnya dikumpulkanoleh lensa dan gambar dapat
diobservasi pada sebuah layar. Keakurasian sebuah interferometer dapat
mengukur panjang gelombang dari cahaya yang disebut chromatic resolving
power.(Robert Guenther,1990:111)

Pada percobaan interferometer Febry-Perot ini menggunakan sebuah


interferometer, dimana interferometer itu sendiri berasal dari kata interferensi dan
meter yang berarti suatu alat yang digunakan unutuk mengukur panjang atau
perubahan panjang dengan ketelitian yang sangat tinggi berdasarkan penentuan
garis-garis interferensi. (Halliday, 1994 : 715)

θ
2d cos θ 2d

Gambar 2.1 Pola penampakan Frinji dalam hubungannya dengan sudut θ

Instrumen optika yang dikenal memanfaatkan sumber laser ini dan juga
dikenal baik dalam penggunaanya adalah interferometer Fabry-Perot. Alat ini
memanfaatkan interferensi dari banyak gelombang. Interferometer Fabry-Perot
(IFP) didesain oleh C. Fabry dan A. Perot menggambarkan perbaikan yang
signifikan terhadap interferometer Michelson (IM). Dibedakan dengan IM maka
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

desain IFP mengandung permukaan bidang yang keduanya membiaskan hnaya


sebagian cahaya sehingga memungkinkan adanya banyak sinar yang menciptakan
pola interferensi. Teori umum yang medasari ariinter ferometer Michelson masih
dapat diterapkan untuk Interferometer Fabry-Perot, namun dengan adanya
pemantulan berulang memperkuat area dimana efek interferensi konstruktif dan
destruktif terjadi menyebabkan frinji-frinji hasil interferensi didefinisikan dengan
lebih jelas. Ini mengijinkan lebih teliti untuk pengukuran panjang gelombang.
(Arkundato dan Rohman,2007:4.39-4.41).

Prinsip reflektansi dan transmisivitas pada eksperimen Interferometer


Febry-Perot ini dapat dijelaskan sebagai berikut: sinar dikirim mundur maju
melalui gas beberapa kali oleh sepasang cermin sejajar, sehingga seperti
merangsang emisi berdasarkan sebanyak mungkin atom yang tereksitasi. Salah
satu cermin itu adalh tembus cahaya sebagian, sehingga sebagian dari berkas sinar
itu muncul sebagai berkas sinar ke luar. (Zemansky, 1994 : 1087-1088)

Dengan menggerakkan micrometer secara perlahan-lahan sehingga


pada jarak dm tertentu serta menghitung jumlah lingkaran N, berapa kali pola frinji
kembali pada pola awal, maka panjang gelombang cahaya (λ) akan dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan:

2 .d m
 
N (2.1)

l = kdm (2.2)

dimana k adalah tetapan kesebandingan (kalibrasi) yang dapat dicari dengan


persamaan

N
k 
2d m (2.3)
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

Dengan kalibrasi ini maka interferometer dapat digunakan untuk mengukur


panjang gelombang. (Hariharan, 2007: 47)

Interferometer Febry-Pero menghasilkan lingkaran-lingkaran gelap terang


yang amat kontras, yakni menampilkan pola interferensi yang sangat tajam dan
banyak dipakai untuk menyelidiki panjang gelombang warna-warna suatu sumber
cahaya. Garis-garis gelap – terang pola interferens yang sejajar itu terutama
disebabkan oleh variasi ketebalan celah udara diantara kedua lempeng kaca
tersebut.( Soedojo,1992:93)

Sehingga dapat diketahui bahwa interferensi satu berkas cahayanya dapat


dipandang sebagai sebuah gelombang dari medan listrik-magnetik yang berosilasi.
Yaitu yang diperoleh dengan menjumlahkan gelombang-gelombang tersebut.
Hasil penjumlahan itu akan memberikan intensitas yang maksimum disuatu titik,
apabila di titik tersebut gelombang-gelombang itu selalu sefase. Agar pola
interferensi yang misalnya berwujud lingkaran-lingkaran gelap-terang dapat
terjadi, hubungan fase antara gelombang-gelombang di sembarang titik pada pola
interferensi haruslaah tetap sepanjang waktu, atau dengan kata lain gelombang-
gelombang itu harus koheren. Syarat koheren tidak terpenuhi jika gelombang-
gelombang itu berasal dari sumber-sumber cahaya yang berlainan, sebab setiap
sumber cahaya biasa tidak memancarkan gelombang cahaya secara kontinu,
melainkan terputus-putus, gelombang elektromagnetik cahaya dipancarkan
sewaktu terjadi dieksitasi atom. (Soedojo, 1992 : 78)
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dipergunakan dalam eksprimen ini meliputi :
1. Meja interferometer (precision interferometer, OS-2955A) yang
berfungsi sebagai tempat meletakkan perlengkapan interferometer
Michelson.
2. Sumber laser He-Ne (OS-9171) berfungsi sebagai sumber cahaya yang
akan digunakan dalam eksperimen interferometer Michelson.
3. Bangku lase He-Ne (OS-9172) berfungsi sebagai tempat meletakkan
laser He-Ne.
4. Perlengkapan interferometer Michelson :
a. Viewing Screen (Layar Pengamatan) sebagai tempat visualisasi
pola frinji yang merupakan interpretasi dari pola interferensi yang
terjadi, berwana putih untuk lebih memperjelas penampakan
cahaya laser.
b. Compensator memilki fungsi menyamakan fasa gelombang yang
berasal dari suber cahaya (laser He-Ne).
c. Movable mirror (M1) berfungsi sebagai transmisi berkas menuju
pemisah bekas dan dari pemisah berkas, sebagian dari berkas
cahaya tersebut akan direfleksikan oleh pemisah berkas menuju
layar pengamatan dengan posisinya yang berubah-ubah.
d. Adjustable mirror (M2) berfungsi sebagai pereflaksi berkas menuju
pemisah bekas dan dari pemisah berkas, sebagian dari berkas
cahaya tersebut akan ditransmisikan oleh pemisah berkas menuju
layar pengamatan dengan posisinya yang tetap.
e. Convex lens 18 nm memiliki fungsi sebagai pemfokus serta
penyebar berkas cahaya yang berasal dari sumbercahaya (laser He-
Ne).
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

3.2 Langkah Kerja


Langkah kerja dalam eksperimen interferometer Febry-Perot yaitu :
1. Peralatan disusun sedemikian rupa, dimana posisi adjustable mirror
dan Movable mirror di posisikan parallel atau sejajar.

Gambar 3.1 Rangkaian Interferometer Febry-Perot


2. Laser He-Ne diletakkan tepat didepan lensa sejajar dengan meja
interferometer Febry-Perot.
3. Adjustable mirror (M2) ditutup, kemudian posisi Movable mirror (M1)
diatur hingga berkas pantulnya dapat diamati pada layar pengamatan.
Dengan cara yang sama posisi Adjustable mirror (M2) diatur, hingga
berkas cahaya dari M2 berimpit dengan berkas cahaya dari M1.
4. Secara perlahan skrup pengatur M2 diputar hingga pola interferensinya
dapat diamati dengan jelas pada layar pengamatan.
5. Posisi mikrometer skrup diatur pada skala setengah utama, serta
perubahan frinji pada layar pengamatan diamati.
6. Mikrometer diputar satu putaran penuh berlawanan arah jarum jam.
Secara perlahan mikrometer diputar kembali sampai angka nol pada
knop berimpit dengan garis tanda.
7. Pada layar dibuat garis yang berimpit dengan salah satu tepi lingkaran
frinji yang dipilih, yang nantinya akan menjadi acuan dalam
manghitung jumlah perubahan frinji (N).
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

8. Posisi awal mikrometer dicatat sebelum memulai melakukan


penghitungan.
9. Knop mikrometer diputar secara perlahan berlawanan dengan arah
jarum jam, pada saat yang bersamaan banyaknya frinji yang melintasi
batas tersebut dihitung. Knop diputar sampai jumlah frinji N=25. Dan
posisi mikrometer yang baru dibaca kembali (dm).
10. Posisi d25 dicatat sehingga jarak mikrometer dapat dihitung menurut
langkah 8 dan 9.
11. Langkah 9 dan 10 diulang untuk jumlah frinji yang berbeda. Jumlah
frinji tersebut dibuat kelipatan 25, lakukan pengamatan hingga
diperoleh 10 data frinji yang berbeda.

3.3 Metode Analisa

Dari data yang telah diperoleh dapat di cari tetapan kalibrasinya 𝑘1 dari grafik
untuk 𝑁 = 𝑓 𝑑𝑚 dimana N adalah fungsi dari 𝑑𝑚 . Berdasarkan grafik hubungan
antara jumlah yang dirumuskan, dapat diidentifikasi variable-variabel berikut:

3.3.1 Dari grafik diperoleh


N
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐

dm
Sehingga:
𝑁𝜆
𝑘1 = 2𝑑 (3.1)
𝑚

Kaitan antara 𝑘1 dengan 𝑘2 yaitu diberikan oleh persamaan dibawah ini :


𝜆
𝑘2 = 𝑘1 2 (3.2)

Dimana k1 = m
Sedangkan kaitan antara 𝑘1 dengan 𝑘2 yaitu sebagai berikut :
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

𝑑𝑚
𝜆 = 2 𝑘2 𝑁
𝑘2
𝜆=2 (3.3)
𝑘1

Dimana:

N = jumlah frinji

λ = panjang gelombang laser HeNe 623,8 nm

dm= pergeseran cermin ( meter )

Sehingga dapat diketahui ralatnya sebagai berikut:

1
𝜎2𝑦 = 𝑦𝑖 − 𝑐 − 𝑚𝑥 2
𝑁

𝑁𝜎𝑦 2
𝜎2𝑚 =
𝑁 𝑥𝑖 2 − 𝑥𝑖 2

𝜎 2 𝑦𝛴 𝑥 𝑖 2
𝜎2𝑐 = (3.4)
𝑁 𝑥𝑖 2 − 𝑥𝑖 2

𝑚𝜆
𝑘2 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = (3.5)
2

3.3.2 Tabel Pengamatan


Jumlah frinji (N) Posisi mikrometer (dm)
25 … Mikrometer
50 … Mikrometer
75 … Mikrometer
100 … Mikrometer
125 … Mikrometer
150 … Mikrometer
175 … Mikrometer
200 … Mikrometer
225 … Mikrometer
250 … Mikrometer
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan ditunjukkan dengan tabel berikut:
N dm (m) k2 XiYi ∑Xi∑Yi Xi^2 (∑Xi)^2

25 0.00000011 72.5 0.00000275 0.006435 1.21E-14 2.1902E-11

50 0.00000019 83.947368 0.0000095 3.61E-14

75 0.00000027 88.611111 0.00002025 7.29E-14

100 0.00000034 93.823529 0.000034 1.156E-13

125 0.00000043 92.732558 0.00005375 1.849E-13

150 0.00000051 93.823529 0.0000765 2.601E-13

175 0.00000059 94.618644 0.00010325 3.481E-13

200 0.00000067 95.223881 0.000134 4.489E-13

225 0.00000075 95.7 0.00016875 5.625E-13

250 0.00000082 97.256098 0.000205 6.724E-13

Sedangkan hasil ploting grafik dari tabel diatas memberikan tampilan sebagai
berikut:

Grafik Hubungan Antara Jumlah Frinji (N)


dengan Pergeseran Cermin (dm)
300
250
200
Jumlah Frinji (N)

150
100
y = 313,837,511.46 x - 9.38
50
0
0 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000001
Pergeseran Cermin (dm)

Grafik 4.1 Hubungan antara jumlah finji dan pergeseran cermin


Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

 Dari grafik tersebut dapat diketahui Tetapan kalibrasi 𝑘1 untuk 𝑁 =


𝑓 𝑑𝑚 yaitu N fungsi dari 𝑑𝑚 sebesar : k1 = 1,55 x 108 = 155.136.455
 Dari nilai 𝑘1 dapat diperoleh nilai k2 yang besarnya: k 2 = 49,47301538
 Dari data hasil pengamatan diperoleh tetapan kalibrasinya (k2) adalah sebagai
berikut : 𝑘2 = 90,823672 = 9,0823672 x 10−1
 Sedangkan nilai Ralat Gradiennya adalah sebesar 3,138 x 108 dengan nilai
𝑣 2 adalah 1,3 x 1010 .

Penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai kuantitatif tersebut


akan dijelaskan pada sub-bab pembahasan berikutnya.

4.2 Pembahasan
Dalam eksperimen ini, didapatkan data bahwa penambahan dan banyaknya
jumlah frinji (N) berbanding lurus dengan pergeseran Movable mirror yang
dilakukan. Hal ini dapat terlihat dari semakin besarnya nilai N (banyaknya frinji),
maka nilai dm (jarak pergeseran Movable mirror terhadap titik acuan) juga
menunjukkan angka yang semakin besar. Data tersebut didapat dengan melakukan
pengamatan terhadap penambahan jumlah frinji dan pengamatan terhadap
pergeseran Movable mirror dari titik acuan awal perhitungan. Pergeseran pada
Movable mirror tersebut dilakukan dalam orde mikrometer. Sehingga guna
kehati-hatian dalam mendapatkan data yang valid, selain melakukan pengamatan
dan pencatatan terhadap mikrometer pada interferometer, pengamat juga
melakukan perhitungan matematis terhadap penentuan nilai yang pasti dan
pengkalibrasian titik awalnya.
Misalnya saat N=25, pergeseran Movable mirror (dm) memberikan angka
0.00000011. Sedangkan saat N=50, pergeseran Movable mirror (dm) memberikan
angka 0.00000019; saat N=75, pergeseran Movable mirror (dm) bernilai
0.00000027; dan demikian seterusnya hingga N=250, pergeseran Movable mirror
(dm) menunjukkan angka 0.00000082. Sehingga, dari perlakuan penambahan nilai
N yang berlipat 25 tersebut (dengan 10 sampel hingga nilai 250) dan pergeseran
Movable mirror yang dalam eksperimen ini dibiarkan mengikuti pola nilai N, jika
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

dicoba ditelaah dari analisa uji deret, maka kedua hubungan antara (N) dan (dm)
memberikan pola yang sama dalam merepresentasikan pola-pola deret aritmetika.
Pola ini dapat terlihat dari penambahan dengan nilai yang mendekati sama pada
satu pelakuan nilai N ke nilai N yang lain terhadap nilai 𝑑𝑚 ke nilai 𝑑𝑚
selanjutnya secara berurutan. Dimana, rata-rata panambahan nilai 𝑑𝑚 pada setiap
perlakuan nilai N secara berurutan adalah 7 x 10−7 hingga 8 x 10−7 .
Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa grafik hubungan antara jumlah
frinji dan pergeseran Movable mirror menunjukkan bahwa grafik yang terbentuk
cenderung linear dan bahkan sangat mendekati smooth (linear sempurna). Dan,
terbukti bahwa penambahan dan banyaknya jumlah frinji (N) berbanding lurus
dengan pergeseran Movable mirror yang dilakukan. Sehingga, tampilan frinji
yang merupakan interpretasi dari pola interferensi dengan menggunakan
Interferometer Febri-Perot ini lebih smooth atau memiliki tampilan dan analisa
yang lebih baik dari pada desain Interferometer Michelson.
Dalam eksperimen ini juga dilakukan analisa grafik maupun matematis
terhadap nilai 𝐾1 dan 𝐾2 . Pengertian kalibrasi yang dimaksud menurut ISO/IEC
Guide 17025:2005 adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara
nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai
yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Sehingga, dalam
eksperimen ini, nilai 𝐾1 bergantung dari pemosisian Adjustable Mirror dan
Movable Mirror. Pemosisian yang dimaksud berkaitan dengan jarak Adjustable
Mirror maupun Movable Mirror dan posisi keparalelan (kesejajaran) kedua
Mirror tersebut.
Nilai 𝐾1 menunjukkan hipotesis tetapan kalibrasi awal yang dicoba
ditentukan kepastian nilai kuantitatifnya dengan penurunan rumus (tentunya juga
didasarkan pada data yang diperoleh). Sedangkan 𝐾2 menunjukkan kalibrasi
olahan dalam bentuk setengah panjang gelombang dari nilai 𝐾1 untuk
mempermudah analisa sehingga analisa dapat dimunculkan dalam bentuk
sinusoidal.
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

Nilai 𝐾1 atau tetapan kalibrasi awal didapat dengan menganalogikan nilai


tersebut dengan nilai gradient pada persamaan garis linear yang terbentuk.
Penganalogian ini memberikan hasil perumusan matematis dari:
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 (4.1)
𝑁
Menjadi: 𝑘1 = 𝑑 (4.2)
𝑚

Sehingga dari perhitungan matematis yang dilakukan didapatkan nilai k1 = 1,55 x


108 = 155.136.455 dan dari nilai 𝑘1 dapat diperoleh nilai k2 yang besarnya k 2 =
49,47301538. Sehingga dari data hasil pengamatan diperoleh tetapan kalibrasinya
𝑘2 = 90,823672 = 9,0823672 x 10−1 . Dimana nilai Ralat Gradiennya adalah
sebesar 3,138 x 108 dan nilai 𝑣 2 adalah 1,3 x 1010 . Dengan demikian, dalam
analisa kuantitatif dari perhitungan matematis tersebut tidak begitu ditemukan
kendala, sehingga nilai tersebut dapat dikatagorikan nilai yang cukup valid.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa nilai 𝐾2 memiliki hubungan


yang spesifik terhadap nilai 𝐾1 . Secara teoritis, hubungan tersebut bergantung dari
jenis warna gelombang cahaya masukan. Jenis warna gelombang cahaya masukan
tersebut berkaitan dengan panjang gelombang maupun frekuensinya. Dari data
yang diperoleh, didapatkan adanya keselarasan antara nilai 𝐾2 dengan nilai
setengah panjang gelombang dari kalibrasi awal 𝐾1 . Sehingga, sebagaimana
penurunan yang telah dilakukan pada sub-bab Metode Analisa (lihat halaman 9-10
untuk lebih jelas), secara matematis hubungan tersebut dapat dituliskan sebagai:
𝜆
𝑘2 = 𝑘1 2 (4.3)

Dari pembahasan dan analisa diatas, maka dapat ditentukanlah hubungan


antara jumlah frinji (N) dengan pergeseran cermin 𝑑𝑚 dilihat dari bentuk dan
pola pengamatan grafik yang terbentuk, serta nilai tetapan kalibrasi dan hubungan
antara 𝐾1 dan 𝐾2 dari analisa grafik maupun penurunan kuantitatif yang
dilakukan.
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

1. Penambahan dan banyaknya jumlah frinji (N) berbanding lurus dengan


pergeseran Movable mirror 𝑑𝑚 yang dilakukan. Hal ini dapat terlihat
dari semakin besarnya nilai N (banyaknya frinji), maka nilai 𝑑𝑚 (jarak
pergeseran Movable mirror terhadap titik acuan) juga menunjukkan angka
yang semakin besar.
2. Pola visualisasi frinji yang merupakan interpretasi dari interferensi yang
terbentuk dalam eksperimen Interferometer Febry-Perot ini memberikan
gambaran yang smooth.
3. Nilai tetapan kalibrasi k1 dan k2 dari analisa grafik maupun penurunan
kuantitatif yang dilakukan berturut-turut adalah: k1 = 1,55 x 108 =
155.136.455 dan k 2 = 49,47301538 dengan 𝑘2 = 90,823672 =
9,0823672 x 10−1 dimana nilai Ralat Gradiennya adalah sebesar 3,138
x 108 dengan 𝑣 2 adalah 1,3 x 1010
𝜆
4. Hubungan antara nilai k1 dan k 2 dapat dirumuskan sebagai: 𝑘2 = 𝑘1 2

5.2 Saran

Kevalidan data sangat dipengaruhi oleh kalibrasi awal yang dilakukan,


yaitu pengentrian posisi adjustable mirror, Movable mirror, dan sumber cahaya
masuk yang harus ada pada posisi sesuai. Sehingga, penulis menyarankan agar
kalibrasi awal ini sangat diperhatikan guna memperoleh data yang lebih akurat.
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

DAFTAR PUSTAKA

Jurusan Fisika Fakultas FMIPA Universitas Jember. 2006. Buku Panduan


Eksperimen Fisika II (MAF 325). Lab Optoelektronik Fisika FMIPA
UNEJ: Jember
Bahrudin, Drs. MM. 2006. Kamus Fisika Plus. Epsilon Group: Bandung
Halliday, Resnick.1986. Fisika jilid 2 edisi ketiga. Erlangga: Jakarta
Hariharan, P. 2007. Basic Of Interferometry. Academic Press: Sydney, Australia
Soedojo, P. 1992. Azas-azas Ilmu Fisika Jilid 3 Optika. Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta
Zemansky, Sears. 1994. Fisika untuk Universitas 3 Optika Fisika Modern.
Binacipta: Bandung.
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

Você também pode gostar